Disusun oleh :
Kelompok 1
Virginia Avrilla 1706042485
Gala Najmi Haradea 1706042333
Alodia Millenia Isla 1706042674
Annisa Septi Dwiyanti 1706986132
Clara Nugrahsia 1706986151
Dio Pratama Mu’asry 1706042756
Salma Immala 1706242655
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,. karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini dibuat penulis
untuk memenuhi tugas ekskursi. Laporan ini, yang berjudul, “Laporan Ekskursi Instalasi
Pengolahan Air Minum Petanu, Bali”,disusun untuk sarana pembelajaran kami dalam
merancang perencanaan instalasi air minum.
Penulis berharap dengan dibuatnya laporan ini, dapat menjadi sarana pembelajran
dalam mengaplikasikan keilmuan teori yang dipelajari. Penulis ingin mengucpakan
terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
dan penyusunan laporan ini sehingga dapat selesai dengan baik.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan maupun kesalahan yang terdapat di
dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis dengan kerendahan hati menerima kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca untuk evaluasi di masa mendatang. Penulis
berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
Depok,
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
Bab I. Pendahuluan
3
BAB I. PENDAHULUAN
4
1.2 Pelayanan IPA Petanu
IPA Petanu melayani 3 daerah di wilayah Selatan Bali, yaitu Kota Denpasar, Kabupaten
Gianyar, serta Kabupaten Badung. Instalasi Air Minum Petanu juga memasok air untuk
beberapa IPA di wilayah Sarbagita dengan pembagian :
Kabupaten Badung IPA Estuari
Kabupaten Gianyar IPA Sabah dan IPA Ketewel
Kota Denpasar IPA Waribang dan IPA Benoa
IPA Petanu memiliki kapasitas total produksi air minum sebesar 300 liter/ detik
bagi masyarakat di dalam daerah pelayanan. Sebelum terdapat IPA Petanu, kebutuhan
pelayanan air minum untuk kawasan Sarbagita sering mengalami deficit kapasitas,
khususnya di Kota Denpasar. Adanya IPA Petanu meningkatkan akses air minum melalui
sambungan rumah (SR) baru dari 1.600 SR menjadi 2.252 SR.
Dari Total produksi air IPA Petanu sebesar 300 liter/ detik dimanfaatkan oleh
Kota Denpasar sebesar 150 liter/ detik, Kabupaten Badung 100 liter/ detik, dan Kabupaten
Gianyar 50 liter/ detik. Dari 3 daerah pelayanan, Kota Denpasar mendapatkan kapasitas
yang paling besar yaitu mencapai setengah dari total produksi air IPA Petanu, hal ini
disebebkan karena Kota Denpasar yang merupakan pusat pemerintahan dari Pulau Bali,
sehingga dengan adanya berbagai aktivitas didalamnya maka kebutuhan air minum di
daerah tersebut juga tinggi.
5
Gambar 1.2.1 Daerah Pelayanan IPA Petanu
Sumber : Google Earth
6
1.3 Diagram Alir Proses Pengolahan Air
Intake
Unit Aerasi
Pra-Sedimentas
pre-Klorinasi
Koagulasi
Flokulasi
Sedimentasi
Filtrasi
Post-Klorinasi
Reservoar
Gambar 1.3.1 Diagram ALir Proses Pengolahan Air IPAM Petanu
7
Gambar 1.4.1 Gudang bahan kimia IPAM Petanu
Sumber : Dokumentasi Penulis 2019
8
Ruang Operator
Ruang Operator pada IPAM Petanu, dilengkapi beberapa alat yang digunakan untuk
memonitor beberapa parameter penting seperti pH, temperatur, kekeruhan, serta
debit. Sehingga seluruh proses yang terjadi di IPAM Petanu dapat selalu terpantau
dan dapat pengolahan air dapat berjalan secara baik serta maksimal.
Laboratorium
Untuk perngukuran beberapa parameter, terdapat laboratorium. Di laboratorium
tersebut terdapat beberapa alat seperti jar test, turbidimeter. Pengecekan di
laboratorium dilakukan secara rutin, mengingat kondisi sungai yang dapat berubah-
ubah diperngaruhi banyak faktor seperti cuaca, pencemaran yang terjadi, dan
lainnya. Pengujian di Laboratorium akan memantau parameter-parameter yang ada
untuk selalu berada optimum dan sesuai dengan baku mutu.
9
BAB II. HASIL PENGAMATAN
10
2.2 Intake
Intake merupakan bangunan penangkap air yaitu sebagai tempat air masuk dari sungai,
danau atau sumber air permukaan lainnya ke instalasi pengolahan. Dalam IPA Petanu, air
permukaan yang digunakan adalah Sungai Petanu.
Metode pengambilan air baku yang digunakan adalah direct intake atau air baku
diambil langsung dari sumbernya yaitu Sungai Petanu. Umumnya direct intake digunakan
untuk sumber air yang dalam seperti sungai atau danau dengan kedalaman tinggi. Namun,
kekurangan jenis intake ini adalah mungkinnya terjadi erosi pada dinding dan pengendapan
di bagian dasarnya. Berikut merupakan beberapa SOP, Maintenance, dan Monitoring yang
diterapkan pada tahap intake:
Sebelum air baku memasuki bangunan intake, air baku dialirkan melalui bendungan
yang terbuat dari karet. Bendungan karet berfungsi untuk memastikan aliran air
baku tidak mengalami turbulensi dan untuk pengaturan debit. Saat debit tinggi,
maka bending dikempeskan. Alat ini di bawah pengawasan instansi yang berbeda
yaitu sumber daya air kementrian PUPR.
Terdapat dua bar screen yang memiliki dimensi yang sama dan jarak antara kedua
bar screen adalah sekitar 2-3 meter.
Dimensi bukaan intake didesain sesuai debit puncak.
Untuk maintenance, terdapat pembersihan sampah daun dan lumpur, serta
pembersihan bar screen sekali setiap 3-6 bulan.
Monitoring dilakukan tiap 4 jam sekali dengan SCADA.
2.3 Sumur Pengumpul
Sumur pengumpul yang baik membutuhkan desain luas area yang cukup untuk
pembersihan dan waktu detensi setidaknya 20 menit. Dasar sumur yang baik biasanya 1m
dibawah dasar sungai atau dapat menyesuaikan dengan kondisi geologis wilayah.
Kontruksi sumur seharusnya terbuat dari beton dengan ketebalan minimal 20 cm atau lebih
tebal.
Tipe pompa yang digunakan adalah sentrifugal. Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah
mengubah energi kinetsi cairan menjadi energi potensial. Pompa ini digunakan karena
perwatan mudah karena letak pompa sejajar permukaan tanah. Jumlah pompa yang
digunakan adalah 3. Debit tiap pompa adalah kurang lebih 130liter/detik. Beda elevasi
11
antara sumur pengumpul dan unit selanjutnya adalah pompa intake lebih rendah dari bak
pra-sedimentasi dengan perbedaan ketinggia sekitar 2 meter.
Berikut merupakan beberapa SOP, Maintenance, dan Monitoring yang diterapkan pada
tahap sumur pengumpul:
1. Ruang pompa terletak di sebelah bangunan intake.
2. Terdapat bar screen dan untuk maintenance, terdapat pembersihan sampah daun dan
lumpur, serta pembersihan bar screen dilakukan sekali setiap 3-6 bulan.
Gambar 2.4.1 Unit aerasi IPAM Petanu Gambar 2.4.2 Unit aerasi IPAM Petanu
Sumber : Dokumentasi Penulis 2019 Sumber : Dokumentasi Penulis 2019
12
2.5 Unit Pra-sedimentasi
Unit pra-sedimentasi merupakan unit yang berfungsi untuk mengendapkan partikel
tersuspensi yang ada pada air, terdapat 2 unit pra-sedimentasi di IPA Petanu. Setiap Unit
memiliki debit sebesar 140 liter/ detik. Pada bagian inlet dari pra-sedimentasi dihubungkan
dengan pipa berukuran 80 cm. Dimensi dari satu unit pra-sedimentasi memiliki ukuran 12
meter untuk panjang dan lebar sebesar 2 meter. Untuk kedalaman bervariasi dengan elevasi
3meter hingga 1,8 meter. Kemiringan yang ada sengaja didesain untuk mengumpulkan
lumpur agar terendapkan dibagian dasar dari unit pra-sedimentasi.
Pada unit ini tentunya juga dilakukan pengukuran beberapa parameter seperti
kekeruhan dan temperatur. Kisaran hasil kekeruhan pada unit ini mencapai 2-3 NTU,
dimana nilai ini sudah memenuhi standar kekeruhan air bersih yang batas maksimumnya
sebesar 5 NTU. Untuk temperatur rata-rata di unit ini berkisar antara 27oC hingga 28oC.
Dalam menjaga kualitas air yang dihasilkan oleh unit pra-sedimentasi serta menjaga
umur dari unit tersebut maka dilakukan maintenance rutin yaitu berupa pengurasan bak
pra-sedimentasi setiap 4 bulan sekali.
13
Gambar 2.1.1 Unit Pra-sedimentasi IPAM Petanu
Sumber : Dokumentasi Penulis 2019
14
Tabel 2.6.1 Dimensi Unit Pre-Klorinasi
Dimensi Unit
Diameter pipa 50 cm
Head 9m
15
Sumber : Dokumentasi Penulis 2019
Gambar 2.7.2 Gudang Tawas IPAM Petanu Gambar 2.7.3 pelarutan Tawas
Sumber : Dokumentasi Penulis 2019 Sumber : Dokumentasi Penulis 2019
16
Tabel 2.8.1 Dimensi Unit Flokulasi
Debit Unit
Kedalaman 7m
Diameter 1,5 m
17
Gambar 2.9.1 Unit Sedimentasi IPAM Petanu
Sumber : Dokumentasi Penulis 2019
18
diperlukan juga berhubungan dengan kebutuhan untuk perawatan dan pembersihan, unit
akan secara bergilir melakukan backwash.
20
BAB III. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Instalasi Pengolahan Air Minum Petanu merupakan sarana infrastruktur air bersih yang
melayani kebutuhan air di daerah Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten
Badung. Total produksi air IPA Petanu sebesar 300 liter/ detik dimanfaatkan oleh Kota
Denpasar sebesar 150 liter/ detik, Kabupaten Badung 100 liter/ detik, dan Kabupaten
Gianyar 50 liter/ detik. Dalam pengolahan air, dilakukan pengecekan parameter pH,
Temperatur, dan Kekeruhan setiap 3 jam sekali. Air baku akan diolah melalui unit aerasi,
pra-sedimntasi, pre-klorinasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan post-klorinasi.
Air yang dihasilkan mencapai kekeruhan yang sesuai dengan standar baku mutu yaitu
kurang dari 5 NTU menandakan pengolahan air di IPAM Petanu berjalan dengan baik.
3.2 Saran
IPAM Petanu memiliki sumber air baku yang berasal dari Sungai Setanu, selama ini IPAM
Petanu tidak pernah mengalami kekeringan, kedepannya akan lebih baik jika IPAM ini
memperluas daerah pelayanan serta menambah produksi air agar pelayanan air bersih dapat
merata.
21