Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MENEJEMEN PENGOLAHAN SAMPAH


Pengolahan Sampah Menggunakan Metode 3R (Reuse, Reduce, Recycle)

Disusun Oleh:
Achmad Muhajirin Noer Efendi 2012430112

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih
tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah. Sampahsampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang
sudah disediakan tanpa di apa-apakan lagi. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap
lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi
bibit penyakit di kemudian hari.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada
sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah
juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari
masyarakat untuk mengelolanya.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Pengertian pencemaran sampah yang termasuk pencemaran ?
2. Apa saja jenis-jenis sampah ?
3. Bagaimanakah pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup ?
4. Upaya-upaya pengelolaan sampah ?
1.3 Tujuan penulisan
Di harapkan para pembaca dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
menjaga kelestarian lingkungan hidup terutama yang mencakup pengelolaan sampah dan
pembaca diharapkan dapat menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pencemaran
Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air
atau udara, baik yang disengaja maupun yang tida disengaja. Pencemaran juga dapat dikatakan
berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga
kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan
beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia
termasuk logam berat.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan, yang salah satu
contohnya adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk
yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam
kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenisjenisnya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam
(misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang
disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan
tersebut tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah mengurangi pencemaran,
mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap
lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.

2.2 Jenis-jenis sampah


1. Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
A. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos
B. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya.
2. Berdasarkan Sumbernya
Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sampah alam
Sampah manusia
Sampah konsumsi
Sampah nuklir
Sampah industri
Sampah pertambangan.

3. Berdasarkan Bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.
Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi :
A. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lainlain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan
sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka sampah dapat
dibagi lagi menjadi:

1.

Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi
baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan
perkebunan.

2.

Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat
dibagi lagi menjadi:

a)

Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara
ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

b)

Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau
diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
B. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan

dibuang ke tempat pembuangan sampah.


1.

Sampah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan industri. Sampah ini mengandung
patogen yang berbahaya.

2.

Sampah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.
Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal
juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik
tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
C. Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar,
sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan
pemukiman.
D. Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasilhasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius
bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit. Sampah
dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang
disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan
dengan polusi.
E. Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium
dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu
sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas
tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun
kadang masih dilakukan).
2.3 Pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup
Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh besar terhadap
lingkungan hidup yang berada disekitarnya, dimana sampah akan

menimbulkan beberapa

dampak negatif dan bencana seperti :


1.

Dampak Terhadap Kesehatan


Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak

terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan
yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah
suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk
ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
4. Sampah beracun:
Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan
yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut
oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
2.

Rusaknya Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.

Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke
dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau
kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
3.

Terjadinya Banjir
Banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air

yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat
akibat hujan besar dan peluapan air sungai. Sampah yang dibuang ke dalam got/saluran air yang
menyebabakan manpat adalah faktor utama yang belum disentuh, berton-ton sampah masuk
aliran sungai dan memampatkan aliran dan menyebabkan polusi sampah di muara pantai,sungai
dan danau.
Banjir dan sampah, keduanya dipandang oleh sebagian golongan

sangat berhubungan

dengan sebab-akibat. Dimana sampah mengakibatkan banjir dan banjir mengakibatkan sampah.
bukan semata masalah perilaku, namun lebih dalam dari itu adalah masalah kesejahteraan.
Sampah sungai berasal dari sampah rumah tangga dari warga yang bertempat tinggal
dipinggiran sungai, mereka tidak mempunyai tempat pembuangan sampah resmi yang
dikoordinir lingkungannya. Ini berkaitan juga dengan kebiasaan warga/penduduk yang tidak
mempunyai kesadaran artinya polusi, tenggang rasa serta kebiasaan mau enaknya sendiri. Ini

berkaitan budaya masyarakat yang kurang pembinaan tentang artinya kebersihan lingkungan dan
cara mengatasi.

4. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi


Dampak dyang apat ditimbulkan sampah terhadap keadaan sosial ekonomi adalah :
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena
sampah bertebaran dimana-mana.
2. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
3. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
4. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan
dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
5. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai,
seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal
ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
2.4 Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan,
atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap
kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan
sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif
dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda satu Negara ke Negara yang lain (sesuai
budaya yang berkembang) , dan hal ini berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan , serta rberbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan

sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri
biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi material yang
memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung
banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan
area.
Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah, dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa
metode atau cara sebagai berikut :
1. Melakuakan Metode Pembuangan dan Penimbunan
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang
sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan
di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan
penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan
sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak
dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin
berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping
lain

dari

sampah

adalah

gas

methan

dan

karbon

dioksida

yang

juga

sangat

berbahaya.Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode
pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya
dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik
hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang
dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari
tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas
untuk membangkitkan listrik.
2. Melakukan Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai Daul-ulang. Ada beberapa cara daur ulang yaitu pengampilan bahan

sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk
membangkitkan listrik. Metode baru dari Daur-Ulang yaitu :
A. Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas

paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan

menggunakan kembali sampah yang telah dibuang contohnya kaleng minum alumunium, kaleg
baja makanan / minuman, botol bekas, kertas karton, koran, majalah dan kardus . Pengumpulan
biasanya dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah / kendaraan
sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah plastik lain yang dapat
digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang. Daur ulang dari produk
yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian bagiannya harus diurai
dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
B. Pengolahan kembali secara biologis
Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan / kertas, bisa diolah dengan
menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan istilah pengkomposan.
Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.
Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian ba han-bahan organik secara
terkontrol menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas
mikroorganisme bisa dioptimalisasi pertumbuhannya dengan pengkondisian sampah dalam
keadaan basah (nitrogen), suhu dan kelembaban udara (tidak terlalu basah dan atau kering), dan
aerasi yang baik (kandungan oksigen). Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan
pupuk organik yang ekologis (pembenah lahan) dan tidak merusak lingkungan. Serta sangat
memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai pengelola (basis komunal) dengan pola
manajemen sentralisasi desentralisasi (se-Desentralisasi) atau metode Inti (Pemerintah/Swasta)Plasma (kelompok usaha di masyarakat). Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap
penanggulangan pengangguran. Metode ini yang perlu mendapat perhatian serius/penuh oleh
pemerintah daerah (kab/kota)
Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4, yaitu proses
pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa mikroorganisme dalam media cair
yang berfungsi untuk mempercepat pengkomposan dan memperkaya mikroba. Bahan-bahan

yang digunakan adalah : Bahan Baku Utama berupa sampah organik, Kotoran Ternak, EM4,
Molase dan Air. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah : Sekop, Cakar, Gembor,
Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling kompos dan Ayakan.
Contoh dari pengolahan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin
Program (program tong hijau) di toronto, kanada dimana sampah organik rumah tangga seperti
sampah dapur dn potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
C. Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan
bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara perlakuan panas bervariasi mulai dari
menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya
untuk memanaskan borlaer untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan
Gusifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan
pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah
tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk
berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau
dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk
seperti karbon aktif. Gasifikasi busure plasma yang canggih digunakan untuk mengonversi
material organik langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan
hidrogen). Gas kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
3. Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah bentuk,
atau dikenal juga dengan Penguangan sampah metode pencegahan termasuk penggunaan
kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa
diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan
barang sekali pakai, mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi
yang sama.

Pengelolaan sampah yang baik harus memenuhi 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle
sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan
berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah
satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan
sampah menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru pengelolaan
sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam
kegiatan sehari-hari.
3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah
yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti
mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali
(daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Contoh kegiatan reuse sehari-hari:

Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulangulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan
baterai yang dapat di charge kembali.

Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau
fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat
minyak goreng.

Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.

Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.

Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.

Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan

Contoh kegiatan reduce sehari-hari:

Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.

Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.

Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang
kembali).

Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis
kembali.

Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.

Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.

Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.

Contoh kegiatan recycle sehari-hari:

Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.

Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.

Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.

Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.


Seperti halnya Pemerintah Daerah yang lain, Pemerintah Kota Palu telah melakukan

upaya-upaya untuk menangani masalah sampah. Kondisi yang saat ini terjadi, Kota Palu sebagai
Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, memiliki produksi sampah pada tahun 2009 diperkirakan
mencapai 927 m3/hari. Sistem pengelolaan sampah yang sudah dilakukan adalah dengan
membangun lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di daerah Kawatuna, dengan sistem Semi
control landfill. Namun masalah yang pasti akan dihadapi adalah ketika TPA yang ada sudah
tidak mampu lagi menampung sampah yang diproduksi oleh penduduk Kota Palu, sedangkan
ketersediaan lahan yang bisa digunakan sebagai TPA semakin menyempit. Diperlukan sebuah
upaya untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Kunci suskses pengelolaan sampah juga meliputi ; 1) Kredibilitas para pengambil


kebijakan; 2) Mekanisme implemetasi yang efisien termasuk insentif terhadap pasar; 3)
Perhatian yang signifikan terhadap pasar daur ulang; 4) Keterlibatan masyarakat; 5) Komitmen
yang berkelanjutan terhadap kualitas yang tinggi terhadap semua operasi fasilitas pengelolaan
sampah; 6) Evaluasi yang efekti terhadap strategi atau opsi yang dipilih. Yang tak kalah
pentingnya, pengelolaan sampah memerlukan payung hukum yang jelas. Kalau tidak
pengelolaan sampah akan tetap buruk. Dan ini bisa menjadi petaka yang menyeramkan.
Solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut , diperlukan peran serta dan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kebersihan terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, diperlukan juga
partisipasi dan dukungan pemerintah untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dengan
menitikberatkan terhadap masalah sampah yang telah menjadi permasalahan utama.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.

Pencemaran adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam
air atau udara yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Pencemaran juga bisa dikatakan
berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam,
sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.

2. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
3. Jenis-jenis sampah secara umum terbagi menjadi 2, yaitu sampah organic dan anorganik
4.

Sampah menimbulkan beberapa masalah terhadap lingkungan hidup dimana sampah


menyebabkan kerusakan lingkungan, munculnya penyakit, terjadinya banjir, sampai kerugian
ekonomi.

5.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari sampah ialah dengan
mendaur ulang sampah, melak.ukan penimbunan sampah, dan tentunya kesadaran dari
masing-masing individu

3.2 Saran

Di harapkan kepada para mahasiswa dan pembaca makalah ini khususnya program
studi biologi untuk lebih mendalami ilmu tentang upaya-upaya pengelolaan sampah untuk
kelestarian lingkungan hidup. Karena pencemaran oleh sampah sudah sangat mengkhawatirkan
dimana lingkungan yang kita huni ini sudah tercemar oleh berbagai jenis sampah, baik yang
berbahaya maupun tidak, baik yang dapat dimanfaatkan maupun tidak.
Untuk para mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam/banyak tentang makalah ini,
di sarankan untuk mencari buku yang lebih khusus di perpustakaan atau website yang relevan
dan terpercaya di internet.

DAFTAR PUSTAKA
Agung Suprihatin, S. Pd; Ir. Dwi Prihanto; Dr. Michel Gelbert. 1996. Pengelolaan Sampah.
Malang : PPPGT / VEDC Malang.
Anonim 2012.A. https://www.google.co.id. Diakses tanggal 25 November 2012
Anonim

2012.B.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah.

Diakses

tanggal

25

Diakses

tanggal

25

November 2012
Anonim

2012.C.

http://carapedia.com/pengertian_definisi_sampah.

November 2012.
Anonim 2012.D. http://soerya.surabaya.go.id. Diakses tanggal 25 November 2012
Anonim 2012.E. http://insanutamasdit.wordpress.com. Diakses tanggal 25 November 2012
Apriadji, Wied Harry.1994. Memproses sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ary Nilandari. 2006. Aku Bisa Menghemat Listrik. Jakarta : Dian Rakyat. Suhadi. 1995.
Wiraswasta Sampah. Surabaya: Bina Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai