Anda di halaman 1dari 12

e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 3 Tahun 2019)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DITINJAU DARI


UU NO 8 TAHUN 1999 (STUDI KASUS KELALAIAN PERUSAHAAN
DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN BULELENG)
I Nyoman Renaldi Mahardika1, Ketut Sudiatmaka2, Dewa Gede Sudika Mangku3

Program Studi Ilmu Hukum


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {indriharisanti26@gmail.com,
ketutsudiatmaka.undiksha@gmail.comdewamangku.undiksha@gmai.com}

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah tanggung jawab Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) dalam mengatasi kerugian yang dialami konsumen terhadap dampak yang timbul akibat
terbatasnya penyediaan air bersih serta mengetahui implementasi ketentuan Pasal 19 Undang-Undang
No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terkait tanggung jawab pelaku usaha terhadap
kosumen PDAM di Kabupaten Buleleng. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang bersifat
deskriptif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan studi kepustakaan. Sampel diambil
dari konsumen PDAM Kabupaten Buleleng dengan Teknik Probability Sampling. Analisis data dilakukan
dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dan disajikan secara deskriptif analisis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Tanggung jawab PDAM Kabupaten Buleleng telah melakukan upaya
penambahan debit dalam rangka mengatasi kekurangan suplai air bersih salah satunya dengan
membuat sumur bor di beberapa titik serta wajib memberikan ganti rugi atas segala kerugian yang
disebabkan oleh gangguan distribusi air yang terjadi bukan hanya dengan normalisasi aliran air, (2)
Pasal 19 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindunga Konsumen terkait dengan tanggung jawab pelaku
usaha belum dapat diimplementasikan dengan baik, PDAM Kabupaten Buleleng tidak melaksanakan
ketentuan Pasal 19 UUPK yakni terkait dengan tanggung jawab ganti kerugian yang diberikan kepada
masyarakat terkait dengan pelayanan air bersih serta hak yang diterima konsumen tidak sesuai.

Kata kunci: perlindungan konsumen, PDAM Kabupaten Buleleng, UU No. 8 Tahun 1999

Abstract

The purpose this research were to find out how the responsibility of the Regional Water Company
(PDAM) in overcoming the losses suffered by consumers against the impacts arising from the limited
supply of clean water and knowing the implementation of the provisions of Article 19 of Law No. 8 of
1999 concerning Consumer Protection related to the responsibility of business actors to consumers of
PDAM in Buleleng Regency. This study is a descriptive empirical study. Data collection uses interview
methods and literature studies. Samples were taken from consumers of PDAM Buleleng Regency with
Probability Sampling Techniques. Data analysis was performed with qualitative descriptive analysis
techniques and presented in descriptive analysis. The results of the study show that (1) the responsibility
of the Buleleng Regency PDAM has made efforts to add debit in order to overcome the shortage of clean
water supply, one of which is to make drill wells at several points and must provide compensation for any
losses caused by water distribution disruptions that occur only by normalizing the flow of water, (2) Article
19 of Law No. 8 of 1999 concerning Flower Protection Consumers related to the responsibility of
business people have not been able to implement it well, Buleleng Regency PDAM does not implement
the provisions of Article 19 of UUPK which is related to the responsibility for compensation given to the
community related to clean water services and inappropriate rights received by consumers.

Keyword: consumer protection, PDAM Kabupaten Buleleng, Law No. 8 of 1999

192
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 3 Tahun 2019)

PENDAHULUAN sebagai perusahaan daerah diberi


UUD Republik Indonesia 1945 Pasal tanggung jawab untuk mengembangkan
33 disebutkan antara lain bahwa bumi, air dan mengelola sistem penyediaan air
dan kekayaan alam yang terkandung di bersih serta melayani semua konsumen
dalamnya dikuasai oleh negara untuk dengan harga yang terjangkau.
digunakan sebesar-besarnya bagi Berdasarkan website resmi PDAM Buleleng
kemakmuran rakyat. Pasal ini merupakan (PDAM Buleleng, 2015) penyediaan air
landasan yuridis untuk menentukan minum untuk Kota Singaraja dimulai sejak
bagaimana pengelolaan sumber daya alam, tahun 1902 yang dilaksanakan oleh
termasuk sumber daya air, dalam Pemerintah Belanda. Pada Tahun 1929
kehidupan bernegara. Air merupakan diadakan penambahan kapasitas sebesar 7
kebutuhan dasar manusia yang paling ltr/dt dari sumber yang sama dan
hakiki. Ketersediaan air di bumi juga menambah sebuah reservoir di Bantang
melimpah ruah, 70 % bumi adalah lautan, Banua dengan kapasitas 300 M³.
tapi hanya sekitar 2,3 – 3,5 % berupa air Pada tahun 1970 oleh PPSAB Bali
tawar. (Norken, 2006). Berdasarkan studi (Proyek Peningkatan Sarana Air Bersih
Penyusunan Pola Induk Pengembangan Bali) diadakan penambahan kapasitas
Sumber Daya Air di seluruh sub-sub Satuan produksi dengan mengambil sumber air di
Wilayah Sungai di Bali, ditemukan data Bangkiang Sidem sebesar 15 ltr/dt.
bahwa hingga awal tahun 2005 total Kemudian perusahaan sendiri secara
Sumber Daya Air (SDA) di Bali mencapai bertahap meningkatkan kapasitas produksi
4.576,054 juta m3 /tahun. Dari total jumlah dari 40 ltr/dt menjadi 75 ltr/dt. Berdasarkan
air yang tersedia, terdiri dari SDA sungai Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
4.125,58 juta m3 /tahun, air tanah 160,201 Nomor: 071.KPTS/CK/X/1979. Pada tahun
juta m3 /tahun dan 290,273 juta m3 /tahun 1986 berdasarkan Berita Acara No.
yang bersumber dari mata air (Norken, 28/BA/CK/1986 dan No.
2006). 690/19266/Bangda, Menteri Pekerjaan
Di Indonesia suplai air minum ke Umum menyerahkan pengelolaan BPAM
penduduk dikelola oleh negara atau bekerja Kabupaten Dati II Buleleng kepada
sama dengan pihak swasta atas ijin Gubernur Kdh. Tk. I Bali dan berdasarkan
pemerintah. Salah satu institusi pengelola Berita Acara No. 690/19268/Bangda dan
air bersih adalah Perusahaan Daerah Air no. 58/Peng.3/UM/86 tanggal 10
Minum (PDAM). Dalam UU No. 7 Tahun September 1986 Gubernur Kdh. Tk. I Bali
2004 tentang Sumber Daya Air, Bab IV menyerahkan kepada Bupati Kdh. Tk. II
Pendayagunaan Sumber Daya Air Pasal 26 Buleleng untuk selanjutnya dengan
ayat 1 dan 2 berbunyi Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng No.
(1) Pendayagunaan sumber daya air 1 Tahun 1984 berdirilah Perusahaan
dilakukan melalui kegiatan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Dati
penatagunaan, penyedian, II Buleleng.
penggunaan, pengembangan dan Tahun 1993 untuk perluasan
pengusahaan sumber daya air dengan jaringan ke kawasan Lovina, PDAM Kab.
mengacu pada pola pengolalaan Buleleng kembali memanfaatkan dana
sumber daya air yang ditetapkan pada pinjaman melalui P3KT sebesar Rp.
setiap wilayah sungai. 2.377.000.000,- yang dipergunakan untuk:
(2) Pendayagunaan sumber daya air Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi
ditujukan untuk memanfaatkan sumber Singaraja-Lovina sepanjang 13.675 meter,
daya air secara berkelanjutan dengan pengadaan dan pemasangan pipa distribusi
mengutamakan pemenuhan kebutuhan dalam kota dari Res. Bantang Banua s/d
pokok kehidupan masyarakat secara ujung timur Jalan Gempol sepanjang 4.822
adil. meter. Upaya untuk penambahan debit
PDAM merupakan perusahaan terus dilakukan dengan pembuatan sumur-
daerah sebagai sarana penyediaan air sumur bor hingga sampai saat ini
bersih yang diawasi dan di monitor oleh (Desember 2008) PDAM Kabupaten
badan eksekutif maupun legislatif. PDAM Buleleng telah mempunyai kapasitas

193
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 3 Tahun 2019)

produksi sebesar 460 ltr/dt dengan jumlah kesejahteraan upaya masyarakat. PDAM
pelanggan 32.097 Sambungan. Buleleng merupakan perusahaan daerah
Perusahaan adalah sebuah yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten
lembaga yang didirikan oleh seseorang Buleleng yang bergerak dalam bidang
atau lebih dengan tujuan untuk pelayanan air minum untuk Kabupaten
mendapatkan keuntungan atas penjualan Buleleng. PDAM Buleleng berfungsi
barang atau jasa yang sebanyak- sebagai lembaga bisnis, yang harus
banyaknya guna kesejahteraan semua berorientasi pada laba melalui efisiensi
karyawannya. Perusahaan adalah tempat usaha, juga berfungsi sebagai lembaga
berlangsungnya kegiatan teknis dan sosial.
kesatuan organisasi modal dan tenaga Kabupaten Buleleng merupakan
kerja yang bertujuan menghasilkan barang- salah satu kabupaten terluas di Provinsi
barang atau jasa sehingga dapat melayani Bali. Namun populasi penduduk Kabupaten
kepentingan umum. Bidang-bidang yang Buleleng Kota Singaraja tidaklah sepadat
ada dalam lingkup usaha, antara lain Kota Denpasar, karena memang sebagian
bidang produksi, sirkulasi, iklan, keuangan, besar penduduknya mencari nafkah ke
teknik, personalia, dan layanan pelanggan Denpasar. Untuk kebutuhan akan konsumsi
(costumer care). Namanya saja bidang air tetaplah tinggi. Untuk pasokan air
usaha (bisnis) maka segala gerak yang sebagian besar masyarakat masih
dilakukan harus memperhitungkan bisnis, mengandalkan air tanah bersumber dari
dengan menekan biaya (cost) serendah- sumur dan sebagian lagi berlangganan air
rendahnya dan menghasilkan (profit) yang di PDAM Buleleng. Pada saat ini
sebanyak-banyaknya (Djuroto, 2000; 25). perencanaan besarnya kebutuhan air
PDAM merupakan salah satu unit usaha domestik PDAM Buleleng sebesar 100
milik daerah, yang bergerak dalam liter/jiwa/hari. Angka ini diperoleh
distribusi air bersih bagi masyarakat umum. berdasarkan ketetapan dari Departemen
PDAM terdapat di setiap provinsi, Permukiman Dan Prasarana Wilayah
kabupaten, dan kotamadya di seluruh tentang konsep penyusunan pelayanan
Indonesia. PDAM merupakan perusahaan bidang air minum
daerah sebagai sarana penyedia air bersih Dalam rangka memenuhi kebutuhan
yang diawasi dan dimonitor oleh aparat- pokok masyarakat akan air minum yang
aparat eksekutif maupun legislatif daerah. bersih, sehat dan produktif perlu
Perusahaan air minum yang dikelola diselenggarakan sistem penyediaan air
negara secara modern sudah ada sejak minum, dalam penyelenggaraan sistem
zaman penjajahan Belanda pada tahun tersebut masyarakat menginginkan sistem
1920 dan dengan yang transparan, akuntabel, efisien.
nama Waterleiding sedangkan pada Transparan maksudnya
pendudukan Jepang perusahaan air minum penyelenggaraannya terbuka dan jujur
dinamai Suido Syo. tanpa ada yang ditutupi, akuntabel
Perusahaan Daerah Air Minum maksudnya segala proses yang terjadi
(PDAM) dipilih sebagai objek kajian dapat dipertanggungjawabkan kepada
mengingat badan usaha milik pemerintah konsumen sesuai dengan peraturan dan
daerah ini merupakan sebuah lembaga perundang-undangan yang berlaku serta
yang penting untuk dapat melihat efisien dimana segala prosedur
bagaimana pemerintah daerah memberikan penyelenggaraannya tepat guna dan
pelayanan kepada masyarakat. cermat tanpa membuang waktu maupun
Keberhasilan PDAM dalam menyediakan sumber daya. PDAM yang mempunyai
air bersih untuk masyarakat pelanggan peran penting dalam pengelolaan air minum
yang tercukup dalam wilayah pelayanannya terbentuk dalam maksud dan tujuannya
pada satu sisi menunjukkan kinerja yang yang diatur dalam pasal 2 Perda Kabupaten
baik dari para personilnya pada sisi lain Buleleng No. 2 Tahun 2010 tentang
juga memperlihatkan bahwa pemerintah Perusahaan daerah Air Minum Kabupaten
daerah telah memperlihatkan upaya yang Buleleng yang telah diperbarui dengan
sungguh-sungguh dalam meningkatkan Perda No. 7 Tahun 2014 tentang

194
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 3 Tahun 2019)

Perubahan Atas Peraturan Daerah Dalam suatu organisasi maupun


Kabupaten Buleleng No.2 Tahun 2010 perusahaan dalam merumuskan strategi
adalah: dan program pelayanan harus berorientasi
“Maksud dan tujuan didirikan PDAM pada kepentingan pelanggan dan sangat
adalah untuk memenuhi kebutuhan air memperhatikan dimensi kualitasnya. PDAM
minum masyarakat dengan mengutamakan sebagai sebuah perusahaan penyedia
pemerataan pelayanan dan persyaratan barang dan jasa tentu harus memperhatikan
kesehatan serta mendorong pertumbuhan aspek pelayanan. Namun dalam upaya
perekonomian daerah sebagai salah satu pelayanan tersebut tidak selalu dapat
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) berjalan sesuai dengan perencanaan yang
demi peningkatan kesejahteraan telah dilakukan sebelumnya. Faktor
masyarakat.” penyebab permasalahan muncul, salah
Kualitas pelayanan yang diberikan satu penyebabnya adalah karakteristik
produsen kepada konsumen menentukan pemakaian air bersih oleh pelanggan
loyalitas konsumen maupun kepuasan PDAM Buleleng yang kurang bisa
konsumen terhadap perusahaan. Kualitas diantisipasi oleh PDAM Buleleng selaku
pelayanan menjadi suatu yang wajib pemasok air bersih. Akibatnya pada jam-
dilakukan perusahaan agar mampu jam puncak pemakaian pasokan air tidak
bertahan dan tetap mendapat kepercayaan terdistribusi secara merata, beberapa
konsumen. Menurut Kotler (2000:83) wilayah mengalami penurunan tekanan air
definisi pelayanan adalah setiap tindakan bahkan hingga air sama sekali tidak
atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh mengalir. PDAM Buleleng juga menghadapi
suatu pihak kepada pihak lain, yang pada tantangan untuk meningkatkan sistem
dasarnya tidak berwujud dan tidak dalam rangka mengatasi peningkatan
mengakibatkan kepemilikan apa pun. konsumsi air masyarakat baik itu dengan
Pelayanan merupakan perilaku Pelayanan peningkatan peralatan maupun
dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau penambahan sumber air. Konsumsi air
service yang disampaikan oleh pemilik jasa akan selalu mengalami peningkatan seiring
yang berupa kemudahan, kecepatan, dengan pertumbuhan populasi.
hubungan, kemampuan dan Pertumbuhan penduduk akan
keramahtamahan yang ditujukan melalui meningkatkan jumlah kebutuhan air secara
sikap dan sifat dalam memberikan umum karena bertambahnya konsumsi air.
pelayanan untuk kepuasan konsumen. Melihat kondisi dan kenyataan tersebut,
Kualitas pelayanan merupakan suatu perlu adanya perbaikan sistem penyediaan
bentuk penilaian konsumen terhadap air minum pada PDAM Kabupaten Buleleng
tingkat pelayanan yang diterima (perceived sebagai penyedia air bersih untuk
service) dengan tingkat layanan yang masyarakat Kota Singaraja secara
diharapkan (expected service), keseluruhan. Hal-hal tersebutlah yang
(Fitzsimmons, 2001: 5). Bila harapan nantinya akan mempengaruhi tingkat
pelanggan dilampaui oleh pelayanan yang kemampuan penyediaan air PDAM yang
dirasakan maka kualitas pelayanan sangat berdampak pada kepuasan masyarakat
berkualitas (quality superior). Bila selaku konsumen dari PDAM Buleleng.
pelayanan yang dirasakan tidak sesuai PDAM Buleleng meraih
dengan yang diharapkan maka kualitas Penghargaan Perpamsi Award untuk
pelayanan dipersepsikan tidak memuaskan kategori Pelayanan Terbaik PDAM
(unacceptable quality). Bila jasa yang Kabupaten dengan jumlah penduduk diatas
dirasakan sesuai dengan yang diharapkan 500 ribu jiwa dalam acara MAPAMNAS
pelanggan maka kualitas pelayanan yang Perpamsi XIII pada tanggal 6 Desember
diberikan memuaskan (satisfactory quality). 2017 seperti dilansir portal berita online
Kepuasan pelanggan dalam bidang beritadewata.com. Tahun 2018, PDAM
jasa merupakan elemen penting dan Buleleng menargetkan tambahan pelanggan
menentukan dalam menumbuh sebanyak 3.000 pelanggan baru sehingga
kembangkan perusahaan agar tetap pada tahun 2019 PDAM Buleleng bisa
mendapat kepercayaan dari pelanggan. memenuhi target 100 persen pelayanan air

195
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 3 Tahun 2019)

bersih di wilayah cakupan layanan PDAM. konsumen, dalam hal ini pelanggan PDAM
Direktur Utama PDAM Buleleng mengatakan Buleleng yang dirugikan. Namun hal ini
pelayanan air bersih Buleleng sudah belum disadari benar oleh masyarakat
terpenuhi sebesar 89 persen, dari 68 selaku konsumen PDAM sehingga belum
Desa/Kelurahan yang memang menjadi ada langkah tegas dalam menuntut
wilayah cakupan layanan PDAM Bueleng. tanggung jawab PDAM terhadap kerugian
Meningkatnya jumlah pelanggan tentu yang dialami oleh konsumen.
meningkatkan kebutuhan air harian yang Berdasarkan latar belakang yang
harus didistribusikan oleh PDAM. Hasil telah disampaikan diatas, maka penulis
survei awal melalui metode wawancara tertarik untuk mengangkat suatu tema yang
didapatkan bahwa terjadi ketidakmerataan akan penulis bahas dengan judul:
distribusi air bersih pada cakupan pelayanan “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PDAM Buleleng yang terutama terjadi pada KONSUMEN DITINJAU DARI UU NO 8
musim kemarau. Hal ini kerap terjadi di TAHUN 1999 (STUDI KASUS KELALAIAN
beberapa daerah contohnya Banyuning, PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
Sambangan, dan Panji. Aliran air PDAM (PDAM) KABUPATEN BULELENG”.dengan
pada musim kemarau sangat kecil bahkan tujuan untuk mengetahui tanggung jawab
mati ketika jam puncak pemakaian di pagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
dan sore hari, sangat meresahkan bagi dalam mengatasi kerugian yang dialami
pelanggan di daerah tersebut dan tentu saja konsumen terhadap dampak yang timbul
menyebabkan kerugian pada masyarakat akibat dari terbatasnya penyediaan air
sebagai konsumen yang membayar untuk bersih serta implementasi ketentuan Pasal
memperoleh pelayanan PDAM. 19 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999
Permasalahan ini sudah menjadi polemik tentang Perlindungan Konsumen terkait
setiap tahun dan sangat merugikan tanggung jawab pelaku usaha terhadap
konsumen. Terlebih lagi, usaha PDAM kosumen PDAM di Kabupaten Buleleng.
dalam mengatasi polemik ini belum
membuahkan hasil berarti yang mana RUMUSAN MASALAH
meningkatkan ketidakpuasan pelanggan Berdasarkan uraian di atas maka
yang terdampak. Hal ini tentu ironis ketika dapat dirumuskan pokok-pokok
PDAM masih kesulitan untuk menyediakan permasalahan sebagai berikut:
air yang cukup untuk pelanggan yang ada 1. Bagaimanakah tanggung jawab
tetapi PDAM terus berusaha menambah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
jumlah pelanggan baru. dalam mengatasi kerugian yang dialami
Masyarakat sebagai konsumen konsumen terhadap dampak yang timbul
mempunyai hak dan kewajibannya dalam akibat dari terbatasnya penyediaan air
menjalani dan berperan sebagai konsumen, bersih?
hal ini dibuktikan dengan diaturnya UU No. 2. Bagaimana implementasi ketentuan
8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Pasal 19 Undang-Undang No. 8 Tahun
Konsumen yakni dalam pengertiannya 1999 tentang Perlindungan Konsumen
disebutkan dalam pasal 1 angka 1 adalah, terkait tanggung jawab pelaku usaha
“Perlindungan konsumen adalah segala terhadap kosumen PDAM di Kabupaten
upaya yang menjamin adanya kepastian Buleleng?
hukum untuk memberi perlindungan hukum
kepada konsumen.” Lebih lanjut pada Pasal METODE PENELITIAN
4 huruf (g) menyatakan hak konsumen “Hak Penelitian mengenai “Perlindungan
untuk diperlakukan atau dilayani secara Hukum Terhadap Konsumen Ditinjau dari
benar dan jujur serta tidak diskriminatif.” Undang-Undang No 8 Tahun 1999 (Studi
Kemudian pada penjelasan Pasal 7 huruf Kasus Kelalaian Perusahaan Daerah Air
(c) “Memperlakukan atau melayani Minum (PDAM) Kabupaten Buleleng)”
konsumen secara benar dan jujur serta adalah merupakan penelitian empiris.
tidak diskriminatif.” Ketentuan pada Pasal- Dikatakan sebagai penelitian empiris
Pasal pada UU Perlindungan Konsumen karena terdapat kesenjangan antara das
tersebut dapat menjadi payung hukum bagi solen dengan das sein, yaitu kesenjangan

196
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 3 Tahun 2019)

antara keadaan teoritis dengan fakta primer maupun data sekunder, kemudian
hukum. Metode penelitian hukum empiris diolah dan dianalisis dengan
adalah suatu metode penelitian hukum mempergunakan teknik analisis deskriptif
yang berfungsi untuk melihat hukum dalam kualitatif, yaitu dengan menguraikan semua
artian nyata dan meneliti bagaimana data menurut mutu, sifat gejala, dan
bekerjanya hukum di lingkungan peristiwa hukumnya dengan
masyarakat. Sifat penelitian yang mempertautkan antara data primer dengan
digunakan bersifat deskriptif bertujuan data sekunder. Setelah itu, data tersebut
menggambarkan secara tepat sifat-sifat disajikan secara deskriptif analisis dengan
suatu individu, keadaan, gejala, atau menguraikannya secara sistematis dan
kelompok tertentu, atau untuk menentukan komprehensif, sehingga mampu menjawab
penyebaran suatu gejala, atau untuk permasalahan yang diteliti dalam penelitian
menentukan ada tidaknya hubungan antara ini.
suatu gejala dengan gejala lain dalam
masyarakat ( Amiruddin & Azikin, Op-Cit, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
25). Data yang digunakan dalam penelitian Tanggung Jawab Perusahaan Daerah Air
ini adalah data primer dan data sekunder. Minum (PDAM) Dalam Mengatasi
Data primer adalah data yang diperoleh dari Kerugian Yang Dialami Konsumen
penelitian di lapangan. Sedangkan yang Terhadap Dampak Yang Timbul Akibat
dimaksud dengan data sekunder adalah Dari Terbatasnya Penyediaan Air Bersih.
data yang diperoleh dari bahan hukum Hasil wawancara yang dilakukan
primer yang bersumber dari peraturan terhadap Kasubbag Perencanaan Teknik
perundang-undangan dan dokumen hukum, PDAM Kabupaten Buleleng, Nyoman
dan data yang bersumber pada bahan Mardika, diperoleh informasi bahwa PDAM
hukum sekunder yang terdiri dari buku-buku terus melakukan tanggung jawab dengan
ilmiah dan tulisan-tulisan hukum upaya penambahan debit dalam rangka
(Muhammad, 2004 ; 202). Teknik mengatasi kekurangan suplai air bersih
pengumpulan data dilakukan dengan cara salah satunya dengan membuat sumur bor
studi lapangan yaitu dengan cara di beberapa titik. Untuk tahun 2019
mengadakan wawancara (interview) direncakanan untuk membuat sumur bor di
dengan para responden dan informan. daerah Pulau Menjangan. Selain itu, PDAM
Interview adalah pengajuan pertanyaan- siap siaga menyediakan suplai air bersih
pertanyaan meminta keterangan dan untuk daerah yang mengalami gangguan
penjelasan-penjelasan sambil menilai distribusi dengan menggunakan mobil
jawaban-jawabannya. Didalam tangki air bersih. Namun, hal itu baru akan
mendapatkan data yang diperlukan dilakukan apabila telah ada aduan dari
digunakan metode wawancara bebas masyarakat akan gangguan distribusi air
terpimpin yang bersifat komprehensif bersih. Pipa pecah atau bocor merupakan
(mendalam) dengan menggunakan alat tulis permasalahan yang sangat sering diadukan
(Ash-Shofa, 2004 ; 153). Lokasi penelitian pelanggan PDAM Kabupaten Buleleng.
dalam kaitannya dengan penelitian ini Untuk mengatasinya, PDAM Kabupaten
adalah di Kabupaten Buleleng. Pemilihan Buleleng memiliki tim yang siaga selama 24
lokasi penelitian ini didasarkan atas jam untuk memperbaiki kebocoran tersebut.
pertimbangan bahwa Kabupaten Buleleng Perda No. 10 Tahun 2010 tentang
merupakan salah satu Kabupaten di Bali. Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Dalam penelitian ini digunakan teknik Buleleng yang telah diperbarui dengan
Probability Sampling. Probability Sampling Perda No. 7 Tahun 2014 tentang
adalah teknik untuk memberikan peluang Perubahan Atas Peraturan Daerah
yang sama pada setiap anggota populasi Kabupaten Buleleng No. 2 Tahun 2010
untuk dipilih menjadi anggota sampel mengatur tentang tanggung jawab PDAM
dimana setiap elemen sampel memiliki Kabupaten Buleleng terhadap konsumen
kesempatan yang sama untuk diambil pada Pasal 7 hurup (d) hanya terkait
sebagai sampel dalam penelitian. Dari data dengan memberi pelayanan penyediaan air
yang berhasil dikumpulkan, baik data

197
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 3 Tahun 2019)

minum dengan kualitas, kuantitas dan setara nilainya, atau perawatan kesehatan
kontinuitas sesuai dengan standar yang dan/atau pemberian santunan yang sesuai
ditetapkan. Melihat dari tanggung jawab dengan ketentuan peraturan perundang-
tersebut jika dilihat dari perda No. 7 Taun undangan yang berlaku; Pemberian ganti
2014 maka perusahaan PDAM Kabupaten rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7
Buleleng telah melakukan tanggung jawab (tujuh) hari setelah tanggal transaksi;
kepada keonsumen terkait dengan Pemberian ganti rugi sebagaimana
memberikan pelayanan air minum dengan dimaksud pada ayat (1) dan (2) tidak
kualitas dan kuantitas dan kontinuitas, hal menghapuskan kemungkinan adanya
ini dibuktikan bahwa PDAM Kabupaten tuntutan pidana berdasarkan pembuktian
Buleleng telah melakukan upaya lebih lanjut mengenai adanya unsur
penambahan debit air bersih dengan kesalahan. Ketentuan sebagaimana
membuat sumur bor di beberapa daerah dimaksud pada ayat (1) dan (2) tidak
dan siaga menyediakan suplai air bersih berlaku apabila pelaku usaha dapat
untuk daerah yang mengalami gangguan membuktikan bahwa kesalahan tersebut
distribusi dengan menggunakan mobil merupakan kesalahan konsumen.
tangki air bersih. Memperhatikan substansi Pasal 19
Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 ayat (1) dapat diketahui bahwa tanggung
Pasal 7, Kewajiban pelaku usaha yang jawab pelaku usaha, meliputi: Tanggung
mana juga menjadi kewajiban PDAM jawab ganti kerugian atas kerusakan;
Kabupaten Buleleng adalah sebagai Tanggung jawab ganti kerugian atas
berikut: Beritikad baik dalam melakukan pencemaran; dan Tanggung jawab ganti
kegiatan usahanya; Memberikan informasi kerugian atas kerugian konsumen.
yang benar, jelas, dan jujur mengenai Berdasarkan hal ini, maka adanya produk
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa barang dan/atau jasa yang cacat bukan
serta memberi penjelasan penggunaan, merupakan satu-satunya dasar
perbaikan, dan pemeliharaan; pertanggungjawaban pelaku usaha. Hal ini
Memperlakukan atau melayani konsumen berarti bahwa tanggung jawab pelaku
secara benar dan jujur serta tidak usaha meliputi segala kerugian yang
diskriminatif; Menjamin mutu barang dialami konsumen.
dan/atau jasa yang diproduksi atau Meninjau dari ketentuan tersebut
diperdagangkan berdasarkan ketentuan maka Tanggung Jawab PDAM Kabupaten
standar mutu barang dan/atau jasa yang Buleleng sebagai pelaku usaha bisa saja
berlaku; Memberi kesempatan kepada terjadi akibat terganggunya penyaluran air
konsumen untuk menguji dan/ atau bersih dengan memberikan ganti rugi atas
mencoba barang dan/atau jasa tertentu segala kerugian yang disebabkan oleh
serta memberi jaminan dan/atau garansi gangguan distribusi air yang terjadi bukan
atas barang yang dibuat dan/atau hanya dengan normalisasi aliran air. Ganti
diperdagangkan; Memberikan kompensasi, kerugian tersebut baik berupa material
ganti rugi, apabila barang dan/jasa yang maupun non material pada konsumen
diterima atau dimanfaatkan konsumen tidak tanpa menunggu tuntutan dari konsumen
sesuai dengan perjanjian. itu sendiri. Ganti rugi layak diberikan karena
Sedangkan tanggung jawab yang PDAM selaku pelaku usaha telah
dimiliki pelaku usaha sesuai Pasal 19 UU melanggar kewajibannya yaitu menjamin
No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi
Konsumen adalah : Pelaku usaha atau diperdagangkan.
bertanggung jawab memberikan ganti rugi
atas kerusakan, pencemaran, dan/atau Implementasi Pasal 19 UU No.8 Tahun
kerugian konsumen akibat mengonsumsi 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau terkait perlindungan hukum terhadap
diperdagangkan; Ganti rugi sebagaimana konsumen PDAM di Kabupaten Buleleng
yang dimaksud ayat (1) dapat berupa PDAM Kabupaten Buleleng sebagai
pengembalian uang atau penggantian perusahaan penyedia layanan air bersih
barang dan/atau jasa yang sejenis atau bagi daerah Kabupaten Buleleng memiliki

198
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 3 Tahun 2019)

tugas pokok untuk memastikan penegak hukum semakin mendekati apa


ketersediaan dan kelancaran distribusi air yang diharapkan oleh undang-undang dan
minum dengan cakupan layanan yang luas sebaliknya menjadi tidak efektif jika
dengan kebutuhan cadangan air bersih peranan yang dilakukan oleh penegak
yang besar pula. Hasil wawancara yang hukum jauh dari apa yang diharapkan
dilakukan terhadap Ka.Subag Perencanaan undang-undang (soekanto, 2005:9).
Teknik PDAM Kabupaten Buleleng, Derajat dari efektivitas hukum
Nyoman Mardika, diketahui bahwa kendala menurut Soerjono Soekanto, ditentukan
dan hambatan yang umumnya dihadapi oleh taraf kepatuhan masyarakat terhadap
oleh PDAM Kabupaten Buleleng dalam hukum,termasuk para penegak hukumnya,
memberikan pelayanan air bersih kepada sehingga dikenal asumsi bahwa, ”taraf
masyarakat yang menyebabkan terjadinya kepatuhan yang tinggi adalah indikator
gangguan pelayanan air minum adalah suatu berfungsinya suatu sistem hukum.
kurangnya cadangan air bersih untuk Dan berfungsinya hukum merupakan
memenuhi kebutuhan konsumen serta pertanda hukum tersebut mencapai tujuan
terjadinya kebocoran atau kerusakan pipa hukum yaitu berusaha untuk
distribusi. Cadangan air bersih yang saat ini mempertahankan dan melindungimasyrakat
dimiliki pada reservoir-reservoir yang dalam pergaulan hidup (soekanto, 1985:7).
tersebar di berbagai wilayah layanan PDAM Faktor-faktor yang memengaruhi
Kabupaten Buleleng belum dapat efektivitas hukum menurut Soerjono
memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus Soekanto antara lain sebagai berikut:
meningkat setiap tahunnya. Kurangnya (soekanto, 2007:110).
cadangan air diperparah dengan 1. Faktor Hukum
berkurangnya debit air di sumber cadangan Hukum mengandung unsur
air pada musim kemarau. Kerusakan pipa keadilan, kepastian dan kemanfaatan.
distribusi sangat sering terjadi, dari Januari Dalam praktik penerapannya tidak
sampai Juni 2018 dilaporkan 1532 jarang terjadi pertentangan antara
pengaduan kebocoran pipa distribusi air kepastian hukum dan keadilan.
minum. Kepastian Hukum sifatnya konkret
Hukum mempunyai pengaruh berwujud nyata, sedangkan keadilan
langsung atau pengaruh yang tidak bersifat abstrak sehingga ketika
langsung di dalam mendorong terjadinya seseorang hakim memutuskan suatu
perubahan sosial. Cara-cara untuk perkara secara penerapan undang-
memengaruhi masyarakat dengan sistem undang saja, maka ada kalanya nilai
yang teratur dan direncanakan terlebih keadilan itu tidak tercapai. Maka, ketika
dahulu dinamakan social engineering atau melihat suatu permasalahan mengenai
social planning (soekanto, 1982:115). Agar hukum setidaknya keadilan menjadi
hukum benar-benar dapat memengaruhi prioritas utama. Karena hukum tidak
perlakuan masyarakat, maka hukum harus semata-mata dilihat dari sudut hukum
disebarluaskan, sehingga melembaga tertulis saja, melainkan juga ikut
dalam masyarakat. Adanya alat-alat mempertimbangkan faktor-faktor lain
komunikasi tertentu merupakan salah satu yang berkembang dalam masyarakat.
syarat bagi penyebaran serta pelembagaan Sementara dari sisi lain, keadilan pun
hukum. Komunikasi hukum tersebut dapat masih menjadi perdebatan disebabkan
dilakukan secara formal yaitu, melalui suatu keadilan mengandung unsur subyektif
tata cara yang terorganisasi dengan resmi. yang sangat tergantung pada nilai-nilai
Dikemukakan oleh Soerjono intrinsik subyektif dari masing-masing
Soekanto, bahwa suatu sikap tindak orang.
perilaku hukum dianggap efektif, apabila 2. Faktor Penegak Hukum
sikap, tindakan atau perilaku lain menuju Penegakan hukum berkaitan
pada tujuan yang dikehendaki, artinya dengan pihak-pihak yang membentuk
apabila pihak lain tersebut mematuhi maupun menerapkan hukum (law
hukum. Undang-undang dapat menjadi enforcement). Bagian-bagian law
efektif jika peranan yang dilakukan pejabat enforcement itu adalah aparatur

199
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 3 Tahun 2019)

penegak hukum yang mampu penting demi menjaga


memberikan kepastian, keadilan, dan keberlangsungan. Sering terjadi bahwa
kemanfaatan hukum secara suatu peraturan sudah difungsikan,
proporsional. Aparatur penegak hukum padahal fasilitasnya belum tersedia
melingkupi pengertian mengenai lengkap. Kondisi semacam ini hanya
institusi penegak hukum dan aparat akan menyebabkan kontra-produktif
penegak hukum, sedangkan aparat yang harusnya memperlancar proses
penegak hukum dalam arti sempit justru mengakibatkan terjadinya
dimulai dari kepolisian, kejaksaan, kemacetan.
kehakiman, penasehat hukum dan 4. Faktor Masyarakat
petugas sipir lembaga Penegakan hukum bertujuan
pemasyarakatan. Setiap aparat dan untuk mencapai kedamaian dalam
aparatur diberikan kewenangan dalam masyarakat. Masyarakat mempunyai
melaksanakan tugasnya masing- pendapat-pendapat tertentu mengenai
masing yang meliputi kegiatan hukum. Artinya, efektivitas hukum juga
penerimaan laporan, penyelidikan, bergantung pada kemauan dan
penyidikan, penuntutan, pembuktian, kesadaran hukum masyarakat.
penjatuhan vonis dan pemberian Kesadaran yang rendah dari
sanksi serta upaya pembinaan kembali masyarakat akan mempersulit
terpidana. penegakan hukum, adapun langkah
Ada tiga elemen penting yang yang bisa dilakukan adalah sosialisasi
memengaruhi mekanisme bekerjanya dengan melibatkan lapisan-lapisan
aparat dan aparatur penegak hukum, sosial, pemegang kekuasaan dan
antara lain: (a) institusi penegak hukum penegak hukum itu sendiri. Perumusan
beserta berbagai perangkat sarana dan hukum juga harus memerhatikan
prasarana pendukung dan mekanisme hubungan antara perubahan-
kerja kelembagaannya; (b) budaya perubahan sosial dengan hukum yang
kerja yang terkait dengan aparatnya, pada akhirnya hukum bisa efektif
termasuk mengenai kesejahteraan sebagai sarana pengatur perilaku
aparatnya; dan (c) perangkat peraturan masyarakat.
yang mendukung baik kinerja 5. Faktor Kebudayaan
kelembagaanya maupun yang Faktor kebudayaan yang
mengatur materi hukum yang dijadikan sebenarnya bersatu padu dengan
standar kerja, baik hukum materiilnya faktor masyarakat sengaja dibedakan,
maupun hukum acaranya. Upaya karena di dalam pembahasannya
penegakan hukum secara sistematik diketengahkan masalah sistem nilai-
haruslah memperhatikan ketiga aspek nilai yang menjadi inti dari kebudayaan
itu secara simultan, sehingga proses spiritual atau nonmaterial. Hal ini
penegakan hukum dan keadilan secara dibedakan sebab sebagai suatu sistem
internal dapat diwujudkan secara (atau subsistem dari sistem
nyata. kemasyarakatan), maka hukum
3. Faktor Sarana dan Fasilitas Hukum mencakup, struktur, subtansi, dan
Fasilitas pendukung secara kebudayaan. Struktur mencangkup
sederhana dapat dirumuskan sebagai wadah atau bentuk dari sistem
sarana untuk mencapai tujuan. Ruang tersebut, umpamanya, menyangkup
lingkupnya terutama adalah sarana tatanan lembaga-lembaga hukum
fisik yang berfungsi sebagai faktor formal, hukum antara lembaga-
pendukung. Fasilitas pendukung lembaga tersebut, hak-hak dan
mencakup tenaga manusia yang kewajiban-kewajibanya, dan
berpendidikan dan terampil, organisasi seterusnya (soekanto, 2007:112).
yang baik, peralatan yang memadai, Bertajuk pada hal di atas maka
keuangan yang cukup, dan dapat dilihat terkait dengan implementasi
sebagainya. Selain ketersediaan dari Ketentuan Pasal 19 Undang-Undang
fasilitas, pemeliharaan pun sangat No. 8 Tahun 1999 Tentang perlindungan

200
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 3 Tahun 2019)

Konsumen terkait dengan Tanggung jawab memenuhi kebutuhan konsumen serta


Perusahaan atau pelaku usaha terhadap terjadinya kebocoran atau kerusakan pipa
konsumen dapat dilihat bahwa, sesuai distribusi. Cadangan air bersih yang saat ini
Pasal 19 UU No.8 Tahun 1999 Tentang dimiliki pada reservoir-reservoir yang
Perlindungan Konsumen adalah : (1) tersebar di berbagai wilayah layanan PDAM
Pelaku usaha bertanggung jawab Kabupaten Buleleng belum dapat
memberikan ganti rugi atas kerusakan, memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen meningkat setiap tahunnya. Kurangnya
akibat mengonsumsi barang dan/atau jasa cadangan air diperparah dengan
yang dihasilkan atau diperdagangkan; (2) berkurangnya debit air di sumber cadangan
Ganti rugi sebagaimana yang dimaksud air pada musim kemarau. Kerusakan pipa
ayat 1 dapat berupa pengembalian uang distribusi sangat sering terjadi, dari Januari
atau penggantian barang dan/atau jasa sampai Juni 2018 dilaporkan 1532
yang sejenis atau setara nilainya, atau pengaduan kebocoran pipa distribusi air
perawatan kesehatan dan/atau pemberian minum.
santunan yang sesuai dengan ketentuan Sehingga hak-hak dari konsumen
peraturan perundang-undangan yang belum terpenuhi diantaranya yaitu: (a) hak
berlaku; (3) Pemberian ganti rugi atas kenyamanan, keamanan, dan
dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 keselamatan dalam mengkonsumsi barang
(tujuh) hari setelah tanggal transaksi; (4) dan atau jasa; dan (h) hak untuk
Pemberian ganti rugi sebagaimana mendapatkan ganti kerugian, kompensasi
dimaksud pada ayat 1 dan 2 tidak dan/atau penggantian, apabila barang
menghapuskan kemungkinan adanya dan/jasa yang diterima tidak sesuai dengan
tuntutan pidana berdasarkan pembuktian perjanjian atau tidak sebagaimana
lebih lanjut mengenai adanya unsur mestinya. Pihak PDAM Kabupaten Buleleng
kesalahan; (5) Ketentuan sebagaimana belum melaksanakan kewajibannya selaku
dimaksud pada ayat (1) dan (2) tidak pelaku usaha.
berlaku apabila pelaku usaha dapat PDAM Kabupaten Buleleng didak
membuktikan bahwa kesalahan tersebut melaksanakan ketentuan Pasal 19 UUPK
merupakan kesalahan konsumen. yakni terkait dengan tanggung jawab ganti
Memperhatikan substansi Pasal 19 kerugian yang diberikan kepada
ayat (1) dapat diketahui bahwa tanggung masyarakat terkait dengan pelayanan air
jawab pelaku usaha, meliputi: Tanggung bersih serta hak yang diterima konsumen
jawab ganti kerugian atas kerusakan; tidak sesuai. Maka, dapat dikatakan bahwa
Tanggung jawab ganti kerugian atas Pasal 19 UU No. 8 Tahun 1999 tentang
pencemaran; dan Tanggung jawab ganti Perlindunga Konsumen terkait dengan
kerugian atas kerugian konsumen. tanggung jawab pelaku usaha belum dapat
Berdasarkan hal ini, maka adanya produk diimplementasikan dengan baik oleh PDAM
barang dan/atau jasa yang cacat bukan Kabupaten Buleleng.
merupakan satu-satunya dasar
pertanggungjawaban pelaku usaha. Hal ini SIMPULAN DAN SARAN
berarti bahwa tanggung jawab pelaku Berdasarkan penelitian dan
usaha meliputi segala kerugian yang pembahasan yang telah dilakukan, maka
dialami konsumen. Melihat ketentuan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Pasal 19 Ayat 2 terkait dengan tanggung 1. Tanggung jawab PDAM Kabupaten
jawab pelaku usaha, maka terkait dengan Buleleng sesuai Hasil wawancara yang
tanggung jawab Perusahaan PDAM dilakukan terhadap Kasubbag
Kabupaten buleleng terhadap konsumen Perencanaan Teknik PDAM Kabupaten
belum dilaksanakan dengan baik. Buleleng, Nyoman Mardika, diperoleh
PDAM Kabupaten Buleleng dalam informasi bahwa PDAM terus
memberikan pelayanan air bersih kepada melakukan upaya penambahan debit
masyarakat selaku konsumen masih dalam rangka mengatasi kekurangan
mengalami berbagai kendala yaitu suplai air bersih salah satunya dengan
kurangnya cadangan air bersih untuk membuat sumur bor di beberapa titik.

201
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 3 Tahun 2019)

Untuk tahun 2019 direncakanan untuk berkewajiban untuk melaksanakan


membuat sumur bor di daerah Pulau kewajibannya serta memberikan
Menjangan. Selain itu, PDAM siap tanggung jawab berupa gani kerugian
siaga menyediakan suplai air bersih kepada konsumen PDAM Kabupaten
untuk daerah yang mengalami Buleleng. Hal ini tidak hanya penting
gangguan distribusi dengan untuk konsumen tetapi untuk PDAM
menggunakan mobil tangki air bersih, sendiri dalam rangka meningkatkan
kemudian Tanggung jawab PDAM kualitasnya baik sebagai pelaku usaha
Kabupaten Buleleng berdasarkan maupun secara internal sebagai
Undang-Undang No. 8 tahun 1999 sebuah badan usaha.
Tentang perlindungan Konsumen. 2. Konsumen selaku pemakai barang dan
selaku pelaku usaha wajib memberikan jasa juga hendaknya menyadari hak
ganti rugi atas segala kerugian yang dan kewajibannya sendiri dan
disebabkan oleh gangguan distribusi tanggung jawab PDAM Kabupaten
air yang terjadi bukan hanya dengan Buleleng di mata hukum, sehingga
normalisasi aliran air. Ganti kerugian apabila terjadi situasi yang beresiko
tersebut adalah kompensasi kerugian menimbulkan kerugian pada konsumen
baik material maupun non material akibat tidak dipenuhinya tanggung
pada konsumen tanpa menunggu jawab PDAM Kabupaten Buleleng,
tuntutan dari konsumen itu sendiri, dan konsumen dapat melakukan langkah-
perbaikan terhadap kebocoran maupun langkah yang benar dalam menuntut
kerusakan alat distribusi apabila terjadi haknya dalam mendapatkan pelayanan
ketidaksesuaian dalam pelaksanaan yang layak dan ganti rugi apabila
kewajibannya sebagai pelaku usaha pelaku usaha tidak dapat memenuhi
yang mengakibatkan adanya kerugian kewajibannya.
pada konsumen.
2. Pasal 19 UU No. 8 Tahun 1999 tentang DAFTAR PUSTAKA
Perlindunga Konsumen terkait dengan Buku
tanggung jawab pelaku usaha belum Ash-Shofa, B. (2004). Metode Penelitian
dapat diimplementasikan dengan baik, Hukum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
PDAM Kabupaten Buleleng tidak Brotosusilo, A. (1998). Aspek-aspek
melaksanakan ketentuan Pasal 19 Perlindungan Hukum terhadap
UUPK yakni terkait dengan tanggung Konsumen dalam Sistem Hukum di
jawab ganti kerugian yang diberikan Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
kepada masyarakat terkait dengan Djuroto, T. (2000). Hukum Perusahaan.
pelayanan air bersih serta hak yang Jakarta: Visimedia.
diterima konsumen tidak sesuai. Ibrahim, J. (2006). Teori dan Metodologi
Sehingga hak-hak dari konsumen Penelitian Hukum Normatif. Malang:
belum terpenuhi diantaranya yaitu: (a) Banyumedia Publishing.
hak atas kenyamanan, keamanan, dan Miru, A., & Yodo, S. (2004). Hukum
keselamatan dalam mengkonsumsi Perlindungan Konsumen. Jakarta:
barang dan atau jasa; dan (h) hak Rajawali Pers.
untuk mendapatkan ganti kerugian, Muhammad, A. (2004). Hukum dan
kompensasi dan/atau penggantian, Penelitian Hukum. Bandung: PT
apabila barang dan/jasa yang diterima Citra Aditya Bakti.
tidak sesuai dengan perjanjian atau Muthiah, A. (2018). Hukum Perlindungan
tidak sebagaimana mestinya. Pihak Konsumen; DImensi Hukum Politik
PDAM Kabupaten Buleleng belum dan Ekonomi Syariah. Yogyakarta:
melaksanakan kewajibannya selaku PT Pustaka Baru.
pelaku usaha. Nasution, A. (2003). Hukum Perlindungan
Adapun Saran Yang Dapat Diberikan Konsumen. Jakarta: PT. Raja
Adalah Sebagai Berikut: Grafindo Persada.
1. Perusahaan Daerah Air Minum Sasongko, W. (2007). Ketentuan-ketentuan
Kabupaten Buleleng hendaknya Pokok Hukum Perlindungan

202
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 3 Tahun 2019)

Konsumen. Bandar Lampung: Susanto, H. (2008). Hak-hak Konsumen


Universitas Lampung. Jika Dirugikan. Jakarta: Visimedia.
Sidharta. (2000). Hukum Perlindungan Zulham. (2013). Hukum Perlindungan
Konsumen. Jakarta: Grasindo. Konsumen. Jakarta: Kencana
Sidobalok, J. (2014). Hukum Perlindungan Prenada Media Group.
Konsumen di Indonesia. Bandung:
CItra Aditya Bakti.
Soekanto, S., & Mamudji, S. (2001). Perundang-undangan
Penelitian Hukum Normatif (Suatu Undang-undang No. 8 Tahun 1999 Tentang
Tinjauan SIngkat). Jakarta: Rajawali Perlindungan Konsumen
Pers. Perda No.2 Tahun 2010 tentang
Soerjono Soekanto, 1985. Efektivitas Perusahaan Daerah Air Minum
Hukum dan Peranan Saksi. Kabupaten Buleleng
Bandung:Remaja Karya. Perda No. 7 Tahun 2014 tentang
Soerjono Soekanto. 2007. Pokok-pokok Perubahan Atas Peraturan Daerah
Sosiologi Hukum (Jakarta: PT Raja Kabupaten Buleleng No. 2 Tahun
Grafindo Persada. 2010 tentang Perusahaan Daerah
Soerjono Soekanto.1982. Kesadaran Air Minum Kabupaten Buleleng
Hukum dan Kepatuhan Hukum
(Jakarta: Rajawali Pers. Website
Soerjono Soekanto. 2005. Faktor-faktor
yang Memengaruhi Penegakan Hukum. PDAM Buleleng. (2015, 10 01). Sejarah
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. PDAM. Retrieved 7 29, 2018, from
Sumitro, R. H. (1988). Metodologi PDAM Buleleng:
Penelitian Hukum dan Jurimetri. www.pdambuleleng.co.id/?i=93db85
Jakarta: Ghalia Indonesia. ed909c13838ff95
ccfa94cebd9&act=view

203

Anda mungkin juga menyukai