Anda di halaman 1dari 12

LEMBAR SOAL UJIAN TEGAH SEMESTER GENAP

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM - FAKULTAS HUKUM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
T.A 20202

Nama : SAMSAMTOS
NIM : 200701148
Mata Kuliah : Hukum Internasional
Dosen : Dr. Raihana, SH.,MH
Program Studi : Ilmu Hukum
Kelas/Program : Reg 2.B2
Semester : II
Hari/Tanggal : Jumat/ 11 Juni2021
Waktu : 16:00- 18:00 WIB
Sifat :Teks home, Soft File Lembaran Jawaban Kirim ke Sikuli

SOAL

1. Jelaskan apa yang anda pahami tentang hukum internasional ?


Dan apa pentingnya anda belajar hukum internasional?
2. Jelaskan bagaimana sejarah perkembangan Hukum
Internasional?
3. Jelaskan tentang :
a. Sumber dan subyek Hukum Internasional
b. Pengakuan suatu Negara dalam hukum internasional?
c. Lawmaking treaty dan treaty kontrak?

---------SELAMAT UJIAN--------
JAWABAN

1. Jelaskan apa yang anda pahami tentang hukum internasional ? dan apa
pentingnya anda belajar hukum internasional ?
Hukum Internasional

Hukum internasional adalah hukum antarbangsa yang digunakan untuk


menunjukkan pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan
antar penguasa dan menunjukkan pada kompleks kaidah dan asas yang
mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa.

Hukum Internasional merupakan bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas


berskala internasional. Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan
sebagai perilaku dan hubungan antarnegara. Namun, dalam perkembangan pola
hubungan internasional yang semakin meluas, hukum internasional juga
mengurus struktur dan perilaku organisasi internasional, individu, dan
perusahaan multinasional.

Manfaat belajar Hukum Internasional

1) Mengetahui dan memahami hukum dan hubungan Internasional sehingga


dapat membantu pemupukan saling pengertian dalam hubungan
Internasional demi terwujudnya perdamaian dan ketertiban dunia sesuai
dengan tujuan nasional sebagaimana dituangkan di dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila dan tujuan Perserikatan Bangsa
Bangsa;
2) menghayati makna hidup dalam masyarakat internasional, saling hubungan
antara bangsa dan kerja sama internasional, saling hubungan antarbangsa
dan kerja sama internasional demi terwujudnya cita-cita dan tujuan bangsa;
3) berpartisipasi dan berperan serta dalam menambah pengetahuan dan
wawasan tentang peristiwa-peristiwa internasional yang terjadi di setiap
belahan dunia.
2. Jelaskan bagaimana sejarah perkembangan Hukum Internasional?

Sejarah Perkembangan Hukum Internasional

Pada awal tahapan perkembangan, hukum internasional menggunakan


istilah yang berbeda. Istilah “Hukum Bangsa-Bangsa” (Law of Nations) dan
“Hukum Antarnegara” (Interstate Law) adalah dua istilah yang lebih dikenal
dan dipakai untuk menggambarkan hukum yang berlaku bagi bangsa-bangsa
di dunia pada saat itu. Namun dalam perkembangan, dua istilah ini menjadi
tertinggal karena pembahasan mengenai subjek hukum internasional tidak
hanya Negara saja, tetapi Individu, Organisasi Internasional, Perusahaan
Transnasional, Vatican, Belligerency yang juga merupakan subjek hukum
internasional.

Hukum Bangsa-bangsa ini, sudah terlihat dalam lingkungan kebudayaan


zaman dahulu yang mengatur hubungan antar raja atau bangsa.
Perkembangan hukum internasional ini oleh pakar hukum dibagi menjadi
beberapa tahap. Mochtar Kusumaadmatja, membagi tahapan Perkembangan
Hukum Internasional menjadi 4 yaitu, masa klasik (kuno), masa modern,
masa konsolidasi (Konvensi Den Haag), dan masa sesudah perang dunia
kedua. Sedangkan, Malcolm N. Shaw dalam bukunya yang diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia yang berjudul Internasional Law, membagi tahapan
perkembangan hukum internasional menjadi 6 bagian, yaitu, perkembangan
awal, Abad Pertengahan dan Renaisans, para pendiri hukum internasional
modern, Positivisme dan Naturalism, Abad ke-19, dan Abad ke-20.

Perkembangan Awal (Masa Kuno)


Perkembangan awal hukum internasional dapat kita ditelusuri dengan
melihat hubungan politik yang telah dilakukan oleh bangsa-bangsa sejak
ribuan tahun yang lalu. Dijelaskan dalam buku Malcolm N.Shaw bahwa
sekitar tahun 2100 SM, misalnya, sebuah perjanjian resmi telah
ditandatangani antara para penguasa Lagash dan Umma, dua negara-kota
yang terletak di daerah yang dikenal oleh para sejarawan dengan nama
Mesopotamia.

Perjanjian itu tertulis di atas sebuah balok batu dan menyebutkan tentang
penentuan batas yang harus dihormati oleh kedua pihak. Contoh lain
perjanjian internasional lainnya yaitu, perjanjian antara Rameses II dari Mesir
dan raja kaum Het untuk menegakkan perdamaian dan persaudaraan
langgeng.
Selain itu, terdapat perbedaan antara combatant dan noncombatant,
ketentuan mengenai perlakuan tawanan perang dan cara melakukan perang.
Dalam lingkungan budaya Yahudi, terdapat ketentuan mengenai perjanjian
perlakuan terhadap orang asing dan cara melakukan perang. Hal ini tertulis
dalam Kitab Perjanjian Lama.

Yunani pun sudah mengenal perwaistan (arbitration) dan hubungan


diplomatik. Salah satu konsep Yunani yang mempengaruhi pemikiran Eropa
dan dikembangkan oleh Romawi adalah mengenai Konsep Hukum Alam. Ide
ini dirumuskan oleh para filsuf Stoa pada abad ke-3 SM dan teori ini
menyatakan bahwa sekumpulan aturan yang bersifat universal.

Selain Eropa, Kekaisaran Byzantium dan dunia Islam pun, memberikan


tanda-tanda adanya kehidupan hukum internasional, seperti adanya praktek
diplomasi dan adanya sumbangan terpenting dalam hukum perang. Secara
umum, aturan perang yang bersifat manusiawi pun dikembangkan dan ‘kaum
kitab’ (Yahudi dan Kristen) diperlakukan lebih baik daripada non-mukmin,
meskipun dalan posisi inferior terhadap umat Islam.

Dapat disimpulkan bahwa berbagai praktek-praktek hubungan politik yang


telah dilakukan menjadi tanda bahwa hukum internasional sudah hadir
walaupun terbatas secara geografis dan kultural. Praktek seperti diplomasi,
penghormatan integritas wilayah masing-masing, penghentian keadaan
agresi, pembentukan aliansi pertahanan, perjanjian perdamaian dan keadilan
sosial telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan politik antar bangsa-
bangsa.

Abad Pertengahan dan Renaisans


Abad pertengahan ditandai adanya otoritas Gereja yang terorganisir.
Pada zaman Romawi, Hukum Internasional sebagai hukum yang mengatur
hubungan antar kerajaan bangsa tidak mengalami perkembangan yang pesat.
Walaupun demikian, terdapat perkembangan pesat dalam bidang lainnya,
seperti Hukum Maritim dan Hukum Komersial.

Dalam Hukum Maritim, munculnya Hukum Laut Rhodian Karya Bizatium


yang berisikan serangkaian kebiasaan yang berlaku umum terkait laut Atlantik
dan pantai Mediterania. Sedangkan dalam Hukum Komersial,
munculnya Merchant Law yang dibentuk oleh Inggris mengenai aturan bagi
para pedagang asing dan berlaku universal.

Namun, dalam perjalanannya otoritas Gereja memudar dan mengalami


masa Renaisans. Renaisans mengubah wajah masyarakat Eropa dan
memunculnya ciri pemikiran ilmiah, humanistik dan individualis. Pada masa
ini, penemuan mesin cetak (Abad 15) menjadi sarana menyebarkan
pengetahuan. Dengan menyebarnya pengetahuan maka bermunculan pula
landasan kehidupan internasional modern seperti, diplomasi, kenegarawanan,
teori keseimbangan kekuasaan dan ide tentang komunitas para negara.

Menuju Masa Modern


Salah satu peristiwa penting yang membuat Hukum Internasional menuju
tatanan modern adalah munculnya gerakan reformasi dan sekularisasi untuk
menentang kekuasan gereja dan negara. Gerakan ini memunculkan
Perdamaian Westphalia 1648. Masa ini menjadi Titik Terang Eropa untuk
melakukan pembaharuan sistem dan memunculkan berbagai pemikiran salah
satunya mengenai Postivisme dan Naturalisme.

Abad Kesembilan Belas


Tidak hanya memunculkan berbagai pemikiran-pemikiran baru, namun
membawakan berbagai peristiwa-peristiwa penting lainnya yang berkaitan
dalam pembangunan hukum internasional. Berbagai konferensi Eropa
diselenggarakan dan memberikan kontribusi besar bagi pengembangan
aturan mengenai pelaksanaan perang.

Berbagai peristiwa seperti Final Act Kongres Wina (1815) yang


membahas kebebasan pelayaran dalam perairan internasional dan
mendirikan Komisi Sentral Rhine untuk mengatur pelaksanaan, adanya
Komisi Sungai Danube dan sungai Eropa lain mengenai perjanjian dan
ketetapan internasional, Konferensi Perdamaian (1856), Konvensi Jenewa
(1864) tentang ‘Pemanusiawian’ konflik, Konferensi Den Haag 1899 dan 1907
membentuk Pengadilan Arbitrase Tetap dan membahas perlakuan para
tahanan dan kontrol peperangan.
Selain itu, hadir pula lembaga-lembaga internasional seperti, Komite
Palang Merah Internasional (The Internasional Committee of the Red
Cross) (1863), Uni Telegraf Internasional (1865), Uni Pos Universe (1874).
Berbagai Karya tentang hukum internasional pun mulai banyak bermunculan
pada abad ini.

Abad Kedua Puluh


Setelah Perang Dunia berakhir (28 Juli 1914-11 November 1918).
Muncullah Perjanjian Perdamaian 1919 dan terbentuklah Liga Bangsa-
Bangsa. Liga ini tentu muncul sebagai wadah untuk memelihara tatanan
hubungan internasional, agar tidak terjadi kembali Perang Dunia yang lainnya.

Namun nyatanya, Perang Dunia II (1939-1945) tidak dapat dihindari.


Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (Warisan terpenting dari sudut pandang
hubungan internasional) tentu memberikan motivasi bagi seluruh negara
didunia untuk saling bersama-sama menjaga perdamaian. Melalui
Perserikatan Bangsa-Bangsa (1946), menjadi titik balik untuk memperbaiki
kekurangan pendahulunya, dan menjadi wadah yang bersifat universal.

Pada masa ini, terbentuk pula lembaga-lembaga seperti Mahkamah Tetap


Internasional (1921), lalu diganti menjadi Mahkamah Internasional (1946).
Terbentuk pula Organisasi Buruh Internasional yang berdiri sejak akhir
Perang Dunia I hingga saat ini.

Masa Kini
Permasalahan yang dihadapi kini tidak hanya menyangkut permasalahan
wilayah atau yurisdiksi negara yang dipahami secara sempit, tetapi juga
mengenai permasalahan lainnya, seperti hak asasi manusia, pertumbuhan
hukum ekonomi internasional yang mencakup urusan keuangan dan
pembangunan, keprihatian kepada perusakan lingkungan, upaya eksplorasi
ruang angkasa dan eksploitasi sumber daya laut dan dasar laut.

3. Jelaskan tentang :
A. Sumber dan subyek Hukum Internasional
Pihak yang dapat dibebani oleh hak dan kewajiban hukum internasional
adalah subjek dari hukum internasional itu sendiri. Adapun hak dan
kewajiban yang diatur bisa berupa material dan formal. Adapun subjek-
subjek dari hukum internasional adalah :

a. Negara

Negara adalah subjek pertama dalam hukum internasional. Agar


suatu negara bisa menjadi sebuah subjek hukum internasional, maka
negara tersebut harus memiliki penduduk yang tetap, sebuah wilayah
yang jelas dan memiliki pemerintah serta bisa menjalin sebuah
hubungan internasional.

Sebagai bagian dari subjek hukum internasional, maka negara


memiliki hak dan kewajiban yang perlu dipatuhi di antaranya adalah :

1. Hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan


kedudukannya terhadap negara lain
2. Hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan wilayah
dalam internasional
3. Hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan orang yang
ada dalam masyarakat internasional
4. Hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan benda-
benda dalam masyarakat internasional
5. Hak dan kewajiban negara atas kepentingan ekonomi,
6. Hak dan kewajiban negara atas lingkungan dan yuridiksi negara
Itulah hak dan kewajiban negara yang bisa dibedakan dan
harapannya bisa dilaksanakan oleh setiap negara.

b. Tahta Suci

Subjek kedua dari hukum internasional adalah tahta suci atau


Vatikan. Vatikan adalah peninggalan sejarah masa lalu yang dipimpin
oleh Paus. Sosok seorang Paus bukan sekedar menjadi seorang
Kepala Gereja Roma tapi juga berkuasa di dunia.

Tahta Suci Vatikan sendiri mempunyai memiliki perwakilan


diplomatiknya di beberapa ibu kota yang ada di dunia. Sebagai subjek
hukum maka tahta suci juga mempunyai kedudukan sejajar sama
halnya sebuah negara. Kedudukan yang didapatkan Vatikan ada
setelah terjadi perjanjian dengan Italia pada tanggal 11 Februari 1929.
Perjanjian ini terkenal dengan sebutan perjanjian Lateran di mana isi
dari perjanjian ini adalah pemerintah Italia mengembalikan sebidang
tanah yang ada di Roma kepada Tahta Suci. Sebidang tanah yang
diberikan oleh pemerintah Italia itulah yang kemudian didirikan sebuah
Negara Vatikan

c. Palang Merah

Subjek hukum internasional yang ketiga adalah Palang Merah


Internasional atau PMI. PMI ini diakui sebagai organisasi internasional
yang memiliki kedudukan yang sama sebagaimana negara dan tahta
suci hanya saja ruang lingkupnya terbatas.

Menurut beberapa warisan sejarah, Palang Merah Internasional


diakui sebagai subjek hukum internasional tidak secara penuh karena
PMI ini bergerak dalam ranah sosial. Ya, Palang Merah dahulu
didirikan oleh Henry Dunant. PMI adalah sebuah himpunan yakni
anggotanya memberikan pertolongan sukarela kepada siapa saja yang
membutuhkan pertolongan.Tidak peduli dari mana asalnya,bangsanya,
golongannya ataupun agamanya. PMI akan selalu membantu siapa
saja yang membutuhkan pertolongan dalam sebuah bencana. Latar
belakang berdirinya Palang Merah adalah karena pada tahun 1859
terjadi perang antara Prancis dan Italia melawan Austria di Selferino
(Italia Utara).

d. Organisasi Internasional

Organisasi Internasional mempunyai kedudukan sebagai badan


hukum internasional yang memiliki hak dan kewajiban sebagaimana
diatur dalam hukum internasional.

Hanya saja hak dan kewajiban organisasi internasional masih


dibatasi oleh tugas organisasi itu sendiri. Non-Government
Organization (NGO) atau lembaga non pemerintah adalah salah satu
organisasi internasional.

Sumber Hukum Internasional

Sumber hukum dalam arti materiil adalah bagaimana isi atau materi
hukum, sementara sumber hukum dalam arti formil adalah lebih kepada
membicarakan bentuk atau wadah aturan hukum.

Ketika mengadili sebuah perkara suatu Negara, mahkamah


internasional menggunakan empat sumber hukum internasional di
antaranya adalah :

a. Perjanjian internasional

Perjanjian internasional merupakan kesepakatan antar bangsa-


bangsa dengan tujuan untuk menghasilkan hukum tertentu. Perjanjian
internasonal ini bisa berupa :

1. Pakta
2. Konvensi
3. Piagam
4. Charter
5. Deklarasi
6. Protokol
7. Accord
8. Modus vivendi
9. Arrangement
10. Covenant

b. Kebiasaan internasional

Kebiasaan internasional adalah sebuah kebiasaan umum yang


kemudian diterima sebagai hukum. Untuk bisa diakui sebagai kebiasaan
maka syarat yang harus dimiliki adalah :

1. Memiliki kebiasaan yang mana pola tindakan itu sifatnya umum.


2. Kebiasaan itu bisa diterima sebagai hukum
c. Prinsip hukum umum yang telah diakui oleh bangsa-bangsa yang
beradab

Prinsip hukum yang diakui adalah sistem hukum yang sudah modern
dengan berdasar pada asas dan lembaga hukum negara Barat dan
Romawi.

d. Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana cerdas yang


terkemuka dari berbagai negara.

Maksud dari pendapat para sarjana adalah adanya sumber hukum


tambahan yang mana keputusan pengadilan meminta pendapat dari para
ahli yang memiliki kredibiltas dalam ranah hukum.

B. Pengakuan suatu Negara dalam hukum internasional?


Dalam literatur hukum internasional terdapat dua teori yang terkenal
tentang pengakuan, yaitu :
1. Teori Konstitutif Dalam teori konstitutif ini dikemukakan bahwa di mata
hukum internasional, suatu negara lahir jika negara tersebut telah
diakui oleh negara lainnya. Hal ini mengartikan bahwa hanya dengan
pengakuanlah suatu negara baru itu dapat diterima sebagai anggota
masyarakat internasional dan dapat memperoleh status sebagai
subjek hukum internasional.
2. Teori Deklaratif Dalam teori ini pengakuan tidak menciptakan suatu
negara karena lahirnya suatu negara, karena suatu negara lahir atau
ada berdasarkan situasi - situasi/fakta murni. Kemampuan tersebut
secara hukum ditentukan oleh usaha - usahanya serta keadaan-
keadaan yang nyata dan tidak perlu menunggu untuk dapat diakui
oleh negara lain. Suatu negara ketika lahir langsung menjadi anggota
masyarakat internasional dan pengakuan hanya merupakan
pengukuhan dari kelahiran tersebut, maka menurut teori ini
pengakuan tidak menciptakan suatu negara, dan pengakuan bukan
merupakan syarat lahirnya suatu negara baru. Dalam perkembangan
di lingkungan hukum internasional kecenderungan praktek
negara±negara lebih mengarah kepada teori deklaratif. Contohnya
adalah penolakan pengakuan oleh negara negara Barat sampai tahun
1973 atas pembentukan Republik Demokrasi Jerman yang dianggap
merupakan pelanggaran Uni Soviet terhadap kewajiban - kewajiban
yang tercantum dalam perjanjian - perjanjian yang telah dibuat
dengan negara - negara sekutu sesudah perang (Mauna, 2003). Ini
adalah contoh dari pelaksanaan teori konstitutif yang sekarang ini
tidak lagi dipakai dalam praktek negara - negara.
Macam- macam pengakuan
1. Pengakuan “de jure”
Pengakuan yang diberikan berdasarkan pertimbangan menurut
negara yang mengakui organisasi kekuasaan yang diakui
dianggap telah memenuhi persyaratan hukum untuk ikut serta
melakukan hubungan internasional.”
2. Pengakuan “de facto”
Pengakuan yang diberikan berdasarkan pertimbangan bahwa
menurut negara yang mengakui organisasi kekuasaan yang
diakui, menurut kenyataannya dianggap telah memenuhi syarat
hukum untuk ikut serta dalam melakukan hubungan internasional.
Pada praktiknya, biasanya pengakuan de facto diberikan
mendahului pengakuan de jure, dalam rangka melindungi
kepentingan negara. Pengakuan de jure memberikan hak yang
lebih baik kepada organisasi kekuasaan yang diakui daripada
pengakuan de facto.

C. Lawmaking treaty dan treaty kontrak?

Law making treaties : perjanjian yang meletakkan ketentuan atau kaidah


hukum bagi masyarakat internasional sebagai keseluruhan. Contoh :
Konvensi Jenewa tahun 1949 mengenai Perlindungan Korban Perang,
Konvensi Vienna tahun 1961 mengenai hubungan diplomatik, dsb.

Treaty Contract, Perjanjian ini hanya mengikat pihak-pihak yang


mengadakan perjanjian. Law Making Treaty, yaitu perjanjian yang
membentuk hukum dengan meletakan ketentuan atau kaidah-kaidah
hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan. misalnya
perjanjian RI dengan RRC mengenai kewarganegaraan. Law Making
Treaty, yaitu perjanjian yang membentuk hukum dengan meletakan
ketentuan atau kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional
secara keseluruhan. Perjanjian ini hanya mengikat pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian tetapi terbuka terhadap pihak ke tiga yang akan
bergabung.

Anda mungkin juga menyukai