Anda di halaman 1dari 7

Nama : Balqis Nur

Nim : H1A121297
Kelas : D

TUGAS HUKUM INTERNASIONAL

1. Uraikan dengan singkat sejarah hukum internasional pada


zaman kuno!
2. Jelaskan dengan singkat apa yang menyebabkan di abad
Romawi tidak mengalami perkembangan!
3. Jelaskan dengan singkat mengapa Perjanjian Westphalia
dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah hukum
internasional modern!
4. Jelaskan dengan singkat sejarah perkembangan hukum
internasional abad ke- XX!

JAWABAN :

1). Perkembangan Awal Perjanjian Internasional (pada Masa Kuno) :

Dapat dilihat dari awal mulanya hubungan politik yang telah dilakukan
oleh bangsa-bangsa sejak ribuan tahun yang lalu. Dijelaskan dalam buku
Malcolm N.Shaw bahwa sekitar tahun 2100 SM, misalnya, sebuah
perjanjian resmi telah ditandatangani antara para penguasa Lagash dan
Umma, dua negara-kota yang terletak di daerah yang dikenal oleh para
sejarawan dengan nama Mesopotamia. Perjanjian tersebut juga tertulis
di atas sebuah balok batu dan menyebutkan tentang penentuan batas
yang harus dihormati oleh kedua pihak. Contoh lain perjanjian
internasional lainnya yaitu, perjanjian antara Rameses II dari Mesir dan
raja kaum Het untuk menegakkan perdamaian dan persaudaraan
langgeng.
Dipenjuru lainnya, India Kuno juga memiliki kaidah dan lembaga
hukum yang mengatur hubungan antar kasta, suku-suku bangsa dan raja-
raja. Terdapat ketentuan yang mengatur perjanjian, hak dan kewajiban
raja, tetapi ketentuan yang cukup jelas berkaitan dengan hukum yang
mengatur perang.

Selain itu, terdapat perbedaan antara combatant dan noncombatant,


ketentuan mengenai perlakuan tawanan perang dan cara melakukan
perang. Dalam lingkungan budaya Yahudi, terdapat ketentuan mengenai
perjanjian perlakuan terhadap orang asing dan cara melakukan perang.
Hal ini tertulis dalam Kitab Perjanjian Lama. Yunani pun sudah
mengenal perwaistan (arbitration) dan hubungan diplomatik. Salah satu
konsep Yunani yang mempengaruhi pemikiran Eropa dan dikembangkan
oleh Romawi adalah mengenai Konsep Hukum Alam. Ide ini
dirumuskan oleh para filsuf Stoa pada abad ke-3 SM dan teori ini
menyatakan bahwa sekumpulan aturan yang bersifat universal.

Selain Eropa, Kekaisaran Byzantium dan dunia Islam pun, memberikan


tanda-tanda adanya kehidupan hukum internasional, seperti adanya
praktek diplomasi dan adanya sumbangan terpenting dalam hukum
perang. Secara umum, aturan perang yang bersifat manusiawi pun
dikembangkan dan ‘kaum kitab’ (Yahudi dan Kristen) diperlakukan
lebih baik daripada non-mukmin, meskipun dalan posisi inferior
terhadap umat Islam. Hukum mengenai para diplomat dibentuk
berdasarkan gagasan kesantunan dan keamanan (aman), sementara
aturan mengenai perjanjian internasional berkembang dari konsep sikap
penghormatan atas janji yang dibuat.

Dapat disimpulkan bahwa berbagai praktek-praktek hubungan politik


yang telah dilakukan menjadi tanda bahwa hukum internasional sudah
hadir walaupun terbatas secara geografis dan kultural. Praktik seperti
diplomasi, penghormatan integritas wilayah masing-masing,
penghentian keadaan agresi, pembentukan aliansi pertahanan, perjanjian
perdamaian dan keadilan sosial telah menunjukkan bahwa terdapat
hubungan politik antar bangsa-bangsa.
Selain itu, munculnya Ide Hukum Alam juga menjadi salah satu konsep
hadirnya hukum internasional. Selain menjadi konsep fundamental
dalam teori hukum, Hukum Alam sangat penting untuk memahami
hukum internasional serta menjadi pendahuluan yang mutlak bagi
pembahasan kontemporer tentang hak asasi manusia.

2). Pada masa Romawi kuno, hukum yang mengatur hubungan antar

kerajaan tidak mengalami perkembangan karena masyarakat bangsa-


bangsa adalah satu imperium, yaitu Imperium Romawi. Sumbangan
utama bangsa Romawi bagi perkembangan hukum pada umumnya dan
sedikit sekali bagi perkembangan hukum internasional. Pada masa
Romawi ini diadakan pembedaan antara Ius Naturale dan Ius
Gentium. Ius Gentium (hukum masyarakat) menunjukkan hukum yang
merupakan sub dari hukum alam (Ius Naturale).

Pengertian Ius Gentium hanya dapat di kaitkan dengan dunia manusia


sedangkan Ius naturale (hukum alam) meliputi seluruh penomena alam.
Sumbangan bangsa Romawi terhadap hukum pada umumnya yaitu
dengan adanya the Corpus Juris Civilis, pada masa Kaisar Justinianus.
Konsep-konsep dan asas-asas hukum perdata yang kemudian diterima
dalam hukum internasional seperti occupation, servitut, bona fides,
pacta sunt servanda,
Pada masa kekuasaan Romawi, hukum internasional tidak mengalami
perkembangan Hal ini disebabkan karena adanya Imperium Romawi
Suci (Holly Roman Empire), yang tidak memungkinkan timbulnya suatu
bangsa merdeka yang berdiri sendiri, serta adanya struktur masyarakat
eropa barat yang bersifat feodal, yang melekat pada hierarki otoritas
yang menghambat munculnya negara-negara merdeka, oleh karenanya
tidak diperlukan hukum yang mengatur hubungan antar bangsa-bangsa.
(Ibid: 8-9).
3). Perdamaian Westphalia dianggap sebagai peristiwa penting dalam
sejarah Hukum Internasional modern, bahkan dianggap sebagai suatu
peristiwa Hukum Internasional modern yang didasarkan atas negara-
negara nasional.

* Sebabnya adalah :

1. Selain mengakhiri perang 30 tahun, Perjanjian Westphalia telah


meneguhkan perubahan dalam peta bumi politik yang telah terjadi
karena perang itu di Eropa .

2. Perjanjian perdamaian mengakhiri untuk selama-lamanya usaha


Kaisar Romawi yang suci.

3. Hubungan antara negara-negara dilepaskan dari persoalan hubungan


kegerejaan dan didasarkan atas kepentingan nasional negara itu masing-
masing.

4. Kemerdekaan negara Nederland, Swiss dan negaranegara kecil di


Jerman diakui dalam Perjanjian Westphalia.

•Perjanjian Westphalia juga telah meletakan dasar bagi susunan


masyarakat Internasional yang baru, yaitu sbg berikut:

-Munculnya model negara yang didasarkan atas prinsip negara-negara


nasional (nation state) (tidak lagi didasarkan atas kerajaan-kerajaan)

-Menegaskan prinsip model negara dan pemerintahan dengan prinsip


yakni pemisahan kekuasaan negara dan pemerintahan dari pengaruh
gereja (sekularisme).

-Ciri masyarakat Internasional yang terdapat di Eropa yang dasarnya


diletakkan oleh Perjanjian Westphalia.

4). Abad XX (abad 20)

Hukum internasional mengalami perkembangan yang cukup penting


Pada abad ini mulai dibentuk Permanent of Court Arbitration pada

Konferensi Hague 1899 dan 1907. Pembentukan Permanent Court of

International Justice sebagai pengadilan yudicial internasional pada

tahun 1921, pengadilan ini kemudian digantikan oleh International Court

of Justice tahun 1948 hingga sekarang. Terbentuk juga organisasi

internasional yang fungsinya menyerupai pemerintahan dunia untuk

tujuan perdamaian dan kesejahteraan umat manusia, seperti Liga Bangsa

Bangsa, yang kemudian digantikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Adanya perluasan ruang lingkup traktat multiulateral tidak saja dibidang

sosial ekonomi tetapi juga mencakup perlindungan hak-hak dan

kebebasan-kebesasan fundamental individu. Para ahli hukum

internasional lebih memusatkan perhatian pada praktek-praktek dan

putusan-putusan pengadilan.

Sejalan dengan perkembangan dalam masyarakat moderen, maka

hukum internasional dituntut agar dapat mengatur mengenai energi

nuklir dan termonuklir, perdagangan internasional. Pengangkutan

internasional melalui laut, pengaturan ruang angkasa di luar atmosfir


dan di ruang kosmos, pengawasan lingkungan hidup, menetapkan

rezim baru untuk eksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber daya alam di

dasar laut di luar batas-batas teritorial, sistim jaringan informasi dan

pengamana data-data komputer serta terorisme internasional.

Beberapa persoalan hukum internasional yang kerap kali timbul dalam

hubungan internasional antara lain adalah klaim ganti kerugian yang

menimpa warga negara suatu negara di negara lain, penerimaan dan

pengusiran warga asing oleh suatu negara, persoalan nasionalitas,

pemberlakuan extrateritorial beberapa perundangan nasional,

penafsiran perjanjian internasional, serta pemberlakuan suatu perjanjian

yang rumit diberlakukan sebagian besar negara di bidang perdagangan,

keuangan, pengangkutan, penerbangan, energi nuklir. Pelanggran hukum

internasional yang berakibat perang, perlucutan senjata dan perdagangan

senjata ilegal. Dari berbagai persoalan tersebut telah menunjukkan

bahwa hukum internasional tetap diperlukan untuk mengatasi berbagai

persoalan yang terjadi dalam hubungan internasional Hukum

internasional diharapkan dapat mengatur dan memberikan penyelesaian


hukum yang tepat dan adil sehingga dapat diakui dan diterima oleh

negara-negara atau pihak-pihak yang bertikai, tidak bertentangan dengan

perundangan nasional suatu negara, dalam suatu tatanan sistim hukum

internasional yang bersifat global.

Anda mungkin juga menyukai