NPM : 110110150022
Kelas : D
Hukum internasional dalam arti sekrang, baru berkembang mulai abad ke-16 dan 17
setelah lahirnya negara-negara dengan sistem modern di Eropa. Perkembangan hukum
internasuonal pada waktu itu sangat banyak diperngaruhi oleh karya-karya tokoh-tokoh
kenamaan di Eropa yang dapat dibagi atas dua aliran utama, yaitu golongan naturalis dan
golongan positivis.1
A. Golongan Naturalis
Tokoh terkemuka golongan ini ialah warga Belanda Hugo de Groot atau Grotius
(1583-1645). Tokoh-tokoh lainnya adalah Fransisco de Vittoria (1480-1546), Fransisco Suarez
(1548-1617), Alberico Gentilis (1552-1606).
1
Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era Global, Bandung: P.T. Alumni,
2008, hlm. 5
2
Michael Akehurst, A Modern Introduction to International Law, George Allen & Unwin (Publisher) Ltd, 5th
Edition, 1984. hlm. 13
3
Boer Mauna, Loc. Cit hlm. 6
2
B. Golongan Positivis
(1) Banyaknya negara-negara baru yang lahir sebagai akibat dekolonisasi dan
meningkatkan hubungan antar-negara;
4
Ibid
5
Ibid. hlm 7
6
Ibid
3
(2) Kemajuan pesat teknologi dan ilmu pengetahuan yang mengharuskan dibuatnya
ketentuan-ketentuan baru yang mengatur kerja sama antarnegara di berbagai
bidang;
(3) Banyaknya perjanjian-perjanjian internasional yang dibuat, baik bersifat bilateral,
regional maupun bersifat global;
(4) Bermunculannya organisasi-organisasi internasional seperti PBB dengan berbagai
organ subsidernya, serta Badan-badan khusus dalam kerangka PBB yang
menyiapkan ketentuan-ketentuan baru dalam berbagai bidang.
Dengan demikian, hukum internasional dewasa ini bukan saja mengatur hal-hal yang
berhubungan dengan perdamaian dan keamanan, tetapi juga menyangkut masalah politik,
dekolonisasi, ekonomi, teknologi, sosial, di samping masalah-masalah hak asasi, lingkungan,
terorisme, kejahatan lintas negara dan lain-lain demi tercapainya kesejahteraan dan
keserasian dalam keidupan antarbangsa.
2. Teori – teori hukum apa saja yang melandasi pembentukan hukum internasional?
Pada titik ini beberapa teori modern mengenai sifat dan peran hukum internasional
akan disinggung secara singkat7:
Aliran positivis, yang berkembang demikian pesat di dunia abad kesembilan belas
yang pragmatis dan optimis, menyatakan bahwa hukum sebagaimana adanya harus dianlisis
secara empiris, dilucuti dari semua elemen etis. Pendekatan menuju hukum dalam
masyarakat semacam ini mecapai puncaknya pada “Teori Hukum Murni” Kelsen. Kelsen
7
Malcomn N. Shaw QC, Hukum Internasional, Bandung: Nusa Media, 2013, hlm 45-57
8
J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, Jakarta: PT Sinar Grafika, 2010, hlm. 26
4
mendefinisikan hukum hanya ditujukan untuk dibahas di dalam disiplin Ilmu Politik, Politik,
sosiologi, dan sejarah semua disisihkan dari teori hukum murni yang berusaha membangun
sebuah struktur logis terpadu berdasarkan pembahasan formal. Bagi Kelsen hukum
Internasional adalah tatanan hukum primitif karena tidak ada organ legislatif, peradilan dan
pelaksana yang kuat dan kemiripannya dengan masyarakat pra-negara. Karenanya ia
ditandai dengan penggunaan ‘self-help’.
Masalah yang ada pada formulasi Kelsen tentang norma dasar hukum internasional
adalah bahwa hal itu tampak mengandung sifat tautologis: ia hanya mengulangi kembali
bahwa negara yang mematuhi aturan harus mentaati aturan tersebut. Teori murni kelsen
tampaknya menandai akhir dari jalan tersebut, dan positvisme dianalisis dari sudut yang
lebih sosiologi oleh Hart dalam bukunya The Concept of Law pada 1961.
Hart memahami hukum sebagai sebuah sistem aturan, berdasarkan interaksi aturan
primer dan sekunder. Hart menyimpulkan bahwa aturan-aturan hukum internasional belum
merupkan sebuah ‘sistem melainkan sekadar sekumpulan aturan’. Pendekatan ini dapat
dikritik karena konsentrasinya yang berlebih kepada aturan dengan mengesampingkan
unsur penting lainnya dalam sistem hukum, seperti prinsip-prinisp dan kebijakan.
Kekuatan gerakan positivis menyusut pada abad terakhir seiring buyarnya kepastian
lama dan tumbuhnya keresahan sosial. Hukum, seperti biasa, sosial mencerminkan tekanan
dominan pada zamannya, dan teori-teori baru tentang peran hukum dalam masyarakat baru
berkembang. Salah satunya, pandangan Rescou Pound tentang hukum sebagai bentuk
rekayasa sosial, menyeimbangkan berbagai kepentingan dalam masyarakat dengan cara
yang paling efektif.
Dalam upaya mencari makna dalam hidup dan dasar etis bagi hukum. Hukum Alam
telah mengambil sejumlah pendekatan yang beragam. Salah satunya, berupa perbaikan
prinsip-prinsip yang telah disebutkan oleh Aquinas dan diadopsi oleh Gereja Katolik, yang
menekankan martabat manusia dan supremasi nalar beserta pengasan akan imoralitas
(meskipun tidak selalu ketidakvalidan) hukum yang bertentangan dengan nalar yang benar
dan hukum abadi Tuhan.
Jejak-jejak teori “hukum alam” masih bertahan hingga saat ini, walaupun dalam
bentuk yang kurang begitu dogmatis. Dikatakan oleh Kelsen “Teori hukum alam yang
5
dominan pada abad ke-17 dan ke-18 setelah mengalami kejenuhan pada abad ke-19, telah
bangkit kembali dengan pemikiran keagaman dan metafisika”. 9 Karena karakter rasional dan
idealistiknya, konsepsi “hukum alam” telah menanamkan pengaruh besar – suatu pengaruh
yang memberikan sumbangan terhadap perkembangan hukum internasional.
B. Pendekatan Baru
Alasan yang diajukan oleh penganut aliran dualisme bagi pandangan tersebut di atas
didasarkan pada alasan formal maupun alasan yang berdasarkan kenyataan. Di antara
alasan-alasan yang terpenting dikemukakan hal sebagai berikut10:
1) Kedua perangkat hukum tersebut yakni hukum nasional dan hukum internasional
mempunyai sumber yang berlainan, hukum nasional bersumber pada
kemauannegara, sedangkan hukum internasional bersumber pada kemauan
bersama masyarakat negara;
2) Kedua perangkat hukum itu berlainan subjek hukumnya. Subjek hukum dari
hukum nasional ialah orang perorangan baik dalam apa yang dinamakan hukum
9
J.G. Starke, Op. Cit., hlm. 25
10
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: P.T. Alumni, 2003, hlm 57
6
Daftar Pustaka
Akehurst Michael, 1984. A Modern Introduction to International Law. George Allen & Unwin
(Publisher) Ltd, 5th Edition.
Mauna Boer. 2008. Hukum Internasional Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era Global,
Bandung: P.T.