PENDAHULUAN
1.4. Tujuan
a. Metode Interview
b. Metode Observasi
c. Metode Partisipasi
d. Metode Kepustakaan
Untuk memenuhi kualitas air bersih maka PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta
mempunyai 8 Instalasi Pengolahan Air (IPA), yaitu:
1) Kedung Sriti,
2) Padasan,
3) Gemawang,
4) Bedog,
5) Karanggayam,
6) Bener,
7) Kotagede, dan
8) Pengok.
2.3. Cakupan Pelayanan dan Distribusi Air
2.3.1. Distribusi Air
Misi :
PDAM Tirtamarta sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah, maka
struktur organisasi yang telah diatur berdasarkan keputusan walikota yogyakarta
nomor 162/KD/Th 1987, dengan susunan sebagai berikut:
1. Dewan Pengawas.
Susunan Dewan Pengawas terdiri dari:
a. Unsur Pemerintah Daerah,
b. Unsur Pelanggan, dan
c. Unsur akademis atau profesional.
2. Direksi.
Susunan Direksi terdiri dari:
a. Direktur Utama,
b. Direktur Bidang Teknik, dan
c. Direktur bidang umum.
Direksi menjalanka tugas dibantu oleh staf yang terdiri dari bagian-
bagian sebagai berikut:
a. Kepala Satuan Pengawas Intern,
b. Bagian Produksi,
c. Bagian Transmisi dan Distribusi,
d. Bagian Perancangan Teknik,
e. Bagian Umum,
f. Bagian Keuangan, dan
g. Bagian Langganan.
3. Dalam menjalankan tugasnya, setiap bagian-bagian dibantu oleh staf
yang terdiri dari:
a. Bagian Produksi,
Seksi Produksi I
Seksi Produksi II
Seksi produksi III
Seksi pemeliharaan instalasi produksi dan laboraturium
b. Bagian Perancangan Teknik,
Seksi Penelitian dan Pengembangan
Seksi Perancangan Teknik
Seksi Data dan Evaluasi
c. Bagian Keuangan,
Seksi Perancangan Keuangan
Seksi Pembukuan
Seksi Kas
d. Bagian Umum,
Seksi Umum
Seksi Personalia
Seksi Pembekalan
e. Bagian distribusi, dan
Seksi Transmisi dan Distribusi
Seksi Pemeliharaan Instalasi Transmisi dan Distribusi
Seksi Peralatan Teknik
f. Seksi Pelanggan.
Seksi Pelanggan
Seksi Pembacaan Meteran
Seksi Penagihan
Tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
1. Direktur Utama
a. Melaksanakan urusan dan perijinan perusahaan sesuai dengan
kebijaksanaan kepala daerah,
b. Mempersiapkan dan menetapkan rencana kegiatan perusahaan untuk
dimintakan pengesahan kepada kepala daerah, dan
c. Mengangkat dan memberhentikan pegawai perusahaan sesuai dengan
peraturan kepegawaian yang berlaku.
BIDANG UMUM
PENG. INTERN
LANGGANAN
SATUAN PENGAWASAN
BAGIAN
INTERN
PENGAWAS
BADAN
BIDANG TEKNIK
PENG. INTERN
KEUANGAN
BAGIAN
BAGIAN
UMUM
WALIKOTAMADYA
UTAMA
)
DIREKTUR
DISTRIBUSI
BAGIAN
DIREKSI
BAB III
Instalasi pengolahan air (IPA) Gemawang salah satu unit pengolah air milik
PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta dengan kapasitas reservoir terbesar yaitu
berkapasitas 4000 m3.
Gambar 3.1. Skema Sumber Air dan Aliran Distribusi
(sumber : PDAM, 2012)
Skema pengolahan air di IPA Gemawang dapat lihat pada gambar dibawah.
a) Unit Aerator
Unit Aerator merupakan sebuah bangunan menara yang berfungsi
sebagai tempat terjadinya proses aerasi. Air baku yang di aerasi yaitu
air baku yang berasal dari sumur artesis. Proses aerasi merupakan
proses transfer oksigen dari udara ke dalam air dengan cara
mengontakan air dengan udara. Meningkatnya kadar oksigen dalam air
dapat melepaskan gas-gas terlarut dalam air, mengoksidasi kandungan
besi dan mangan, meningkatkan pH sampai 8,5 supaya air terasa lebih
segar.
Prinsip kerja menara aerator ini yaitu air baku dari sumur artesis
dipompakan ke atas menara yang bertingkat dan memiliki celah udara
disetiap sisi dindingnya. Air yang telah dipompakan keatas menara
dibiarkan jatuh kebawah mengikuti gaya gravitasi, kemudian saat air
jatuh udara akan menabrak dari sisi samping sehingga akan terjadi
tranfer oksigen.
b) Unit Sedimentasi
Unit sedimentasi sebuah bangun yang berbentuk bak dengan
dimensi P x L x T = 20 x 9 x 4 m. Unit sedimentasi berfungsi untuk
mengendapkan kotoran-kotoran berupa lumpur dan pasir. Air baku
yang telah di aerasi akan dialirkan kedalam bak sedimentasi untuk
melakukan proses pengendapan, dimana pengendapannya terjadi akibat
gaya gravitasi, partikel yang mempunyai berat jenis lebih besar dari
berat jenis air akan mengendap ke bawah dan yang lebih kecil berat
jenisnya akan mengapung. Unit sedimentasi dikuras untuk pembersihan
endapan didasar bak sebanyak 2 kali dalam setahun.
d) Unit Desinfeksi
Unit desinfeksi yaitu instalasi penginjeksian gas Klor. Gas Klor
diinjeksikan pada saluran pipa menuju reservoir menggunakan selang
injeksi atau penginjeksian gas Klor dilakukan secara berkelanjutan
setelah air tertampung dalam reservoir. Proses ini bertujuan untuk
membunuh bakteri, mematikan alga, mengoksidasi Fe dan Mn. Pada
IPA Gemawang penginjeksian gas Klor sebanyak 0,9 kg/jam.
e) Reservoir
Reservoir merupakan bangunan penampung air minum sebelum
dilakukan pendistribusian ke pelanggan/masyarakat, yang dapat
ditempatkan diatas permukaan tanah maupun dibawah permukaan
tanah. Fungsi reservoir adalah penampung terakhir air yang telah
diolah dan memenuhi syarat kualitas air minum, sebagai tempat
penyimpanan cadangan air saat keadaan darurat, tempat penyimpan
air saat desinfektan dan lain-lain. Reservoir pada IPA Gemawang
berkapasitas 4000 m3.
b) Cara Pemompaan
Cara ini digunakan jika daerah pelayanan merupakan daerah yang datar
dan tidak ada daerah yang berbukit.
c) Cara Gabungan
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan
yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi
darurat. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan
disimpan dalam reservoir distribusi.
BAB IV
Radial flow dimana impeller mengerakan fluida pada sudut 90 derajat dari
shaftnya, sedangkan mixed flow sudut impeller adalah mendekati 45 derajat dari
shaftnya. Stage yang datar dan putaran yang tajam membuat batasan dari
kemampuan pemompaan. Untuk menanggulangi masalah rate yang tinggi
mengunakan mixed flow. Setiap stage mempunyai kemapuan energy yang
berbeda untuk memindahkan fluida. Energy tersebut biasanya ditunjukan didalam
tekanan (PSI) atau head feet (ketinggian dalam satuan feet).
Pada Gambar 4.2. memperlihatkan secara lengkap peralatan diatas dan dibawah
permukaan dari pompa ESP.
a. Meredusi tekanan gas yang mungkin timbul diantara casing string dan
2. Tubing Head
5. Check valve, merupakan valve yang hanya dapat mengalirkan fluida pada
satu arah tertentu yang berfungsi untuk menahan aliran dan tekanan balik
dari separator. Pada x-mastree, check valve ini ditempatkan setelah choke
sebelum masuk flow-line.
C. Junction Box
D. Switchboard
Peralatan dibawah permukaan dari Pompa ESP terdiri atas pressure sensing
instruments, electric motor, protector, intake, pump unit dan electric cable.
A. PSI Unit
PSI atau Pressure Sensing Instrument adalah suatu alat yang mencatat tekanan
dan temperatur dalam sumur. Secara umum PSI Unit mempunyai 2 komponen
pokok, yaitu:
Dipasang di bawah motor Type Upper atau Center Tandem, karena alat ini
dihubungkan pada wye dari Electric Motor yang seolah-olah merupakan
bagian dari motor tesebut
Merupakan bagian dari system yang mengontrol kerja Down Hole Unit serta
menampakkan (Display) informasi yang diambil dari Down Hole Unit.
Gambar 4.4. Pressure Sensing Instrument
Jenis motor ESP adalah motor listrik induksi 2 kutub 3 fasa yang diisi dengan
minyak pelumas khusus yang mempunyai tahanan listrik (dielectric strength)
tinggi.
Spesifikasi motor listrik yang digunakan pada electric submersible pump sebagai
berikut:
URAIAN SPESIFIKASI
- Herz 50/60 Hz
- Voltage 3 x 380-400-415
- Daya 11 KW / 15 HP
- Dimension:
Diameter of motor 95 mm
Alat ini berfungsi untuk menahan masuknya fluida sumur kedalam motor,
menahan thrust load yang ditimbulkan oleh pompa pada saat pompa mengangkat
fluida, juga untuk menyeimbangkan tekanan yang ada didalam motor dengan
tekanan didalam annulus. Secara prinsip protector mempunyai 4 fungsi utama
yaitu:
Secara umum protector mempunyai dua macam type, yaitu Positive Seal
(Modular Type Protector) dan Labyrinth Type Protector. Untuk sumur-sumur
miring dengan temperatur > 3000 F disarankan menggunakan protector dari jenis
seal atau modular type protector.
1. Standart intake, dipakai untuk sumur dengan GLR rendah. Jumlah gas
yang masuk pada intake harus kurang dari 10% sampai dengan 15 % dari
total volume fluida. Intake mempunyai lubang untuk masuknya fluida ke
pompa, dan dibagian luar dipasang selubung (screen) yang gunanya untuk
menyaring partikel masuk ke intake sebelum masuk kedalam pompa,
2. Rotary Gas Separator dapat memisahkan gas sampai dengan 90%, dan
biasanya dipasang untuk sumur-sumur dengan GLR tinggi. Gas separator
jenis ini tidak direkomendasikan untuk dipasang pada sumur-sumur yang
abrasive, dan
3. Static Gas Separator atau sering disebut reverse gas separator, yang
dipakai untuk memisahkan gas hingga 20% dari fluidanya.
E. Unit Pompa
URAIAN SPESIFIKASI
SUMMERSIBLE
PUMP Merk pompa GRUNDFOS
Type of pump. SP 60-6
Kapasitas 60 M3/H
Total Head 30 - 80 M
Power 11 KW
Type of pump. deep Well Pump
Number of stage 6 (enam) Stg.
Standard ISO 2548 Class B
Efficiency 78,00%
MATERIAL
Valve Casing Stainless Steel
Valve flap Stainless Steel
Valve seat Stainless Steel
Top Intermediate Stainless Steel
Intermediate Chamber Stainless Steel
Impeller Stainless Steel
Neck Ring NBR / PPS
Intermediate Bearing NBR
Suction Interconector Stainless Steel
Shaft Stainless Steel
Strap Stainless Steel
Nut Stainless Steel
Coupling Stainless Steel
Wearing Impeller Stainless Steel
Washer Stainless Steel
F. Electric Cable
Tenaga listrik untuk menggerakan motor yang berada didasar sumur disuplai
oleh kabel yang khusus digunakan untuk pompa ESP. Kabel yang dipakai adalah
3 jenis konduktor. Dilihat dari bentuknya ada dua jenis, yaitu flat cable type dan
round cable type. Fungsi kabel tersebut adalah sebagai media penghantar arus
listrik dari switchboard sampai ke motor di dalam sumur. Secara umum ada 2
jenis /kelas kabel yang lazim digunakan di lapangan, yaitu :
1. Low temperatur cable, yang biasanya dengan material isolasi nya terdiri
dari jenis polypropylene ethylene (PPE) atau nitrile. Direkomendasikan
untuk pemasangan pada sumur-sumur dengan temperatur maximum
205oF.
Kerusakan pada round cable merupakan hal yang sering kali terjadi pada saat
menurunkan dan mencabut rangkaian ESP. Untuk menghindari atau memperkecil
kemungkinan itu, maka kecepatan string pada saat menurunkan rangkaian tidak
boleh melebihi dari 1500 ft / jam dan harus lebih pelan lagi ketika melewati
deviated zone atau dog leg. Kabel harus tahan terhadap tegangan tinggi,
temperatur, dan tahan terhadap resapan cairan dari sumur maka kabel harus
mempunyai isolasi dan sarung yang baik. Bagian dari kabel biasanya terdiri dari
konduktor (conductor ), isolasi (insulation), dan Sarung (sheath) Jaket.
Check valve dipasang pada tubing (2-3 joint) diatas pompa. Bertujuan untuk
menjaga fluida tetap berada di atas pompa. Apabila check valve tidak dipasang,
maka kebocoran fluida dari tubing (kehilangan fluida) melalui pompa yang dapat
menyebabkan aliran balik dari fluida yang naik ke atas, sebab aliran balik (back
flow) tersebut membuat putaran impeller berbalik arah, dan dapat menyebabkan
motor terbakar atau rusak. Check valve umumnya digunakan supaya tubing tetap
terisi penuh dengan fluida sewaktu pompa mati dan mencegah fluida tidak turun
kebawah.
H. Centralizer
Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa agar tidak bergeser atau selalu
ditengah-tengah pada saat pompa beroperasi, sehingga kerusakan kabel karena
gesekan dapat dicegah.
1. Overload
c. Kabel rusak
2. Underload
Kasus ini terjadi dimana unit memompa sumur sampai dimana tidak ada
fluid yang terproduksi, sehingga unit berjalan tanpa beban sampai terjadi
panas yang menyebabkan motor terbakar. Jika motor terbakar, underload
setting di set terlalu rendah dan underload setting butuh dinaikan. Salah satu
yang menyebabkan underload adalah flow rate terlalu rendah.
Penanggulangannya adalah membuka choke dengan mengatur choke pada
kondisi yang optimum.
3. Stall
Pompa macet yang biasanya disebabkan oleh motor yang macet. Untuk
pendeteksiannya, stall diset dengan keadaan 3 kali dari nameplate. Hal ini
biasanya disebabkan oleh problem kepasiran yang sangat parah.
1. Shaft Patah
Biasanya terjadi karena pompa medapatkan beban yang terlalu besar, hal
ini dapat terdeteksi dengan me-setting ampcharts dengan nilai 40% dari
nameplate.
2. Tubing leaking
1. Scale
Scale biasanya terjadi pada sumur dengan jenis reservoir karbonat (CaCO3),
scale dengan jumlah yang banyak dapat menyebabkan kerusakan yang parah
pada pompa. Beberapa masalah yang terjadi akibat scale antara lain overload
ini disebabkan karena scale tersebut menyumbat pompa sehinga pompa
memiliki beban yang berat, bahkan jika pompa tetap dipaksa beroperasi
dengan kondisi ini berakibat shaftnya patah.
2. Kepasiran
Ini disebabkan pasir yang dihasilkan reservoir sandstone ini biasanya berupa
fine grain yang bih halus dibandingkan pasir biasa, dalam jumlah banyak pasir
dapat mengakibatkan korosi dan menyumbat pompa sehingga memberikan
beban yang besar untuk pompa.
3. Gassy
Free gas mulai memasuki pompa dan terproduksi bersama dengan liquid
ataupun juga bisa disebabkan oleh adanya emulsi.
4. Gas Lock
Adanya akumulasi gas yang ada pada bagian atas production casing sehingga
menekan liquid yang masuk ke pump intake. Hal ini dapat terditeksi adanya
kenaikan tekanan pada tubing head.
2. Overload Relay
Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching yang peka
terhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu
yang terjadi melebihi batas yang ditentukan atau peralatan kontrol listrik yang
berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih. Overload
relay dipasang pada motor listrik pompa untuk menditeksi gangguan, seperti
temperature tinggi. Overload relay memutus arus listrik apabila arus melebihi
dari yang diizinkan, karena besar kecilnya temperature berbanding lurus
dengan arus listrik.
3. Level Control
4. Level Switch