Anda di halaman 1dari 7

ESSAY KARYA ILMIAH

Disusun oleh :

MOCH.IHSAN AT THORIQ ISHA


Kelas : X.9
NIS
2223.10.230

PROJEK HASIL ESSAY KARYA ILMIAH


‘SAMPAH SEBAGAI PERMASALAHAN LINGKUNGAN’
SAMPAH SEBAGAI PERMASALAHAN LINGKUNGAN
MOCH.IHSAN AT THORIQ ISHA

2223.10.230

1. PENDAHULUAN

Sampah merupakan masalah lingkungan yang sangat serius yang di hadapi


masyarakat Indonesia pada umumnya. Bisa dikatakan sampah setiap hari di hasilkan
oleh ibu-ibu rumah tangga, baik itu sampah organik maupun anorganik. Namun yang
memprihatinkan, sampah-sampah yang dihasilkan tersebut malah dibuang
sembarangan di berbagai tempat, dan efeknya akan merusak lingkungan yang ada di
sekitarnya. Jumlah produksi sampah setiap tahun akan bertambah seiring dengan
bertambah jumlah penduduk. Pemerintah saat ini telah berupaya dengan berbagai
cara untuk mengatasi masalah sampah. Terutama masalah sampah anorganik.
Namun, belum mencapai titik kesempurnaan. Hal ini dikarenakan angka jumlah
sampah yang ada di Indonesia sangat tinggi. Sehingga pemerintah kesulitan untuk
menentukan cara yang tepat untuk menyelesaikannya.

Sampah adalah adalah sisa atau barang buangan yang sudah tidak digunakan dan di
pakai lagi oleh pemiliknya. Sampah secara umum di bagi menjadi dua yaitu sampah
organik dan anorganik. Kedua sampah ini memiliki manfaat untuk kita, namun juga
ada dampaknya untuk lingkungan. Sampah organik adalah limbah yang bersal dari
sisa makhluk hidup (alam) seperti hewan, manusia, tumbuhan yang mengalami
pembusukan atau pelapukan. Sampah ini tergolong sampah yang ramah lingkungan
karena dapat di urai oleh bakteri secara lami dan berlangsungnya cepat. Sampah
Anorganik adalah sampah yang berasal dari sisa manusia yang sulit untuk di urai
oleh bakteri, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama (hinga ratusan tahun)
untuk dapat di uraikan.

Sampah plastik masih masih menjadi masalah yang sukar di pecahkan data badan
pusat statistik (BPS) menyebutkan limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton
sekitar 0,26 juta – 0,59 juta ton plastik mengalir ke laut.

2.PEMBAHASAN

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas


manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah
sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita
gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari
jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa
lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat.
Sampah merupakan akar pokok permasalahan bagi manusia, yang mana
pencemaran ini dapat merugikan segala pihak baik makhluk hidup maupun
lingkungannnya. pencemaran lingkungan akibat sampah ini dapat bergejala pada
alam sekitar seperti banjir, longsor ,Dan yang paling parah dapat menyebabkan
perubahan iklim. pencemaran lingkungan akibat sampah terjadi karena kelalaian
manusia terhadap lingkungan dan dan juga melalaikan sampah. Pada faktor ini
masyarakat harus sadar akan bahaya dari sampah itu sendiri sosialisasi kepada
masyarakat melalui pemerintah atau organisasi dapat berpengaruh pada ada
lingkungan, pencemaran sampah ini atau pencemaran lingkungan akibat sampah
jika tidak di selesaikan akan merusak tatanan kehidupan yang akan berlangsung di
masa depan sampah itu sendiri terbagi menjadi beberapa bagian dari mulai organik,
anorganik dan dan B3 atau  sampah berbahaya

Sampah Organik

Sampah Organik terdiri dari bahan – bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya
sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun

Sampah Anorganik.

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral
dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat
di alam seperti plastik dan alumunium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan
tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga,
misalnya berupa botol plastik, tas plastik, dan kaleng. Kertas, koran, dan karton
merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk
sampah organik. Tetapi karena kertas koran, dan karton dapat didaur ulang seperti
sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka di dimasukkan ke
dalam kelompok sampah anorganik.

Sumber sampah

1. Sampah dan Pemukiman Umumya sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan
makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah
kebun/halaman, dan lain-lain.

2. Sampah dari Pertanian dan Perkebunan Sampah dari kegiatan pertanian tergolong
bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang
dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk
sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus
agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran
plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi
penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur
ulang.
3. Sampah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung Sampah yang berasal dari
kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan organik
maupun anorganik. Sampah Organik, misalnya : kayu, bambu, triplek. Sampah
Anorganik, misalnya : semen, pasir, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng.

4. Sampah dari Perdagangan dan Perkantoran Sampah yang berasal dari


perdagangan seperti : toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan ini terdiri dari
kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah makanan dan
restoran. Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan
swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll),
toner foto copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai bahan kimia dari
laboratorium, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain Baterai bekas
dan limbah bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh
perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun

5. Sampah dari Industri Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi
(bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk
(kertas, kayu, plastik, kain/lap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan).
Sampah industri berupa bahan kimia yang seringkali beracun memerlukan perlakuan
khusus sebelum dibuang.

Dampak sampah

1. Dampak terhadap Kesehatan Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang


memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang
cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat
dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang
dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

a) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal
dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit
demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah
yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

b) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

c) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk kedalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang
berupa sisa makanan/sampah.

d) Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang


meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).
Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi
baterai dan akumulator.

Dampak terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan
gas-gas organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam
konsentrasi tinggi dapat meledak.

Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

a) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang
buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.

b) Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan

c) Pengeloaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat


kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara
langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung
(tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).

d) Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain.

e) Infrastuktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana
penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang
sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan
diperbaiki.

sampah menyebabkan penurunan dalam melestarikan lingkungan. Sampah


merupakan sisa atau barang buangan yang sudah tidak digunakan. Sampah terbagi
menjadi dua yaitu sampah organic yang dapat mengalami pembusukan atau
pelapukan dimana sampah ini dapat berguna sebagai pupuk alami apabila ditangani
dengan baik, setelah itu ada juga sampah non organic adalah sampah yang berasal
dari sisa manusia yang sulit untuk di urai oleh bakteri, sehingga membutuhkan
waktu yang cukup lama (hinga ratusan tahun) untuk dapat di uraikan. Dengan
mengetahui jenis-jenis dari sampah organic dan non organic ini masyarakat dapat
memilah-milah sampah tersebut, khususnya sampah non organic seperti bungkus-
bungkus plastic yang dapat dijadikan kerajinan tangan seperti tas atau dompet.
Pengadaan tempat sampah juga membantu masyarakat dalam memilah sampah-
sampah yang akan dibuang olehmasyarakat.

Solusi

(pembangkit listrik tenaga sampah)

Pembangkit listrik tenaga sampah (atau Pembangkit listrik tenaga biomasa


sampah disebut juga PLTSa) adalah pembangkit listrik termal dengan uap
supercritical steam dan berbahan bakar sampah atau gas metana sampah. Sampah
dan gas metana sampah dibakar menghasilkan panas yang memanaskan uap
pada boiler steam supercritical. Uap kompresi tinggi kemudian menggerakkan turbin
uap dan flywheel yang tersambung pada generator dengan perantara gigi transmisi
sehingga menghasilkan listrik. Daya yang dihasilkan pada pembangkit ini bervariasi
antara 500 KW sampai 10 MW. Bandingkan dengan PLTU berbahan
bakar batubara dengan daya 40 MW sampai 100 MW per unit atau PLT nuklir
berdaya 300 MW sampai 1200 MW per unit.

Kesimpulan

Sampah merupakan suatu benda yang bisa berbahaya atau tidak tergantunga pada
kita bagaimana mengelola sampah itu. Pada dasarya jika manusia bisa mengelola
sampah tersebut dengan cerdas maka pencemaran lingkungan itu bisa saja tidak
terjadi. Maka dari itu kita senantiasa sadar akan bahaya yang mengancam karena
sampah, jaga lingkungan dengan tetap menjaga lingkungan ini dengan
bersih,membuang sampah pada tempatnya dan sadar akan pencemaran lingkungan
akibat sampah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Makalah Pencemaran Sampah.


https://himka1polban.wordpress.com/chemlib/makalah/makalah-pencemaran-sampah/
Artiningsih, NKA, 2008.

Peran Serta Masyarakat Dalam Pengeloaan Sampah Rumah Tangga. Semarang:


Universitas Diponegoro.

Rochimi dan Achmad Nurcholis. 2012. Penanganan Sampah Organik di Kota Delta Mas.
http://kimirochimi.blogspot.co.id/2012/07/makalah-sampah-organik-kota-delta

:/Users/user/Downloads/admin,+15.+Artikel+3+-+2015+-+Syarifah+Cindy_68-73+-
+REVISI-jik.pdf

Nurhidayat dan Purwendro,S. (2007). Mengolah Sampah: Untuk Pupuk dan Pestisida
Organik. Penebar Suwadaya. Jakarta

1xzle7.cloudfront.net/55552093/
Permasalahan_sampah_kota_bandung_dan_alternatif_solusinya-with-cover-page-
v2.pdf?Expires=1662388794&Signature=eMqG5EKB30LS4wTmGIH9eUWgz-s

Anda mungkin juga menyukai