BAB IX
BISNIS DAN
PERLINDUNGAN
KONSUMEN
KELOMPOK 9
NAMA-NAMA ANGGOTA
KELOMPOK :
1. B1B121226 AULIA SUNDARI
2. B1B121227 CINDY AUDY
3. B1B121228 DANDIK FADLYAN LAKADEN
4. B1B121229 DEWI NALA RAGIL
5. B1B121230 DHIKI REYNALDI AKBAR
6. B1B121231 DWI ANGGUN SETIADI
PENGERTIAN BISNIS
Dalam Islam, diajarkan bahwa untuk menguasai kekuatan ekonomi, maka budaya
bisnis harus dijunjung tinggi. Bisnis, merupakan jalan cepat untuk kaya, seperti
Rasulullah sabdakan : “Sembilan per-sepuluh sumber rizki itu dari
perdagangan”(HR.Tirmidzi).
1. Titik permulaan dalam manajemen yang efektif adalah menentukan tujuan. Dalam pengelolaan
bisnis, manajemen harus mengetahui ke mana arah bisnis akan dibawa.
2. Mengetahui lingkunagan bisnis. Lingkungan bisnis dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yakni
lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal terdiri atas karya manajemen, pemegang
saham, modal dan peralatan fisik serta informasi. Sementara lingkungan eksternal terdiri dari dua
komponen, yakni lingkungan khusus dan umum.
3. Mengetahui lingkungan khusus di mana kegiatan bisnis itu dilakukan. Hal ini berkaitan dengan
keadaan konsumen, pemasok, pesaing, dan kelompok kepentingan (pressure group).
4. Mengetahui lingkungan umum, meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik dan
hukum, social budaya, demografi serta teknologi dan kondisi global.
B. Konsumen dan Dasar Perlindungan
Konsumen
Konsumen secara harfiah memiliki arti, orang atau perusahaan yang membeli
barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu, atau sesuatu atau seseorang yang
menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang. Dalam Undang-Undang No. 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mendefinisikan konsumen sebagai
setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan. Berdasarkan dari pengertian tersebut, yang dimaksud
konsumen orang yang berstatus sebagai pemakai barang dan jasa.
Pembeli atau konsumen seharusnya menerima barang dalam kondis baik dan
dengan harga yang wajar. Mereka juga harus diberi tahu bila terdapat kekurangan
terhadap suatu barang. Islam melarang praktek yang berhubungan dengan kosumen
atau pembeli seperti penggunaan alat ukur atau timbangan yang tidak tepat,
penimbunan dan manipulasi harga, penjualan barang palsu atau rusak, bersumpah
untuk mendukung sebuah penjualan, membeli brang – barang curian, larangan
mengambil bunga atau riba dll.
1. Memberikaan saran dan rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka penyusunan
kebijakan dibidang perlindungan konsumen.
3. Melakukan penelitian terhadap barang atau jasa yang menyangkut keselamatan
konsumen.
4. Mendorong berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat.
5. Menyebarkan informasi melalui media mengenai perlindungan konsumen dan
memasyarakatkan sikap keberpihakan kepada konsumen.
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkan dari ekses
negatif pemakaian barang dan/ atau jasa.
4. Menetapkan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum
dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapat informasi.
6. Meningkatkan kualitas barang dan/ atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan/ atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen.
HUBUNGAN PRODUSEN DAN KONSUMEN
Di dalam kegiatan ekonomi peran produsen dan konsumen tak terpisahkan. Produsen
membutuhkan konsumen, dan sebaliknya konsumen juga membutuhkan produsen. Oleh karena
itu diharapkan di dalam kegiatan ekonomi itu mereka berinteraksi secara sehat, jangan sampai
ada salah satu pihak yang merasa dirugikan. Pemerintah mengatur di dalam UndangUndang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, di mana hak dan kewajiban produsen
maupun konsumen tercantum di dalamnya.
Produsen ialah orang yang menghasilkan barang atau jasa untuk keperluan konsumen.
Barang atau jasa yang dihasilkan produsen disebut produksi, sedangkan yang memakai
barang dan jasa disebut konsumen. Dalam ilmu ekonomi dapat dikelompokkan pada
golongan besar suatu rumah tangga yaitu golongan Rumah Tangga Konsumsi (RTK), dan
golongan Rumah Tangga Produksi (RTP).
Hubungan Secara Langsung & Hubungan
Secara Langsung
Hubungan antara produsen dengan konsumen dilaksanakan dalam rangka jual beli.
Jual beli sesuai Pasal 1457 KUH Perdata adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang
satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk
membayar harga yang telah dijanjikan. Dari pengertian ini, maka terdapat unsur-unsur :
• Perjanjian
• Penjual dan pembeli
• Harga
• Barang
Hubungan Tidak Langsung
1. Produk yang semakin banyak di satu pihak menguntungkan konsumen karena mereka
punya pilihan bebas yang terbuka, namun di pihak lain juga membuat pilihan mereka
menjadi rumit.
3. Kebutuhan iklan yang merasuki setiap menit dan segi kehidupan manusia modern yang
melalui berbagai media massa dan media informasi lainnya, membawa pengaruh yang
sangat besar bagi kehidupan konsumen.
5. Dalam hubungan jual beli yang didasarkan oleh kontrak, konsumen lebih berada pada
posisi yang lemah.
Konsumen adalah Raja
Dengan adanya presepsi “konsumen adalah Raja” bagi sebagian masyarakat atau
konsumen sebenrnya tidaklah benar karena konsumen atau masyarakat lebih banyak
mengutarakan keluhan tentang kekecewaan baik pada janji atau pelayanan yang tidak
memuaskan dari berbagai perusahaan atau produsen. Kenyataan ini sesungguhnya
memberikan isyarat paling kurang 2 hal, yaitu:
• Pasar yang bebas dan terbuka pada ahkirnya menempatkan konsumen benar-benar sebagai
raja
• Prinsip-prinsip etika seperti kejujuran , tanggung jawab dan kewajiban untuk melayani
konsumen secara baik dan memuaskan, mempunyai tempat pijakan yang nyata dalam
bisnis global yang bebas dan terbuka.
Itu berarti pada akhirnya etika bisnis semakin dianggap
serius oleh para pelaku bisnis modern yang kompetitif.
Dengan kata lain, kenyataan bahwa dalam pasar yang bebas
dan terbuka hanya mereka yang unggul, termasuk unggul
dalam melayani konsumen secara baik dan memuaskan, akan
benar-benar keluar sebagai pemenang.
Maka kalau pasar benar-benar adalah sebuah medan
pertempuran, pertempuran pasar adalah pertempuran
keunggulan yang fair, termasuk keunggulan nilai yang
menguntungkan banyak pihak termasuk konsumen.
Thanks
PRESENT BY : KELOMPOK 9