PENDAHULUAN
dan kelompok, jasmani dan rohani, material dan spiritual, serta di dunia kini
ekonomi muamalah.3
Manusia ialah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa selaku khalifah di bumi
dengan dibekali ide benak buat berkarya dimuka bumi. Manusia mempunyai
manusia akan suatu barang dan juga jasa yang mana keinginan manusia akan
suatu barang dan juga jasa tersebut bisa memberikan kecukupan untuk
3
Ahmad Azhar Basyir, Garis Besar Ekonomi Islam, (Yogykarta: BPFE, 1987), hlm. 2.
1
2
hidup, telah disediakan oleh Allah beragam benda yang dapat memenuhi
tersebut tidak bisa dibuat sendiri oleh orang yang bersangkutan. Dengan kata
lain, dia wajib bekerja sama dengan orang lain. Buat menggapai penyeimbang
pengetahuan serta kebutuhan manusia itu sendiri. Atas dasar itulah muamalah
diturunkan oleh Allah dalam bentuk global dan umum saja dengan
ketetapan dari Allah, sekalipun dalam perkara yang bersifat duniawi, sebab
Dengan kata lain, dalam Islam tidak terdapat pembelahan antara amal dunia
serta akhirat. 5
kekayaan itu. Salah satu usaha untuk memperolehnya adalah dengan bekerja,
4
Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), hlm. 4.
5
Rachmat Syafe’I, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 15.
3
sedangkan salah satu bentuk bekerja adalah berdagang atau bisnis. Aktivitas
dalam muamalah yang banyak dicoba oleh manusia merupakan aktivitas bisnis.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, bisnis dimaksud selaku usaha dagang, usaha
dimaksud adalah suatu produk yang secara fisik memiliki wujud, sedang jasa
memilah hidup dengan metode kilat, efektif, serta murah. Di kala ini nampak
6
Veithzal Rivai dkk, Islamic Business And Economic Ethics, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012), hlm. 11.
4
usaha jasa, salah satu aktivitas bisnis yang lagi diminati warga Indonesia saat
ini.
melaksanakan perihal yang sama ialah mengkonsumsi benda serta jasa. Perihal
ini merangsang berkembangnya pelaku usaha jasa yang sangat berguna untuk
mengikuti trend bisnis kuliner yang sedang populer. Meski di kala ini banyak
warga yang jadi pelaku usaha jasa laundry, perihal ini tidak membuat
pelakunya jadi putus asa, malah menjadikan pelaku usaha jadi lebih kreatif dan
inovatif untuk dapat menarik konsumen datang ke tempatnya. Pelaku usaha jasa
Pihak-pihak dalam usaha laundry ini merupakan pihak pelaku usaha jasa
serta pihak warga selaku konsumen pemanfaat jasa laundry. Ikatan hukum yang
terjalin di dalam aktivitas usaha laundry merupakan ikatan antara pelaku usaha
Perlindungan Konsumen.
pengguna jasa, seperti kasus kehilangan atau tertukarnya pakaian yang sering
dialami oleh konsumen pada saat mencuci pakaiannya di jasa laundry. Pada
pertanggungjawaban ganti rugi apapun dari pelaku usaha jasa laundry tersebut,
sehingga konsumen sangat dirugikan oleh sikap pelaku usaha yang tidak
pasal 7 tentang kewajiban pelaku usaha yang meliputi: beritikad baik dalam
melayani konsumen secara benar serta jujur dan tidak diskriminatif, menjamin
pada syarat standar kualitas benda ataupun jasa yang berlaku, berikan peluang
kepada konsumen buat menguji, serta berikan jaminan ataupun garansi atas
barang yang dibuat atau yang diperdagangkan, memberi kompensasi, ganti rugi
ganti rugi serta penggantian apabila benda ataupun jasa yang diterima ataupun
usaha. Wujud penyalahgunaan itu antara lain berbentuk pelayanan jasa yang
tidak optimal, semacam yang terjalin pada pelayanan jasa laundry. Perihal
tersebut ialah salah satu wujud kecurangan yang dicoba oleh pelaku usaha.
bagian utama dari visi Islam serta tujuan utama dari sistem hidup yang
keadilan bagi semua adalah adanya kebebasan dalam melakukan pekerjaan dan
7
Joejoen Tjahjani, “Tanggung Jawab Pelaku Usaha Jasa Laundry Menurut Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”. Jurnal Independen. Vol. 2, No. 2, 2014,
hlm. 54-56. https://jurnalhukum.unisla.ac.id/index.php/independent/article/view/29, diakses 14 Juni
2021 pukul 19.37.
8
Erman Rajagukguk dkk, Hukum Perlindungan Konsumen, (Bandung: Mandar Maju, 2000),
hlm. 7.
7
sangat mencolok antara kalangan yang memiliki pemasukan besar serta rendah.
wahyu dan ciptaan Allah (alam semesta). Islam menganjurkan manusia aktif di
Allah.9
etik yang lebih besar, sebab mereka langsung berhadapan dengan masyarakat,
9
Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007),
hlm. 49.
10
Muhamad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 173.
11
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 378.
8
larangan memakan harta orang lain secara batil, larangan berbuat zalim,
larangan eksploitasi serta silih merugikan yang membuat orang lain teraniaya.12
Walaupun dalam Etika Bisnis Islam dan UUPK telah mengatur berbagai
aturan yang sudah ditetapkan, akan tetapi hak-hak konsumen masih sering
sebagai suatu aset, namun selama ini dibuat sebagai objek yang dapat dengan
konsumen salah satunya di bidang jasa usaha laundry. Kegiatan usaha jasa
laundry sering menimbulkan kerugian bagi pelanggan atau konsumen, hal ini
tidak terlepas dari adanya masalah yang dilakukan oleh penyedia jasa laundry
kasus yang terjadi di tempat laundry sasima yang terletak di Desa Kalidawir
mengambil cuciannya kembali ternyata ada salah satu pakaian yang hilang.
Pada saat konsumen tersebut menanyakan kejelasan dan meminta ganti rugi
atas hilangnya baju kepada pihak laundry, di sini pihak laundry tidak
12
Taha Jabir Al-Alwani, Bisnis Islam, (Yogyakarta: Ak Group, 2005), hlm. 36.
9
tersebut.13
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Tulungagung?
13
Hasil Observasi Pada Tanggal 10 Maret 2021
10
C. Tujuan Penelitian
Islam
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
bagi yang berminat pada masalah yang sama untuk diteliti lebih lanjut.
E. Penegasan Istilah
1. Penegasan Konseptual
a. Perlindungan Hukum
kepada subjek hukum lewat fitur hukum preventif serta represif dalam
b. Konsumen
diperdagangkan.15
c. Kehilangan
14
Rahayu, Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia,
2009), hlm. 2.
15
Ahmadi Miru, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004),
hlm. 4.
13
d. Barang
Barang adalah suatu objek fisik yang dapat dilihat dan disimpan
kepada konsumen.18
moral yang membedakan antara baik dan yang buruk. Etika merupakan
suatu bidang ilmu yang berperan dalam menentukan apa yang harus
atau tidak boleh dilakukan seseorang. Etika bisnis islam adalah tuntutan
dalam Al-Qur’an.19
16
Ulfa Sakurai, Berduka dan Kehilangan, https://www.slideshare.net/ulfasakurai/berduka-
dan-kehilangan-copy, diakses 24 Agustus 2021 pukul 15.20.
17
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Barang, diakses 24 Agustus 2021 pukul 15.29.
18
Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen,
https://gatrik.esdm.go.id/assets/uploads/download_index/files/e39ab-uu-nomor-8-tahun-1999.pdf,
diakses 5 Desember 2021 pukul 08.26
19
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 36.
14
2. Penegasan Operasional
F. Sistematika Pembahasan
terhadap sebuah karya tulis ilmiah. Sistematika pembahasan ini dibagi dalam
tiga bagian utama, yakni bagian awal, bagian utama dan bagian akhir. Untuk
sistematika pembahasan.
Bab II: Kajian Pustaka, pada bab ini berisi tentang penjelasan
Bab III: Metode Penelitian, pada bab ini berisi tentang jenis
Bab IV: Hasil Penelitian, pada bab ini berisi tentang paparan data
Bab VI: Penutup, pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
16
dan lampiran-lampiran.