Anda di halaman 1dari 163

BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA VII BENGKULU

LAPORAN KEGIATAN
KONSULTASI PUBLIK
TERKAIT PENERAPAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
BIAYA JASA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
( PNBP – BJPSDA )
WILAYAH SUNGAI TERAMANG MUAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maka Kuasa, karena
atas karunia-Nya Laporan Konsultasi Publik Terkait Penerimaan Negara
Bukan Pajak Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (PNBP BJPSDA)
pada Wilayah Sungai Teramang Muar ini dapat terselesaikan. Laporan
ini berisikan tentang rangkaian Kegiatan Konsultasi Publik yang
dilaksanakan pada tanggal 15 November 2021. Dalam kegiatan ini
dibahas 3 pokok materi oleh narasumber, diantaranya : Tata Cara
Perizinan SDA, Peraturan dan Kebijakan BJPSDA, serta Tata Cara
Perhitungan BJPSDA. Selain itu juga dipaparkan mengenai hasil kajian
dan perhitungan tarif BJPSDA oleh BWS Sumatera VII Bengkulu.
Kami menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah banyak
memberikan bantuan yakni khususnya kepada para Personil Kegiatan
Penatagunaan Sumber Daya Air Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Sumatera VII. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya bagi Personil Kegiatan
Penatagunaan Sumber Daya Air Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai
Sumatera VII sebagai acuan penetapan tarif Penerimaan Negara Bukan
Pajak Biaya Jasa Penggunaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
Teramang Muar.

Bengkulu, Desember 2021


PPK Penatagunaan Sumber Daya Air
Satker Balai Wilayah Sungai Sumatera VII

Liza Riani, S.T.


198001162005022002

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 5
1.2 Dasar Hukum ........................................................................ 7
1.3 Visi dan Misi .......................................................................... 8
1.4 Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Satker BWSS VII ....... 9
1.5 Struktur Organisasi Satker BWS Sumatera VII ......................... 9
1.6 Rumusan Masalah ................................................................ 10
1.7 Tujuan dan Manfaat .............................................................. 10
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN …………………………………………….11

2.1 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Kegiatan ………………………..12

2.2 Peserta …………………………………………………………………12

2.3 Narasumber …………………………………………………………..15

2.4 Pelaksanaan Kegiatan …………………………………………….15

2.4.1 Pembukaan ……………………………………………………….15

2.4.2 Pemaparan Materi Oleh Narasumber …………………………16


BAB III TATA CARA PERHITUNGAN BJPSDA ........................................ 22
3.1 Metodologi Studi .................................................................. 22
3.2 Metode Pengumpulan Data................................................... 22
3.2.1 Pengumpulan Data Primer ............................................... 22
3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder ........................................... 23
3.3 Tata Cara Perhitungan ......................................................... 23
3.3.1 Perhitungan dan Proyeksi Biaya Usaha dan Biaya Dasar .... 23
3.3.2 Formula Perhitungan Nilai Satuan BPJSDA ........................ 25
3.4 Tata Cara Perhitungan Biaya Pengelolaan Sumber Daya Air .... 27
3.4.1 Menghitung Biaya Pengelolaan SDA ................................. 27

2 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


BAB IV TARIF BJPSDA PADA WILAYAH SUNGAI TERAMANG MUAR ...... 39
4.1 Biaya Pengelolaan Sumber Daya Air ...................................... 39
4.1.1 Biaya Sistem Informasi.................................................... 39
4.1.2 Biaya Perencanaan.......................................................... 40
4.1.3 Biaya Konstruksi ............................................................. 41
4.1.4 Biaya Operasi dan Pemeliharaan ...................................... 42
4.1.5 Biaya Evaluasi Monitoring dan Pemberdayaan Masyarakat . 42
4.1.6 Rekapitulasi Biaya Pengelolaan SDA ................................. 43
4.2 Nilai Manfaat Ekonomi.......................................................... 43
4.2.1 NME Pertanian Rakyat ..................................................... 44
4.2.2 NME Usaha Air Minum ..................................................... 44
4.2.3 NME Industri .................................................................. 45
4.2.4 NME Usaha Listrik ........................................................... 46
4.2.5 Rekapitulasi NME ............................................................ 47
4.3 Tarif Biaya Jasa Pengelolaan SDA ......................................... 48
BAB V PENUTUP ................................................................................ 50
LAMPIRAN
- UNDANGAN, JADWAL KEGIATAN, DAN ABSENSI PESERTA………….52

- SK TIM PELAKSANA KEGIATAN…………………………………………..53

- MATERI NARASUMBER…………………………………………………….54

- NOTULEN KEGIATAN ……………………………………………………..55

- DOKUMENTASI KEGIATAN………………………………………………..56

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 3


BAB I

4 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Defisit sumber daya air merupakan kenyataan yang harus
dihadapi saat ini oleh khalayak manusia. Jajaran Pengelola Sumber
Daya Air bergegas untuk menangani masalah tersebut. Untuk
memperkecil perbedaan jumlah pasokan air yang relatif tetap dan
kebutuhan air yang terus meningkat, perlu adanya alokasi air yang
merupakan salah satu kegiatan utama dalam pengelolaan sumber
daya air. Untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya air,
diperlukan biaya yang memadai. Salah satu permasalahan pokok
yang dihadapi oleh pemerintah untuk menghadapi tantangan
dalam melaksanakan pengelolaan sumber daya air adalah adanya
keterbatasan dana. Saat ini dana yang ada masih difokuskan pada
infrastruktur, sedangkan dana operasi dan pemeliharaan masih
sangat terbatas.
Kegiatan pengelolan sumber daya air memiliki sumber dana
dari berbagai pihak diantaranya sumber dari Pemerintah
(APBN/APBD), Swasta, dan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya
Air (BJPSDA). Dari ketiga sumber pendanaan tersebut Balai / Balai
Besar Wilayah Sungai baru mendapatkan sumber dana dari APBN,
sedangkan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hal ini
Perum Jasa Tirta telah menggunakan BJPSDA.
Dalam undang-undang No.17 Tahun 2019 tentang Sumber
Daya Air ditegaskan bahwa BJPSDA merupakan iuran yang
dibebankan kepada pemanfaat SDA untuk kebutuhan industri,
seperti energi, air minum, pertanian, dan industri, dan tidak untuk
kebutuhan pokok dan sosial seperti pertanian rakyat. BJPSDA juga
telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 5


Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 18/PRT/M/2015
tentang Iuran Eksploitasi dan Pemeliharaan Bangunan Pengairan.
Dengan diterbitkannya payung hukum, diharapkan dapat tercipta
kultur baru yang berbeda dengan periode tahun sebelumnya
sehingga dengan melaksanakan penuh BJPSDA, dapat
menghasilkan pendapatan negara bukan pajak dari aset negara
yang dikelola demi pengelolaan sumber daya air yang
berkelanjutan.
Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA) berperan
penting dalam upaya konservasi untuk menjaga ketahanan dan
keberlanjutan SDA di Indonesia. Prinsip dari BJPSDA adalah dari air
harus kembali ke air. Prinsip ini betul dan harus dikawal dengan
baik. Ketika BJPSDA ini dibayarkan oleh pemanfaat air maka iuran
ini memiliki peran untuk membiayai konservasi dan pelestarian SDA
sekaligus memastikan bahwa sungai memberikan proses pelayanan
yang berkelanjutan kepada semua pemanfaat air.
Pengelolaan SDA yang komprehensif dimulai dari hulu yakni
aspek konservasinya. Aspek konservasi merupakan perlindungan
dan pelestarian dari daerah tangkapan hujan maupun sungainya.
Di sini pendekatannya bisa infrastruktur, struktural maupun non
struktural. Aspek kedua tentu saja pengembangkan infrastruktur
yang bersifat pendayagunaan dan pengelolaan potensi SDA yang
sifatnya berbasis ramah lingkungan. BJPSDA memiliki peran vital
dalam upaya konservasi dalam kelestarian dan ketahanan SDA.
Di masa mendatang Balai Wilayah Sungai Sumatera VII
(BWSSVII) akan dituntut untuk dapat lebih professional didalam
pengelolaan sumber daya air dan diantaranya Balai Wilayah Sungai
Sumatera VII (BWSSVII) akan mendapatkan tugas agar dapat
menarik BJPSDA dan mempergunakannya sebagai tambahan untuk
menanggung Biaya Pengelolaan, sehingga lambat laun beban
Pemerintah akan berkurang dan dapat dialokasikan kepada hal

6 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


yang lebih besar lagi.
Dalam rangka mempersiapkan Balai Wilayah Sungai Sumatera
VII Bengkulu untuk menjadi unit PNBP yang mengelola BJPSDA
maka diperlukan suatu kajian potensi serta perhitungan perkiraan
tariff yang perlu dibahas dalam suatu wacana konsultasi publik
bersama dengan pengguna sumber daya air sehingga akan dicapai
kesepahaman dan kesepakatan bersama dalam rangka pengelolaan
sumber daya air yang berkelanjutan.

1.2 Dasar Hukum


a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pengairan;
b. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1981 tentang Iuran
Pembayaran Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana
Pengairan;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
1982 tentang Tata Cara Pengaturan Air
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 121 Tahun
2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air;
e. Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2018 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah
Sungai
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2014
tentang Pedoman Penghitungan Biaya Jasa Pengelolaan
Sumber Daya Air Untuk Kegiatan Usaha Air Minum, Kegiatan
Usaha Industri, Kegiatan Usaha Pembangkit Listrik Tenaga Air,
dan Kegiatan Usaha Pertanian;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 7


i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 18/PRT/M/2015 tentang Iuran Eksploitasi dan
Pemeliharaan Bangunan Pengairan
j. Peraturan Menteri PUPR No. 01/PRT/M/2016 Tentang Tata Cara
Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air dan Penggunaan
Sumber Daya Air
k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.02/2019 tentang
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020.
l. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Nomor 40/KPTS/M/2016 tentang Pelimpahan Kewenangan
Penandatanganan Pemberian Izin, Perpanjangan Izin,
Perubahan Izin, Dan Pencabutan Izin Pengusahaan Sumber
Daya Air Atau Izin Penggunaan Sumber Daya Air Kepada
Direktur Jenderal Sumber Daya Air

1.3 Visi dan Misi


Visi Pengelolaan sumber daya air Wilayah Sungai Teramang Muar
yaitu terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yang
berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh rakyat di Wilayah Sungai
Teramang Muar. Untuk mewujudkan visi tersebut, Balai Wilayah
Sungai Sumatera VII Bengkulu memiliki beberapa misi, diantaranya
:
a. Melakukan Konservasi sumber daya air yang berkelanjutan
di Wilayah Sungai Teramang Muar.
b. Mendayagunakan sumber daya air yang adil untuk
berbagai kebutuhan masyarakat di Wilayah Sungai Teramang
Muar yang memenuhi kuantitas dan kualitas.
c. Mengendalikan daya rusak air di Wilayah Sungai Teramang
Muar.
d. Memberdayakan dan meningkatkan peran masyarakat
swasta dan pemerintah dalam pengelolaan dan pembangunan

8 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


sumber daya air di Wilayah Sungai Teramang Muar.
e. Meningkatkan keterbukaan dan ketersediaan data serta
informasi dalam pembangunan sumber daya air di Wilayah
Sungai Teramang Muar.

1.4 Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Satker BWSS VII


a. Satker BWS Sumatera VII bertugas menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan sesuai rencana, program dan anggaran yang
telah ditetapkan dalam DIPA dan Petunjuk Operasional
Kegiatan.
b. Satker BWS Sumatera VII berwenang mengambil tindakan-
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran negara sesuai dengan tujuan dan batas-batas
anggaran yang tercantum dalam DIPA sesuai pedoman
pelaksanaannya.
c. Satker BWS Sumatera VII berada di bawah pembinaan dan
tangung jawab Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

1.5 Struktur Organisasi Satker BWS Sumatera VII Bengkulu


Balai Wilayah Sungai Sumatera VII (BWSSVII) yang merupakan
Unit Pelaksana Teknis Pusat Direktorat Jenderal SDA dibentuk
tahun 2006 dan merupakan unit eselon 3 yang berada di Wilayah
Sungai Sumatera VII. Struktur organisasi di Balai Wilayah Sungai
Sumatera VII adalah sebagai berikut :
a. Seksi Program & Perencanaan Umum
b. Pejabat yang menandatangani Pengajuan & Perintah
Pembayaran
c. Bendaharawan
d. PPK Ketatalaksanaan
e. PPK Perencanaan dan Program
f. PPK Penatagunaan Sumber Daya Air

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 9


1.6 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diselesaikan dalam kajian ini
adalah :
1. Berapa besar potensi yang ada pada Wilayah Sungai Teramang
Muar.
2. Berapa besar biaya pengelolaan ideal untuk Wilayah Sungai
Teramang Muar.
3. Berapa Nilai Manfaat Ekonomi yang diterima oleh para
pengguna sumber daya air di Wilayah Sungai Teramang Muar.
4. Berapa perkiraan tarif BJPSDA yang dapat diterapkan di Wilayah
Sungai Teramang Muar.
1.7 Tujuan dan Manfaat
Adapun Tujuan dan Manfaat dari kegiatan ini adalah :

1. Menemukan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh


Balai Wilayah Sumatera VII pada Wilayah Sungai Teramang
Muar dan potensi pengguna sumber daya air di Wilayah Sungai
Teramang Muar.
2. Menghitung biaya pengelolaan SDA untuk Wilayah Sungai
Teramang Muar.
3. Menghitung nilai manfaat ekonomi dari masing-masing
pengguna sumber daya air di Wilayah Sungai Teramang Muar.
4. Menghitung perkiraan tarif BJPSDA yang dapat diterapkan di
Wilayah Sungai Teramang Muar.

10 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


BAB II

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 11


BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
KONSULTASI PUBLIK TERKAIT PENERAPAN PNBP – BJPSDA
W.S. TERAMANG MUAR

2.1 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Konsultasi Publik Terkait Penerapan PNBP – BJPSDA
pada Wilayah Sungai Teramang Muar ini dilaksanakan pada
tanggal 15 November 2021 dan berlokasi di Hotel Amaris Kota
Bengkulu.

2.2 Peserta
Peserta Kegiatan Konsultasi Publik Terkait Penerapan PNBP –
BJPSDA pada Wilayah Sungai Teramang Muar adalah sebagai
berikut :

No Nama Jabatan

1 Deky Agusprawira, S.P., M.M. Kasubbag Umum dan Tata Usaha

Kasi Keterpaduan Pembangunan


2 Yariswan, S.T.
Infrastruktur SDA

3 Cucu Daeni, S.T. Kasi Pelaksanaan

4 Lanjar Budi Raharjo, S.P., M.Si. Kasi Operasi dan Pemeliharaan

5 Harmiwis S.T. Ka. SNVT PJPA

6 Rohman, B.E., S.Sos., S.S.T. Ka. SNVT PJSA

Ka. Satker Operasi dan


7 Iskandar, S.T., M.T.
Pemeliharaan

8 Faris Iqbal Tawakal, S.T., M.Eng. PPK Perencanaan dan Program

9 Syamsul Ikhwan, S.T. PPK Irigasi dan Rawa I

12 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


10 Hadi Buana, S.T., M.P.SDA. PPK Irigasi dan Rawa II

11 Fitri Yadi, S.T., M.T. PPK Irigasi dan Rawa III

12 Ruswardi, S.T. PPK Air Tanah dan Air Baku

13 Wendra Kesumajaya, S.T. PPK Sungai dan Pantai I

14 Harmen Syahrani, S.T. PPK Sungai dan Pantai II

15 Kasmadi, S.T. PPK Danau, Situ, dan Embung

16 Hariyadi, S.E., S.T. PPK Operasi dan Pemeliharaan I

17 Hasnudin Syaifuri, S.T. PPK Operasi dan Pemeliharaan II

18 Edy Junianto, S.T. PPK Operasi dan Pemeliharaan III

Bendahara Satker BWS Sumatera


19 Nurul Hidayati, S.H., M.M.
VII

20 Desi Fitriyanti, S.E. Bendahara SNVT PJPA

21 Kurniati, S.I.P. Bendahara SNVT PJSA

22 Ujang Tajudin, S.Sos. Analis Barang Milik Negara

23 Wulandari Eka Prasetyati, S.T. Kepala Unit SISDA

Koordinator e-Monitoring Satker


24 Sriayu Permatasari, S.T.
BWS Sumatera VII

Koordinator e-Monitoring SNVT


25 Fadel Muhammad Patra, S.T.
PJPA

Koordinator e-Monitoring Satker


26 Ahyan, S.E.
O&P

Operator e-Monitoring Satker BWS


27 Rahmanita Syaiful, S.Kom.
Sumatera VII

28 Ernawati, S.Kom Operator e-Monitoring Satker O&P

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 13


29 R.M. Saleh Andriansyah, S.Sos. Sekretaris PPNS

30 P. Hasibuan Manager PT. Gajah Sakti Sawit

31 Horas M. Butarbutar Manager PT. Agro Muko

32 Harmizon Manager PT. Agro Muko

33 Safrizal Manager PT. Usaha Sawit mandiri

34 M. B. Asman Manager PT. Bumi Mentari Karya

Manager PT. Sapta Sentosa Jaya


35 Chandra Wiraman
Abadi

Ka. Tata Usaha PT. Sentosa


36 Rommel Poltak Simarmata
Sejahtera Sejati

Manager PT. Surya Andalan


37 Aditya Budiman
Primatama

38 S. Tampubolon Manager PT. Karya Agro Sawitindo

Manager PT. Mukomuko Indah


39 D. Sianturi
Lestari

General Manager PT. Daria Darma


40 Ir. Mawardi Noor T.M.
Pratama

41 Irardian Joko Manager Karya Sawitindo Mas

Direktur PDAM Tirta Selagan


42 Suryadi
Kabupaten Mukomuko

Kabid SDA PUPR Kabupaten


43 Budi Utomo
Mukomuko

Kabid Tanaman Pangan dan


44 Wahyu Hidayat Holtikultura Dinas Pertanian
Kabupaten Mukomuko

14 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


2.3 Narasumber
Narasumber kegiatan Konsultasi Publik Terkait Penerapan
PNBP – BJPSDA pada Wilayah Sungai Teramang Muar ini adalah :
1. Ketua Tim Perizinan dan Pemantauan IV, Subdit Perencanaan
Teknis dan Kelembagaan, Direktorat Bina OP, Ditjen Sumber
Daya Air Ibu Dewi Ariyanti Wreksoatmodjo, S.T., M.T.
2. Analis Organisasi dan Tatalaksana Subdit Perencanaan Teknis
dan Kelembagaan, Direktorat Bina OP, Ditjen Sumber Daya
Air Ibu Husnul Chotimah, S.P., M.T.,
3. Teknik Pengairan Ahli Pertama, Direktorat Bina OP, Ditjen
Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, Bapak Rizky Herdianto
Singgih, S.T.

2.4 Pelaksanaan Kegiatan


2.4.1 Pembukaan
Pembukaan Kegiatan Konsultasi Publik Terkait
Penerapan PNBP – BJPSDA pada Wilayah Sungai
Teramang Muar ini dihadiri oleh seluruh peserta yang
berasal dari BWS Sumatera VII Bengkulu dan para
pengguna sumber daya air pada Wilayah Sungai Teramang
Muar yang terdiri dari pihak industri dan beberapa instansi
terkait. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala BWS Sumatera VII
Bengkulu, Dr. Mohammad Firman, S.T., M.T. Dalam pidato
pembukaan, beliau menyampaikan bahwa Biaya Jasa
Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA) berperan penting
dalam upaya konservasi untuk menjaga ketahanan dan
keberlanjutan SDA di Indonesia. Prinsip dari BJPSDA
adalah dari air harus kembali ke air. Prinsip ini betul dan
harus dikawal dengan baik. Ketika BJPSDA ini dibayarkan
oleh pemanfaat air maka iuran ini memiliki peran untuk
membiayai konservasi dan pelestarian SDA sekaligus

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 15


memastikan bahwa sungai memberikan proses pelayanan
yang berkelanjutan kepada semua pemanfaat air. Adapun
susunan acara Pembukaan Kegiatan Konsultasi Publik
Terkait Penerapan PNBP – BJPSDA pada Wilayah Sungai
Teramang Muar adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan
2. Laporan ketua pelaksana acara
3. Sambutan Kepala BWS Sumatera VII Bengkulu
4. Do’a

2.4.2 Pemaparan Materi oleh Narasumber


A. Ketua Tim Perizinan dan Pemantauan IV, Subdit
Perencanaan Teknis dan Kelembagaan, Direktorat Bina
OP, Ditjen Sumber Daya Air Ibu Dewi Ariyanti
Wreksoatmodjo, S.T., M.T. menyampaikan berapa hal
sebagai berikut :
1) Perizinan menyangkut kewenangan wilayah sungai
dimana untuk BWS Sumatera VII Bengkulu yang
menjadi kewenangannya adalah wilayah sungai
Teramang Muar dan Nasal Padang Guci
2) Penjelasan tentang jenis perizinan Bidang SDA di
wilayah sungai yang menjadi kewenangan pusat,
yakni :

16 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


3) Penjelasan tentang Tahapan proses persetujuan
pengalihan alur sungai
4) Penjelasan tentang tahapan-tahapan proses
perizinan menurut Permen PUPR Nomor :
01/PRT/M/2016
5) Penjelasan mengenai siapa saja yg dapat
mengajukan perizinan baik perorangan maupun
badan usaha yaitu direktur utama
6) Penjelasan alur penyusunan Rekomtek di
BBWSS/BWS, disini dikatakan bahwa surat
permohonan pengajuan rekomtek jangan terlalu
lama krn bisa hangus dan mengulang dari awal

7) Penjelasan tentang kelengkapan dan syarat dalam


pengajuan rekomtek
8) Penjelasan tentang kekurangan data teknis yang
disampaikan dalam rekomendasi teknis
a. Masalah titik koordinat yang tidak sesuai
b. Format titik koordianat

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 17


c. Sumber air lebih dari satu dijadikan dalam satu
rekomtek
d. Tidak lengkapnya gambar desain
e. Tidak terdapat neraca air
f. Rekomtek tidak mencamtukan analisa atau
justifikasi teknis
g. Dll yang ada dlm materi paparan
9) Penjelasan tentang permohonan izin, disini
dijelaskan permohonan izin manual melalui lobby/
tempat dan online (aplikasi/website).
10)Penjelasan Proses Perizinan SDA, dimana disini
permohonan izin yg diajukan oleh pemohon telah
lengkap oleh UPP dengan tiga tahap yaitu analisis
teknis, analisis hukum, dan analisis kebijakan
11)Penjelasan hak dan kewajiban pemegang izin.
12)Penjelasan macam-macam pengusahaan SDA
13)Penjelasan tentang perpanjangan izin, dimana
dijelaskn hendaknya diurus sebelum masa habis
minimal 3 bulan sebelum tanggal berlaku habis dan
dapat diperpanjang apabila tidak ada perubahan
kuota air dan lokasi pengambilan air
14)Dilakukan pengawasn oleh Pihak SDA/BWS setelah
SK perizinan telah dikeluarkan, apakan sesuai
dengan penggunaan SDA terhadap SK izin yg telah
dikeluarkan
15)Penjelasan mengenai sanksi yang diberikan apabila
terjadi pelanggaran
16)Unit Pelayanan Perizinan terpadu call center
081222337704 / 081222337740

18 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


B. Analis Organisasi dan Tatalaksana Subdit Perencanaan
Teknis dan Kelembagaan, Direktorat Bina OP, Ditjen
Sumber Daya Air Ibu Husnul Chotimah, S.P., M.T.
menyampaikan beberapa hal sebagai berikut :
1) Fungsi kelembagaan Pengelolaan SDA yaitu
sebagai regulator, developer , operator dan user
yg lebih baik apabila ada wadah koordinasi yaitu
BJSDA
2) Penjelasan mengenai Pengelola SDA

3) Penerapan BJPSDA yang dikarenakan ada


keterbatasn dana terhadap pengelolaan SDA yang
digunakan, yakni : 80% untuk konstruksi dan 20 %
untuk OP
4) Penjelasan dasar hukum dan pasal tentang BPJSDA
pada Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015
5) Penjelasn ttg pembebanan BJPSDA dan
pembiayaan Pengelolaan SDA
6) Kegiatan yang dikenakan BJPSDA
7) Penjelasan simulasi tahapan dan caara perhitungan
BJPSDA (pasal 8) dari menghitung sampai dengan
pengusulan besaran nilai BJPSDA

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 19


8) Tahapan penetapan BJPSDA yg ada dlam
BWS/BWSS dari menghitung biaya, nilai manfaat,
nilai satuan, sampai dengan penentuan tarif oleh
tim evaluasi

C. Bapak Rizky Herdianto Singgih, S.T. selaku Narasumber


dari Direktorat Bina OP, Ditjen Sumber Daya Air,
Kementerian PUPR menjelaskan mengenai tata cara
perhitungan tarif BJPSDA yang mana akan dijelaskan di
bab berikutnya.
D.

20 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


BAB III

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 21


BAB III
TATA CARA PERHITUNGAN BJPSDA

3.1 Metodologi Studi


Kegiatan studi dimulai dengan melaksanakan survei
pendahuluan sebagai dasar untuk menyusun metodologi kajian.
Setelah itu kegiatan pokok yang dilaksanakan sebelum membuat
kesimpulan dan rekomendasi adalah pengumpulan data serta
menetapkan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
perhitungan dan dilanjutkan dengan analisis data untuk
menghitung penyesuaian tarif. Data yang dikumpulkan berupa data
sekunder dan data primer untuk mendukung perhitungan.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka diperlukan data-data dan informasi untuk
memecahkan masalah tersebut. Dalam proses pengumpulan data-
data dan informasi tersebut, ada yang langsung dikumpulkan dari
lapangan dan ada pula yang diperoleh dari instansi-instansi yang
bersangkutan dengan studi yang dilakukan. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi data
primer dan data sekunder.

3.2.1 Pengumpulan Data Primer


Data primer adalah data yang langsung diperoleh di
lapangan melalui pengumpulan data atau survei. Metode
pengumpulan data primer dilakukan dengan melaksanakan
survei-survei untuk memperoleh data di lapangan yang sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Data primer yang akan
diperoleh dalam kegiatan ini adalah nilai manfaat ekonomi
(NME).

22 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh
pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pengumpul data atau pihak lain. Survei data
sekunder pada dasarnya merupakan penunjang bagi survei di
lapangan. Data sekunder didapatkan dari instansi terkait dan
dari laporan penelitian-penelitian sebelumnya. Data sekunder
meliputi : luas lahan pertanian, index pertanaman,
produktivitas, harga jual gabah, jumlah air untuk
penggelontoran, frekwensi penggelontoran, tarif PDAM/PLTA,
volume air baku, presentase kehilangan air (kebocoran) dan
biaya pengelolaan SDA yaitu biaya system informasi, biaya
perencanaan, biaya konstruksi, biaya operasional dan
pemeliharaan dan biaya monev dan pemberdayaan
masyarakat.

3.3 Tata Cara Perhitungan


3.3.1 Perhitungan dan Proyeksi Biaya Usaha dan Biaya Dasar
Dalam memproduksi air bersih ada beberapa biaya usaha
yang dikeluarkan yakni biaya investasi, biaya tetap dan biaya
variable. Biaya investasi merupakan segala modal yang
dikeluarkan untuk perolehan atau pembangunan sarana untuk
memproduksi air bersih. Biaya Usaha adalah total biaya untuk
menghasilkan air minum yang mencakup biaya sumber air,
biaya pengolahan, biaya transmisi dan distribusi, biaya
kemitraan, biaya umum dan administrasi. Sedangkan biaya
dasar adalah biaya usaha dibagi volume air terproduksi
dikurangi volume kehilangan air.
Dalam PP No 48 tahun 2008 pasal 115, 116, 118 dan pasal 119
menyebutkan tentang pembiayaan pengelolaan SDA sebagai
berikut :

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 23


1) Pembiayaan pengelolaan sumber daya air ditetapkan
berdasarkan kebutuhan nyata pengelolaan sumber daya
air”
2) Pembiayaan pengelolaan sumber daya air sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup jenis pembiayaan untuk:
• biaya sistem informasi;
• biaya perencanaan;
• biaya pelaksanaan konstruksi;
• biaya operasi dan pemeliharaan; dan
• biaya pemantauan, evaluasi, dan pemberdayaan
masyarakat.
3) Biaya sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a merupakan biaya yang dibutuhkan untuk
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan
penyebarluasan informasi sumber daya air.
4) Biaya perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b merupakan biaya yang diperuntukkan kegiatan
penyusunan kebijakan, pola, dan rencana pengelolaan
sumber daya air.
5) Biaya pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c mencakup biaya untuk pelaksanaan fisik
dan nonfisik kegiatan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya
rusak air.
6) Biaya operasi dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d merupakan biaya untuk operasi
prasarana sumber daya air serta pemeliharaan sumber
daya air dan prasarana sumber daya air.
7) Biaya pemantauan, evaluasi, dan pemberdayaan
masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e
merupakan biaya yang dibutuhkan untuk pemantauan dan

24 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


evaluasi pelaksanaan pengelolaan sumber daya air serta
biaya untuk pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya air.
8) Sumber dana untuk pembiayaan pengelolaan sumber daya
air dapat berasal dari:
a. anggaran pemerintah;
b. anggaran swasta; dan/atau
c. hasil penerimaan biaya jasa pengelolaan sumber daya
air.
9) Biaya jasa pengelolaan sumber daya air sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 116 ayat (4) didasarkan pada
penghitungan ekonomi rasional yang dapat
dipertanggungjawabkan. Penghitungan ekonomi rasional
yang dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) didasarkan pada unsur:
a. biaya depresiasi;
b. amortisasi dan bunga investasi;
c. biaya operasi dan pemeliharaan; dan
d. biaya pengembangan sumber daya air.

3.3.2 Formula Perhitungan Nilai Satuan BPJSDA


1. Kegiatan Usaha untuk air minum

BJPSDA (Jumlah kebutuhan biay a p engelolaa n SDA (Rp )) x ( Nilai M anfaat Ekonomi
(%))
 Rp / m3
Volume p enggunaan air (m3 )

Nilai Manfaat Ekonomi (NME) adalah suatu manfaat yang


diperoleh dari penggunaan air diwilayah sungai untuk kegiatan
usaha air minum.
Volume penggunaan sumber daya air adalah jumlah
penggunaan sumber daya air untuk kegiatan usaha air minum

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 25


yang dihitung dengan satuan m3
Nilai Satuan BJPSDA untuk Air Minum ditetapkan dalam
satuan Rupiah/meter kubik (Rp/M³).

2. Kegiatan Usaha Untuk Industri

BJPSDA (Jumlah kebutuhan biay a p engelolaa n SDA (Rp )) x (Nilai M anfaat Ekonomi
(%))
 Rp / m3
Volume p enggunaan air untuk kegiatan usaha industri (m3 )

Nilai Manfaat Ekonomi (NME) adalah suatu manfaat yang


diperoleh dari penggunaan air diwilayah sungai untuk kegiatan
industri.
Volume penggunaan sumber daya air adalah jumlah
penggunaan sumber daya air untuk kegiatan usaha industri
yang dihitung dengan satuan m3
Nilai Satuan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air untuk
kegiatan usaha Industri ditetapkan dalam satuan Rupiah/meter
kubik (Rp/M3).

3. Kegiatan Usaha Pembangkit Listrik Tenaga


Air

(Jumlah kebutuhan biay a p engelolaa n SDA (Rp ) x ( Nilai M anfaat Ekonomi


BJPSDA 
(%))
 Rp / kwH
Jumlah
Produksi Listrik (kwH)

Nilai Manfaat Ekonomi (NME) adalah suatu manfaat yang


diperoleh dari penggunaan air diwilayah sungai untuk kegiatan
usaha pembangkit tenaga listrik tenaga air.
Jumlah Produksi Listrik adalah daya listrik yang dihasilkan oleh
kegiatan usaha pembangkit listrik tenaga air selama 1 (satu)
tahun dalam satuan Kilo Watt Hour (KwH).

26 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


Nilai Penghitungan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air
untuk Kegiatan Usaha Pembangkit Listrik Tenaga Air
ditetapkan dalam satuan Rupiah/KwH.

4. Usaha Pertanian

(Jumlah kebutuhan biay a p engelolaa n SDA (Rp )) x (Nilai M anfaat Ekonomi


BJPSDA 
(%))
 Rp / Ha
Luas area
usaha p ertanian (ha)

Nilai Manfaat Ekonomi (NME) adalah suatu manfaat yang


diperoleh dari penggunaan air di wilayah sungai untuk
kegiatan usaha pertanian
Luas area usaha pertanian adalah luas area yang digunakan
untuk melakukan usaha pertanian dalam satuan Hektar Area
(ha). Nilai Penghitungan BJPSDA untuk usaha Pertanian
ditetapkan dalam satuan Rupiah/Ha.

3.4 Tata Cara Perhitungan Biaya Pengelolaan Sumber Daya Air


3.4.1 Menghitung Biaya Pengelolaan SDA
Untuk menghitung biaya jasa pengelolaan sumber daya air,
perlu dilakukan penghitungan komponen biaya pengelolaan
sumber daya air yang meliputi
1. Biaya Sistem Informasi
Biaya sistem informasi merupakan biaya yang dibutuhkan
untuk pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan
penyebarluasan informasi sumber daya air. Komponen
biaya sistem informasi yang harus dihitung antara lain:
a. Biaya penyediaan perangkat keras
(gedung/kantor/ruangan, peralatan komputasi/komputer
dengan jaringannya, printer)
b. Perlengkapan kantor (meja/kursi, pendingin ruangan,
alat tulis kantor, barang-barang habis pakai).

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 27


c. Kendaraan dinas (roda empat dan roda dua) untuk
keperluan operasional kegiatan sistem informasi.
d. Biaya penyediaan perangkat lunak (software, sistem, lan,
web, dll).
e. Biaya operasional unit informasi sumber daya air
(pengumpulan data, verifikasi data, pengolahan data dan
publikasi data dan informasi, termasuk keperluan
gaji/upah).

2. Biaya Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air


Biaya perencanaan pengelolaan sumber daya air
merupakan biaya yang diperuntukkan kegiatan penyusunan
kebijakan, pola, dan rencana pengelolaan sumber daya air.
Komponen Kegiatan perencanaan pengelolaan sumber daya
air antara lain :
a. Biaya untuk penyusunan pola dan rencana pengelolaan
sumber daya air.
b. Biaya untuk menyusun pola tanam pada daerah irigasi
yang ada di wilayah sungai.
c. Biaya untuk menyusun rencana alokasi air untuk seluruh
pengguna air di wilayah sungai.
d. Biaya untuk penyusunan konservasi sumber daya air.
e. Biaya untuk merencanakan pengoperasian dan
pemeliharaan prasarana sumber daya air

3. Biaya Konstruksi Sumber Daya Air

Biaya pelaksanaan konstruksi mencakup biaya untuk


pelaksanaan fisik dan nonfisik kegiatan konservasi sumber
daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air. Namun dalam perhitungan
biaya jasa pengelolaan sumber daya air ini, biaya
pelaksanaan konstruksi yang dihitung hanya biaya

28 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


pelaksanaan konstruksi untuk konservasi sumber daya air.
Sedangkan biaya lainnya masih ditanggung oleh
pemerintah. Komponen penghitungan biaya pelaksanaan
konstruksi untuk konservasi sumber daya air antara lain:
a. Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan
daerah tangkapan air atau daerah penampungan air
seperti: situ, embung, dan tempat-tempat yang dapat
menampung air lainnya (retarding basin, retention
pond, dan sebagainya);
b. Pengendalian pemanfaatan sumber air (pengaturan
pemanfaatan sumber air yang boleh dilakukan oleh
masyarakat, misal pengaturan jumlah karamba ikan
dalam suatu wadah air tertentu);
c. Pengaturan sarana dan prasarana sanitasi antara lain
pengaturan pembuangan limbah cair dan limbah padat
ke badan air;
d. Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan
kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan pada
sumber air;
Pengaturan daerah sempadan sumber air antara lain
dengan pengaturan pemanfaatan daerah sempadan
sumber air yang dapat dilakukan oleh masyarakat
terutama pada daerah sempadan.

4. Biaya Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan


Prasarana SDA

Biaya operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana


sumber daya air merupakan biaya untuk operasi prasarana
sumber daya air serta pemeliharaan sumber daya air dan
prasarana sumber daya air. Untuk menghitung biaya
operasi dan pemeliharaan dari sarana dan prasarana

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 29


sumber daya air di wilayah sungai menggunakan metode
empiris. metode ini dilakukan dengan menetapkan
prosentase (%) tertentu dari perolehan nilai aset pada saat
dibangun.
Berdasarkan hasil studi, prosentase yang digunakan untuk
menghitung biaya operasi dan pemeliharaan adalah sebagai
berikut :
- biaya operasi = 0,9 % nilai aset
- biaya pemeliharaan = 0,60 % nilai aset (umur aset <
5 tahun); 1,30 % (umur aset 5-25 tahun) dan 1,90 %
(umur aset >25 tahun).
Data yang diperlukan untuk menghitung biaya operasi dan
pemeliharaan sarana dan prasarana SDA adalah nilai aset
pada saat dibangun dan umur aset.

5. Biaya Pemantauan, Evaluasi, Pemberdayaan


Masyarakat

Biaya pemantuan, Evaluasi, dan pemberdayaan masyarakat


merupakan biaya yang dibutuhkan untuk pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan pengelolaan sumber daya air serta
biaya untuk pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya air.
Komponen biaya pemantauan, evaluasi dan pemberdayaan
masyarakat, antara lain:
1. Pemantauan dan evaluasi terhadap rencana
pelaksanaan pengelolaan SDA:
a. Biaya perjalanan dinas
b. Sewa kendaraan
c. Biaya pelaporan
d. Biaya ATK

30 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


2. Pemberdayaan masyarakat /(stakeholder) dalam
pengelolaan SDA:
a. Pelatihan konservasi
b. Pelaksanaan kegiatan wadah koordinasi,
pemberdayaan masyarakat,
c. Konsultasi publik
3. Sosial, meliputi :
a. Pertanian Rakyat
b. Pengendalian Banjir
c. Penggelontoran
4. Usaha, meliputi :
a. Air Minum
b. PLTA
c. Industri
d. Usaha Pertanian

6. Nilai Manfaat Ekonomi


Nilai Manfaat Ekonomi (NME) adalah suatu manfaat yang
diperoleh dari penggunaan air di wilayah sungai untuk
berbagai kepentingan.
Jenis usaha yang NME nya diperhitungkan, adalah :
7. Perhitungan NME Pertanian
Nilai Manfaat Ekonomi untuk pertanian rakyat diperoleh
dari perhitungan keuntungan hasil pertanian (jumlah
pendapatan dikurangi total biaya produksi)
Data yang dibutuhkan dalam perhitungan NME Pertanian :
1) Biaya Produksi pertanian
2) Nama Daerah Irigasi
3) Luas Lahan Pertanian
4) Index Pertanaman (IP)
5) Produktivitas

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 31


6) Harga Jual Gabah
7) Hitung penerimaan atau pendapatan petani
a. Tentukan daerah irigasi dan luas lahan sawah yang
menjadi kewenangan dari pengelola sumber daya
air.
Data daerah irigasi dan luas lahan dapat diperoleh
dari pola pengelolaan sumber daya air atau data-
data irigasi yang ada.
b. Tentukan indeks pertanaman dari sawah yang
menjadi kewenangan pengelola sumber daya air
Indeks pertanaman dapat diperoleh dari data Badan
Pusat Statistik (BPS)
c. Hitung luas panen dari sawah dengan perkalian luas
lahan pertanian dan indeks pertanaman
d. Tentukan produktivitas dari sawah
Data produktivitas dari sawah dapat diperoleh dari
data Badan Pusat Statistik atau survei langsung
terhadap petani
e. Hitung jumlah panen sawah dengan perkalian
antara luas panen dengan produkstivitas
f. Tentukan harga jual gabah untuk setiap ton atau
kilogram.
Harga jual gabah dapat diperoleh dari data survei
langsung kepada petani
g. Hitung penerimaan pertanian dengan perkalian
antara jumlah panen dengan harga jual gabah
h. Hitung total biaya produkasi dengan perkalian
antara luas lahan pertanian dengan biaya satuan
produksi.
i. Hitung NME dengan mengurangi penerimaan petani
dengan total biaya produksi.

32 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


8. Perhitungan NME Usaha Air Minum

Nilai Manfaat Ekonomi untuk usaha air minum diperoleh


dari pendekatan pendapatan bruto (Gross Revenue),
dengan tahapan perhitungan sebagai berikut :
1. Inventarisasi usaha air minum yang berada di wilayah
sungai.
2. Data usaha air minum dapat diperoleh dari survei
lapangan atau data perizinan yang dikeluarkan guna
memperoleh antara lain, jumlah pengusaha air minum,
volume penggunaan air, prosentasi kehilangan air dan
tarif air minumnya.
3. Hitung Nilai Manfaat Ekonomi untuk usaha air minum.
4. Perhitungan NME usaha air minum dilakukan dengan
perkalian antara tarif air minum, volume air baku dan
prosentase effisiensi usaha air minum.
5. Prosentase effisiensi adalah 1 – nilai prosentase
kehilangan air.
6. Hitung satuan NME usaha air minum.
7. Perhitungan Satuan NME usaha air minum dengan
membagi total NME usaha air minum (∑Mn) dengan
total volume penggunaan air baku (∑Vn).

9. Perhitungan NME Usaha PLTA


Nilai Manfaat Ekonomi untuk usaha listrik atau PLTA
diperoleh dari pendekatan pendapatan bruto (Gross
Revenue) dengan menggunakan tarif jual penyedia
(provider) listrik terhadap Perusahaan Listrik Negara (PLN),
dengan tahapan perhitungan sebagai berikut :
1. Inventarisasi usaha air untuk pembangkit listrik yang
berada di wilayah sungai.

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 33


2. Data usaha air untuk pembangkit tenaga listrik
diperoleh dari survei lapangan guna memperoleh antara
lain, jumlah pengusaha air untuk pembangkit tenaga
listrik, jumlah produksi pembangkit setiap tahunnya dan
tarif jual provider kepada PLN.
3. Hitung NME Usaha air untuk pembangkit listrik.
4. Perhitungan NME usaha air untuk pembangkit listrik
dilakukan dengan perkalian antara jumlah produksi yang
dihasilkan dengan tarif jual provider kepada PLN.
5. Hitung Satuan NME usaha air untuk pembangkit listrik.
6. Perhitungan Satuan NME usaha air untuk pembangkit
listrik dengan membagi total NME usaha air untuk
pembangkit listrik (∑Ln) dengan total produksi
pembangkit (∑Pn).

10. Perhitungan NME Usaha Industri


Nilai Manfaat Ekonomi untuk kelompok usaha industri
diperoleh dari nilai kontribusi air untuk industri dengan
jumlah industri yang ada di wilayah sungai, dengan
tahapan perhitungan sebagai berikut :
1. Inventarisasi jumlah usaha industri yang berada di
provinsi, usaha industri yang berada di wilayah sungai
dan nilai output industri untuk masing-masing usaha
industri .
2. Hitung rata-rata nilai output industri untuk masing-
masing usaha industri.
3. Rata-rata nilai output industri dihitung dengan membagi
nilai output industri dan jumlah usaha industri yang
berada di provinsi.
4. Hitung nilai kontribusi air untuk usaha industry.

34 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


5. Nilai kontribusi air untuk usaha industri dihitung dengan
perkalian nilai kontribusi air provinsi dengan angka 5
%.
6. Hitung NME usaha industri .
7. NME Usaha industri dihitung dengan perkalian nilai
kontribusi air untuk usaha industri dengan jumlah usaha
industri yang berada di wilayah sungai.
8. Hitung Satuan NME Usaha industry.
9. Satuan NME Usaha Indutstri dihitung dengan
pembagian jumlah NME Usaha industri (∑In) dengan
jumlah volume air yang digunakan oleh usaha industri
(∑Vn).

11. Rekapitulasi Satuan Nilai Manfaat Ekonomi, Volume


atau produksi dan prosentase NME
Dari perhitungan nilai manfaat ekonomi untuk setiap
pengguna diperoleh harga satuan nilai manfaat, jumlah air
yang digunakan (m3) atau produksi listrik yang dihasilkan
(KwH). Untuk memudahkan perhitungan nilai yang
diperoleh, selanjutnya hasil perhitungan NME direkap dalam
suatu tabel, seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 1. Rekapitulasi Satuan NME dan Volume atau Produksi

Hasil
No. Uraian Satuan
perhitungan
1 2 3 4
1 Harga satuan nilai manfaat Ekonomi
a. Pertanian rakyat Rp/ha a1
b. Pengendalian banjir Rp/ha b1
c. Penggelontoran Rp/m3 c1
d. Usaha air minum Rp/m3 d1
e. Energi listrik Rp/kwh e1
f. Industri Rp/m3 f1
g. Usaha pertanian Rp/ha g1

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 35


2 Volume atau Produksi
a. Pertanian rakyat Ha a2
b. Pengendalian banjir Ha b2
c. Penggelontoran m3 c2
d. Usaha air minum m3 d2
e. Energi listrik Kwh e2
f. Industri m3 f2
g. Usaha pertanian Ha g2

Tabel 2.Rekapitulasi NME

Hasil
No. Uraian Satuan
perhitungan
1 2 3 4
1 Nilai manfaat Ekonomi
a. Pertanian rakyat Rp A = a1 x a2
b. Pengendalian banjir Rp B = b1 x b2
c. Penggelontoran Rp C = c1 x c2
d. Usaha air minum Rp D = d1 x d2
e. Energi listrik Rp E = e1 x e2
f. Industri Rp F = f1 x f2
g. Usaha pertanian Rp G = g1 x g2

Total Rp ∑NME

Tabel 3. Prosentase NME


Hasil
No. Uraian Satuan
perhitungan
1 2 3 4
1 Persentase nilai manfaat ekonomi
a. Pertanian rakyat % X1 = A/∑NME
b. Pengendalian banjir % X2 = B/∑NME
c. Penggelontoran % X3 = C/∑NME
d. Usaha air minum % X4 = D/∑NME
e. Energi listrik % X5 = E/∑NME
f. Industri % X6 = F/∑NME
g. Usaha pertanian % X7 = G/∑NME
Total 100%

36 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


12. Menghitung nilai satuan BJPSDA
penghitungan nilai satuan biaya jasa pengelolaan sumber
daya air (BJPSDA) dilakukan melalui tahapan :
a. Hitung total biaya pengelolaan sumber daya air
Total biaya pengelolaan sumber daya air diperoleh
dari tabel rekapitulasi biaya pengelolaan sumber daya
air (Z).
b. Hitung nilai prosentase NME untuk masing-masing
pengguna
Nilai prosentase NME diperoleh dari tabel rekapitulasi
prosentase NME (%) pada masing-masing pengguna.
c. Tentukan volume air yang digunakan atau jumlah
produksi listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik
selama 1 tahun di wilayah sungai.
d. Hitung nilai satuan BJPSDA
Nilai satuan BJPSDA diperoleh dari perkalian antara
biaya pengelolaan SDA dengan prosentase NME dan
dibagi dengan volume air yang digunakan atau jumlah
produksi listrik yang dihasilkan selama 1 tahun di
wilayah sungai.
Biaya pengelolaan SDA (Rp) x NME
Tarif = ------------------------------------------------
Volume penggunaan (m3 atau kWh)
= Rp/m3 (PDAM, Industri)
Dimana :
Biaya pengelolaan = Biaya pengelolaan SDA
NME = Nilai Manfaat Ekonomi
kelompok pengguna (PLTA,
PDAM, Industri, Irigasi, dll)
Volume = m3 (PDAM,PLTA, Industri,
Irigasi, Banjir,dll)

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 37


BAB IV

38 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


BAB IV
TARIF BJPSDA PADA WILAYAH SUNGAI TERAMANG MUAR

4.1 Biaya Pengelolaan Sumber Daya Air


Sumber penerimaan utama untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya mengelola sumber daya air di 2 (dua) wilayah sungai
adalah penerimaan dari APBN berupa DIPA tahunan. Adapun
perhitungan biaya pengelolaan ini terdiri dari perhitungan biaya
sistem informasi sumber daya air, biaya perencanaan, biaya
konstruksi yang terkait konservasi, biaya operasi dan
pemeliharaan, dan biaya pemberdayaan masyarakat dan evaluasi
monitoring.
Dalam perhitungan biaya pengelolaan sumber daya air prinsip
utama yang harus diperhitungkan adalah nilai kebutuhaan riil,
bukanlah nilai atau besaran anggaran yang selama ini diberikan.
Sedangkan untuk data-data kegiatan maupun besaran nominal bisa
dijadikan referensi. Selain pendekatan kebutuhan riil, untuk
menentukan besaran nilai biaya pengelolaan sumber daya air dapat
menggunakan metode penelusuran DIPA selama 5 tahun terakhir.
Pada perhitungan biaya pengelolaan SDA di BWS Sumatera VII
digunakan penelusuran DIPA pada tahun 2016 – 2020 yang
kemudian akan diperoleh rata-rata besaran kegiatan yang termasuk
dalam komponen biaya pengelolaan SDA.

4.1.1 Biaya Sistem Informasi


Biaya sistem informasi ini memperhitungkan biaya-biaya
untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan publikasi
data. Dalam hal kegiatan sistem infomasi SDA BWS
Sumatera VII sudah banyak melaksanakan program dan
kegiatan adapun besaran program dan kegiatan yang
dilakukan selama pada tahun 2016 sampai dengan 2020 dapat
dilihat pada Tabel 4.

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 39


Tabel 4. Rekapitulasi Kebutuhan Biaya SISDA di WS Teramang Muar

Tahun Anggaran
No Uraian Pengeluaran Jumlah Rata-rata
2016 2017 2018 2019 2020
1 Fasilitasi Informasi/Komunikasi/Produk Audio Visual Rp 100,000,000 Rp 227,478,500 Rp 163,739,250
Pameran Hari Air Sedunia, Hari Bakti PU dn Pameran
2 Rp 95,000,000 Rp 330,000,000 Rp 230,000,000 Rp 218,333,333
Pembangunan Provinsi Bengkulu
3 Operasional Penyelenggaraan Data dan Informasi SDA Rp 154,380,000 Rp 116,844,500 Rp 125,000,000 Rp 91,000,000 Rp 121,806,125
4 Fasilitasi dan Sosialisasi Rencana PSDA WS Teramang Muar Rp 118,840,000 - Rp 250,000,000 - Rp 184,420,000
Publikasi Data Tahunan dan Diseminasi Data Serta Data
5 - - Rp 36,844,500 - Rp 36,844,500
Sharing Dengan Instansi Terkait
6 Operasional Inspeksi Sungai, Danau dan Waduk Rp 50,000,000 Rp 50,000,000
7 Pengelolaan Aset Irigasi (PAI) Rp 150,000,000 - - - Rp 150,000,000
Penyusunan Neraca Air Wilayah Sungai Teramang-Muar dan
8 Rp 75,000,000 Rp 61,825,000 Rp 68,412,500
WS Nasal - Padang Guci
9 Pengelolaan Sistem Hidrologi dan Kualitas Air Wilayah Sungai Rp 705,651,000 Rp 639,512,500 Rp 808,903,000 Rp 808,903,000 Rp 669,408,000 Rp 726,475,500

10 Fasilitasi Penyiapan Sistem Alokasi Air dalam Wilayah Sungai Rp 76,250,000 - - - Rp 76,250,000

11 Operasional System Management Mutu Rp 62,825,000 Rp 26,600,000 Rp 37,350,000 Rp 50,000,000 Rp 45,214,000 Rp 44,397,800

12 Unit Desain BWS Sumatera VII - - - - Rp 187,066,500 Rp 187,066,500

13 Pengolahan data dan informasi - - - - Rp 70,023,500 Rp 70,023,500

14 Penyediaan Informasi Publik - - - - Rp 22,000,000 Rp 22,000,000

15 Pemeliharaan Peralatan Telemetri pada Pos Hidrologi - - - - Rp 93,560,000 Rp 93,560,000

16 Pemeliharaan Pos Hidrologi - - - - Rp 83,640,000 Rp 83,640,000

17 Analisa Hidrologi - - - - Rp 38,740,000 Rp 38,740,000

18 Pengukuran Penampang Melintang Sungai - - - - Rp 148,180,000 Rp 148,180,000

19 Updating Neraca Air - - Rp 100,000,000 Rp 100,000,000 Rp 51,203,500 Rp 83,734,500

20 Kegiatan SAI - - - - Rp 25,200,000 Rp 25,200,000

21 Manajemen Sistem Informasi - - - Rp 50,000,000 Rp 145,082,500 Rp 97,541,250


JUMLAH Rp 1,492,946,000 Rp 939,782,000 Rp 1,688,097,500 Rp 1,329,903,000 Rp 1,806,796,500 Rp 2,690,364,758

TOTAL Rp 5,450,728,500
RATA-RATA Rp 2,690,364,758

4.1.2 Biaya Perencanaan


Komponen yang berikutnya dalam biaya pengelolaan
sumber daya air adalah biaya perencanaan, biaya ini meliputi
biaya-biaya untuk penyusunan kebijakan pola, rencana, studi,
SID, Detail desain, dan sebagainya. Adapun besaran kegiatan
perencanaan yang dilakukan BWS Sumatera VII untuk WS
Teramang Muar selama tahun 2016-2020 ditunjukkan pada
Tabel 5.

40 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


Tabel 5. Rekapitulasi Kebutuhan Biaya Perencanaan di WS
Teramang Muar

Tahun Anggaran
No Kegiatan Jumlah Rata-rata
2016 2017 2018 2019 2020
1 AMDAL - - - - - -
2 SID Rp 1,762,680,000 Rp 999,256,000 - - - Rp 1,380,968,000
3 DED ( Detail Desain ) - Rp 1,649,041,000 - Rp 1,610,000,000 - Rp 1,629,520,500
4 Studi Rp 935,700,000 Rp 1,399,850,000 - Rp 1,167,775,000
5 Aknop - Rp 2,898,269,000 Rp 700,000,000 Rp 1,083,211,000 Rp 833,710,000 Rp 1,378,797,500
6 Pemeliharaan Berkala - Rp 1,853,320,000 Rp 787,860,000 Rp 1,136,735,000 Rp 1,666,502,000 Rp 1,361,104,250
7 Kajian Sepadan Sungai Rp 92,050,000 Rp 92,050,000
Pola dan Rencana PSDA WS Teramang
8 Rp 150,000,000
Muar- Nasal Padang Guci Rp 150,000,000
9 Pembuatan Manual OP Rp 75,000,000 Rp 360,665,000 Rp 217,832,500
Fasilitasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
10 Rp 46,000,000 Rp 29,750,000 Rp 75,000,000
(SPPL) Rp 50,250,000
11 Fasilitasi Penyusunan UKL/UPL Rp 150,000,000 Rp 102,251,500 Rp 129,000,000 Rp 127,083,833
12 Kajian Sepadan Danau Rp 4,260,311,000 Rp 4,260,311,000
13 Audit Teknis Rp 1,274,438,500 - - - Rp 1,274,438,500
Jumlah Rp 4,168,818,500 Rp 8,931,737,500 Rp 1,691,860,000 Rp 4,054,946,000 Rp 7,213,238,000 Rp 13,090,131,083

TOTAL Rp 26,060,600,000
RATA-RATA Rp 13,090,131,083

4.1.3 Biaya Konstruksi

Secara umum pengertian komponen biaya konstruksi


adalah semua biaya pekerjaan konstruksi yang terkait dengan
kegiatan konservasi SDA, pendayagunaan SDA dan
pengendalian daya rusak air. Namun di dalam perhitungan
tarif BJPSDA ini yang digunakan dalam perhitungan biaya
pengelolaan SDA hanya biaya konstruksi yang terkait dengan
kegiatan konservasi SDA, hal ini dikarenakan untuk
menghindari beban yang terlalu besar bagi para pengguna
SDA di WS. Teramang Muar. Namun saat ini kegiatan-kegiatan
konstruksi yang terkait dengan konservasi pada Wilayah
Sungai Teramang Muar belum tersedia.

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 41


4.1.4 Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Kegiatan operasi dan pemeliharaan merupakan komponen
dari biaya pengelolaan sumber daya air yang terpenting, biaya
operasi dan pemeliharaan ini meliputi semua biaya operasi dan
pemeliharaan untuk seluruh sarana dan prasarana pengairan
yang ada di wilayah sungai. Detail perhitungan biaya OP
ditunjukkan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi Kebutuhan Biaya OP di WS Teramang Muar

Total Kebutuhan Biaya


No Kegiatan
O&P per tahun
1 OP Bendung Rp 1,908,220,000
2 OP Pengendalian Banjir Rp 2,744,765,000
3 OP Air Baku Rp 242,060,000
4 OP Pengaman Pantai Rp 14,173,940,000
5 OP Danau Rp 647,395,000
Total Rp 19,716,380,000

4.1.5 Biaya Evaluasi Monitoring dan Pemberdayaan


Komponen terakhir dari biaya pengelolaan SDA adalah
biaya pemberdayaan masyarakat, evaluasi dan monitoring.
Biaya ini meliputi kegiatan-kegiatan yang terkait dengan
pemberdayaan masyarkat dan kelembagaan di antaranya
adalah operasional TKPSDA, GNKPA, Pemberdayaan
masyarakat, dsb. Selain itu komponen ini juga meliputi
biaya-biaya untuk pengawasan, perjalanan dinas evaluasi
monitoring dan pelaporannya. Adapun hasil daftar kegiatan
terkait monitoring evaluasi dan pemberdayaan masyarakat
ditunjukkan pada Tabel 7.

42 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


Tabel 7. Rekapitulasi Kebutuhan Pemberdayaan Masyarakat dan
Evaluasi - Monitoring di WS Teramang Muar
Tahun Anggaran
No Uraian pengeluaran Jumlah Rata-rata
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
1 Supervisi Konstruksi* Rp 2,301,830,000 Rp 1,703,000,000 Rp 2,235,645,000 Rp 2,250,000,000 Rp 2,788,990,000 2,255,893,000.00
2 Sistem E-Monitoring Rp 135,860,000 Rp 115,200,000 Rp 122,800,000 Rp 479,434,000 Rp 446,960,000 260,050,800.00
3 Fasilitasi Kegiatan GNKPA - Rp 102,450,000 - Rp - Rp - 34,150,000.00
4 Fasilitasi Operasional TKPSDA - Rp 282,187,000 Rp 800,000,000 Rp 800,000,000 Rp 510,137,000 598,081,000.00
5 Pelaporan dan Penyusunan
Rp 75,000,000 Rp 36,530,000 Rp 49,030,000 Rp 50,000,000 Rp 47,081,000 51,528,200.00
LAKIP
6 Pemberdayaan Kelembagaan Rp 3,291,295,000 Rp 8,827,931,000 Rp 13,431,312,500 Rp 21,078,400,000 Rp 20,659,446,000
13,457,676,900.00
SDA
Jumlah Rp 5,803,985,000 Rp 11,067,298,000 Rp 16,638,787,500 Rp 24,657,834,000 Rp 24,452,614,000 Rp 16,657,379,900

RATA-RATA 16,657,379,900.00
TOTAL 82,620,518,500.00

4.1.6 Rekapitulasi Biaya Pengelolaan SDA


Setelah diperoleh perhitungan semua komponen biaya
pengelolaan, maka hasil perhitungan tersebut dapat
direkapitulasi untuk menjadi total biaya pengelolaan. Adapun
total biaya pengelolaan untuk WS Teramang Muar
adalah sebesar Rp 52,154,225,742,- per tahun. Untuk detail
rekapitulasi biaya pengelolaan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 8. Rekapitulasi Biaya Pengelolaan SDA WS Teramang Muar

NO KEBUTUHAN BIAYA JUMLAH (Rp)


1 Biaya Sistem Informasi SDA Rp 2,690,364,758
2 Biaya Perencanaan SDA Rp 13,090,131,083
3 Biaya Konstruksi Rp -
4 Biaya Operasi dan Pemeliharaan Rp 19,716,380,000
5 Biaya Pemberdayaan dan Evaluasi Monitoring Rp 16,657,379,900
TOTAL BIAYA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Rp 52,154,255,742

4.2 Nilai Manfaat Ekonomi


Parameter selanjutnya adalah nilai manfaat ekonomi (NME).
Pengertian umum dari NME adalah besar nilai manfaat yang
diperoleh pengguna air. Dalam perhitungan NME ini yang
diperhitungkan adalah usaha pertanian, usaha air minum,
industri, dan usaha listrik.

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 43


4.2.1 NME Pertanian Rakyat
NME Pertanian rakyat ini dihitung dari besaran luas
lahan pertanian, indeks pertanaman, produktivitas, harga
gabah, dan biaya satuan produksi di daerah irigasi yang
menjadi kewenangan BWS Sumatera VII dan Provinsi yang
bersama-sama mengambil air pada Wilayah Sungai Teramang
Muar. Adapun besar NME Pertanian rakyat hasil perhitungan
adalah Rp 865,761,669,888,- dengan satuan sebesar Rp
41,529,317,- dengan rekapitulasi NME per kabupaten dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Rekapitulasi NME Usaha Pertanian WS Teramang Muar

NME PERTANIAN
NO NAMA KABUPATEN JUMLAH
Rp
1 2 3 4

1 Kabupaten Mukomuko 576,615,437,840 576,615,437,840

2 Kabupaten Pesisir Selatan 201,249,163,920 201,249,163,920

3 Kabupaten Merangin 46,754,771,968 46,754,771,968

4 Kabupaten Kerinci 41,142,296,160 41,142,296,160

SATUAN NME PERTANIAN 41,529,317

TOTAL SATUAN NME PERTANIAN 865,761,669,888

4.2.2 NME Usaha Air Minum


NME usaha air minum ini dihitung pada pengusaha-
pengusaha yang menggunakan air permukaan sebagai bahan
bakunya, seperti PDAM, usaha air minum kemasan, dsb.
Untuk hasil rekapitulasi NME Usaha air minum ditunjukkan
pada Tabel 10.

44 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


Tabel 10. Rekapitulasi NME Usaha Air Minum WS Teramang Muar

JUMLAH
NO NAMA KABUPATEN NME AIR MINUM
(Rp)

1 2 3 4

1 Kab. Mukomuko 31,324,320 31,324,320

2 Kab. Pesisir Selatan - -

3 Kab. Merangin - -

4 Kab. Kerinci - -

SATUAN NME PDAM 2,671 2,671

TOTAL SATUAN NME PDAM 31,324,320 31,324,320

4.2.3 NME Industri


Sektor industri merupakan salah satu kelompok usaha
yang berpotensi, namun untuk WS. Teramang Muar industri
yang mengambil air permukaan masih sedikit, dan data yang
ada juga sangat minim. Perhitungan NME industri ini
menggunakan faktor nilai kontribusi air sebesar 5 % dari
Nilai output industri rata-rata pada Provinsi Bengkulu. Volume
penggunaan air industri menggunakan data yang telah
disajikan pada Rekomendasi Teknis penggunaan air
permukaan. Untuk rekapitulasi NME usaha industri ditunjukkan
pada Tabel 11.

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 45


Tabel 11. Rekapitulasi NME Industri WS Teramang Muar

NME INDUSTRI JUMLAH RATA-RATA


NO NAMA KABUPATEN
Rp Rp
1 2 3 4

1 Kab. Bengkulu Selatan - -

2 Kab. Rejang Lebong - -

3 Kab. Bengkulu Utara - -

4 Kab. Kaur - -

5 Kab. Seluma - -

6 Kab. Mukomuko 177,449,332,035.29 177,449,332,035.29

7 Kab. Lebong - -

8 Kab. Kepahiang - -

9 Kab. Bengkulu Tengah - -

10 Kota Bengkulu - -

11 Kab. Pesisi Selatan - -

12 Kab. Merangin - -

13 Kab. Kerinci - -

SATUAN NME INDUSTRI 1,680,916,688.31

TOTAL SATUAN NME INDUSTRI 177,449,332,035.29

4.2.4 NME Usaha Listrik


NME Usaha listrik ini dihitung dari kapasitas turbin dan
tarif provider di Wilayah Sungai yang menjadi kewenangan
BWS Sumatera VII, pada wilayah sungai Teramang Muar
tidak ada satu pun Usaha listrik yang mengambil air pada
Wilayah Sungai Teramang Muar.

46 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


4.2.5 Rekapitulasi NME
Setelah diperoleh semua NME dari setiap jenis usaha,
tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan untuk
mencerminkan beban masing-masing pengguna terhadap
biaya pengelolaan SDA. Adapun besaran bobot NME dapat
dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Tabel Pembobotan NME di WS Teramang Muar

No Pengguna Nilai Bobot


1 Pertanian 865,761,669,888 83.0%
2 Pengendalian Banjir - 0.0%
3 Penggelontoran - 0.0%
4 PDAM 3,134,320 0.0%
5 Industri 177,449,332,035 17.0%
6 PLTA - 0.0%

Dari hasil pembobotan tersebut masih nampak bahwa


besaran terbesar ada pada sektor pertanian di mana hal
tersebut adalah menjadi tanggung jawab penuh pemerintah
untuk menyediakan biaya pengelolaannya.

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 47


4.3 Tarif Biaya Jasa Pengelolaan SDA
Setelah diperoleh variabel-variabel untuk perhitungan nilai satuan
tarif biaya jasa pengelolaan sumber daya air, maka tahap
selanjutnya adalah perhitungan dengan rumus dasar pada
Peraturan Menteri PUPR no 18/PRT/M/2015.
Tabel 18. Perhitungan Tarif BJPSDA pada WS Teramang Muar

No Uraian Satuan Nilai


1 2 3 4

A BIAYA PENGELOLAAN SDA Rp 52,154,255,742


1 Biaya Sistem Informasi SDA Rp 2,690,364,758
2 Biaya Perencanaan SDA Rp 13,090,131,083
3 Biaya Konstruksi Rp -
4 Biaya Operasi dan Pemeliharaan Rp 19,716,380,000
5 Biaya Pemberdayaan dan Emon Rp 16,657,379,900

B NILAI MANFAAT EKONOMI 1,043,242,326,243


1 Pertanian Rp 865,761,669,888
2 Pengendalian Banjir Rp -
3 Penggelontoran Rp -
4 PDAM Rp 31,324,320
5 Industri Rp 177,449,332,035
6 PLTA Rp -

C PERSENTASE NME
1 Pertanian 82.99%
2 Pengendalian Banjir 0.00%
3 Penggelontoran 0.00%
4 PDAM 0.00%
5 Industri 17.01%
6 PLTA 0.00%

D VOLUME atau PRODUKSI


1 Pertanian Ha 20,847
2 Pengendalian Banjir Ha -
3 Penggelontoran m3 -
4 PDAM m3 51,840
5 Industri m3 5,800,432
6 PLTA KwH -
-
E TARIF BJPSDA -
1 Pertanian Rp/Ha 2,076,152.93
2 Pengendalian Banjir Rp/Ha -
3 Penggelontoran Rp/M3 -
4 PDAM Rp/M3 30.21
5 Industri Rp/m3 1,529.39
6 PLTA Rp/Kwh -

48 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


BAB V

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 49


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari Kegiatan Konsultasi Publik Terkait Penerapan PNBP BJPSDA


pada Wilayah Sungai Teramang Muar ini diperoleh beberapa
kesimpulan, antara lain:

1. BWS Sumatera VII merupakan unit pelaksana teknis yang


bertanggung jawab pada pengelolaan Wilayah Sungai Teramang
Muar.
2. WS Teramang Muar memiliki potensi yang cukup besar untuk
penerimaan Negara Bukan Pajak dari Biaya Jasa Pengelolaan
Sumber Daya Air
3. Hasil perhitungan tarif BJPSDA diperoleh :
a. Biaya pengelolaan sumber daya air sebesar Rp Rp
52,154,225,742,-
b. Nilai manfaat ekonomi:

Usaha Pertanian : 83.0%


Usaha Pengendalian Banjir : 0.0%
Usaha Penggelontoran : 0.0%
Usaha PDAM : 0.0%
Industri : 17.0%
Usaha Listrik : 0.0%
c. Tarif BJPSDA :
Usaha Pertanian : 2,076,152.93 Rp/Ha
Usaha Pengendalian Banjir :0
Usaha Penggelontoran :0
Usaha PDAM : 30.21 Rp/m3
Industri : 1,529.39 Rp/m3
Usaha Listrik :0

50 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


4. Adapun Dengan adanya kegiatan konsultasi publik ini,
diharapkan akan dicapai kesepahaman dan kesepakatan
bersama antara BWS Sumatera VII Bengkulu selaku pengelola
wilayah sungai dan pengguna sumber daya air W.S. Teramang
Muar dalam rangka pengelolaan sumber daya air yang
berkelanjutan.

5.2 Saran / Rekomendasi


Rekomendasi yang diharapkan dapat dipertimbangkan adalah :
1. Kepada Tim Pelaksana kegiatan Fasilitasi PNBP – BJPSDA BWS
Sumatera VII Bengkulu agar dapat selalu meng-update data
terkait kajian tarif PNBP BJPSDA ini setiap tahunnya.
2. Dasar hukum dan regulasi terkait penerapan PNBP – BJPSDA
diharapkan dapat segera disahkan agar alur kegiatan penerapan
PNBP – BJPSDA pada masing-masing WS dapat segera
dilaksanakan.

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 51


UNDANGAN, JADWAL KEGIATAN, DAN
ABSENSI PESERTA

52 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


SK TIM PELAKSANA KEGIATAN

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 53


MATERI NARASUMBER

54 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
DIREKTORAT BINA OPERASI DAN PEMELIHARAAN

PERIZINAN PENGUSAHAAN DAN


PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR

Subdit Perencanaan Teknis dan Kelembagaan,


Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan

1
WILAYAH SUNGAI
PETA WILAYAH SUNGAI TERAMANG - MUAR
PETA WILAYAH SUNGAI NASAL – PADANG – GUCI
JENIS PERIZINAN BIDANG SDA
DI WILAYAH SUNGAI KEWENANGAN PUSAT

No. KEGIATAN REKOMTEK IZIN

1 Penggunaan SDA Kepala BBWS/BWS Menteri PUPR cq.


(Permen PUPR No. 01/PRT/M/2016) Dirjen SDA

2 Pengusahaan SDA Kepala BBWS/BWS Menteri PUPR cq.


(Permen PUPR No. 01/PRT/M/2016) Dirjen SDA

3 Pengalihan Alur Sungai Kepala BBWS/BWS Menteri PUPR cq.


(Permen PUPR No. 21 tahun 2020) Dirjen SDA

4 Pengambilan Komoditas Tambang pada Kepala BBWS/BWS Pemerintah di Bidang


Sumber Air Pertambangan
(Pasal 19 Permen PUPR No. 01/PRT/M/2016)

5 Pengambilan Air Tanah - - 5


sumber daya air sebagai • transportasi dan arung jeram; pembangkit tenaga listrik; transportasi;
media olahraga; pariwisata; atau perikanan budi daya pada sumber air.
PENGUSAHAAN

• pengusahaan air baku sebagai bahan baku produksi; usaha industri;


air dan daya air sebagai usaha makanan; usaha perhotelan; usaha perkebunan; usaha air minum
materi oleh Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah; usaha
air minum dalam kemasan; atau kegiatan usaha lain.

• pemanfaatan ruang pada sumber air; tempat budi daya pertanian


sumber air sebagai semusim atau budi daya ikan pada bantaran sungai; tempat budi daya
media tanaman tahunan pada sabuk hijau; pemanfaatan bantaran dan/atau
sempadan; atau pemanfaatan sempadan danau dan badan danau.

air, sumber air, dan/atau • eksplorasi, eksploitasi, dan pemurnian bahan tambang; kegiatan
perikanan yang menggunakan karamba atau jaring apung; kegiatan
daya air sebagai media pembuangan air limbah; kegiatan pengambilan komoditas tambang di
dan materi sungai; atau pemanfaatan ruang sumber air.

sumber daya air


PENGGUNAAN

sebagai media; air dan •pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan sehari-hari bagi kelompok yang
memerlukan air dalam jumlah besar;
daya air sebagai •pemenuhan air irigasi untuk petani atau kelompok petani bagi pertanian
materi; sumber air rakyat di dalam sistem irigasi yang sudah ada yang dilakukan dengan
sebagai media; air, cara mengubah kondisi alami sumber air;
•pemenuhan air irigasi untuk petani atau perkumpulan petani pemakai air
sumber air, dan/atau bagi pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada; dan
daya air sebagai media •kegiatan bukan usaha untuk kepentingan publik.
dan materi
Tahapan Proses
Persetujuan Pengalihan Alur Sungai
SURAT DIRJEN MINERAL DAN BATUBARA NO. 1481/30.01/DJB/2020

Mulai tgl 11 Desember


2020, Layanan Perizinan
di Bidang Pertambangan
Mineral dan Batubara
dilakukan di Pemerintah
Pusat (Kementerian
ESDM)

8
ARAHAN DIRJEN SUMBER DAYA AIR

Perizinan terkait Pengambilan


Komoditas Tambang di
Wilayah Sungai Kewenangan
Pusat :
• Rekomtek : BBWS/BWS
(sebagai Pengelola SDA)
• Izin : Kementerian ESDM

9
SE MENTERI ESDM NO. 1911.SE/43/BGL/2019

Perizinan terkait Air Tanah,


tetap dilaksanakan oleh
instansi yg menyelenggarakan
perizinan air tanah dengan
tata cara sebagaimana diatur
dalam PerUUan yg telah ada
saat ini, sampai dengan
10
diterbitkannya Peraturan
Pelaksanaan UU 17/2019.
ARAHAN DIRJEN SUMBER DAYA AIR

Perizinan terkait Air Tanah,


tetap dilaksanakan oleh
instansi yg menyelenggarakan
perizinan air tanah dengan
tata cara sebagaimana diatur
dalam PerUUan yg telah ada
saat ini, sampai dengan
diterbitkannya Peraturan
Pelaksanaan UU 17/2019.

11
12
Permohonan izin dan rekomendasi teknis (Izin Pengusahaan SDA)
diajukan oleh :

orang perseorangan yang memiliki identitas hukum;

direktur utama atau pimpinan badan usaha;

penerima kuasa dari direktur utama atau pimpinan badan usaha


yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian
atau perubahannya yang dibuktikan dengan surat kuasa;

kepala cabang badan usaha yang diangkat oleh kantor pusat


yang dibuktikan dengan dokumen autentik;

pejabat yang menurut perjanjian kerjasama berhak mewakili


badan usaha yang bekerja sama; atau
13

pejabat yang ditugaskan oleh instansi pemerintah.


PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS
Kepada KEPALA BWS SUMATERA VII

14
ALUR PENYUSUNAN REKOMTEK DI BBWS/BWS

PROSES PENYUSUNAN
REKOMTEK
23 HARI KERJA

Surat Edaran (SE)


Dirjen SDA
No. 12 A/SE/D/2016

tentang
Prosedur Penyusunan
Rekomendasi Teknis Perizinan
Pengusahaan Sumber Daya
Air dan Penggunaan Sumber
Daya Air di Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air

15
KELENGKAPAN PERSYARATAN PERMOHONAN REKOMTEK
Pengusahaan Sumber Daya Air Penggunaan Sumber Daya Air
• nama, pekerjaan, dan alamat; • nama, pekerjaan, dan alamat;
• maksud dan tujuan; • maksud dan tujuan;
• rencana lokasi penggunaan/pengambilan air; • rencana tempat atau lokasi penggunaan;
• jumlah air yang diperlukan; • cara pengambilan;
• jangka waktu yang diperlukan; • gambar detail desain jenis atau tipe
• jenis prasarana dan teknologi yang akan prasarana yang akan dibangun, spesifikasi
digunakan; teknis, serta jadwal dan metode
• gambar detail desain jenis atau tipe pelaksanaan;
prasarana yang akan dibangun, spesifikasi • kuota air dan/atau dimensi ruang pada
teknis, serta jadwal dan metode pelaksanaan; sumber air;
• rencana pelaksanaan pembangunan; • gambar lokasi atau peta situasi disertai
• hasil konsultasi publik; dengan titik koordinat;
• rencana operasi dan pemeliharaan; • fotokopi kartu tanda penduduk kepala
• bukti kepemilikan atau penguasaan lahan; keluarga atau ketua kelompok;
• izin lingkungan (AMDAL/UKL-UPL) atau SPPL; • fotokopi kartu keluarga atau akta/bukti
• foto copy akta perusahaan. pendirian kelompok atau surat keterangan
keberadaan kelompok dari kepala desa
atau lurah; dan
• izin lingkungan (AMDAL/UKL-UPL) atau
SPPL;
16
REKOMENDASI TEKNIS
memuat pertimbangan teknis dan saran

disampaikan oleh pengelola sumber daya air (BBWS/BWS) pada


wilayah sungai lintas negara, wilayah sungai lintas provinsi, dan
wilayah sungai strategis nasional kepada Pemohon

memuat antara lain :


• jenis pengusahaan atau penggunaan yang diperbolehkan;
• lokasi pengusahaan atau pengambilan air;
• jumlah pengusahaan atau pengambilan air;
• cara pengusahaan atau pengambilan air;
• rencana desain bangunan dan/atau prasarana;
• neraca air pada wilayah sungai dan/atau pemanfaatan air;
• dampak pemanfaatan air terhadap sumber air dan lingkungan sekitar;
• pertimbangan potensi konflik sosial masyarakat sekitar lokasi;
• kelayakan kondisi sumber air; dan
• pernyataan bahwa pemohon rekomendasi teknis memenuhi persyaratan
teknis atau tidak memenuhi persyaratan teknis.

dalam hal memerlukan konstruksi pada sumber air, juga memuat :


• kelayakan kondisi geologis sumber air;
• kelayakan material dan peralatan konstruksi; 17
• dampak konstruksi terhadap sumber air dan pemanfaatan air;
• layak atau tidaknya konstruksi berada pada sumber air; dan
• gambar dan spesifikasi teknis bangunan yang disetujui oleh BBWS/BWS.
KEKURANGAN DATA TEKNIS YANG DISAMPAIKAN DALAM REKOMENDASI TEKNIS

Data permohonan, data rekomtek dan data  rekomendasi teknis tidak mencantumkan
pendukung lainnya tidak lengkap atau sesuai, analisa atau justifikasi teknis sebagai
seperti: dasar pemberian rekomendasi teknis
 kegiatan yang dimohonkan dalam
 titik koordinat tidak sesuai dengan lokasi permohonan izin dan rekomtek kurang jelas
permohonan izin  untuk permohonan izin kegiatan konstruksi
 format titik koordinat tidak menggunakan pada sempadan sumber air harus jelas
format derajat, menit, detik apa saja konstruksi yang akan dilakukan
 intake sumber air lebih dari satu tapi debit (detail pekerjaan)
yang dicantumkan hanya satu  Deliniasi garis sempadan dengan lokasi
 sumber air lebih dari satu dijadikan dalam kegiatan yang dimohonkan, serta
satu rekomtek konstruksi yang akan dibangun tidak ada.
 gambar desain tidak lengkap/salah, seperti  Lokasi pendayagunaan SDA harus diluar
gambar desain untuk konstruksi jembatan Kawasan Suaka Alam (KSA):
tidak terdapat MAB, untuk saluran tidak ada a. Cagar Alam
data tinggi muka air dan data b. Suaka Margasatwa
freeboard/tinggi jagaan  Lokasi pendayagunaan SDA harus diluar
 tidak terdapat neraca air Kawasan Pelestarian Alam (KPA):
 neraca air defisit, tapi tetap a. Taman Nasional
merekomendasikan kuota pengambilan air b. Taman Hutan Raya
 jadwal pengambilan air tidak dicantumkan c. Taman Wisata Alam
PERMOHONAN IZIN PENGUSAHAAN &
PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR
Kepada MENTERI PUPR c.q. DIRJEN SDA

19
PERMOHONAN IZIN SECARA MANUAL
Melalui Loket Unit Pelayanan Perizinan
& Informasi Publik
Di Lobby Gedung Ditjen. SDA
Kementerian PUPR

PERMOHONAN IZIN SECARA ONLINE


Melalui Website Perizinan SDA:
perizinanSDA.pu.go.id

20
KELENGKAPAN DATA PERMOHONAN IZIN
• NAMA, PEKERJAAN, DAN ALAMAT PEMOHON;
• MAKSUD DAN TUJUAN PENGUSAHAAN/PENGGUNAAN SUMBER
DAYA AIR;
• RENCANA LOKASI PENGGUNAAN/PENGAMBILAN AIR;
• JUMLAH AIR DAN/ATAU DIMENSI RUANG PADA SUMBER AIR
YANG DIPERLUKAN UNTUK DIUSAHAKAN;
• JANGKA WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK
PENGUSAHAAN/PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR;
• JENIS PRASARANA DAN TEKNOLOGI YANG AKAN DIGUNAKAN;
• GAMBAR TIPE PRASARANA YANG TELAH DISETUJUI OLEH
BBWS/BWS; DAN
21
• REKOMENDASI TEKNIS DARI KEPALA BBWS/BWS.
PROSES PERIZINAN SDA

Dalam hal data permohonan izin yang diajukan oleh pemohon telah dinyatakan
Lengkap oleh UPP, proses permohonan izin dilanjutkan ke Tim Verifikasi.

Proses Perizinan SDA dapat dikelompokan menjadi 3 Tahap Analisis :


1. Tahap Analisis Teknis;
2. Tahap Analisis Hukum;
3. Tahap Analisis Kebijakan.

Proses Verifikasi Perizinan SDA dilakukan oleh Tim Verifikasi Perizinan yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air.

Dalam hal diperlukan, Tim Verifikasi Perizinan dapat melakukan peninjauan


lapangan bersama dengan BBWS/BWS pada wilayah sungai lintas negara,
wilayah sungai lintas provinsi, dan wilayah sungai strategis nasional.

22
Hasil peninjauan lapangan, dituangkan kedalam berita acara peninjauan
lapangan sebagai bahan untuk pertimbangan dan saran dalam pemberian izin.
PEMEGANG IZIN PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR
• memperoleh dan mengusahakan Air Permukaan, Sumber Air Permukaan, dan/atau
Daya Air Permukaan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam izin; dan
Hak untuk : • membangun prasarana dan sarana Sumber Daya Air dan bangunan lain sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam izin.

• mematuhi ketentuan dalam izin;


• membayar Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA) dan membayar
kewajiban keuangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• melindungi dan memelihara kelangsungan fungsi Sumber Daya Air;
• melindungi dan mengamankan prasarana Sumber Daya Air;
Wajib untuk : • melakukan usaha pengendalian terjadinya pencemaran Air;
• melakukan perbaikan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan yang
ditimbulkan; dan
• memberikan akses untuk penggunaan Air bagi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-
hari masyarakat di sekitar lokasi kegiatan

• mencegah terjadinya pencemaran Air akibat pelaksanaan konstruksi;


• memulihkan kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan konstruksi;
memerlukan • menjamin kelangsungan pemenuhan Air bagi kebutuhan pokok sehari-hari
kegiatan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan yang terganggu akibat pelaksanaan
konstruksi;
Konstruksi, juga • memberikan tanggapan yang positif dalam hal timbul gejolak sosial masyarakat di
berkewajiban untuk: sekitar lokasi kegiatannya; dan
• melaksanakan operasi dan/atau pemeliharaan terhadap prasarana dan/atau
sarana yang dibangun

Dalam hal pelaksanaan Izin Pengusahaan Sumber Daya Air menimbulkan kerugian pada masyarakat,
pemegang Izin Pengusahaan Sumber Daya Air wajib memberikan ganti kerugian yang ditimbulkan.
Pasal 30 PP No. 121/2015
IZIN PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR
diberikan dengan persyaratan : pengusahaan air minum dalam kemasan
harus memenuhi ketentuan :

Pengusaha-
an sumber
daya air izin
yang pemegang diberikan pemegang
menghasil izin : wajib berdasar- izin : wajib
kan air menyisih- kan urutan menyisih-
baku atau kan prioritas kan
hanya
air minum sebagian pemanfaat- sebagian
diperboleh-
wajib dari laba an sumber dari laba
Memperhi- kan untuk prioritas
memberi usaha daya air, tidak boleh usaha
tungkan mengguna- utama :
minimal untuk rencana menutup untuk
keperluan kan 20% Badan
15% (lima kegiatan penyediaan akses kegiatan
air untuk (dua puluh Usaha
belas konservasi air atau masyarakat konservasi
pemelihara persen) Milik
persen) dari sumber zona terhadap sumber
an sumber dari Negara/
volume daya air pemanfaat- sumber air daya air
air dan potensi air Badan
debit dalam an ruang yang dalam
lingkungan yang Usaha
pengusaha- rangka pada diusahakan rangka
hidup. tersedia jika Milik
an sumber menjalan- sumber air, ; menjalan-
air diambil Daerah.
daya air kan serta kan
dari mata
bagi tanggung alokasi air tanggung
air;
pemenuhan jawab sosial yang telah jawab sosial
kebutuhan dan diperhitung dan
pokok lingkungan; kan secara lingkungan;
sehari-hari ketat; dan dan
masyarakat
setempat
PERPANJANGAN IZIN :
permohonan perpanjangan izin secara tertulis kepada
Menteri c.q Direktur Jenderal Sumber Daya Air paling
lambat 3 (tiga) bulan sebelum jangka waktu izin berakhir

dapat diperpanjang apabila tidak terdapat


perubahan :
lokasi cara bangunan
kuota air; pengambilan pengambilan pengambilan
air; air; air
dan/atau
Pengawasan atas pelaksanaan izin pengusahaan atau penggunaan sumber daya
air bertujuan untuk menjamin ditaatinya ketentuan yang tercantum dalam izin.

PENGAWASAN antara lain terhadap :


• kesesuaian identitas  pemegang izin dengan pengguna/pengusaha sumber daya air;
• Kesesuaian pelaksanaan dengan ketentuan dalam izin beserta ketentuan peraturan
(standar, prosedur, dan kriteria yang terkait);
PENGAWASAN

• kesesuaian prasarana dan sarana yang tercantum dalam izin dengan prasarana dan
sarana yang dibangun;
• dampak negatif yang ditimbulkan; atau
• pengusahaan atau penggunaan sumber daya air yang belum memperoleh izin.

pengawasan dilakukan oleh BBWS/BWS dan dapat melibatkan peran masyarakat.

Peran masyarakat dalam pengawasan dapat diwujudkan dalam bentuk


Laporan atau Pengaduan kpd Menteri PUPR c.q. Direktur Jenderal Sumber Daya Air.

Hasil Pengawasan merupakan


Bahan atau masukan bagi perbaikan, penertiban, dan/atau peningkatan
penyelenggaraan pengusahaan sumber daya air atau penggunaan sumber daya air.

Menteri PUPR c.q. Direktur Jenderal Sumber Daya Air wajib :


menindaklanjuti laporan hasil pengawasan, dalam bentuk peringatan, pemberian
sanksi, dan bentuk tindakan lain
SANKSI

Selain dikenakan sanksi Kerusakan pada Kerugian pada


pencabutan izin Sumber Air dan/atau masyarakat:
apabila pelaksanaan lingkungan sekitarnya:
konstruksi dan/atau Pemegang izin wajib Pemegang izin wajib
Pengusahaan Sumber melakukan pemulihan mengganti biaya
Daya Air yang dan/atau perbaikan kerugian yang
dilakukan oleh atas akibat kerusakan ditimbulkan kepada
pemegang izin yang ditimbulkannya; masyarakat yang
menimbulkan : dan/atau menderita kerugian.

Sanksi Peringatan Penghentian Penghentian Pencabutan izin


Tertulis I s/d III sementara I sementara II
Izin l l l X
Kegiatan l l X X
Pemberian alokasi air l X X X
Pasal 51, 52 & 53 PP No. 121/2015
Terima kasih

29
UNIT PELAYANAN PERIZINAN (UPP)
CALL CENTER (WA & CALL):
- 0812 2233 7704
- 0812 2233 7740
JAM OPERASIONAL :
• SENIN – KAMIS = JAM 08.00 – 16.00 WIB
• JUMAT = JAM 08.00 – 16.30 WIB

Email : perizinanSDA@pu.go.id 30
Pengaturan dan Kebijakan
Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air
(BJPSDA)
Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
KRONOLOGIS DAN LATAR
1 BELAKANG PENERAPAN BJPSDA

Outline 2 DASAR HUKUM BJPSDA

3 TAHAPAN PENETAPAN BJPSDA


Wilayah Sungai di Indonesia Permen PUPR No 04/PRT/2015
Tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai

1 WS Lintas Negara (A1) 5


2 WS Lintas Provinsi (A2) 31
3 WS Strategis Nasional (A3) 28
4 WS Lintas Kabupaten/Kota (B) 52
5 WS dalam Satu Kabupaten/Kota (C) 12
Total 128
Fungsi Kelembagaan Pengelola Sumber
Menteri/Gubernur/Bupati Daya Air Instansi Pemerintah/ Badan
Usaha- Swasta/ Masyarakat/
/ Walikota/Lembaga
Legislatif koperasi

REGULATOR DEVELOPER

WADAH KOORDINASI

OPERATOR USER/ PUBLIC

User: Pertanian ,Perkotaan, Energi,


Antara lain: BPDAS, PJT Industri,Perkebunan
BWS/ BBWS, BPSDA PROP Public: Pakar SDA, LSM /Masyarakat
Adat
Pembiayaan Pengelolaan
Pengelola Sumber Daya Air SDA

64 WS • BBWS/BWS APBN
• UPTD/Balai
64 WS
PSDA/Dinas APBD
BUMN
7 WS
• Perum Jasa Tirta BJPSDA
BIAYA JASA PENGELOLAAN SDA

Biaya Jasa Pengelolaan SDA


(BJPSDA) atau Iuran Sebagai dana OP di BB/BWS
Eksploitasi dan Pemeliharaan
Bangunan Pengairan adalah
salah satu peran serta Sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak
masyarakat dalam
pembiayaan pengeloaan
sumber daya air di wilayah
sungai
Rencana Penerapan
BJPSDA sebagai PNBP Di Kementerian PUPR
Dasar Hukum UU No. 9 Tahun 2018
Tentang PNBP

UU No. 17 SDA
Tahun 2019

Rencana Pembentukan
Revisi PP 38 Tahun 2012
Unit PNBP BJPSDA di
PP No. 6 Tahun Iuran EP PNBP Pada Kemen
Kementerian PUPR
1981 PUPR
(BBWS/BWS)

Permen PUPR Tata Cara


No. 18 Tahun Perhitungan
2015 BJPSDA
Keterbatasan dana
pemerintah untuk
PENERAPAN pengelolaan SDA
BJPSDA menjadi permasalahan
pokok yang saat ini
dihadapi.

Meningkatnya
kebutuhan air
secara kuantitas
dan kualitas
DANA PENGELOLAAN SDA

Sumber Dana

Pemerintah Swasta BJPSDA

80 % konstruksi

20 % OP
Penggunaan Dana Pengelolaan SDA

Membiayai komponen lain


(SISDA, perencanaan,
Pembangunan/Pengembangan monitoring, evaluasi dan
Sarana Prasarana SDA pemberdayaan masyarakat)

OP prasarana SDA dan Konservasi Tanah dan Air


Pemeliharaan Sumber-sumber
air
UU No. 17 Tahun 2019
Pasal 58 ayat (1)
Pasal 1
Penggunaan Sumber Daya Air tidak dibebani BJPSDA untuk
Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air yang penggunaan:
selanjutnya disingkat BJPSDA adalah biaya yang
dikenakan, baik sebagian maupun secara keseluruhan, •Pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari;
kepada pengguna SDA yang dipergunakan untuk •Pertanian rakyat;
Pengelolaan SDA secara berkelanjutan. •Kegiatan selain untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari
dan pertanian rakyat yang bukan merupakan kegiatan usaha;
dan
Pasal 11 huruf m •Kegiatan konstruksi pada Sumber Air yang tidak menggunakan
Pemerintah Pusat Berwenang memungut, menerima, Air.
dan menggunakan BJPSDA pada WS lintas negara,
lintas provinsi, & Strategis Nasional.
Pasal 58 ayat (3)
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya berhak atas
Pasal 19 ayat (1) dan (2) hasil penerimaan BJPSDA yang dipungut
dari para pengguna SDA pada WS yang
Sebagian tugas dan wewenang Pemerintah Pusat bersangkutan
dalam mengelola SDA yang meliputi satu Wilayah Sungai
dapat ditugaskan kepada Pengelola SDA, dapat berupa
UPT Kementerian/UPT Daerah atau BUMN/BUMD di Pasal 58 ayat (4)
bidang pengelolaan SDA.
BJPSDA dipergunakan untuk keberlanjutan
pengelolaan SDA pada WS yang bersangkutan
Pasal 58 ayat (1)
Izin Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usaha dapat Pasal 59
diberikan kepada pihak swasta setelah memenuhi syarat tertentu dan
Pembayaran BJPSDA harus
ketat yang salah satunya memenuhi kewajiban biaya Konservasi memperhatikan prinsip
Sumber Daya Air (komponen dalam BJPSDA) dan kewajiban pemanfaat membayar
keuangan lainnya sesuai dengan peraturan
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015

Pasal 2 ayat (1) Pasal 2 ayat (2)


Sebagai acuan bagi Untuk mendapatkan tarif dasar
Pemerintah Pusat atau perhitungan iuran eksploitasi
Pemerintah Daerah dalam dan pemeliharaan bangunan
menghitung iuran eksploitasi pengairan yang dibebankan
dan pemeliharaan bangunan kepada pengguna SDA
pengairan sebagai pemegang izin
penggunaan air dan/atau
sumber air yang selanjutnya
dalam Peraturan Menteri ini
disebut izin penggunaan SDA
Pembebanan, BJPSDA dan Pembiayaan Pengelolaan SDA
(Pasal 3)
Pasal 3 ayat (3)
Pasal 3 ayat (1) Pembiayaan pengelolaan SDA
Iuran eksploitasi dan meliputi:
pemeliharaan bangunan a. Biaya sistem informasi;
pengairan dibebankan b. Biaya perencanaan;
kepada pengguna SDA c. Biaya pelaksanaan
sebagai pemegang izin konstruksi;
penggunaan SDA d. Biaya operasi
pemeliharaan; dan
e. Biaya pemantauan,
evaluasi, dan
pemberdayaan
masyarakat

Pasal 3 ayat (2)


Iuran eksploitasi dan pemeliharaan bangunan pengairan selanjutnya disebut Biaya Jasa Pengelolaan
Sumber Daya Air (BJPSDA) digunakan untuk pembiayaan pengelolaan SDA
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015
Pembebanan, BJPSDA dan Pembiayaan Pengelolaan SDA
Pasal 3 ayat (4)
(Pasal 3) Pasal 3 ayat (6)
Merupakan salah satu jenis Pemerintah dapat memberikan
pembiayaan pengelolaan SDA penugasan kepada BUMN/BUMD
yang dikenakan kepada untuk mengelola SDA
pengguna yang mendapatkan
manfaat atas SDA sesuai dengan
perhitungan rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan dan
dikecualikan bagi pengguna
SDA untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari
dan untuk pertanian rakyat

Pasal 3 ayat (5) Pasal 3 ayat (7)


Dipungut, diterima dan digunakan BUMN/BUMD yang diberikan
oleh Pemerintah Pusat atau untuk menungut, menerima, dan
Pemerintah Daerah dari pengguna menggunakan BJPSDA dari
jasa pengelolaan SDA pengguna jasa pengelolaan SDA di
wilayah kerja BUMN/BUMD
berdasarkan peraturan perundang-
undangan pembentukannya
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015
Ruang Lingkup (Pasal 4)

Pasal 4 ayat (1) Pasal 4 ayat (2)


Jenis kegiatan usaha yang Tata cara dan contoh
dikenakan biaya jasa perhitungan biaya jasa
pengelolaan sumber daya pengelolaan sumber daya
air air
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015
Jenis Kegiatan Yang Dikenakan BJPSDA (Pasal 5)

Pasal 5 ayat (1) Pasal 5 ayat (2)


Jenis usaha yang Usaha pertanian meliputi
dikenakan BJPSDA: kegiatan pertanian
a. Industri; termasuk perkebunan dan
b. Air minum; perikanan yang cara
c. Pembangkit listrik penggunaan airnya lebih
tenaga air; dari 2 (dua) liter per detik
d. Pertanian termasuk per kepala keluarga dan
perkebunan dan dilakukan diluar sistem
perikanan irigasi yang sudah ada
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015
Tahapan dan Tata Cara Perhitungan BJPSDA (Pasal 8)

Pasal 8 ayat (1)


TEXT
a b c d e f
Menghitung Menghitung Menghitung Melakukan simulasi Membahas hasil Mengusulkan
kebutuhan nilai manfaat nilai satuan perhitungan tingkat simulasi dengan besaran nilai satuan
biaya ekonomi dari BJPSDA penerimaan BJPSDA pemilik kepentingan BJPSDA kepada
pengelolaan berbagai kepada pemilik dengan Menteri, Gubernur,
SDA. kelompok kepentingan memperhatikan atau
pengguna dampak penerapan Bupati/Walikota
terhadap tingkat sesuai dengan
keekonomian. kewenangannya

Pasal 8 ayat (2)


Tahapan perhitungan BJPSDA dilakukan oleh Tim Evaluasi Tarif yang pembentukannya ditetapkan oleh Menteri
Tahapan Penetapan Tarif BJPSDA Pada BBWS/BWS
Menghitung Usulan Tarif BJPSDA
Biaya Pengelolaan kepada Menteri

TIM EVALUASI TARIF:


Menghitung Nilai
- Rapat Teknis Tim Pelaksana
Manfaat Ekonomi (NME)
Anggota Tim Evaluasi Tarif: - Rapat Pleno
• Kemenko Marves
• Kementerian Keuangan
• Kementerian BUMN
Menghitung Nilai Satuan • Kementerian ESDM
BJPSDA (Tarif) • Kementerian PUPR
Simulasi dan Pembahasan
melalui Konsultasi Publik
FGD Tahap Awal (Usulan Tarif)
Kepada Pengguna SDA Menyepakati
Derajat Kontribusi
Pemanfaat (DKP)
(…….%)
Perencanaan Penetapan Tarif BJPSDA
Sosialisasi
Pemungutan, (Keputusan Menteri PUPR
Penetapan Tarif
Penerimaan, dan dengan persetujuan Menteri
BJPSDA
Penggunaan BJPSDA Keuangan)
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015
Izin Pemanfaatan Air Pada Kawasan Hutan, Rencana dan Realisasi BJPSDA
(Pasal 9 dan 10)
BJPSDA
BUMN
Dikenakan Apabila
Pemegang Izin Melakukan
Kegiatan BUMD

dalam hal
Pemanfaatan air BJPSDA
Usaha ditarik oleh
pada kawasan
pemanfaatan
hutan lindung dan
aliran air
hutan produksi

Menyusun laporan secara berkala


kepada Menteri c.q Dirjen SDA,
Realisasi Gubernur, Bupati/Walikota (sesuai
penerimaan dan Kewenangan WS) minimal setiap 6
penggunaan (enam) bulan berdasarkan
BJPSDA kewenangan

Rencana
penarikan
BJPSDA
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015
BJPSDA Kewenangan Pemda Provinsi Atau Pemda Kab./Kota (Pasal 11)

Tata cara Pemda Provinsi


mutatis mutandis
perhitungan
BJPSDA yang berlaku ketentuan
menjadi Peraturan Menteri
wewenang dan ini.
tanggung jawab Pemda Kab./Kota
TERIMA KASIH
TATA CARA PERHITUNGAN TARIF BJPSDA
DISAMPAIKAN PADA KONSULTASI PUBLIK PNBP-BJPSDA
WS TERAMANG MUAR
BWS SUMATERA VII

15 NOVEMBER 2021

DIREKTORAT BINA OPERASI DAN PEMELIHARAAN


DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
FORMULA PERHITUNGAN BJPSDA

Komponen Pembentuk Tarif BJPSDA

Biaya Pengelolaan Nilai Manfaat Ekonomi Merupakan tarif


Merupakan biaya ideal yang dibutuhkan Merupakan besaran yang dihitung untuk yang dikenakan
selama 1 (satu) tahun untuk melakukan menetapkan proporsi beban biaya kepada para
kegiatan pengelolaan SDA pada suatu pengelolaan yang harus ditanggung oleh
Wilayah Sungai masing-masing pemanfaat pemanfaat
komersil

Vol. Penggunaan / Jumlah Prod.


Penetapan Tarif
Listrik / Luas Area
Dilakukan oleh Tim yang terdiri atas unsur
Volume sumber daya air atau luas area wakil Kementerian PUPR, ESDM, BUMN,
yang diperhitungkan bagi pemanfaatan dan Keuangan
atas penggunaan SDA
Perhitungan BJPSDA PLTA

Perhitungan BJPSDA PLTA Dengan Kapasitas < 10


MW
Biaya Pengelolaan SDA = (30% x Rerata Anggaran) + (2.5% x Nilai Aset)
Nilai Manfaat Ekonomi = jumlah produksi listrik dikalikan faktor produksi (50%)
Perhitungan Tarif Per Regional

Perhitungan BJPSDA PLTA Baru Dengan Kapasitas


> 10 MW
Penambahan Biaya (marginal cost) = Total Nilai Investasi x 0,9%
Nilai Manfaat Ekonomi = Tidak diperhitungkan dengan penggunaan SDA lain
Jumlah Produksi Listrik = Potensi Produksi Listrik pada PLTA baru

Sumber: Permen PUPR No 18/PRT/M/2015


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TARIF BJPSDA

Perhitungan tarif BJPSDA dihitung per-wilayah sungai yang perhitungannya ditentukan


faktor-faktor sebagai berikut:

Biaya Pengelolaan Derajat Pelaksanaan OP (DOP)

Biaya yang digunakan untuk pengelolaan Derajat Pelaksana OP berupa derajat kemampuan
sumber daya air yang terdiri dari: masing -masing pemanfaat pada tiap-tiap WS
1. Sistem Informasi untuk menanggung biaya pengelolaan SDA sesuai
2. Perencanaan dengan simulasi BJPSDA dengan tetap
3. Konstruksi Konservasi memperhatikan prinsip pemanfaat membayar.
4. Operasi dan Pemeliharaan
5. Monev dan Pemberdayaan Masyarakat Volume Penggunaan/Jumlah Produksi
Listrik/Luas Area

Nilai Manfaat Ekonomi (NME) Jumlah penggunaan air yang dihitung dengan
satuan (m3) untuk pengguna Industri dan PDAM,
Ditentukan berdasarkan manfaat yang satuan daya yang dihasilkan dengan satuan kWh
diperoleh dari penggunaan air di wilayah untuk pengguna PLTA, dan luas area (ha) untuk
sungai bagi setiap pengguna usaha pertanian

Sumber: Permen PUPR No 18/PRT/M/2015


4
Biaya OP seluruh asset di
wilayah sungai

Operasi dan
Pemeliharaan
Konstruksi
Perencanaan
(Konservasi)

Pengumpulan-
Pengolahan- Monev
Biaya Pembinaan
penyimpanan- SISDA & komunitas
publikasi Pengelolaan
system Pemberdayaan di wilayah
informasi sungai

WILAYAH SUNGAI
BIAYA PENGELOLAAN SDA
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015
BIAYA PENGELOLAAN
Biaya yang diperlukan untuk terselenggaranya pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan secara utuh dari hulu
sampai ke hilir dengan basis wilayah sungai

Biaya Sistem Informasi


• Biaya yang dibutuhkan untuk pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan informasi sumber daya air

Biaya Perencanaan
• Biaya yang diperuntukkan untuk kegiatan penyusunan kebijakan, pola, dan rencana pengelolaan sumber daya air

Biaya Pelaksanaan Konstruksi


• Biaya untuk pelaksanaan fisik dan nonfisik kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air

Biaya Operasi dan Pemeliharaan


• Biaya untuk operasi prasarana sumber daya air serta pemeliharaan sumber daya air dan prasarana sumber daya air

Biaya Pemantauan, Evaluasi, dan Pemberdayaan Masyarakat


• Biaya yang dibutuhkan untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan sumber daya air serta biaya untuk
pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air

Pembiayaan pengelolaan sumber daya air yang berasal dari penerimaan hasil BJPSDA, pada prinsipnya
wajib ditanggung oleh pengguna sumber daya air sesuai dengan manfaat yang diperolehnya.
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015

CONTOH PERHITUNGAN

Biaya Sistem Informasi


• Biaya yang dibutuhkan untuk pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan
penyebarluasan informasi sumber daya air

No Uraian pengeluaran Satuan Volume Harga Satuan Total Biaya (Rp)


(1) (2) (3) (4) (5) (6) =(4) x (5)
1 Penyiapan ruangan SISDA M2 a1 a2 A1 =a1x a2
Pengadaan peralatan komputer dan server Unit
2 A2
data
Pengadaan peralatan kantor (meja kursi, AC, Unit
3 A3
dll)
4 Pemasangan perangkat lunak dan jaringan Ls A4

Ls
Biaya operasional pengumpulan data,
5 A5
pengolahan data dan publikasi data tahunan

Jumlah A = A1+A2+..A5
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015

CONTOH PERHITUNGAN

Biaya Perencanaan
• Biaya yang diperuntukkan untuk kegiatan penyusunan kebijakan, pola, dan rencana
pengelolaan sumber daya air

No Uraian pengeluaran Total Biaya (Rp) Keterangan

1 Penyusunan pola pengelolaan SDA B1 untuk 20 tahun


2 Penyusunan rencana pengelolaan SDA WS B2 untuk 20 tahun
3 Penyusunan rencana tata tanam B3 setiap tahun
4 Penyusunan rencana alokasi air pada wilayah B4 setiap tahun
sungai
5 Penyusunan rencana operasi dan pemeliharaan B5 setiap tahun
prasarana sda pada WS
6 Penyusunan rencana konservasi SDA B6 setiap tahun
7 Penyusunan rencana monitoring kualitas air B7 setiap tahun
Jumlah B = B1+B2+...+B7
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015

CONTOH PERHITUNGAN

Biaya Pelaksanaan Konstruksi


• Biaya untuk pelaksanaan fisik dan nonfisik kegiatan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air
No Uraian kegiatan Biaya(Rp)
1. Perlindungan dan Pelestarian Sumber Air C1
a. Pengamanan garis sempadan
b. Pembuatan sabuk hijau
c. Pembuatan check dam
2. Monitoring Kualitas dan Pencemaran Air C2
a. Pengambilan sampel air
b. Pembelian peralatan
c. Perawatan peralatan laboratorium
3. Pelaksanaan Program Pengawetan Air C3
a. Pembuatan sumur resapan
b. Pembuatan embung
4. Pengamanan mata air C4
Pengadaan lahan disekitar mata air
Jumlah C = C1+C2+…+C4
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015

CONTOH PERHITUNGAN

Biaya Operasi dan Pemeliharaan


• Biaya untuk operasi prasarana sumber daya air serta pemeliharaan sumber daya air dan
prasarana sumber daya air
METODE PENDEKATAN EMPIRIS:

Biaya Operasi = 0,9 % x nilai aset


Biaya Pemeliharaan = 0,60 % x nilai aset (umur aset < 5 tahun);
= 1,30 % x nilai aset (umur aset 5-25 tahun); dan
= 1,90 % x nilai aset (umur aset >25 tahun)

Tahun Nilai Aset Faktor Faktor Faktor OP


No Bangunan Umur (tahun) Biaya OP (Rp)
Selesai (Rp) Operasi Pemeliharaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 8 = 6+7 (9)=(4x8)
1 Terowongan A 1961 D1 53 0.9% 1.9% 2.8% D1 x 2.8%
2 Bendungan B 1999 D2 15 0.9% 1.3% 2.2% D2 x 2.2%
4 Bendungan C 2010 D3 4 0.9% 1.3% 2.2% D3 x 1.5%
TOTAL D = D1 +D2+D3
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015

CONTOH PERHITUNGAN
Pemantauan, Evaluasi, dan
Biaya
Pemberdayaan Masyarakat
• Biaya yang dibutuhkan untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan sumber
daya air serta biaya untuk pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air

Komponen biaya pemantauan, evaluasi dan pemberdayaan masyarakat, antara lain:

1. Pemantauan dan evaluasi terhadap rencana pelaksanaan pengelolaan SDA:


a. Biaya perjalanan dinas
b. Sewa kendaraan
c. Biaya pelaporan
d. Biaya ATK

2. Pemberdayaan masyarakat/(stakeholder) dalam pengelolaan SDA:


a. Pelatihan konservasi
b. Pelaksanaan kegiatan wadah koordinasi, pemberdayaan masyarakat,
c. Konsultasi publik
NME
NILAI
MANFAAT Sosial Usaha
EKONOMI
(%) (%)

Keuntungan Bersih Petani Pertanian Air Minum Keuntungan Usaha Air Minum
Per ha

Nilai Pengurangan resiko Pengendalian Manfaat Air untuk Industri


Industri
Banjir Banjir dengan pendekatan makro

Keuntungan akibat Keuntungan Usaha Kelistrikan


Penggelontoran kelistrikan
peningkatan kualitas air (PLTA, PLTMH dsb)
Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015
NILAI MANFAAT EKONOMI
Suatu manfaat yang diperoleh dari penggunaan air di wilayah sungai untuk kegiatan usaha (Air Minum, Industri, PLTA, dan
Usaha Pertanian)
VOL. PENGGUNAAN / JUMLAH PROD. LISTRIK / LUAS AREA

Volume Penggunaan Air


• Jumlah penggunaan sumber daya air untuk kegiatan usaha (Air Minum dan Industri) yang
dihitung dengan satuan m3

Jumlah Produksi Listrik


• Daya listrik yang dihasilkan oleh kegiatan usaha pembangkit listrik tenaga air selama 1 (satu)
tahun dalam satuan kilo Watt hour (kWh)

Luas Area
• Luas area yang digunakan untuk melakukan usaha pertanian dalam satuan Hektar area (Ha)

Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015


DERAJAT OPERASI DAN PEMELIHARAAN

• Besaran nilai kontribusi yang dapat dibayarkan oleh pengguna air terhadap BJPSDA yang telah
dihitung dengan mempertimbangkan Ability To Payment (kemampuan membayar) dan Willingness To
Payment (keinginan membayar)

• Dengan DKP diharapkan pengguna mampu berpartisipasi aktif dan merencanakan anggaran di
masa mendatang

• Pembayaran BJPSDA harus memperhatikan prinsip pemanfaat membayar (Pasal 59 UU No. 17


Tahun 2019)

• Tata cara penghitungan biaya jasa pengelolaan sumber daya air dilakukan melalui tahapan
pembahasan hasil simulasi dengan para pemilik kepentingan (stakeholders) dengan
memperhatikan dampak penerapan biaya jasa pengelolaan sumber daya air terhadap tingkat
keekonomian produk para pengguna sumber daya air (Pasal 8 ayat (1) huruf e Permen PUPR No.
18/PRT/M/2015)
TERIMA KASIH
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT
D I R E K T O R AT J E N D E R A L S U M B E R D AYA A I R
B A L A I W I L A Y A H S U N G A I S U M A T E R A V I I B E N G K U L U
J l . B a t a n g h a r i N o . 2 5 , B e n g k u l u , T e l p . / F a x ( 0 7 3 6 ) 3 4 1 4 0 5

KONSULTASI PUBLIK
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
BIAYA JASA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
(BJPSDA)

“WILAYAH SUNGAI TERAMANG MUAR”


Pendahuluan

Gambaran Umum Lokasi Kegiatan

Inventarisasi dan Kompilasi Data

Analisis Data
Pendahuluan
Latar Belakang

Untuk terselenggaranya pengelolaan sumber daya air secara


berkelanjutan, diperlukan pembiayaan pengelolaan sumber daya air.

BJPSDA merupakan penggantian sebagian biaya yang diperlukan


untuk pengelolaan sumber daya air, namun bukan ditujukan untuk
kebutuhan sehari-hari.

Pembebanan BJPSDA dimaksudkan sebagai instrumen agar masyarakat


berhemat dalam penggunaan air serta menumbuhkan peran serta
masyarakat dalam menjaga dan memelihara sumber daya air.
Maksud, Tujuan, dan Sasaran
• Membentuk wadah koordinasi pengelolaan
Maksud sumber daya air pada wilayah sungai
Teramang Muar.

• Menetapkan nilai satuan BJPSDA dengan


Tujuan melibatkan para pemangku kepentingan
terkait.

Sasaran
Gambaran Umum
No Daerah Aliran Sungai Luas (Km2)
.
1 Manjuto 849,1
. 2
2 Selagan 721,2
. 0
3 Lagan 61,5
. 7
4 Dikit 1090,6
. 3
5 Pelatun Gedang 6,92
.
6 Bakal Kecil 14,2
. 5
7 Bantal 3,39
.
8 Bakal Gedang 19,5
. 4
9 Pinang 11,0
. 8
10. Seblat 406,5
0
11. Teramang 737,3
6
12. Retak 274,4
4
13. Muar 768,9
1
14. Buluh 122,4
7
15. Rami 235,4
4
TOTAL 5322,8
1

Secara administrasi WS. Teramang Muar ini terletak pada 3 (Tiga) Provinsi yaitu Provinsi
Bengkulu (2 Kabupaten yaitu Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Muko-muko),
Provinsi Jambi (2 Kabupaten yaitu Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci) dan
Provinsi Sumatera Barat ( 1 Kabupaten yaitu Kabupaten Pesisir Selatan pada Kecamatan
Pancung Soal ).
Tahapan - Tahapan untuk perhitungan Biaya Jasa Pengelolaan
Sumber Daya Air (BJPSDA)
•Biaya Sistem Informasi
•Biaya Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air
Perhitungan •Biaya Konstruksi Sumber Daya Air
Biaya •Biaya Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air
Pengelolaan •Pemberdayaan Masyarakat
SDA

•Nilai Manfaat Ekonomi Pertanian


•Nilai Manfaat Ekonomi Pengendalian Banjir
•Nilai Manfaat Ekonomi Penggelontoran
Perhitungan •Nilai Manfaat Ekonomi Usaha Air Minum
Nilai Manfaat •Nilai Manfaat Ekonomi Usaha Listrik
Ekonomi •Nilai Manfaat Ekonomi Industri

•penghitungan nilai satuan biaya jasa pengelolaan sumber daya air (BJPSDA) dilakukan
melalui tahapan
Perhitungan •Hitung total biaya pengelolaan sumber daya air
Nilai Satuan •Hitung nilai prosentase NME untuk masing-masing pengguna
BJPSDA
Iventarisasi Dan Kompilasi Data
Biaya Sistem Informasi Sumber Daya Air WS Teramang Muar
Tahun Anggaran
No Uraian Pengeluaran Jumlah Rata-rata
2016 2017 2018 2019 2020
1 Fasilitasi Informasi/Komunikasi/Produk Audio Visual Rp 100,000,000 Rp 227,478,500 Rp 163,739,250
Pameran Hari Air Sedunia, Hari Bakti PU dn Pameran
2 Rp 95,000,000 Rp 330,000,000 Rp 230,000,000 Rp 218,333,333
Pembangunan Provinsi Bengkulu
3 Operasional Penyelenggaraan Data dan Informasi SDA Rp 154,380,000 Rp 116,844,500 Rp 125,000,000 Rp 91,000,000 Rp 121,806,125
4 Fasilitasi dan Sosialisasi Rencana PSDA WS Teramang Muar Rp 118,840,000 - Rp 250,000,000 - Rp 184,420,000
Publikasi Data Tahunan dan Diseminasi Data Serta Data
5 - - Rp 36,844,500 - Rp 36,844,500
Sharing Dengan Instansi Terkait
6 Operasional Inspeksi Sungai, Danau dan Waduk Rp 50,000,000 Rp 50,000,000
7 Pengelolaan Aset Irigasi (PAI) Rp 150,000,000 - - - Rp 150,000,000
Penyusunan Neraca Air Wilayah Sungai Teramang-Muar dan
8 Rp 75,000,000 Rp 61,825,000 Rp 68,412,500
WS Nasal - Padang Guci
9 Pengelolaan Sistem Hidrologi dan Kualitas Air Wilayah Sungai Rp 705,651,000 Rp 639,512,500 Rp 808,903,000 Rp 808,903,000 Rp 669,408,000 Rp 726,475,500

10 Fasilitasi Penyiapan Sistem Alokasi Air dalam Wilayah Sungai Rp 76,250,000 - - - Rp 76,250,000

11 Operasional System Management Mutu Rp 62,825,000 Rp 26,600,000 Rp 37,350,000 Rp 50,000,000 Rp 45,214,000 Rp 44,397,800

12 Unit Desain BWS Sumatera VII - - - - Rp 187,066,500 Rp 187,066,500

13 Pengolahan data dan informasi - - - - Rp 70,023,500 Rp 70,023,500

14 Penyediaan Informasi Publik - - - - Rp 22,000,000 Rp 22,000,000

15 Pemeliharaan Peralatan Telemetri pada Pos Hidrologi - - - - Rp 93,560,000 Rp 93,560,000

16 Pemeliharaan Pos Hidrologi - - - - Rp 83,640,000 Rp 83,640,000

17 Analisa Hidrologi - - - - Rp 38,740,000 Rp 38,740,000

18 Pengukuran Penampang Melintang Sungai - - - - Rp 148,180,000 Rp 148,180,000

19 Updating Neraca Air - - Rp 100,000,000 Rp 100,000,000 Rp 51,203,500 Rp 83,734,500

20 Kegiatan SAI - - - - Rp 25,200,000 Rp 25,200,000

21 Manajemen Sistem Informasi - - - Rp 50,000,000 Rp 145,082,500 Rp 97,541,250


JUMLAH Rp 1,492,946,000 Rp 939,782,000 Rp 1,688,097,500 Rp 1,329,903,000 Rp 1,806,796,500 Rp 2,690,364,758

TOTAL Rp 5,450,728,500
RATA-RATA Rp 2,690,364,758
Iventarisasi Dan Kompilasi Data
Biaya Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Teramang Muar

Tahun Anggaran
No Kegiatan Jumlah Rata-rata
2016 2017 2018 2019 2020
1 AMDAL - - - - - -
2 SID Rp 1,762,680,000 Rp 999,256,000 - - - Rp 1,380,968,000
3 DED ( Detail Desain ) - Rp 1,649,041,000 - Rp 1,610,000,000 - Rp 1,629,520,500
4 Studi Rp 935,700,000 Rp 1,399,850,000 - Rp 1,167,775,000
5 Aknop - Rp 2,898,269,000 Rp 700,000,000 Rp 1,083,211,000 Rp 833,710,000 Rp 1,378,797,500
6 Pemeliharaan Berkala - Rp 1,853,320,000 Rp 787,860,000 Rp 1,136,735,000 Rp 1,666,502,000 Rp 1,361,104,250
7 Kajian Sepadan Sungai Rp 92,050,000 Rp 92,050,000
Pola dan Rencana PSDA WS Teramang
8 Rp 150,000,000
Muar- Nasal Padang Guci Rp 150,000,000
9 Pembuatan Manual OP Rp 75,000,000 Rp 360,665,000 Rp 217,832,500
Fasilitasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
10 Rp 46,000,000 Rp 29,750,000 Rp 75,000,000
(SPPL) Rp 50,250,000
11 Fasilitasi Penyusunan UKL/UPL Rp 150,000,000 Rp 102,251,500 Rp 129,000,000 Rp 127,083,833
12 Kajian Sepadan Danau Rp 4,260,311,000 Rp 4,260,311,000
13 Audit Teknis Rp 1,274,438,500 - - - Rp 1,274,438,500
Jumlah Rp 4,168,818,500 Rp 8,931,737,500 Rp 1,691,860,000 Rp 4,054,946,000 Rp 7,213,238,000 Rp 13,090,131,083

TOTAL Rp 26,060,600,000
RATA-RATA Rp 13,090,131,083
Iventarisasi Dan Kompilasi Data
Biaya Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air WS Teramang Muar

Total Kebutuhan Biaya


No Kegiatan
O&P per tahun
1 OP Bendung Rp 1,908,220,000
2 OP Pengendalian Banjir Rp 2,744,765,000
3 OP Air Baku Rp 242,060,000
4 OP Pengaman Pantai Rp 14,173,940,000
5 OP Danau Rp 647,395,000
Total Rp 19,716,380,000
Iventarisasi Dan Kompilasi Data
Biaya Pemberdayaan dan Evaluasi Monitoring Sumber Daya Air WS Teramang Muar

Tahun Anggaran
No Uraian pengeluaran Jumlah Rata-rata
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
1 Supervisi Konstruksi* Rp 2,301,830,000 Rp 1,703,000,000 Rp 2,235,645,000 Rp 2,250,000,000 Rp 2,788,990,000 2,255,893,000.00
2 Sistem E-Monitoring Rp 135,860,000 Rp 115,200,000 Rp 122,800,000 Rp 479,434,000 Rp 446,960,000 260,050,800.00
3 Fasilitasi Kegiatan GNKPA - Rp 102,450,000 - Rp - Rp - 34,150,000.00
4 Fasilitasi Operasional TKPSDA - Rp 282,187,000 Rp 800,000,000 Rp 800,000,000 Rp 510,137,000 598,081,000.00
5 Pelaporan dan Penyusunan
Rp 75,000,000 Rp 36,530,000 Rp 49,030,000 Rp 50,000,000 Rp 47,081,000 51,528,200.00
LAKIP
6 Pemberdayaan Kelembagaan Rp 3,291,295,000 Rp 8,827,931,000 Rp 13,431,312,500 Rp 21,078,400,000 Rp 20,659,446,000
13,457,676,900.00
SDA
Jumlah Rp 5,803,985,000 Rp 11,067,298,000 Rp 16,638,787,500 Rp 24,657,834,000 Rp 24,452,614,000 Rp 16,657,379,900

RATA-RATA 16,657,379,900.00
TOTAL 82,620,518,500.00
Analisis Data
Biaya Pengelolaan Sumber Daya Air WS Teramang Muar

NO KEBUTUHAN BIAYA JUMLAH (Rp)


1 Biaya Sistem Informasi SDA Rp 2,690,364,758
2 Biaya Perencanaan SDA Rp 13,090,131,083
3 Biaya Konstruksi Rp -
4 Biaya Operasi dan Pemeliharaan Rp 19,716,380,000
5 Biaya Pemberdayaan dan Evaluasi Monitoring Rp 16,657,379,900
TOTAL BIAYA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Rp 52,154,255,742
Nilai Manfaat Ekonomi (NME)
Rekapitulasi NME

No Pengguna Nilai Bobot


1 Pertanian 865,761,669,888 83.0%
2 Pengendalian Banjir - 0.0%
3 Penggelontoran - 0.0%
4 PDAM 3,134,320 0.0%
5 Industri 177,449,332,035 17.0%
6 PLTA - 0.0%
Nilai Tarif BJPSDA

No Uraian Nilai Satuan


1 Pertanian 2,076,152.93 Rp/Ha
2 Pengendalian Banjir - Rp/Ha
3 Penggelontoran - Rp/M3
4 PDAM 30.21 Rp/M3
5 Industri 1,529.39 Rp/m3
6 PLTA - Rp/Kwh
Terima Kasih
NOTULEN KEGIATAN

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 55


K EM ENTERIAN PEK ERJAAN UMUM DAN PERUM AHAN RAK YAT

SATKER BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA VII


KEGIATAN PENATAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
Jl. Batanghari No. 25 Telp. (0736) 341405 Fax (0736) 341405
Bengkulu

NOTULEN
KONSULTASI PUBLIK NEGARA BUKAN PAJAK BIAYA JASA
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Hari : Senin
Tangal : 15 November 2021
Pukul : 10.00 wib
Tempat : Hotel Amaris Kota Bengkulu

I. Pembukaan
II. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
III. Kata Sambutan oleh Bpk Deandra Jorghi sebagai Ketua pelaksana kegiatan
IV. Kata Sambutan Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera VII
- Penjelasan tentang pengelolaan sda dan infrastruktur yang sangat
memerlukan/menggunakan biaya yang sangat besar
- BJPSDA adalah iuran kebutuhan untuk berbagai sektor dari berbagai
sektor, pertanian dan sektor lainnya
- BJPSDA adalah pengelolaan SDA dari hulu sampai kehilir
- Dengan adanya acara ini, instansi terkait dapat lebih mengetahui tentang
BPJSDA dan dapat mendukung kegiatan BJPSDA itu sendiri
V. Pembacaan Doa oleh Bpk. Yoga
VI. Penyerahan Moderator kepada Bpk. Budi
VII. Materi Perizinanan oleh ibu Dewi Aryanti
- Perizinan menyangkut kewenangan wilayah sungai dimana untuk BWS
Sumatera VII Bengkulu yang menjadi kewenangannya adalah wilayah
sungai Teramang Muar dan Nasal Padang Guci
- Penjelasan tentang jenis perizinan Bidang SDA di wilayah sungai yang
menjadi kewenangan pusat, yakni :
- Penjelasan tentang Tahapan proses persetujuan pengalihan alur sungai,
- Penjelasan tentang tahapan-tahapan proses perizinan menurut Permen
PUPR Nomor : 01/PRT/M/2016
- Penjelasan mengenai siapa saja yg dapat mengajukan perizinan baik
perorangan maupun badan usaha yaitu direktur utama
- Penjelasan alur penyusunan Rekomtek di BBWSS/BWS, disini dikatakan
bahwa surat permohonan pengajuan rekomtek jangan terlalu lama krn
bisa hangus dan mengulang dari awal
- Penjelasan tentang kelengkapan dan syarat dalam pengajuan rekomtek
- Penjelasan tentang kekurangan data teknis yang disampaikan dalam
rekomendasi teknis
a. Masalah titik koordinat yang tidak sesuai
b. Format titik koordianat
c. Sumber air lebih dari satu dijadikan dalam satu rekomtek
d. Tidak lengkapnya gambar desain
e. Tidak terdapat neraca air
f. Rekomtek tidak mencamtukan analisa atau justifikasi teknis
g. Dll yang ada dlm materi paparan
- Penjelasan tentang permohonan izin, disini dijelaskan permohonan izin
manual melalui lobby/ tempat dan online (aplikasi/website).
- Penjelasan Proses Perizinan SDA, dimana disini permohonan izin yg
diajukan oleh pemohon telah lengkap oleh UPP dengan tiga tahap yaitu
analisis teknis, analisis hukum, dan analisis kebijakan
- Penjelasan hak dan kewajiban pemegang izin.
- Penjelasan macam-macam pengusahaan SDA
- Penjelasan tentang perpanjangan izin, dimana dijelaskn hendaknya diurus
sebelum masa habis minimal 3 bulan sebelum tanggal berlaku habis dan
dapat diperpanjang apabila tidak ada perubahan kuota air dan lokasi
pengambilan air
- Dilakukan pengawasn oleh Pihak SDA/BWS setelah SK perizinan telah
dikeluarkan, apakan sesuai dengan penggunaan SDA terhadap SK izin yg
telah dikeluarkan
- Penjelasan mengenai sanksi yang diberikan apabila terjadi pelanggaran
- Unit Pelayanan Perizinan terpadu call center 081222337704 /
081222337740

VIII. Pemberian Materi Pengaturan dan Kebijakan Biaya Jasa SDA Oleh
Ibu Khusnul Khotimah, S.T., M.T.
- Fungsi kelembagaan Pengelolaan SDA yaitu sebagai regulator, developer ,
operator dan user yg lebih baik apabila ada wadah koordinasi yaitu BJSDA
- Penjelasan mengenai Pengelola SDA
- Penerapan BJPSDA yang dikarenakan ada keterbatasn dana terhadap
pengelolaan SDA yang digunakan, yakni : 80% untuk konstruksi dan 20 %
untuk OP
- Penjelasan dasar hukum dan pasal tentang BPJSDA pada Permen PUPR No.
18/PRT/M/2015
- Penjelasn ttg pembebanan BJPSDA dan pembiayaan Pengelolaan SDA
- Kegiatan yang dikenakan BJPSDA
- Penjelasan simulasi tahapan dan caara perhitungan BJPSDA (pasal 8) dari
menghitung sampai dengan pengusulan besaran nilai BJPSDA
- Tahapan penetapan BJPSDA yg ada dlam BWS/BWSS dari menghitung
biaya, nilai manfaat, nilai satuan, sampai dengan penentuan tarif oleh tim
evaluasi
IX. Sesi Tanya Jawab

1. Pertanyaan dari Bpk Jufri Said PT surya andalan Agriyatama Kelapa sawit
- apakah perubahan izin dengan masalah titik koordinat /perubahan
lokasi yg sangat dekat apakah dapat merubah ttk koordinat,
- Bagaimana perubahan izin apakah melakukan rekomtek lagi

Jawaban Ibu Dewi :


APabila ada perubahan pengelolaan sumber air biarpun pindah ke anak
sungai biarpun berubah 5 derjt mka harus ada perubahan izin bukan
memperpanjang dan tidak perlu membuat baru dan perubahn2 yg terjadi
merupakan itemnya saja. Untuk kecepatan pengeluaran izin dari pihak SDA
PUPR tidak dapat menentukan dalamkecepatan waktu dikarenakan
pemeriksaan kelengkapan telebih dahulu

2. Pertanyaan dari Bpk. Hadi Buana, S.T., M.PSDA. :


- permen 01 2016 blm akomadir utk rekomtek di BWSS VII blum terkait
dan terakomodir dan apaka yang dipertimbagkan dalam penolakkan
dan persetujuan rekomtek
- Dalam kekeuranga data teknis , neraca teknis apakah dibeban kan
kepada pemohon atau daripihak tim rekomtek
- Adanya defisit neraca air dan muka air ketika juga banjir apakah yg
dibuat hanya rata2 atau data detail smapai dengan debit sesaat
hingga perhitungan debit tahunan
- Apakah harus menyarankan bangunan tidak terlalu komplek atau
analisis Konstruksi sebagai tim rekomtek dapat melakukan analisis?
- Pennggunaan air utk kolam air deras trhdp permen 01 2016 dan
masyaraakat merasa keberatan terhadap ketentuan tg trdpt dalam
permrn tsb
Jawaban Bu Dewi :
- Sebagai Pihak Rekomtek hanya dapat melakukan rekomendasi dan tidak
terlibat terlalu dalam dalam hal analisis teknis dikarenakan pihak teknis
pusat yang dapat melakukan dan memutuskan utk analisis teknis dan
sebagai tim rekomtek hanya dapat memberkan saran dan masukan
trhadap tim teknnis
- Dalam Data Muka Air tidakperlu terlalu detail cukup muka air tertinggi
observasi dan data yang di buat timRekomtek dapat membantu pihak
pemohon dalam pembuatanya
- Untuk Kebutuhan pengelolaan dan pengusahaan air kuota yang
diinginkan pemohon harus disampaikan oleh pihak rekomtek

X. Sesi Tentang tata cara perhitungan Tarif Biaya Jasa Pengelolaan


SDA oleh Bpk Rizky Herdianto (Via Zoom)
- Pemaparan Tarif BPJSDA
BPJSDA = Biaya Pengeloaaan(Biaya Ideal) X Nilai Manfaat Ekonomi
Volume penggunaan Air

- Penjelasan Perhitungan BPJSDA PLTA


- Penjelasan ttg Biaya Operasi dan Pemeliharaan > Biaya utkprasarana
SDA serta pemeliharaan
- Biaya Pemantauan evaluasi
- Nilai Manfaat ekonomi
> Sosial : Pertanian , Pengendalian Banjir dan penggelontoran
> Industri : jumlah industri dalam suatu lingkungan
- Penjelassan ttg Derajat O &P :
a. Besaran Nilai Konstribusi yg dapat dibayarkan oleh pengguna air thp
BPJSDA
- Pembayaran BPJSDA harus memperhatikan prinsip pemanfaat membayar
Pasal 59 UU. No. 17 thn 2019
XI. Paparan BPJSDA BWSS VII WS Teramang Muar oleh Bpk Deandra Jorghi,
S.T. sebagai Ketua Pelaksana BPSDA BWSS VII
- Pemaparan Maksud ,tujuan dan sasaran WS Teramang Muar dan letak
administrasi WS Teramang Muar yg baerada pada 3Provinsi yaitu
Bengkulu Jambi dan Sumatera Barat
- Pemaparan ttg tahapan2 utk perhitungan BPJSDA
- Paparan Inventarisasi dan Kompilasi Data utk WS Teramang Muar yaitu
jumlah rata dalam 5 tahun Rp 13.090.131.083
- Paparan BIAYA O & P utk WS Teramang Muar yaitu jumlah rata dalam 5
tahun Rp. 19.716.380.000

Pertanyaan : Bpk Ujang Tajudin dari BWSS VII


1. Bagaiman Perhitungan BPJSDA UNTUK iindusri makro karena
menggunakan KWH
2. Apakah sewa gedung yg merupakan aset termasuk kpd BPJSDA

Jawaban : Rizky Herdianto sbg Dit Bina OP


1. Untuk wilayah sungai yang ada mikro hidro tidak ada pada ws teramang
muar hanya ada pada ws nasal padang guci. Sedangkan perhitunggan
menggunakan dasar Perhitungan dari Perhitungan BPJSDA PLTA
sepertiyg telah di paparkan dalam materi
2. Untuk aseet gedung yang telah masuk BMN Maka tidak dikenakan tarif
BPJSDA

Pertanyaan Dari Ibu Liza riani ,ST , PPK PSDA BWSS VII
1. Kriteria apa saja yang terkena penetapan tarif ada yang tidak di hitung
dan yg di hitung
Jawaban Rizky Herdianto sbg Dit Bina OP :
- Karena sudah ada ketentuan dalam permen ttg yang dikenakan tarif dan
yag tidk dikenakan tarif dan acuan2 yg digunakan utk penetapan tarif
terhadapa penggunakan SDA termasuk pengguna yang sudah/blm
memiliki izin

Pertanyaan : Ibu Sriayu Permata Sari, S.T.

1. Pada Informasi dan Kompilasi Data BPJSDA BWSS VII banyak terdapat
ketidak cocokan data antara lain :
- Pada Tahun Anggaran 2016 terdapat Pekerjaan AMDAL tetapi pada data
BPJSA BWSS VII tdk ada
- Pada Tahun Anggaran 2020 tdp pekerjaan UKL UPL tetapi pada data
BPJSDA tidak ada

Jawaban : Oleh Bpk Mitahul Huda, S.T.


- Akan dilakukan Kross check kembali pada pihak EMON BWSS VII di
karenakan sumber data pada pihak EMON BWSS vII

Pertanyaaan : Bpk Jufri Said PT surya andalan Agriyatama


1. Untuk Daerah Muko-muko dudah ada pungutan2 biaya dan pajak dan tarif
lain sehingga dengan adanya tarif BPJSDA ini akan membuat pihak
pengguna pengloaaan SDA akan terasa Berat
2. Kenapa yang tidak punya izin tidak dikenakan terif sedangkan yg memilikki
izin dikenakan tarif

Jawaban : Bpk Rizky Herdianto dari Dit Bina OP


1. Dikarenakan masing2 ada kepentingan berbeda terhadap macam
perundang undangan yang mengatur masing2 kegunaan seperti pajak air
permukaan dari pemerintah provinsi
2. Apabila pihak pengguna pengelolaan SDA merasa keberatan atas tarif yang
dkenakan maka ada wadah konsultasi publik utk mendiskusikan brsama
antara penggunna pengelolaan SDA dan pengelola BJPSDA untuk mencapai
keepakatan tarif BPJSDA
DOKUMENTASI KEGIATAN

56 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


Absensi dan Registrasi Peserta Kegiatan

Pembacaan Susunan Acara

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 57


Suasana Pembukaan Kegiatan

Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

58 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


Ketua Pelaksana Kegiatan Menyampaikan Sambutan

Kepala BWS Sumatera VII Bengkulu Membuka Kegiatan

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 59


Foto Bersama

Narasumber Menyampaikan Materi

60 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA


Suasana Sesi Diskusi

PPK Irigasi dan Rawa II Menyampaikan Pertanyaan

LAPORAN PNBP - BJPSDA | 2021 61


Narasumber Menanggapi Pertanyaan dari Peserta

PPK PSDA Menyampaikan Saran dan Masukan

62 2021| LAPORAN PNBP - BJPSDA

Anda mungkin juga menyukai