Disusun Oleh :
Dedi Hindarto (2210611039)
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya. Atas rahmat dan hidayatnya, tugas mata kuliah
Rekayasa Lingkungan yang berkaitan dengan materi Ipam di kabupaten Denpasar
Peovinsi Bali dapat di selesaikan dengan baik
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Air adalah kebutuhan utama untuk mahluk hidup yang digunakan secara terus menerus
dalam setiap aktifitas seperti halnya untuk air minum, mandi, memasak mencuci dan
sebagainya. Kebutuhan air akan terus mengalami peningkatan sejalan dengan bertambahnya
jumlah penduduk di suatu kota. Kebutuhan air sehari hari dapat dibedakan dari jenis
pemakaian dan tempat kehidupan. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan jenis
pemakaian air maka meningkat pula kebutuhan air bersih.
Kawasan bali bagian selatan yang terdiri atas kota denpasar, kabupaten Badung, Gianyar
dan Tabanan perlahan lahan mengalami kekurangan air bersih (Putra 2011). Data yang
dihimpun dari Tribun Bali (2014) terdapat puluhan desa di Kabupaten Gianyar, termasuk
desa yang ada di kecamatan Gianyar yaitu desa Suwat, Siangan, Bitra, Beng, dan desa yang
ada di kecamatan Ubud yaitu desa Mas, Ubud, Pelaitan dan Sayan mengalami krisis air
bersih akibat banyaknya pembangunan yang dimana pembangunannya merupakan
pembangunan untuk fasilitas pendukung pariwisata dan pemukiman baru. Mulai terbatasnya
pasokan air dari sumber air permukaan dan banyaknya pengambilan sumber air tanah karena
adanya tuntutan kebutuhan akan air yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun
mengakibatkan tidak seimbangnya antara air yang ada dengan kebutuhan air.
Kebutuhan air yang terus menerus mengalami peningkatan mengharuskan suatu wilayah
menjaga ketersediaan air guna mendukung kebutuhan penduduk yang tinggal di dalamnya.
1.3 TUJUAN
A. Untuk mengetahui proses pengolahan air minum
B. Untuk mengetahui peoses penyaringan air bersih
C. Untuk mengetahui sistem yang digunakan oleh IPAM Petanu
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PROFIL IPA PETANU
Instalasi Pengolahan Air Petanu adalah sarana penyedia air bersih dengan total luas 1,2 Ha yang
bertempat di kabupaten Gianyar, Bali. IPA ini berdiri pada tahun 2012 tepatnya di Jl Prof. Dr. Ida
Bagus Mantra, Sukawati, Kecamatan Sukawati, kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia. Instalasi ini
adalah bagian dari program Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) untuk memenuhi kebutuhan air
minum di wilayah Bali bagian selatan yaitu, kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten
Gianyar. IPA Petanu memfaatkan air aku yang ada di sungai petanu. Ini merupakan bentuk sinergi
program pembangunan pusat dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
Selama beroprasinya IPA petanu air yang dihasilkan kulaitasnya sangat baik, selain itu IPA ini tidak
pernah mengalami kekeringan, hal ini cukup baik jika musim kemarau tiba dan beberapa wilayah
mengalami kekeringan. IPA Petanu sangat siap untuk mendistribusikan air kewilayah sekitar
(termasuk kota Denpasar) guna untuk mencegah terjadinya kekeringan.
5
PELAYANAN IPA PETANU
IPA Petanu melayani 3 daerah di wlayah selatan Bali, ialah Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar serta
kabupaten Badung. Instalasi Petanu juga memasok air ke beberapa IPA di wilayah Sarbagita yaitu:
Dari total produksi 300 liter/detik dimanfaatkan oleh kota Denpasar 150 liter/detik,
Kabupaten Badung 100 liter/detik, dan kabupaten Gianyar 50 liter/detik. Dari 3 daerah
Kota Denpasar merupakan yang paling besar dalam menerima kapasitas air dikarenakan
kota Denpasar merupakan pusat pemerintahan di pulau Bali, sehingga dengan adanya
berbagai aktifitas kebutuhan air minum menjadi tinggi.
6
Diagram Alir Proses Pengolahan Air
Intake
Unit Aerasi
Pra-Sedimentas
pre-Klorinasi
Koagulasi
Flokulasi
Sedimentasi
Filtrasi
Post-Klorinasi
Reservoar
7
2.3 SUMBER AIR BAKU
Sumber air baku yang digunakan oleh IPA Petanu berasal dari Sungai Setanu.
Diketahui Volume air mencapai 3000 m3 hingga 5000 m3. Karakteristik dari air baku
sendiri sudah cukup baik. IPA Petanu memantau beberapa parameter penting setiap 3 jam
sekali. Parameter yang di cek diantaranya, temperatur, kekeruhan, serta pH.
1. INTAKE
Intake adalah bangunan penangkap air yang berfungsi sebagai tempat air masuk dari sungai, danau
atau sumber air permukaan lainnya ke instalasi pengolahan. Metode yang digunakan adalah direct
intake atau air baku langsung diambil dari sumbernya yaitu sungai petanu. Berikut merupakan SOP,
Maintenance, dan Monitoring yang di terapkan
Sebelum air memasuki bangunan, air di alirkan melalui bendungan yang terbuat dari karet yang
dimana berfungsi untuk memastikan air baku tidak mengalami turbulensi
Terdapat dua bar screen yang mempunyai dimensi dan jarak antara bar screen 2 – 3 meter
8
Monitoring dilakukan setiap 4 jam sekali dengan SCADA
2. SUMUR PENGUMPUL
antara sumur pengumpul dengan unit selanjutnya adalah pompa intake lebih rendah dari
bak pra-sedimentasi dengan beda ketinggian sekitar 2 meter.
Berikut adalah SOP, Maintenance, dan Monitoring yang dilakukan pada tahap sumur
pengumpul:
1. Ruang pompa terletak di sebelah bangunan intake.
2. Terdapat bar screen dan untuk maintenance, terdapat pembersihan sampah daun dan
lumpur, serta pembersihan bar screen dilakukan sekali setiap 3-6 bulan.
3. Unit Aerasi
pada Instalasi Pengolahan Air Petanu unit Aerasi berada tepat sebelum air memasuki
unit pra-sedimentasi yang befungsi untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut pada airagar
kualitas air menjadi lebih baik. Desain unit aerasi pada IPA Petanu ini sangat unik dimana
IPA ini memanfaatkan aerasi alami dengan cara menggunakan perbedaan elevasi serta
peletakan batu- batu berbentuk balok yang ditata sedemikian rupa sehingga terjadi aerasi
pada air. Kelebihan dari unit aerasi ini adalah biaya operasionalnya yang tinggi karena tidak
menggunakan aerator.
9
Gambar 5 Unit aerasi IPAM Petanu
4. Unit Pra-sedimentasi
Unit pra-sedimentasi adalah unit yang dimana berfungsi untuk mengendapkan partikel
tersuspensi yang ada pada air, di IPA Petanu terdapat 2 unit. Yang dimana setiap unit
memiliki debit sebesar 140 liter/ detik. Pada bagian inlet dari pra-sedimentasi dihubungkan
dengan pipa berukuran 80 cm. Dimensi di satu unit pra-sedimentasi mempunyai ukuran 12
meter untuk panjang dan lebar sebesar 2 meter. Untuk kedalamannya bervariasi dengan
elevasi 3 meter sampai 1,8 meter. Kemiringan yang ada memang didesain untuk
mengumpulkan lumpur agar terjadi endapan dibagian dasar dari unit pra-sedimentasi.
Pada unit ini pastinya juga dilakukan pengukuran beberapa parameter seperti kekeruhan
dan temperatur. Dari hasil kekeruhan pada unit ini mencapai 2-3 NTU, dimana setiap nilai
ini sudah memenuhi standar kekeruhan air bersih yang batas maksimumnya sebesar 5 NTU.
Untuk temperatur rata-rata berkisar antara 27oC hingga 28oC.
Untuk menjaga kualitas air yang dihasilkan oleh unit pra-sedimentasi dan menjaga
umur dari unit tersebut maka dilakukan maintenance rutin yaitu pengurasan bak pra-
sedimentasi setiap 4 bulan sekali.
10
Gambar 6 Unit Pra-sedimentasi IPAM Petanu
5 Unit Pre-klorinasi
Unit Pre-klorinasi adalah unit untuk membunuh kuman dan lumut yang terkadung di
dalam air yang akan diolah. Mekanisme pada unit ini terdiri dari injeksi klorin dengan dosis
tertentu dan dilakukan pada pipa saluran air yang menghubungkan unit pra-sedimentasi
dengan unit koagulasi.
Injeksi dosis ke dalam saluran adalah sebesar 0,2 kg/ jam. Pipa berdiameter sebesar 50
cm. Head dari unit ini sebesar 9 meter dan diharapkan dengan adanya unit ini, klorin yang
tersisa hanya sebesar 0,8 mg/L. Batas minimal klorin adalah sebesar 0,6 mg/L, terkadang
klorin yang terkandung cukup tinggi, hingga 1,5 mg/L. Hal ini bertujuan guna
mengantisipasi agar kualitas air yang dihasilkan nantinya pada konsumen tetap terjaga.
Kandungan klorin yang mendekati batas minimum sering dianggap kurang aman karena
dalam proses distribusi memiliki banyak faktorr yang akan menyebabkan kontaminasi pada
air yang disalurkan, seperti kebocor
11
6. Unit Koagulasi
Unit Koagulasi yaitu unit yang menambakan zat kimia tertentu berperan sebagai tawas
guna mengikat partikel koloid di dalam air. Unit koagulasi yang digunakan merupakan
koagulasi hidrolis dengan memanfaatkan efek gravitasi, sehingga terjadi besaran tinggi terjun
sebagai pengadukan cepat. Tawas yang digunakan IPAPetanu merupakan PAC atau Poly
Aluminium Chloride. Dosis yang digunakan 10 % hingga 20 %. Proses pemberian tawas
menggunakan nozzle dengan menyemprotkan tawas dengan dosis tertentu ke bak air. Unit
ini berbentuk polygon dengan bentuk lingkaran berdiameter 4 meter. Debit pada unit
koagulasi sebesar 140 liter/ detik.
7. Unit Flokulasi
Unit flokulasi adalah unit yang berfungsi agar flok-flok yang terbentuk dapat menempel satu
sama lain sampai membentuk flok yang lebih besar dan kemudian diendapkan. Pada IPA Petanu
unit flokulasinya adalah hidrolis dengan jenis vertikal baffle channel. Ada dua unit flokulasi,
pada setiap unit terdiri dari 6 kompartemen yang berbentuk hexacoiddal. Aliran air pada unit ini
ditentukan dengan besara bukaan pada pintu air yang menghubungkankompartemen. Pada unit
ini menghasilkan busa yang mengapung di permukaan air, dalam proses pembersihan busa dapat
dilakukan 1 minggu 1 kali, hal ini bertujuan agar unit dapat berjalan secara efektif dengan
12
maksimal dalam meningkatkan kualitas air. Setiap kompartemen memiliki kedalaman 7 meter
dengan diameter kompartemen sebesar 1,5 meter.
8. Unit Sedimentasi
Proses pengolahan yang digunakan untuk mengendapkan flok- flok pada proses flokulasi
disebut sendimentasi. Sedimentasi adalah operasi yang mengandalkan sistem gravitasi untuk
menghilangkan padatan di dalam air. Tujuannya selain untuk mengendapkan flok tetapi juga
dapat menghilangkan kerikil, pasir halus, particulate matter, biological floc, chemical floc,
dan untuk memekatkan lumpur. Pada IPAM Petanu terdapat 3 unit sedimentasi.
13
9. Unit Filtrasi
Terjadinya proses pengolahan dengan cara mengalirkan air melewati suatu media
penyaring dan disusun dari bahan-bahan butiran dengan diameter partikel dengan ketebalan
tertentu di sebut proses unit filtrasi. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan
terlarut dan tak terlarut yang tersisa setelah unit sedimentasi. Pada IPAM Petanu, filternya
menggunakan media ganda yang berupa pasir silica dan juga kerikil. Unit ini dilengkapi oleh
nozzle, yang berguna sebagai pembersih filter atau backwash.
IPAM Petanu memiliki 12 unit filtrasi, yang setiap unit filtrasi memiliki ketinggian yang
berbeda-beda, semakin rendah kedalaman air pada unit filtrasi maka menandakan bahwa
unit tersebut belum lama melakukan backwash. Banyaknya unit filtrasi yangdiperlukan juga
berhubungan dengan perawatan dan pembersihan, unit akan secara bergilir melakukan
backwash.
Pada IPAM Petanu, unit klorinasi pada tahap ini disebut sebagai post-klorinasi, karena
telah dilakukan pre-klorinasi setelah air melalui unit pra-sedimentasi. Unit klorinasi atau
disebut juga desinfeksi adalah sebuah proses pembubuhan bahan kimia yang ditujukan
untuk membunuh mikroorganisme patogen di dalam air.
Pada tahap ini, klorin akan diinjeksi sebebelum mencapai reservoir. Dosis klorin yang
14
diinjeksi dengn klorin yang diberikan harus mempertimbangkan sistem distribusi, yang
dimana sangatlah mungkin terjadi kebocoran pada pipa distribusi dan bisa menyebabkan air
terkontaminasi sebelum sampai kepada konsumen. Dosis klorin terhadap air yang sampai
pada konsumen minimal 0,2 mg/L demi mencegah terkontaminasinya air secara berlebihan
ketika sampai di konsumen.
Merupakan saluran penghubung antar unit biasanya yang berupa besi dengan ukuran diameter
yang besar. Ada variasi dalam diameter yang digunakan, mulai dari 40 cm hingga 80 cm untuk
saluran yang menghubungkan pada unit flokulasi dengan air.
Sebagai saluran yang memiliki katup atau valve di beberapa titik tentunya akan dimanfaatkan
untuk mengukur debit dan keperluan maintenance
IPA Petanu memiliki 3 pompa dengan masing- masing berdaya 45.000 watt. Ketiga
pompa ini dioprasikan secara bergantian untuk mengalirkan air dari suatu unit yang lebih
rendah ke unit lain yang lebih tinggi.
Pada IPAM Petanu, debit seluruh unit harus selalu di control karena bersangkutan dengan
debit air yang dibutuhkan oleh konsumen. Terdapat suatu sistem yang bernama SCADA
yaitu System Control And Data Acquisition. SCADA adalah sistem software yang berfunsi
untuk mengontrol proses baik yang jangkauannya dekat ataupun jauh, selain itu dapat
berinteraksi dengan sensor, katup, pompa melalui HMI/ HumanMachine Interface. SCADA
yang terdapat di IPAM Petanu masih semiautomatic, yang digunakan untuk memonitoring
namun penggunaan mesin juga masih secara manual.
Sistem persediaan air minum PDAM kota Denpasar saat ini berkapasitas 1195
l/dt dengan sumber produksi air yang berasal dari 3 unit IPA dan 20 sumur bor :
A. IPA Ayung Belusung : 500 l/dt
Produksi air pada tahun 2018 adalah 40.18 juta m3/tahun. Sedangkan volume air
terjual pada tahun 2018 yaitu 26.67 juta m3/tahun. Dengan demikian kehilangan air
PDAM Kota Denpasar adalah sebesar 33.62%.
UNIT DISTRIBUSI
Pada tahun 2018 PDAM kota Denpasar merencanakan pembuatan zoning blok
terdiri dari 10 lokasi yang bertempat di Jalan Sekar Tanjung, Mekar Sari (pemogan),
Gandapura, Gunung Talang, Gunung Guntur, Tegal Buah, Prajaraksa, Danau
Tamblingan, Danau Poso dan Kutat Lestari.
Pengembangan jaringan pipa primer dan distribusi pada tahun 2018 yaitu:
1. Panjang pipa transmisi sampai akhir 2018 yaitu 4106 m’
Pengaliran air dari tiap unit dilakukan dengan cara sebagai berikut:
A. Air dari IPA Ayung Belusung dan IPA Paket Belusung dialirkan dengan cara gravitasi ke
Reservior I Belusung
B. Air dari IPA Waribag dialirkan secara Gravitasi ke Reservior Waribag lalu air dari
Reservior ini di pompakan pada jaringan pipa distribusi melalui pipa Ǿ 16
C. Guna meningkatkan tekanan air pada jaringan pipa distribusi yang melayani daerah
barat, pemasangan masing masing 2 unit in – line booster pum Lembusura dengan
16
kapasitas 90 l/dt dan tekanan 80 meter.
D. Pompa yang ada pada system penyediaan air minum PDAM kota denpasar adalah seperti
pada tabel berikut:
18
2.5 Analisis Proyeksi Kebutuhan Air minum
Kebutuhan air minum pada suatu daerah perkotaan dianalisis berdasarkan beberapa
pertimbangan seperti:
a. Jumlah penduduk
b. Target pelayanan dengan rasio pelayanan air minum di perhitungkan dengan jumlah
penduduk yang akan mendapatkan pelayanan air minum
c. Jenis pelayanan dengan satuan seperti rumah tangga, fasilitas sosial, fasilitas
perdagangan, industri dan kebutuhan khusus.
d. Karakteristik dari kebutuhan air harian menggambarkan variasi kebutuhan air harian
dengan kebutuhan rata rata dan kebutuhan puncak
Dari pertimbangan diatas terlitat bahwa faktor utama dalam penentuan kebijakan
penyediaan prasarana perkotaan serta kebutuhan air minum adalah banyaknya penduduk
di suatu wilayah perkotaan. Parameter tengtang banyaknya penduduk harus dicermati
yang meliputi jumlah, kepadatan, laju pertambahan dan persebaran. Jumlah penduduk
sangat menentukan jumlah kebutuhan air yang harus dipenuhi. Perencanaan kebutuhan
air minum yang memenuhi syarat harus dapat digunakan untuk dapat melayani seluruh
masyarakat di mulai saat perencanaan sampai kurun waktu tertentu.
2. Kehilangan Air
Kehilangan air dapat diartikan sebagai selisih antara banyaknya air yang
disediakan (water supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumption). Dalamsetiap
penyediaan air bersih, sangat sulit sekali untuk menghindari terjadikemungkinan
kehilangan air dari sistem. Kehilangan air yang terjadi bisa disebabkanoleh faktor teknis
maupun non teknis. Kehilangan air yang bersifat teknis disebabkanoleh kebocoran pipa
distribusi atau kerusakan meter air. Sedangkan kehilangan air yang bersifat non teknis
misalnya adanya pencurian air dari pipa distribusi air minum.
19
Untuk itu dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih, selalu
diperhitungkan suatu besaran volume air untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kehilangan air. Besarnya kehilangan air tersebut diperkirakan sebesar 20% dari kebutuhan
air total. Besar kehilangan air ini diperkirakan konstan mulai awal sampai tahun rencana.
Hal ini dimaksudkan agar penyediaan air untuk masyarakat konsumen tidak terganggu
bila terjadinya kehilangan air baik yang disebabkan oleh faktor teknis maupun non teknis.
Dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih dikenal istilah fluktuasi pemakaian air
pada waktu hari maksimum dan fluktuasi pada saat jam puncak. Fluktuasi pemakaian air pada jam
puncak adalah :
a. Ada jam jam tertentu untuk penggunaan air bersih lebih tinggi dari pemakaian per jam
rata rata
b. Pemakaian air jam tertinggi di sebut juga pemakaian jam puncak, terjadi di waktu sore
hari dan yang dimaksud fluktuasi pemakaian air bersih pada hari maksimum
c. Pemakaian air pada hari maksimum adalah dimana ada hari hari tertentu untuk
pemakaian air lebih tinggi dari pemakaian air per hari rata rata.
Bila data masih kurang lengkap, maka faktor untuk penggali pemakaian air hari maksimum
dan jam puncak dapat diambil dari Standar Cipta Karya yaitu:
a. Standar Deviasi
Perhitungan standar deviasi untuk 3 metode proyeksi jumlah penduduk adalah sebagai berikut:
20
2013 0 833,900. 833,900.00 (38,750.00) 1,501,562,500.00
00
2014 1 846,200. 930,380.00 57,730.00 3,332,752,900.00
00
2015 2 863,600. 946,460.00 73,810.00 5,447,916,100.00
00
2016 3 880,600. 944,803.62 72,153.62 5,206,144,820.57
00
2017 4 897,300. 955,195.99 82,545.99 6,813,840,724.91
00
2018 5 914,300. 994,700.00 122,050.00 14,896,202,500.0
00 0
21
2015 2 863,600. 934,524.31 61,874.31 3,828,430,841.47
00
2016 3 880,600. 944,803.62 72,153.62 5,206,144,820.57
00
2017 4 897,300. 955,195.99 82,545.99 6,813,840,724.91
00
2018 5 914,300. 965,702.67 93,052.67 8,658,800,231.44
00
22
2018 5 914,300. 4,331,094.81 3,458,444.81 11,960,840,470,57
00 8.90
1 Denpasar Barat
Padangsambian Klod 23,871 25,213 25,771 26,631 28,128 29,709
Pemecutan Klod 45,552 48,113 49,177 50,818 53,675 56,693
Dauh Puri Kauh 21,649 22,866 23,372 24,152 25,510 26,944
Dauh Puri Klod 15,132 15,983 16,336 16,881 17,830 18,833
Dauh Puri 9,067 9,577 9,789 10,115 10,684 11,285
Dauh Puri Kangin 3,597 3,799 3,883 4,013 4,238 4,477
Pemecutan 21,099 22,285 22,778 23,538 24,861 26,259
Tegal Harum 13,304 14,052 14,363 14,842 15,676 16,558
Tegal Kerta 19,998 21,122 21,590 22,310 23,564 24,889
Padangsambian 35,666 37,671 38,504 39,789 42,026 44,389
Padangsambian Kaja 20,499 21,651 22,130 22,869 24,154 25,512
23
Tabel 4.5 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kecamatan Denpasar Selatan
N WILAY PROYEKSI
O AH PENDUDUK
Tahun 2017 20 20 20 20
2022 24 27 32 37
2 Denpasar
Selatan
Pemongan 46,37 48,979 50,062 51,733 54,641 57,713
2
Pedungan 31,31 33,071 33,803 34,931 36,894 38,969
1
Sesetan 50,30 53,131 54,306 56,118 59,273 62,606
3
Serangan 3,649 3,854 3,939 4,071 4,300 4,541
Sidakarya 20,39 21,542 22,018 22,753 24,032 25,383
5
Panjer 36,66 38,726 39,583 40,904 43,203 45,632
5
Renon 17,70 18,698 19,112 19,750 20,860 22,033
3
Sanur Kauh 14,62 15,450 15,792 16,319 17,237 18,206
8
Sanur 14,86 15,704 16,051 16,587 17,519 18,504
8
Sanur Kaja 8,957 9,461 9,670 9,992 10,554 11,148
24
Tabel 4.6 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kecamatan Denpasar Timur
N WILAY PROYEKSI
O AH PENDUDUK
Tahun 2017 20 20 20 20
2022 24 27 32 37
3 Denpasar
Timur
Dangin Puri 15,66 16,541 16,907 17,471 18,454 19,491
Klod 1
Sumerta Klod 19,13 20,209 20,656 21,345 22,545 23,812
3
Kesiman 14,96 15,801 16,151 16,689 17,628 18,619
0
Kesiman 11,52 12,173 12,442 12,857 13,580 14,344
Petilan 5
Kesiman 26,03 27,501 28,109 29,047 30,680 32,405
Kertalangu 7
Sumerta 10,21 10,784 11,023 11,390 12,031 12,707
0
Sumerta Kaja 8,330 8,798 8,993 9,293 9,815 10,367
Sumerta Kauh 7,668 8,099 8,278 8,554 9,035 9,543
Dangin Puri 6,798 7,180 7,339 7,584 8,010 8,461
Penatih 11,18 11,817 12,078 12,481 13,183 13,924
8
Penatih 6,894 7,282 7,443 7,691 8,123 8,580
Dangin Puri
25
Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kecamatan Denpasar Utara
N WILAY PROYEKSI
O AH PENDUDUK
Tahun 2017 20 20 20 20
2022 24 27 32 37
4 Denpasar
Utara
Pemecutan 38,37 40,537 41,433 42,816 45,223 47,765
Kaja 9
Dauh Puri 14,96 15,806 16,156 16,695 17,634 18,625
Kaja 5
Dangin Puri 3,661 3,867 3,952 4,084 4,314 4,556
Kauh
Dangin Puri 13,82 14,601 14,924 15,422 16,289 17,205
Kaja 4
Dangin Puri 8,124 8,581 8,771 9,063 9,573 10,111
Kangin
Tonja 19,72 20,832 21,293 22,003 23,240 24,547
3
Peguyangan 15,19 16,045 16,400 16,947 17,900 18,906
1
Ubung 11,98 12,662 12,942 13,374 14,126 14,920
8
Ubung Kaja 25,76 27,209 27,811 28,739 30,355 32,061
1
Paguyangan 7,850 8,291 8,475 8,757 9,250 9,770
Kaja
Paguyangan 16,43 17,357 17,741 18,333 19,363 20,452
Kangin 3
26
2.6 Rencana Pengembangan SPAM
Berdasarkan ketersediaan air baku PDAM maupun non PDAM saat ini untuk memenuhi
kebutuhan air baku SPAM kota Denpasar , diperlukan rencana pengembangan sistem penyediaan air
mium sebagai berikut:
1. Sistem penyediaan air minum (SPAM) sarbagita wilayah timur dengan IPA Petanu
Berdasarkan kondisi terakhir, SPAM Petanu sedang dalam tahap tender dengan
kapasitas 300 l/dt, , dan untuk PDAM Kabupaten Gianyar 50 l/dt.
Titik pengambilan untuk PDAM Kota Denpasar direncanakan di :
Untuk jelasnya rencana titik pengambilan air dari SPAM Petanu untuk PDAM
Kota Denpasar dapat dilihat pada gambar 7.1. Untuk dapat memanfaatkan
penambahan air produksi dari sistem Petanu dengan optimal, PDAM akan
merencanakan.
Gambar 4.1 .Lokasi Rencana Titik Pengambilan Air Dari SPAM Petanu
27
2. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sarbagita Wilayah Tengah Dengan Memanfaatkan
Air Baku Waduk Sidan
28
3.Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sarbagita Wilayah Barat Dengan Sistem IPA Penet
Sistem Penet direncanakan dengan mengunakan air baku pada hilir sungai Penet,
berjarak kurang lebih 1,5 km dari garis pantai. Sedangkan Instalasi Pengolahan Air
direncanakan berkapasitas 300 l/d, terletak di Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi di
Kabupaten Badung. Hasil pengolahan akan dipompakan ke reservoir buffer (buffer
reservoir) 6.000 m3 yang terletak di desa Buduk, Kecamatan Mengwi, kabupaten
Badung yang selanjutnya didistribusikan menuju daerah pelayanan secara gravitasi.
SPAM Penet di rencanakan guna melayani kebutuhan air minum PDAM Kota
Denpasar 150 l/dt dan PDAM Kabupaten Badung 150 l/dt. Dambar 7.4
memperlihatkan skema sistem Penet
29
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. IPA Petanu merupakan pemasok air minum untuk 3 daerah seperti Kota Denpasar,
Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar
2. Sumber air baku IPA Petanu di ambil dari sungai petanu dan mampu memproduksi
air 300 liter/detik
3. memiliki beberapa proses dalam penyaringan air, seperti proses intake, sumur
pengumpul, unit aerasi, unit pra sedimentasi, unit pre-klorinasi, unit koagulasi, unit
flokulasi, unit sedimentasi dan unit filtrsi
4. persediaan air minum berdasarkan banyaknya jumlah penduduk yang ada di
wilayah tersebut dan Denpasar merupakan pusat dari provinsi Bali sehingga
kebutuhan air minum sangat tinggi
5. sistem persediaan air minum di Bali khususnya Denpasar sudah sangat baik karena
Denpasar mendapat pasokan air minum dari IPA petanu yang dimana selama selama
beroprasi tidak pernah mengalami kekeringan.
3.2 SARAN
IPA Petanu menyediakan pasokan air untuk 3 wilayah di Pulau Bali dan tidak pernah
mengalami kekeringan karena sumber air baku berasal dari sungai Petanu sendiri,
untuk kedepannya mungkin IPA petanu dapat memperluas dalam menyediadakan
pasokan air hingga ke berbagai wilayah yang ada di pulau bali
30
DAFTAR PUSTAKA
Ir. I G. N. Kerta Arsana, MT, 2019, jurnal RENCANA PEMENUHAN AIR BAKU PADA
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA DENPASAR
Departemen Pekerjaan Umum, 2015, Studi Kelayakan SPAM Ayung I.
Departemen Pekerjaan Umum, 2013, Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
Sarbagita.
Departemen Pekerjaan Umum, 2012, Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
Kabupaten Tabanan.
31