Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Oleh:
UNIVERSITAS TIDAR
2022
Pendahuluan
Sampah an-organik juga menjadi masalah serius bagi Desa Kebonsari. Terlebih lagi,
setiap tahun saat musim penghujan pasti terjadi banjir. Penyebab utama banjir terjadi karena
penyumbatan pada saluran air sehingga air tidak terlalu mengalir lancar. Sampah-sampah
plastik itulah yang menyebabkan penyumbatan. Permasalahan tersebut juga terjadi di Pulau
Kumo dan Pulau Kakara, sampah merupakan masalah utama yang tengah dihadapi oleh
masyarakat (Joflius D, 2018). Pada musim kemarau, air sungai tidak mengalir. Air hanya
membentuk sebuah kubangan yang lama kelamaan berbau busuk. Kualitas air pun tidak baik.
Air yang tercemar tersebut akan mengakibatkan rusaknya ekosistem sungai, dimana biota-
biota sungai akan semakin berkurang (Eko, 2015). Keberadaan air sekarang ini air menjadi
subjek yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat (Manik, 2016). Dan air
merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya (Operi A dkk, 2019)
Tinjauan Pustaka
Pencemaran lingkungan tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa sebab yang menjadikan
lingkungan tersebut menjadi tercemar. Secara umum, faktor yang menyebabkan pencemaran
lingkungan dibagi menjadi dua, yakni faktor dari manusia dan faktor dari alam. Faktor dari
manusia misalnya: penggunaan detergen, pembuangan limbah pabrik, dan lain-lain.
Sedangkan faktor dari alam yaitu akibat dari bencana yang terjadi secara alamiah.
Zat-zat di sekitar kita dapat dikatakan sebagai polutan yakni apabila: 1). Kadar zat
melampaui ambang batas normal; 2). Zat tersebut ada pada waktu yang kurang sesuai; 3). Zat
tersebut ada di tempat yang kurang sesuai.
Pencemaran dibagi menjadi tiga berdasarkan sifat zat pencemarnya:
1. Pencemaran fisik, yaitu tercemarnya benda yang diakibatkan oleh benda fisik (padat,
cair, dan gas)
2. Pencemaran kimiawi, merupakan tercemarnya benda yang diakibatkan oleh masuknya
bahan-bahan kimia baik yang organik maupun anorganik.
3. Pencemaran biologis, disebabkan oleha adanya virus dan bakteri. Di perairan laut,
eksplorasi mikroba digunakan untuk mengetahui pencemaran biologis di perairan
tersebut
Berdasarkan sifat jenis polutan, pencemaran dapat dibagi menjadi 5 macam, yaitu:
1. Pencemaran Udara, merupakan masuknya benda asing ke matra udara yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap kualitas udara di tempat tertentu. Beberapa jenis senyawa yang
menyebabkan tercemarnya udara yaitu: CO, CO2, SO2, dan SO3, N2O, NO, dan NO2.
2. Pencemaran Suara, merupakan adanya suara yang melampaui ambang batas yang sudah
ditetapkan pada suatu lingkungan tersebut. Misalnya, menyetel musik menggunakan
pengeras suara saat dini hari.
3. Pencemaran Air, merupakan masuknya benda asing ke perairan dan menyebabkan
penurunan kualitas air tersebut.
4. Pencemaran Tanah, merupakan masuknya benda asing ke lahan tertentu dan menjadikan
penurunan kualitas di lahan tersebut. Beberapa pencemar tanah yaitu: bahan radioaktif,
bahan kimia, dan lain-lain.
5. Pencemaran Radiasi, terjadi ketika adanya benda yang memiliki sifat radioaktif yang
kekuatan radiasinya melampaui nilai ambang batas yg sudah ditetapkan, atau terdapat
panas yang melebihi kondisi normal di suatu tempat (radiasi panas).
Pembahasan
a. Membuat tempat khusus pembuangan limbah air cucian, agar air cucian tidak mencemari
sungai.
b. Mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan.
Membuat kerajinan tangan dari sampah merupakan salah satu cara untuk mengurangi
sampah. Terutama sampah dari plastik. Selain mengurangi banyaknya sampah, kerajinan
tersebut juga dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Pengelolaan sampah menjadi
kerajinan tangan ini pernah dilakukan dan dikaji oleh Siti Rohanan N dkk (2018) di
wilayah Srengseng Sawah Jagakarsa.
c. Pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.
Pengolahan sampah plastik hingga menjadi bahan bakar minyak memerlukan alat khusus,
yaitu mesin pirolisis plastik/ mesin destilator plastik. Menurut Rodiansono et al (2007),
proses penanganan sampah plastik menjadi bahan alternatif meliputi metode pirolisis
kemudian metode distilasi. Ahmad Yani (2021) pernah meneliti tentang pengolahan
sampah plastik menjadi bahan bakar minyak, serta berhasil diaplikasikan di kendaraan
bermotor. Selain Ahmad Yani, Juliya A R dkk (2021) juga melakukan percobaan serupa.
d. Sampah plastik diolah menjadi pellet.
Penanganan sampah plastik dalam penelitian Chandara et al (2015), dilakukan secara
mekanik, yang mana sampah plastik dikonversi menjadi pelet plastik sebagai bahan untuk
produk plastik di bidang lingkungan. Daur ulang mekanik dianggap sebagai teknologi
terbaik untuk daur ulang bahan limbah plastik konvensional menjadi bahan baku baru
tanpa mengubah struktur dasar.
e. Sampah plastik diolah sebagai aspal
Menurut Ansari dkk (2017) dalam buku karya Abdullah dkk (2020), sampah plastik juga
dapat digunakan untuk tujuan pembangunan jalan sebagai pengganti aspal. Plastik
meningkatkan titik lebur bitumen dan membuat jalan mempertahankan fleksibilitasnya
selama musim dingin yang menghasilkan umur panjang. Sampah plastik bertindak
sebagai agen pengikat yang kuat untuk pembuatan aspal tahan lama. Plastik memiliki
sejumlah sifat penting, yang pecah sendiri atau bersama-sama memberikan kontribusi
yang signifikan dan meluas untuk kebutuhan konstruksi.
f. Pemerintah desa membuat tim khusus untuk mengambil sampah dari rumah warga
g. Pemerintah desa membuat tempat penampungan akhir sampah
h. Pemerintah desa menggelar sosialisasi tentang pengolahan sampah plastik menjadi
kerajinan, pengolahan plastik menjadi bahan bakar minyak.
Penutup
Daftar Pustaka
Abdullah dkk. (2020). Buku Ajar Teknologi Tepat Guna Mengolah Sampah Plastik Menjadi
Bahan Bakar Minyak. Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press.
Arnop, Operi dkk. (2019). Kajian Evaluasi Mutu Sungai Nelas Dengan Metode Storet Dan
Indeks Pencemaran. Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan. 8 (1), 15-24
Budiharjo, Eko. (2015). Kota Dan Lingkungan, Pendekatan Baru Masyarakat Berwawasan
Lingkungan Ekologi.
Chandara, H., Sunjoto, & Sarto. 2015. Plastik Recyling in Indonesia by Converting Plastik
Wastes (PET, HDPE, LDPE, and PP) into Plastik Pellets. ASEAN Journal of Systems
Engineering. 3 (2), 65-72.
Manik K.E.S. 2016. Pengelolaan Lingkungan Hidup Edisi Pertama. Perpustakaan Nasional:
Katalog Dalam terbitan (KDT). Prenadamedia Group.
Musnamar, E. I. (2003). Pupuk Organik Padat: Pembuatan dan Aplikasinya. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Nasution, Siti R dkk. (2018). IbM: Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Kerajinan Tangan
Di Kelurahan Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta Selatan. Jurnal Ilmiah Teknik
Industri, 6 (2), 117 – 123.
Riandis, Juliya Ascha dkk. (2021). Pengolahan Sampah Plastik Dengan Metode Pirolisis
Menjadi Bahan Bakar Minyak. Jurnal Chemurgy. 5 (1), 8-14.
Rodiansono, Trisunaryanti, W., dan Triyono. (2007) Pembuatan dan Uji Aktivitas Katalis
NiMo/Z Pada Reaksi Hidrorengkah Fraksi Sampah Plastik Menjadi Fraksi Bensin.
Berkala MIPA, 17 (2)
Yani, Ahmad. (2021). Pengolahan Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak Untuk
Mengatasi Sampah Plastik Di Kota Bontang. Jurnal Sains Terapan, 7 (2), 36-41.