EKONOMI LINGKUNGAN
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
ISMNANIAR
CIRTIA ASTERINA
NOFRIYADI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada era globalisasi di kemajuan zaman seperti saat ini kebutuhan masyarakat akan
air bersih semakin meningkat. Meningkatnya kebutuhan air bersih disebabkan oleh,
pertumbuhan penduduk yang cepat,perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan tuntutan akan peningkatan kesehatan masyarakat.
Kebutuhan air oleh masyarakat digunakan untuk berbagai aktivitas yang pada akhirnya dapat
berpengaruh terhadap kualitas air, sehingga air akan menjadi tercemar dan banyak
mengandung bakteri, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih harus melalui proses
pengolahan sehingga air tersebut dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan aman sesuai
standar kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Menteri Kesehatan RI
No.492/Menkes/Per/IV/2010, tentang.syarat-syarat kualitas air minum.
Proses pengolahan air dapat berjalan dengan baik, perlu dibangun Instalasi
Pengolahan Air Bersih yang bertujuan untuk memproses air baku menjadi air minum yang
layak dikonsumsi.
Air Bersih adalah suatu kondisi air baik air baku maupun air olahan yang secara fisiki
memenuhi standar air minum seperti memiliki kekeruhan yang rendah(Bersih),Tidak berasa
atau berwarna namun secara biologis maupun kimiawi tidak memenuhi standar air minum
sehingga tidak dapat digunkan sebagai air minum walaupun dimasak terlebih dahulu.
Air Minum adalah suatu kondisi air olahan yang secara parameter fisik,kimia maupun
biologi telah dapat diminum. Standar air minum Kepmenkes RI No.492/Menkes
/Per/IV/2010.Syarat-syarat kualitas air minum .
Keberhasilan dalam mengubah sumber air baku yang digunakan terletak pada
pengolahan yang diterapkan. Oleh sebab itu unit pengolahan diharapkan dapat bekerja sesuai
dengan dengan kriteria desain yang ada baik.
Air permukaan seperti air sungai memiliki kualitas yang rendah, seperti kekeruhan
yang tinggi, kandungan bakteri E-coli dan kandungan zat-zat kimia yang berbahaya untuk
kesehatan. Oleh karena itu PDAM Tirta Mayang menerapkan pengolahan lengkap karena air
baku yang akan diolah berasal dari sungai Batanghari yang memiliki kandungan kualitas
yang buruk. Pengolahannya meliputi Koagulator, Flocculator ,Klariflokulator
,Fliter,Reservoir,Pompa Recycle dengan menggunakan IPA Lengkap Instalasi Pengolahan
Air tersebut terletak di Tanjung sari PDAM Tirta Mayang Kota Jambi.
Dapat menambah wawasan serta memperluas pengetahuan tentang meteri kuliah yang
menyangkut tentang sumber daya alam yang dapat diperbarui dan dapat mengetahui
bagaiman sebuah perusaahan dapat mengelolanya, contohnya yaitu PDAM TIrta Matang
Kota Jambi
Dalam karya ilmiah ini banyak yang harus diperhatikan menyangkut air bersih yang akan
dikomsumsi oleh masyarakat Kota Jambi. Seperti sumber air baku yang digunakan
Sungai Batanghari. Sitem pengolahan dan peningkatan kualitas air baku menjadi air
bersih ditinjau dari sifat fisik.kimia dan bakterioloi pada air yang diproduksi. Biaya
produksi,distrubusi dan penjualan air serta sitem administrasi di PDAM Tirta Mayang
Kota Jambi.
BAB II
GAMBARAN UMUM
Penyedian air minum bagi keperluan masyarakat Kota Jambi dari masa penjajahan
Hindia,Belanda sampai dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dan hingga
sekarang adalah sebagai berikut Tahun 1928 Pada Zaman Belanda pemerintahan daerah
kotamadya jambi berbentuk standfonds,lembaga kota yang dihimpun oleh sebuah asisten
residen.Beranggotakan beberapa fond dan dana tersebut keuangannya diperoleh dari pemerintah
pusat (Netherlands Indiche disediakan untuk menderikan perusahan listrik perusahan
pasar,perusahan rumah potong,perusahan air minum ,pembersihan kota dan pemadamkebakaran .
Tahun 1929 Standfonds Jambi perusahan air minum(Water Leiding Bedrijt) untuk penduduk
kota ,dengan kapasitas produksi 7 l/detik .Zaman berganti dari pemerintah Belanda ke Jepang
dan akhirnya perusahan air minum kota jambi dimiliki oleh pemerintah daerah kotamadya Jambi
dan pegawai-pegawainya adalah pegawai daerah Kotamadya Jambi. Tahun 1974 Dengan surat
keputusan Walikota Kepada daerah Kotamadya jambi No.254/X/197 tangal 27 Maret 1974 telah
ditetapkan perusahan air minum perusahan daerah Kotamadya Jambi tentang pendirian
PDAM,peraturan daerah ini merupakan penuangan dari surat keputusan diatas dan berdasarkan
pada undang-undang No.5 tahun 1962 tentang perusahaan daerah.
Tahun 1975 Instalasi pengolahan Benteng dengan kapasitas 26 l/detik direnovasi dan tinggikan
menjadi 2 l/detik ,selain itu juga rehabilitasi jaringan pipa disrtibusi ,proyek lima kota (five cities
water supply project) dimulsi kegiatan dikota jambi.kota lain yang termasuk proyek ini adalah
samarinda (Kalimantan Selatan)Purwokerto (Jawa Tengah) Malang dan Banyuwangi (Jawa
timur).
Tahun 1982 Juli .IPA Broni difungsikana dan sejak itu IPA Benteng tidak difungsikan lagi.
Tahun1983 Tahap awal kegiatan penyediaan air minum dikota Seberang dengan dimualinya
pembangunan paket IPA Pasir Panjang dengan kapasitas 10 l/detik berang dengan dimualinya
pembangunan paket IPA Pasir Panjang dengan kapasitas 10 l/detik Tahun 1985 Pengolahan
Paket IPA Jambi sebersng (Pasir panjang 1)diserahkan pada proyek peningkatan sarana air
bersih kepada PDAM Tirta Mayang.
Tahun 1986 PDAM Tirta Mayang membangun Booster Pump Paal V yang dikhususkan untuk
melayani AL-Hidayah yang terletak d paal 10.
Tahun 1987 Bencana alam akibat tanah longsor terjadi di komplek IPA Broni yang memutuskan
pipa untuk distribusi,sehingga menghentikan pelayanan total selama 5 hari.
Tahun 1989 Kegiatan proyek pembangunan system penyediaan air minum
(PPSPAM)Kotamadya Jambi tahap 1 dimulai dengan ditanda tangani kartu kredit /perjanjian
pinjaman PDAM Tirta Mayang kepada pemerintah Pusat /RDI sebesar 3.9 Milyar
Tahun 1990 tanggal 29 Agustus,PDAM Tirta Mayang membentuk Pelayanan gangguan yang
berfungsi untuk mengatasi gangguan pelayanan air minum bagi teknis maupun nin tekhnis
Tahun 1991 Untuk mendukung kegiatan unit pelayanan gangguan yang beroperasi disetiap
kecamatan dan dikhususkan menanggulangi pipa dinas PDAM Tirta Mayang pada tanggal 30
September 1992 membentuk lagi satuan sub unit pelayanan gangguan (SUP 6)|
Tahun 1993 Juni ,PDAM Tirta Mayang Menambah satu saran kerja berupa gedung serbaguna
,yang menerapkan system komputerisasi untuk pelyanan loket pembayaran ,Hal ini ditempuh
dalam upaya meningkatkan pelayanan bagi pelanggan. Tahun Proyek kerjasama /kemitraan
PDAM dengan pihak swasta mengemangkan system penyediaan air minum diwilayah barat kota
Jambi Khususnya Kecamatan Telanai pura dan Kotabaru dengan membangun IPA Aur Duri
kapasitas 100 L/ detik dan jaringan pipa induk distribusi. Tahun 2000 Proyek Sumatera Utara
Urban Development Sector Project (SUDSP) merahabilitas dan meningkatkan kapasitas IPA
Broni menjadi 600 l/detik ,dan pembangunan Reservoir dengan kapasitas 750𝑚3 yang berlokasi
di Jl.KUKUH Kecamatan Kotabaru.
Tahun 2005 Pembangunan Booster Pump Kapasitas 10 l/detik yang berolakasi di Tanjung Pasir
Jambi Kota Seberang Jambi Kota Seberang ditujukan untuk memperbaikin pendisrtibusian air
kepada pelanggan diKecamtan Danau Teluk dan Kecamatan Pelayangan. pendisrtibusian air
kepada pelanggan di Kecamtan Danau Teluk dan Kecamatan Pelayangan.
Tahun 2007 Pembanguan Reservoir kapasitas 500𝑚3 pada lokasi Mayang Mengurai yang
dimaksudkan untuk memperbaiki dan mamperluas jaringan di Di Wilayah Kecamatan Kotabaru.
Tahun 2009 Pembanguan Reaervior dengan Kapasitas 150 𝑀3 .
Tahun 2013,Pembangunan Intake Sinjang dan IPA Tanjung Sari dengan kapasitas 100 liter/detik.
Tahun 2013 IPA Tanjung Sari diresmikan dengan kapasitas 100 l/dt yang merupakan instalasi
pengolahan lengkap.
Meyelenggarakan Pengolahan air minum untuk meningkatkan kualitas air yang lebih
baik untuk masyarakat yang mencakup social dan Pelayanan Umum
A.Fungsi Produksi
1.Membangun ,mengelola dan memelihara Bangunan intake dan Instalasi Pengolahan
Air serta tempat penyimpanan air
2.Membantu membangun penyediaan air minum melalui pemanfaatan mata air untuk
keperluan penduduk.
3.Mengadakan penelitian laboratorium terhadap sumber dan produk air minum sesaui dan
standar baku mutu air
B.Fungsi Distribusi
1.Membangun dan memelihara pipa distribusi induk,pipa retikulasi dan pipa dinas serta
fasilitaslainnya.
2.Mengatur serta mengawasi disrtibusi dan pemakain air
C.Fungsi Penjualan
Menagih uang rekening aair dan penghasilkan non air lainnya baik yang dilaksanakan
sendiri maupun kerjasama dengan pihak ketiga.
D.Fungsi Pelayanan
1. Pengumpulan data untuk proyeksi kebutuhsn sir dan penjualan serta penyusunan
tarif air.
2. Melayani permintaan Langganan air minum dari masyarakat untuk perumahan
,perusahan ,hotel,keprluan social dengan pemasangan instalasi dan meter air.
3. Mengambil tindakan terhadap adanya pemkaian air yang tidak syah (Kerjasama
dengan Poltabes Jambi),melakukan tetrameter air (kerjasama dengan mertologi
menyegelan dan membongkar instalsi serta meter air
Jumlah air didunia ini relative tetap dan mungkin suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi
.penyinaran matahari menyebabkan air dipermukaan bumi menguap dan membentuk uap air
karena adanya angin,maka uap air akan bersatu dan berada dalam tempat yang tinggi yang kita
kenal dengan awan.Angin akan membawa awan ketempat yang makin tinggi dimana pada
tempat yang semakin tinggi suhu semakin rendah.Apabila awan telah jenuh terbentuklah titik-
titik air dan jatuh kebumi sebagai hujan.
Air hujan bila turun kebumi sebagaian mengalir kedalam tanah ,jika menjumpai lapisan yang
rapat air maka menyebabkan peresapan menjadi berkurang dan sebagian air akan mengalir di
atas lapisan rapat air,jika air keluar pada permukaan bumi,maka air yang demikian dinamakan
mata air .air permukaan yang mengalir di atas permukaan bumi,umumnya terbentuk sungai-
sungai dan jika melalui suatu danau atau telaga.tetapi banyak diantara air mengalir kelaut
kembali dan kemudian akan mengikuti siklus hidrologi.
A.Air Hujan
Dalam keadaa murni sangat bersih tetapi karena adanya pengotorn udara yang
disebabkan oleh kotoran-kotoran industry ,debu dan sebagainya,Maka untuk menjadikan air
hujan sebagai sumber air minum hedaknya pada waktu penampungan air hujan jangan dimulai
saat hujan mulai turun ,karena masih banyak mengandung kotoran.
Disamaping itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur
maupun tempat reservoir,sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi(Karatan),air hujan
ini mempunyai sifat lunak sehingga akan boros terhadap pamakaian sabun.
B. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengaliran,misalnya oleh lumpur batang-
batang kayu,daun-daun kotoran-kotoran industri kota,dan sebagainya.Beban pengotoran ini
untuk masing-masing air permukaan akan berbeda-beda tergantung pada pengaliran air
permukaan tersebut.
Jenis pengotoran merupakan kotoran fisik,kimia dan bakteriologi,air permukaan itu akan
mengalami proses pembersihan sendiri yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Udara yang mengandungg Oksigen (O2) akan membantu mengurangi pembusukan yan
terjadi pada air permukaan yang telah mengalami pengotoran selama dalam perjalananya.O2
akan meresap ke dalam air permukaan.
C.Air Tanah
Air tanah dankal terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah.Lumpur akan tertahan
,demikian pula dengan sebagai bakteri sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak
mengandung lebih banyak zat-zat kimia kerena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsure-
unsur kimia tertentu untuk masin-masing lapisan tanah.
Terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama .Pengambilan air tanah dalam tak
semudah pada air tanah dangkal.Dan hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa ke
dalamnya sehingga dalam suatu kedalaman akan didapatkan suatu lapisan air.Jika tekanan air
tanah ini besar maka air dapat menyebur keluar .Keadaan ini disebut dengan sumur artesis.
Jika air tidak dapat keluar dengan sendirinya maka digunakanlah pompa untuk membantu
pengeluaran air tanah dalam ini.Kualitas dari air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari
tanah dangkal ,karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri.sedangkan
kuantitas air tanah dalam pada umumya mencukupi (tergantung pada keadaan lapisan tanah) dan
sedikit pegaruh pada perubahan musim
Air mata air adalah air tanah yang keluar dengan sedirinya ke permukaan tanah.Mata air
yang berasal dari tanah dalam hamper tidak terpengaruh oleh perubahan musim dan
kualitas/kuantitasnya sama dengan air tanah dalam.
1.Jernih
2.Tidak berwarna
3.Tidak berbau
4.Tidak berasa
PELAKSAAN DI LAPANGAN
Sumber air baku yang digunakan untuk produksi air pada insatalasi pengolahan air (IPA) berasal
dari sungai Batanghari.Dengan menggunakan system Pengolahan Lengakap. Sungai Batanghari
dapat diambil secara langsung dialirkan terlebih dahulu kedalam intake,jenis intake yang dipakai
intake sumuran yaitu bangunan penangkap air yang terletak di pinggir sungai
Batanghari.Kualitas air baku yang diproduksi menjadi air minum di Instalasi pengolahan air
Tidak mempunyai masalah karena tidak begitu banyak mengalami pencemaran sehingga masih
layak untuk digunakan.Diketahui dari pemeriksaan di laboratorium PDAM Tirta mayang yang
dilakukan terhadap air baku tersebut sebelum diproses untuk diproduksi menjadi air bersih
.Pemeriksaan dilakukan untuk memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai standar air baku
yang diperbolehkan.
PDAM Tirta Mayang Memiliki 7 Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan kapasitas pengolahan
sebagai berikut :
Data Produksi Distribusi PDAM Tirta Mayang Kota Jambi Bulan Juni 2017
4.2.Proses Pengolahan Air Baku Menjadi Air Bersih
Pengolahan adalah Suatu upaya untuk mendapatkan air bersih dan sehat dengan standar mutu air
yang memenuhi syarat kesehatan.
A.Jenis Pengolahan
Secara Umum proses pengolahan pada IPA yaitu proses pengolahan Lengkap
.Keberhasilan perbaikan kualitas air khusunya dalam proses pengolahan air bersih berkaitan erat
dengan ketepatan Pemilihan unit operasi dan unit proses yang akan dipakai.Proses pengolahan
air yang akan diterapakan dalam memperbaiki kualitas air didasarkan atas pertimbangan-
pertimbangan yang berkaitan eratdengan pengolahan fisika ,kimia dan bakteriologi.
B.Unit Pengolahan
Unit proses yang digunakan dalam proses pengolahan air ini sebagai berikut:
1.Intake
Merupakan bangunan untuk menangkap atau mengumpulkan air dari sumber asal air
untuk dapat dimanfaatkan.Air baku dari sungai Batanghari yang dipompakan melalui
pipa trasmisi ke instalasi pengolahan .Intake ini sendiri merupakan bangunan ya terdiri
dari:
-Rumah Panel yaitu tempat dimana air baku ditampung untuk dipompakan melalui pipa
trasmisi ke Instalasi dengan menggunakan 4 pompa sentrifugal.Dimana pompa 1
(pertaama) 50 l/d.pompa II(kedua) 50l/d, pompa III (ketiga) 50 l/d,Pompa IV(kempat) 50
l/d.Dalam penoperasinnya dilakukan secara bergantia.Misalkan pompa I dan pompa II
dioperasikan pada pagi dan siang hari dan pompa III dan pompa IV pada malam hari
sesuai jadwal .
2.Koagulator
Air yang dipompakam dari intake pertama masuk pada bangunan Koagulator.Unit proses
Ini dalam pengertian umum disebut juga unit proses koagulasi atau pengadukan cepat
atau flash mixing.Pada bangunan ini dilakukan pencampuran bahan kimia (alum
sulfat)yang dibutuhkan untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang
tidak dapat mengendap dengan sendirinya Penginjeksian koagulator sesuai dengan dosis
yang dilakukan dengan memakai pompa dosing. dengan waktu detensi atau gradiet
kecepatan tertentu diharapakan akan terjadi pencampuran bahan kimai secara cepat dan
merata (turbulensi).Alum dan air baku dicampur supaya ada homogensasi dari
Koagulator masuk ke flocculator sehingga terbentuk flok.
3.Flocculator
4.Clariflokulator
1).Nilai Ph
3)Waktu Kontak
4).Suhu
5).Jenis Koagulan.
6).Konsentrasi Koagula
5. Sedementasi
Sedimentasi sebagai proses pengendapan ,dimana akibat gaya gravitasi partikel yang
mempunyai berat jenis lebih besar dari berat Janis air akan mengendap kebawah dan yang lebih
kecil berat kecil berat jenisnya akan mengapung/melayang .
Kecepatan partikel akan bertambah sesuai dengan pertambahnya ukuran partikel dan berat jenis
partikel.Air yang telah diedapkan pada waktu tertentu melimpah disekeliling bangunan
sedimentasi (Melalui ambang bangunan/vinot)dan masuk ke bangunan filter.dalam bangunan
sedimentasi prosesnya harus laminer (tenang).dalam selang waktu tertentu ,akumulasi lumpur
hasil pengendapan harus dibuang Ke Tempat penampungan Lumpur .
6. Filter
Fliter adalah saringan pasir untuk menyaring flok-flok ringan,flok-flok yang berukuran
kecil yang tidak dapat diendapakan pada bangunan proses sedimentasi .Prinsip dasar Filtrei
adalah proses penyaringan secara fisika,kimia dan mikrobiologi untuk memisahkan /menyaring
partikel yang tidak terendapkan di bangunan sedimentasi melalui media berpori-pori .Proses
penyaringan ini diperlukan untuk memisahkan flok yang berukuran kecil/halus yang tidak dapat
diendapakan oleg proses pengendapan Media Filter yang ada PDAM Tirta Mayang terdiri dari
pasir kwarsa kerikil dan Nozle dan susunannya adalah media ganda( dua jenis media).
Air yang lolos dari proses filtrasi ,secara fisika telah memenuhi syrat fisika tetapi belum
tertentu memenuhi syarat kimia dan bakteriologi.Untuk itu dilakukan proses perbaikan Ph agar
mendekati Ph netral yaitu ± 7 dan pembubuhan desinfeksi (membunuh bakteri Patogen) sehingga
air dari proses ini memenuhi baku mutu air minum yang telah ditetapakan.
Pembubuhan dilakukan secara gravitasi. Bahan kimia yang digunakan untuk menaikan Ph yaitu
dengan menggunakan soda coustik dan untuk desinfeksi menggunakan kaporit.
7 .Reservoir
Air yang ditampung pada reservoir ini telah siap untuk didistribusikan ke konsumen
dengan bantuan pompa distribusi dan jaringan pipa..
Salah satu cara digunakan di Instalasi Pengolahan Air untuk meningkatkan kualitas air baku
menjadi air bersih dilakukan dengan penambahan beberapa bahan kimia selama proses
pengolahan .Pada instalasi pengolahan air (IPA) pembubuhan bahan kimia dilakukan melalui
tiga tahap dengan menggunakan tiga jenis bahan kimia dalam rangka menetralisir muatan
permukan dan memungkinkan partikel-partikel mengumpul.
Alumuniumsulfat (Al2(SO4)3 Diberikan pada air baku untuk dapat mengumpulkan zat-zat yang
melayang di dalam air (suspended metter /partikel-partikel koloid) sehingga mempercepat
menjadi gumpalan-gumpulan besar dan berat yang akhirnya mengendap dan menghasilkan air
yang jernih dibagian atasnya.Pencampuran Koagulan berupa alum ini dilakukan pada Koagulator
dengan waktu tertentu dan gradient kecepatan tertentu agar terjadi pencampuran bahan yang
merata pada bakKoagulator .Untuk mendapatkan pH optimum,dosis optimum biasanya dicari
dahulu di laboraturium dengan menggunakan alat jartes dimana pendosisan diatur dengan
pengaturan stoke dosing untuk memperoleh indek keeping dan pH yang sesuai dengan percobaan
jartes.
3.Pipet 25 ml
Cara Kerja :
1.Sediakan 4 beaker glass ambil sampel air baku sebanyak masing-masing 1000 ml
2.Bubuhi Larutan alum 1% beaker glass 1= 38ml ,beaker II= 40 ml, beaker III= 42 ml,
beaker IV =44 ml. Letakan pada alat jartes.
3.Lakukan pengadukan (cepat) dengan kecepatan ± 120 rpm selama 3 menit .Supaya
alum menyebar cepat ke seluruh badan air proses ini disebut koagulasi.
5.Setelah alat jartes selesai dimatikan bairkan selama 3 menit maka hasilnya akan terlihat
,yang baik adalah indek keeping besar,flok cepat mengendap cepat jernih .
Keterangan:
Dari hasil percobaan jartes maka dapat diambil kesimpulan dalam pemakaian alum yang
terbaik adalah batas pendosisan antara 38 ml-44 ml alum dapat dilihat bahwa tingkat
kekeruhan air baku sesaui dengan yang diharapkan yaitu dosis optimum tercapai baik
pada pemakaian alum 42ml.Pemakaian alum 42 ml pada gelas No.2 didapatkan rata-rata
hasil pemeriksaan yaitu:
-Indek Keping =8
-Suhu =260C
Artinya dengan pemakaian alum 42 ml turunya tingkat kekeruhan air baku sudah
tercapai dengan baik.
Perhitungan :
= 99 kg/jam
Pembubuhan larutan soda dilakukan setelah air mengalami penurunan pH setelah diberi
alum sulfat pada bak Koagulator selanjutnya dari bak flocculator air dialirkan menuju
bak filter dan dialirkan reservoir,secara gravitasi dibubuhkan larutan soda caustic (NaOH)
dengan larutan pembubuhan air berfungsi untuk menaikan pH air/menetralkan pH air
hingga mencapai batas optimum ±7.
3.Pipet 10 ml
5.Bola penghisap
1.Ambil sempel air clarify yang sudah dijernikan ( air settler)yang telah mengalami
penurunan Ph.
3.Lakukan pengadukan cepay untuk mencampurkan antara larutan soda dengan sempel.
Sampel I II III IV
pH Air Clarif =5,9 Soda 0,5 1 1,5 2,0
Dari tabel percobaan dapat dilihat diman pH yang optimum =7 tercapai pada pemakaian Larutan
soda sebesar 1,5 ml=1,5 ppm
Perhitungan
= Debit × Dosis
=27 kg/jam
C.Pendosisan Kaporit
3.Pipet 10 ml
5.Timer
7.Neraca analitik
8.aquades
9.elemeyer
Cara Kerja :
2.larutan kaporit 0,1%,misalnya : gelas 1=0,8 ml, gelas II= 1,3 ml,gelas III =1,7
ml,gelas IV=2ml
3.Gunakan alat jartes dan lakukan pengadukan cepat (140 rpm)) selama =3 menit.
Perhitungan:
60
0,8 mg/l×100=0,5 mg/l
60
1,3 mg/l ×100=0,8 mg/l
60
1,7 mg/l ×100=1,0 mg/l
60
2 mg/l ×100=1,2 mg/l
Data prodis bulan Juni 2017 PDAM Tirta Mayang Kota Jambi
No BIAYA RUPIAH
1 Sumber Air Rp. 24.653.010,00
2 Listrik Intake dan IPA ( Instalasi Pengolahan Air) Rp. 544.621.102,00
3 Bahan Kimia Rp. 322.826.350,00
4 Pemakaian Bahan Pembantu Rp. 2.646.497,20
5 Pemeliharaan Pipa Induk Saluran Air Baku Rp. 2.000.000,00
6 Pemeliharaan Alat Perpompaan Rp. 75.332.900,00
7 Pemeliharaan Alat Perpompaan Cab. Aurduri Rp. 28.173.200,00
8 Pemeliharaan Instalasi Pompa Rp. 2.220.000,00
9 Penyusutan Instalasi Sumber Air Rp. 29.988.913,32
10 Penyusutan Pengolahan Air Rp. 54.777.899,02
11 Penyusutan Pompa Rp. 81.107.987,15
JUMLAH Rp . 1.168.347.859,00
Biaya Transmisi dan Distribusi Bulan Juni 2017
No BIAYA RUPIAH
1 Listrik Rp. 643.794.038,00
2 Pemakaian Bahan / Perlengkapan Rp. 500.000,00
3 Pemeliharaan Pipa Transmisi Rp. 122.127.267,13
4 Pemeliharaan Pipa Transmisi PKA Rp. 7.369.700,00
5 Pemeliharaan Pipa Transmisi Jks Rp. 366.000,00
6 Perbaikan dan Pergantian Pipa Dinas Rp. 1.228.397,70
7 Perbaikan dan Pergantian Pipa Dinas PKA Rp. 15.100.001,12
8 Perbaikan dan Pergantian Pipa Dinas Cabang Aurduri Rp. 50.966.300,00
9 Perbaikan dan Pergantian Pipa Dinas Cabang Tanjung Sari Rp. 43.884.148,80
10 Pemeliharaan Water Meter Rp. 3.788.070,00
11 Penyusutan Transmisi Distribusi Rp. 827.740.242,39
JUMLAH Rp. 1.715.635.766,00
No BIAYA RUPIAH
1 Gaji Pegawai Rp. 2.617.114.242,00
2 Tunjangan Hari Raya Rp. 1.884.448.236,00
3 Pembinaan Karyawan Rp. 17.968.000,00
4 Pakaian Dinas Rp. 269.426.300,00
5 Bantuan Ekstern Rp. 20.761.000,00
6 Diklat Pelatihan SDM Rp. 100.000,00
7 Biaya Kantor Rp. 106.643.924,00
8 Biaya Humas Rp. 27.452.800,00
9 Biaya Iklan Rp. 20.975.000,00
10 Pemeliharaan Inventaris Kantor Rp. 1.500.000,00
11 Pemeliharaan Kendaraan Rp. 41.959.427,20
12 Pemeliharaan Bangunan Rp. 3.272.260,40
13 Pemeliharaan Taman dan Lapangan Rp. 260.000,00
14 Langganan Media Cetak Rp. 2.875.000,00
15 Badan Pengawas Rp. 33.620.895,00
16 Perjalanan Dinas Rp. 903.000,00
17 Bantuan Hukum Rp. 2.000.000,00
18 Biaya Umum Lainnya Rp. 3.950.000,00
19 Team Dibentuk Direksi Rp. 9.555.000,00
20 Penyusutan Bangunan Rp. 9.701.289,09
21 Penyusutan Perlengkapan dan Peralatan Rp. 3.675.295,38
22 Penyusutan Kendaraan Rp. 41.155.740,11
23 Penyusutan Inventarsi Perabot Kantor Rp. 21.395.095,39
JUMLAH Rp. 5.080.887.670,00
No BIAYA RUPIAH
1 Biaya Produksi Rp. 1.168.347.859,00
2 Biaya Transmisi dan Distribusi Rp. 1.715.635.766,00
3 Biaya Umum Dan Administrasi Rp. 5.080.887.670,00
JUMLAH Rp. 8.020.601.128,00
STRUKTUR TARIF AIR MINUM
Pendapatan Bulan Juni 2017
Kesimpulan Neraca
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Bulan Juni 2017 PDAM Tirta Mayang mengalami kerugian dikarenakan pengeluaran
lebih besar dari pendapatan hal ini terjadi karena dengan bersamaanya hari raya idul fitri
sehingga semua karyawan mendapat tunjangan dan anggaran pengadaan baju seragam
karyawan. Selain itu juga pengeluaran yang disebabkan kerusakan-kerusakan dibagian
produksi dan distrubusi yang cukup banyak sehingga bulan juni 2017 PDAM Mengalami
kerugian.
2.
3.
SARAN
1. PDAM Tirta Mayang harus lebih menekankan untuk penurunan angka kehilangan air,
cara yang dapat dilakukkan membagi wilayah distribusi berdasarkan zona dan
kedepannya dapat memasang press transsmiter dan flowmeter dan dapat dikontrol dari
intalasi sehingga dapat diketahui dengan luas zona sekian dan dengan jumlah konsumen
sekian dapat diketahui berapa jumlah air yang terdistrubusikan dan dapat disesuaikan
dengan air yang diproduksi.
2.