Anda di halaman 1dari 9

Risalah HUKUM Fakultas Hukum Unmul, Desember 2008, Hal. 77 – 85 Vol. 4, No.

2
ISSN 021-969X

Hukum Internasional (Kajian Ontologis)

(International Law; an Ontological Review)


MAHENDRA PUTRA KURNIA
Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Jln. Ki Hajar Dewantara Kampus Gunung Kelua Samarinda 75123
Tlp.0541 – 7095092- e-mail: mp_sheva@yahoo.com

ABSTRACT

International Law remains as a currently fast growing branch of law science. Some,
however, feel doubt with its existence as an obviously intact law. An ontological
review really assists the author to get some evidences about International Law,
especially related to the fast development of International Law, its compliance rate,
and the demand of International Law subjects.

Key words: hukum internasional (internasional law), kajian ontologis (ontological review), eksistensi
(existency), ada (being).

PENDAHULUAN Plato telah mengemukakan gagasan-gagasan


mengenai wilayah, masyarakat dan individu.
A. Latar Belakang Masalah Lebih dari 2000 tahun yang lalu city-states di
Salah satu kajian atau cabang ilmu dari Yunani walaupun didiami oleh bangsa dengan
ilmu hukum adalah Hukum Internasional bahasa yang sama, hubungan mereka telah
(international law). Dewasa ini Hukum diatur oleh ketentuan-ketentuan yang
Internasional telah mengalami perkembangan kemudian bernama Hukum Internasional.
yang sangat pesat. Ilmu Hukum sendiri pada Ketentuan-ketentuan tersebut menyangkut
dasarnya juga telah mengalami perkembangan pengaturan-pengaturan perang dan
yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan penghormatan terhadap utusan-utusan negara.
semakin banyak dan berkembangnya aliran- Namun, pada waktu itu ketentuan-ketentuan
aliran dalam Ilmu Hukum, mulai dari aliran tersebut belum lagi didasarkan atas prinsip
hukum alam sampai aliran postmodern hukum yang mengikat, tetapi atas
termasuk critical legal studies di dalamnya. percampuran moral, agama dan hukum.1
Pada awalnya Hukum Internasional Sedikit berbeda dengan zaman Yunani
hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan Kuno, pada zaman Romawi hubungan
antar negara namun dalam perkembangan pola internasional sudah mengarah kepada hal yang
hubungan internasional yang semakin sebenarnya, kerajaan Romawi sudah membuat
kompleks pengertian ini kemudian meluas bermascam-macam perjanjian (seperti
sehingga hukum internasional juga mengurusi perjanjian perdamaian, persahabatan dan
struktur dan perilaku organisasi internasional persekutuan) dengan negara lain. Konsep
dan, pada batas tertentu, perusahaan hubungan diplomatik (hukum diplomatik-salah
multinasional dan individu. Hukum satu kajian dalam Hukum Internasional) juga
Internasional, dalam sejarahnya telah hamper berkembang dari “tanah Romawi”. Pada Abad
berumur 4 abad, namun akar-akarnya telah
terdapat semenjak zaman Yunani Kuno dan 1
Boer Mauna, 2000, Hukum Internasional
zaman Romawi. Di zaman Yunani Kuno ahli- Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam Era
ahli pikir seperti Aristoteles, Socrates dan Dinamika Global, Alumni, Bandung, hlm. 5.
78 MAHENDRA PUTRA KURNIA Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul

ke-15 dan 16 city-states di Italia seperti perdagangan dan komersial, saling pertukaran
Venice, Genoa dam Florence mengembangkan gagasan dan komunikasi rutin yang
praktek pengiriman duta-duta besar residen ke sewajarnya.5
Selain itu, Hukum Internasional
ibukota masing-masing.2
memegang peranan penting dalam menjaga
Sejak saat abad 15 dan 16 itulah,
perdamaian dan keamanan dunia. Bisa
perubahan dan perkembangan Hukum
dibayangkan jika tidak ada aturan yang
Internasional terus berlangsung sampai dengan
berlaku secara internasional (universal) seperti
saat ini. Dimulai pada masa renaissance yang
misalnya, aturan hukum perang (humaniter),
banyak melahirkan tokoh-tokoh dengan karya-
aturan tentang keharusan menyelesaikan
karyanya terutama di bidang hukum antar
sengketa/konflik secara damai6 atau konvensi-
bangsa (Hukum Internasional) yang
konvensi internasional yang mengatur
mempengaruhi perkembangan dunia pada saat
mengenai larangan penggunaan senjata-senjata
itu, seperti Bodin, Hugo de Groot (Grotius),
pemusnah massal, penggunaan nuklir dan
Hobbes, Fransisco de Vittoria, Fransisco
aturan internasional lainnya, maka bisa saja
Suarez, JJ Rousseau, Emerich de Vattel,
Perang Dunia tidak berhenti sampai “jilid 2”,
Jeremy Bentham3 dan banyak lagi lainnya.
tetapi bisa saja berlanjut sampai “jilid 10” atau
Kemudian seiring dengan munculnya tokoh-
bahkan lebih. Sedangkan ada Hukum
tokoh dan karyanya, mulai bermunculan pula
Internasional saja masih banyak peperangan-
negara-negara merdeka yang berdaulat,
peperangan terjadi seperti misalnya serangan-
dimana hal ini juga memberikan pengaruh
serangan militer yang dilakukan oleh USA ke
yang sangat besar terhadap perubahan dan
Afghanistan beberapa waktu yang lalu.7
perkembangan Hukum Internasional.4
Hingga saat ini Hukum Internasional
merupakan keseluruhan kaidah yang sangat 5
Starke, J.G., 2001, Pengantar Hukum
diperlukan untuk mengatur sebagian besar Internasional Edisi Kesepuluh, Sinar Grafika,
hubungan-hubungan antar negara-negara, Jakarta., hlm 16-17.
tanpa adanya kaidah-kaidah ini sungguh tidak 6
Lihat Pasal 1 Konvensi mengenai Penyelesaian
mungkin bagi mereka untuk melakukan tetap Sengketa-sengketa Secara Damai yang ditanda
dan terus menerus. Sesungguhnya Hukum tangani di Den Haag pada 18 Oktober 1907, yang
Internasional merupakan persoalan dengan kemudian dikukuhkan oleh Pasal 2 ayat (3)
keperluan hubungan timbal balik antar negara- Piagam PBB dan selanjutnya oleh Deklarasi
negara. Dalam hal ini tidak adanya suatu Prinsip-prinsip Hukum Internasional mengenai
Hubungan Bersahabat dan dan Kerjasama antar
system Hukum Internasional, maka
Negara yang diterima oleh Majelis Umum PBB
masyarakat internasional negara-negara tidak pada 24 Oktober 1970. Deklarasi ini meminta
dapat menikmati keuntungan-keuntungan pada semua negara untuk menyelesaikan sengketa
mereka dengan cara damai sedemikian rupa agar
perdamaian, keamanan internasional dan keadilan
2
Ibid., baca juga Starke, J.G., 2001, Pengantar tidak sampai terganggu. Lihat Juga dalam Pasal
Hukum Internasional Edisi Kesepuluh, Sinar 33 Piagam PBB yang meminta kepada negara-
Grafika, Jakarta., hlm 9-10. negara untuk menyelesaikan secara damai
3
Jeremy Bentham adalah orang yang pertama kali sengketa-sengketa mereka
7
memperkenalkan istilah International Law. Segera setelah terjadinya serangan teroris 11
4
Sejarah Hukum Internasional modern juga tidak Sepetember 2001 terhadap gedung WTC dan
bisa dipisahkan dari peristiwa Perjanjian Pentagon, DK PBB dalam Resolusi 1368 (2001),
Westphalia, perjanjian ini meletakan dasar bagi tanggal 12 September 2001, mengakui buat
susunan masyarakat Internasional yang baru, baik pertama kali dan secara resmi hak bela diri
mengenai bentuknya yaitu didasarkan atas negara- individual atau kolektif negara-negara anggota
negara nasional (tidak lagi didasarkan atas sebagai balasan terhadap tindakan teroris. Dalam
kerajaan-kerajaan) maupun mengenai hakekat hal ini DK dapat menugaskan negara anggota
negara itu dan pemerintahannya yakni pemisahan menggunakan senjata untuk memulihkan
kekuasaan negara dan pemerintahan dari pengaruh perdamaian dan keamanan. Namun DK sama
gereja. sekali tidak menugaskan AS dan negara-negara
Vol. 4, No. 2 Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul 79

Sungguh bisa dipastikan akan terjadi dapat ditegakkan secara, cepat, murah
ketidaktertiban dunia jika tidak ada Hukum dan pasti”.
Internasional.
Walaupun demikian, tidak benar adanya B. Perumusan Masalah
anggapan bahwa pemeliharaan perdamaian Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
sebagai tujuan keseluruhan Hukum kita saksikan betapa pentingnya Hukum
Internasional. Sebagaimana dikatakan dengan Internasional bagi kelangsungan kehidupan di
tepat oleh seorang penulis (mendiang W.E. Sir dunia. Akan tetapi terdapat sebuah
Eric Beckett dalam LQR 55 (1939) hlm. 265)) permasalahan yang terkait dengan keberadaan
setengah abad yang lampau, raison d’etre Hukum Internasional ini. Banyak masyarakat
Hukum Internasional terutama adalah:8 awam yang meragukan keberadaan Hukum
“membentuk suatu kerangka kerja di Internasional ini, pertanyaan yang muncul
dalam mana hubungan-hubungan adalah apakah Hukum Internasional benar-
internasional dapat dilakukan dan benar hukum? Apakah Hukum Internasional
memberikan suatu system kaidah-kaidah sebagai hukum yang sebenarnya (true law)?
untuk memperlancar pergaulan Apa sebenarnya objek dari Hukum
internasional; dan sebagai suatu Internasional? Dan banyak lagi pertanyaan-
kebutuhan praktis hukum internasional pertanyaan sehubungan dengan keberadaan
telah, dan akan berlaku sebagai sebuah Hukum Internasional. Pertanyaan-pertanyaan
system hukum demikian pula andaikata tersebut bisa dijawab dengan kajian ontology,
sering terjadi perang”. Lebih lanjut sebuah kajian yang mempelajari realitas atau
dikatakan “tentunya benar bahwa cita- kenyataan konkret secara kritis (“ada”).
cita hukum internasional haruslah Dengan kata lain mencari apa yang menjadi
merupakan suatu system hukum yang objek dan ruang lingkup Hukum Internasional
sempurna dimana perang sama sekali untuk membuktikan bahwa Hukum
akan lenyap, sama seperti cita-cita Internasional adalah benar-benar “true law”.
hukum nasional yaitu Konstitusi dan
system hukum yang sesempurna PEMBAHASAN
mungkin, sehingga revolusi,
pemberontakan, pelanggran- A. Definisi Hukum Internasional
pelanggaran dan lain-lain tidak mungkin Pada bagian ini akan diuraikan
akan timbul dan setiap hak manusia mengenai definisi dari Hukum Internasional.
Sebelum itu ada baiknya jika diberikan
pemahaman mengenai kata “definisi” itu
sekutunya untuk melakukan tindakan pembalasan sendiri. J.J.H Bruggink dalam bukunya
ke Afghanistan untuk menundukkan pemerintahan Rechts-Reflecties sebagaimana telah
Taliban dan Al-Qaeda. diterjemahkan oleh B.Arief Sidharta
Jadi, serangan udara besar-besaran yang dimulai
memberikan pemahaman bahwa definisi
tanggal 7 Oktober 2001 dan dilanjutkan dengan
pendaratan pasukan AS dan beberapa sekutunya adalah sebuah pengertian dengan sifat-sifat
tidak mempunyai dasar hukum yang jelas. Yang khusus. Dalam sebuah definisi orang
melakukan tindakan teroris adalah individu- mengungkapkan isi sebuah perkataan atau
individu, kelompok-kelompok tertentu, actor- sebuah istilah (pengertian) dalam sejumlah
aktor non negara yang bukan suatu negara. Dalam perkataan, dimana pengungkapan perkataan
kasus penyerangan terhadap Afghanistan ini tidak tersebut harus memenuhi syarat-syarat
sesuai dengan Piagam dan melanggar hukum tertentu. Maksud dari sebuah definisi adalah
internasional. Dalam kasus Afghanistan ini prinsip untuk menentukan batas-batas sebuah
hak bela diri telah dintepretasikan menjadi pre-
pengertian sepersis (secermat) mungkin,
emptive atau retaliatory strike yang tidak
dibenarkan hukum internasional dan sering sehingga jelas bagi tiap orang dalam setiap
digunakan untuk kepentingan dan strategi global keadaan, apa yang diartikan oleh pembicara
negara – negara tertentu. atau penulis dengan sebuah perkataan atau
8
Starke, J.G., op.cit., hlm. 19. istilah tertentu. Jika ia sesudahnya
80 MAHENDRA PUTRA KURNIA Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul

menggunakan perkataan atau istilah itu, maka


sudah pasti apa yang ditunjuk dengan
perkataan itu.9
Selanjutnya akan kita lihat istilah-
istilah yang berkaitan dengan Hukum
Internasional. Istilah Hukum Internasional
(International Law) merupakan istilah yang
pertama kali diperkenalkan oleh Jeremy
Bentham, seorang ahli hukum sekaligus filsuf
utilitarianisme Inggris yang jenius. Istilah
Hukum Internasional memiliki padanan yang
sama dengan istilah hukum bangsa-bangsa (the
law of nation, droit des gens), istilah ini
digunakan diantaranya oleh James L. Brierly
dan Daniel Patrick Moynihan. Kedua istilah
tersebut bisa digunakan secara bergantian.
Akan tetapi, dalam perkembangannya istilah
pertama lebih sering muncul atau digunakan
akhir-akhir ini.10
Hukum Internasional lazimnya
dimaknai sebagai hukum internasional publik,
walaupun pada dasarnya Hukum Internasional
dalam arti luas dapat dimaknai atau terbagi
menjadi Hukum Internasional Publik dan
Hukum Internasional Privat (istilah lainnya
dari Hukum Perdata Internasional).11 Bila
Hukum Internasional l).im ddpvw
it
84 MAHENDRA PUTRA KURNIA Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul

responsibility) yang memungkinkan pelaku Understanding (MoU) tentang penghentian


kejahatan-kejahatan internasional atau kekerasan.28
pelanggar HAM berat diadili secara individual Memang Hukum Internasional sebagai
melalui peradilan internasional yang sebuah hukum diakui masih banyak
permanen.27 Hukum Internasional di bidang kelemahan dan kendala terutama dalam hal
lingkungan hidup juga mewarnai “ke- kekuatan mengikatnya, penegakan dan
eksistensi-an” Hukum Internasional, banyak penerapan sanksi-sanksi, prinsip-prinsip
sekali aturan Hukum Internasional seperti kedaulatan negara serta asas local remedies,
Deklarasi Stockholm, The UN Conference on tetapi seperti yang diungkapkan oleh Melda
Environment and Development in Rio de Kamil Ariadno dalam tulisannya yang berjudul
Janiero 1992, Water Convention, The Basel “Hukum Internasional Adalah Hukum Yang
Convention on the Control of Transboundary Hidup”, Hukum Internasional tetap ada dan
Movements of Hazardous Wastes and their diperlukan, bahkan berkembang semakin
Disposal dan yang baru-baru ini dibahas di pesat, menyentuh hampir setiap aspek
Bali tentang climate changes memaksa negara- kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
negara untuk mematuhi, menyesuaikan, Menjawab “rasa pesimis” berbagai pihak
mengadopsi dan melaksanakan konvensi- mengenai Hukum Internasional dan organisasi
konvensi tersebut. internasional, seperti PBB, keberadaan Hukum
Paradigma baru Hukum Internasional Internasional tetap dibutuhkan. Hubungan
yang responsif dan antisipatif ditunjukkan antara pelaku Hukum Internasional, negara
dengan menguatnya peran organisasi- dengan lainnya, akan merupakan suatu
organisasi non-pemerintah (non state actor) di kekacauan tanpa ada aturan yang
tingkat dunia. Mereka tidak saja terlibat dalam mengaturnya. Negara yang kuat akan menekan
bantuan kemanusian (humanitarian yang lemah, negara yang kaya akan menginjak
assistance) dalam kaitannya dengan yang miskin. Saat ini meskipun hal seperti itu
pertumbuhan bantuan ekonomi di negara- ada, tetapi tidak dalam tingkat “yang semena-
negara berkembang, melainkan juga dalam mena”, tetap ada tekanan untuk mematuhi
penyelesaian pertikaian. Seperti yang Hukum Internasional yang diakui oleh negara-
dilakukan oleh Henry Dunant Center terhadap negara. Begitu meluasnya masalah-masalah
kasus GAM dengan Pemerintah RI baik yang yang bisa bersinggungan dengan Hukum
terkait dengan upaya penyelesaian pertikaian Internasional merupakan bukti perjalanan
melalui mediasi,maupun penandatanganan “hidupnya” Hukum Internasional, sebagai satu
Nota Kesepakatan Memorandum of system hukum yang diakui dan dibutuhkan
oleh negara-negara beradab.29

PENUTUP
27
Statuta Roma 1998 yang mendirikan Mahkamah
Mencuatnya berbagai keraguan dan
Kriminal Internasional (ICC), pembentukan
Mahkamah Kriminal untuk bekas penjahat pertanyaan akan keberadaan dan eksistensi
perang dan pelanggar berat HAM Yugoslavia Hukum Internasional sebagai suatu system
(ICTY) dan Rwanda (ICTR) adalah contoh hukum dijawab dengan menggunakan kajian
nyata dimana individu dapat diadili Mahkamah ontologi yang memang mengkaji tentang
tersebut atas pelanggaran – pelanggaran berat sesuatu yang “ada”. Keraguan dan pertanyaan
HAM bila peradilan nasional tidak sanggup atau terjawab dengan bukti-bukti yang
tidak mau mengadilinya. Slobodan Milosevic menyebutkan adanya perkembangan pesat
adalah contohnya dan segera menyusul Radovan Hukum Internasional itu sendiri dan tingkat
Karadzic mantan Presiden Serbia dan buronan
kepatuhan serta kebutuhan pelaku Hukum
perang Bosnia yang dituduh sebagai otak
pembantaian 8.000 warga muslim Srebrenitsa
28
pada 1995 yang akhirnya berhasil ditangkap dan Jawahir Thontowi&Pranoto Iskandar, op.cit.,
rencananya akan diekstradisi ke Den Haag untuk hlm. 9.
29
diadili. Melda Kamil Ariadno, op.cit., hlm. 178-179.
Vol. 4, No. 2 Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul 85

Internasional terhadap Hukum Internasional Company, New York, yang diterjemahkan oleh
Soejono Soemargono, 1996, Pengantar Filsafat,
tersebut. Hal itu sudah cukup membuktikan
Tiara Wacana Jogja, Jogjakarta.
bahwa Hukum Internasional itu “ada”. Mauna, Boer, 2000, Hukum Internasional Pengertian,
Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika
DAFTAR PUSTAKA Global, Alumni, Bandung.
Sidharta, B.Arief, 1999, Refleksi Tentang Hukum, PT.
Ariadno, Melda Kamil, 2007, Hukum Internasional Citra Aditya Bakti, Bandung.
Hukum Yang Hidup, Diadit Media, Jakarta. Starke, J.G., 2001, Pengantar Hukum Internasional Edisi
Fadjar, A.Mukthie, 2007, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Kesepuluh, Sinar Grafika, Jakarta.
Bahan Kuliah Program S3 Ilmu Hukum Fakultas Sudarsono, 2001, Ilmu Filsafat;Suatu Pengantar, PT.
Hukum Universitas Brawijaya. Rineka Cipta, Jakarta
Istanto, F. Sugeng, 1994, Hukum Internasional, Thontowi, Jawahir & Iskandar, Pranoto, 2006, Hukum
Penerbitan Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Internasional Kontemporer, PT.Refika Aditama,
Kattsoff, Louis O., 1996, dari buku yang berjudul
Bandung.
Elements of Philosophy, The Ronald Press

Anda mungkin juga menyukai