Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Hukum Perlindungan Konsumen


Di Indonesia

Disusun

O
l
e
h

SAMSAMTOS

NIM : 200701148

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2022
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di Indonesia saat ini perlindungan konsumen mendapat perhatian yang cukup


baik karena menyangkut aturan untuk menciptakan kesejahteraan. Dengan adanya
keseimbangan antara pelaku usaha dan konsumen dapat menciptakan rakyat yang
sejahtera dan makmur. Masalah perlindungan konsumen semakin gencar
dibicarakan. Permasalahan ini tidak akan pernah habis dan akan selalu menjadi
bahan perbincangan di masyarakat. Selama masih banyak konsumen yang dirugikan,
masalahnya tidak akan pernah tuntas. Oleh karena itu, masalah perlindungan
konsumen perlu diperhatikan. Hak konsumen yang diabaikan oleh pelaku usaha perlu
dicermati secara seksama. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini,
banyak bermunculan berbagai macam produk barang/pelayanan jasa yang
dipasarkankepada konsumen di tanah air, baik melalui promosi, iklan, maupun
penawaran barang secara langsung.

Jika tidak berhati-hati dalam memilih produk barang/jasa yang diinginkan,


konsumen hanya akan menjadi objek eksploitas dari pelaku usaha yang tidak
bertanggung jawab. Tanpa disadari, konsumen menerima begitu saja barang/jasa
yang dikonsumsinya. Permasalahan yang dihadapi konsumen tidak hanya sekedar
bagaimana memilih barang, tetapi jauh lebih kompleks dari itu yang menyangkut pada
kesadaran semua pihak, baik pengusaha, pemerintah maupun konsumen itu sendiri
tentang pentingnya perlindungan konsumen. Pengusaha menyadari bahwa mereka
harus menghargai hak-hak konsumen, memproduksi barang dan jasa yang
berkualitas, aman untuk digunakan atau dikonsumsi, mengikuti standar yang berlaku,
dengan harga yang sesuai. Pemerintah menyadari bahwa diperlukan undang-undang
serta peraturan-peraturan disegala sektor yang berkaitan dengan berpindahnya
barang dan jasa dari pengusaha ke konsumen. Pemerintah juga bertugas untuk
mengawasi berjalannya peraturan serta undang-undang tersebut dengan baik.

Tujuan penyelenggaraan, pengembangan dan pengaturan perlindungan


konsumen yang direncanakan adalah untuk meningakatkan martabat dan kesadaran
konsumen, dan secara tidak langsung mendorong pelaku usaha dalam
menyelenggarakan kegiatan usahanya dengan penuh rasa tanggung jawab. Yang
perlu disadari oleh konsumen adalah mereka mempunyai hak yang dilindungi oleh
undang-undang perlindungan konsumen sehingga dapat melakukan sasial kontrol
terhadap perbuatan dan perilaku pengusaha dan pemerintah. Dengan lahirnya
undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen diharapkan upaya
perlindungan konsumen di indonesia dapat lebih diperhatikan.

Pada penulisan makalah ini kita akan membahas mengenai bagaimana


perlindungan terhadap konsumen serta apa saja hak dan kewajiban konsumen.
Dalam makalah ini kami juga akan menjelaskan tentang prinsip ,asas-asas dan tujuan
perlindungan konsumen yang mungkin akan berguna bagi pembaca khususnya
mahasiswa/I dimasa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hukum Perlindungan Konsumen ?
2. Bagaimana dasar dan Prinsip hukum perlindungan konsumen ?
3. Apa Saja Asas Dan Tujuan Perlindungan Konsumen?
4. Apa hak dan kewajiban konsumen ?
5. Apa Hak Dan Kewajiban Pelaku usaha terhadap Konsumen?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum perlindungan
konsumen.
2. Untuk mengetahui dasar dan prinsip hukum perlindungan konsumen
3. Untuk Mengetahui Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen
4. Untuk Mengetahui hak dan Kewajiban Konsumen
5. Untuk mengetahui hak dan kewajiban Pelaku usaha terhadap konsumen.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen

Hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen


yang lebih luas. Az. Nasution, misalnya berpendapat bahwa hukum konsumen yang
memuat asas-asas atau kaidah-kaidah bersifat megatur dan juga mengatur sifat
yang melindungi kepentingan konsumen. Adapun hukum konsumen diartikan
sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan
dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaintan dengan dengan
barang dan/atau jasa konsumen, didalam pergaulan hidup.
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, defini Hukum Perlindungan Konsumen
adalah keseluruhan asas-asas serta kaidah-kaidah hukum yang mengatur mengenai
hubungan dan masalah antara berbagai pihak yang satu dengan yang lain, dan
berkaitan dengan barang dan jasa konsumen didalam pergaulan hidup masyarakat.
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
Konsumen didalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa perlindungan konsumen
merupakan segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
menberikan perlindungan kepada konsumen.
Perlindungan hukum bagi konsumen merupakan sebuah perangkat hukum
yang diciptakan oleh lembaga pemerintah untuk dapat memberikan perlindungan
hukun dan jaminan kepastian hukum bagi para konsumen dari berbagai
permasalahan ataupun sengketa konsumen karena merasa dirugikan oleh pelaku
usaha. (Eli, 2015)

B. Prinsip Dan Dasar Hukum Perlindungan Konsumen

Secara garis besar prinsip-prinsip tanggung jawab produk didalam hukum


perlindungan konsumen dibedakan sebagai berikut:
1. Let The Buyer Beware

a. Pelaku Usaha kedudukannya seimbang dengan konsumen sehingga tidak


perlu proteksi.
b. Konsumen diminta untuk berhati hati dan bertanggung jawab sendiri.
c. Konsumen tidak mendapatkan akses informasi karena pelaku usaha tidak
terbuka.
d. Dalam UUPK Caveat Emptor berubah menjadi caveat venditor.
2. The due Care Theory

a. Pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk berhati hati dalam memasarkan


produk, baik barang maupun jasa. Selama berhati hati ia tidak dapat
dipersalahkan.
b. Pasal 1865 KUHP secara tegas menyatakan, barangsiapa yang
mengendalikan mempunyai suatu hak atau untuk meneguhkan haknya atau
membantah hak orang lain, atau menunjuk pada suatu peristiwa, maka ia
diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut.
c. Kelemahan beban berat konsumen dalam membuktikan.

3. The Privity of Contract

a. Prinsip ini menyatakan, pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk melindungi


konsumen, tetapi hal itu baru dapat dilakukan jika diantara mereka telah
terjalin suatu hubungan kontraktual. Pelaku usaha tidak dapat disalahkan atas
hal hal diluar yang diperjanjikan.
b. Fenomena kontrak kontrak standar yang bantak beredar di masyarakat
merupakan petunjuk yang jelas betapa tidak berdayanya konsumen
menghadapi dominasi pelaku usaha.

Di Indonesia, dasar hukum yang menjadikan seorang konsumen dapat


mengajukan perlindungan adalah:

1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), pasal 21 ayat (1), Pasal 21 ayat
(1), Pasal 27 , dan Pasal 33.

2. Undang Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen


(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 No. 42 Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia No. 3821

3. Undang Undang No. 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Usaha Tidak Sehat.

4. Undang Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan Alternatif


Penyelesian Sengketa

5. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan


dan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen

6. Surat Edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 235/DJPDN/VII/2001


Tentang Penangan pengaduan konsumen yang ditujukan kepada Seluruh
dinas Indag Prop/Kab/Kota

7. Surat Edaran Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri No. 795


/DJPDN/SE/12/2005 tentang Pedoman Pelayanan Pengaduan Konsumen

Dengan diundang-undangkannya masalah perlindungan konsumen,


dimungkinkan dilakukannya pembuktian terbalik jika terjadi sengketa antara
konsumen dan pelaku usaha. Konsumen yang merasa haknya dilanggar bisa
mengadukan dan memproses perkaranya secara hukum di badan penyelesaian
sengketa konsumen (BPSK).

Dasar hukum tersebut bisa menjadi landasan hukum yang sah dalam soal
pengaturan perlindungan konsumen. Di samping UU Perlindungan Konsumen,
masih terdapat sejumlah perangkat hukum lain yang bisa dijadikan sebagai sumber
atau dasar hukum sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2001 Tanggal 21


Juli tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2001 Tanggal 21


Juli 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Perlindungan Konsumen.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2001 Tanggal 21


Juli 2001 tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat.

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2001 Tanggal 21


Juli 2001 tentang Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
Pemerintah Kota Medan, Kota Palembang, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta
Barat, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Yogyakarta Kota Surabaya, Kota
Malang, dan Kota Makassar.

5. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor


302/MPP/KEP/10/2001 tentang Pendaftaran Lembaga Perlindungan
Konsumen Swadaya Masyarakat.

6. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor


605/MPP/KEP/8/2002 tentang Pengangkatan Anggota Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen Pada Pemerintah Kota Makassar, Kota Palembang, Kota
Surabaya, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Yogyakarta, dan Kota Medan.
C. Asas Dan Tujuan Perlindungan Konsumen

Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 menyatakan perlindungan


konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan 5 (lima) asas yang
relevan dalam pembangunan nasional yaitu:

1. Asas Manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam


penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha.

2. Asas Keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan


secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku
usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.

3. Asas Keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara


kepentingan konsumen, pelaku usaha dan pemeritah dalam arti materiil ataupun
spiritual.

4. Asas Keamanan dan Keselamatan konsumen dimaksudkan untuk meberikan


jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,
pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau
digunakan.

5. Asas K e p a s t i a n Hukum dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun


konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan
perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum.

Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pelindungan Konsumen


mengemukakan, Perlindungan konsumen bertujuan:
a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri.
b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya
dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa.
c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen.
d. Menciptakan sistem perlindungan yang mengandung unsur kepastian hukum
dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi.
e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab
dalam usaha.
f. Meningkatkan kualitas barang dan atau jasa yang menjamin kelangsungan
usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan konsumen.

D. Hak Dan Kewajiban Konsumen


Hak Konsumen
1. Hak atan pendidikan konsumen
2. Hak untuk mendapatkan ganti rugi atas praktik bisnis yang tidak adil, praktik
bisnis yang mengekang, atau eksploitasi konsumen yang berlebihan.
3. Hak untuk didengar dan diyakinkan bahwa kepentingan konsumen akan
diterirma berdasarkan pertimbangan pihak-pihak pada forum yang layak.
4. Hak untuk terjamin untuk mendapatkan akses ke barang dan jasa dengan harga
yang bersaing, sebisa mungkin.
5. Hak untuk mendapatkan informasii tentang mutu dan jumlah barang dan jasa
sehinggan dapat terlindungi dari praktik bisnis yang tidak adil.
6. Hak unruk dapat perlindungan terhadap pemasaran barang dan jasa yang
berbahaya bagi kehidupan dan harta benda.

Kewajiban Konsumen
1. Bersikukuh untuk meminta tanda pembelian atau kwitansi tanpa kecuali
terhadap barang yang sudah dibeli.
2. Membaca dengan teliti informasi diatas barang sebelum membeli.
3. Jangan tergiur dengan iklan yang menyesatkan.
4. Membeli barang yang terstandardisasi.
5. Mengajukan tuntutan tehadap barang yang tidak baik pelayanannya, atau
terhadap praktik bisnis yang tidak adil.

E. Hak Dan Kewajiban Pelaku Usaha Terhadap Konsumen


Pasal 6 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
mengatakan, Hak pelaku usaha adalah :
a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan menganai
kondisi dan nilai tukar barang da/atau jasa yang diperdagangkan
b. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dar tindakan konsumen yang beritikad
tidak baik.
c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya didalam penyelesaian hukum
sengkata konsumen.
d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian
konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangan lainnya.
Pasal 7 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen
menyatakan, Kewajiban pelaku usaha adalah;
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan.
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasayang berlaku.
e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mecoba
barang dan/atau jasa tertentu serta meberi jaminan dan/atau garansi atas barang
yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan.
f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan.
g. Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau
jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesadaran konsumen bahwa mereka memiliki hak,kewajiban serta perlindungan


hukum atas mereka harus diberdayakan dengan meningkatkan kualitas pendidikan
yang layak atas mereka, mengingat faktor utama perlakuan yang semena-mena oleh
produsen kepada konsumen adalah kurangnya kesadaran serta pengetahuan
konsumen akan hak-hak serta kewajiban mereka.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat memberi penjelasan dan dapat
mengingatkan para pembaca bahwa kita sebagai konsumen memiliki hak-hak
serta kewajiban yang harus kita laksanakan, dan kita juga memiliki perlindungan
penuh atas hukum dan UU yang berlaku yang bisa digunakan kapan saja ketika
diri kita endapat perlakuakuan yang tidak sesuai dengan apa-apa yang telah
ditetapkan bagi konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Mawadi dkk, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Akademia, Jakarta


Barat, 2012.
Dewi, Eli W. Hukum Perlindungan Konsumen, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2015.
Kristiyanti, Celina T S. Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta,
2009.
https://silpiintansuseno7.wordpress.com/2017/07/06/makalah-perlindungan-kons
umen/&hl=id-ID

Anda mungkin juga menyukai