Anda di halaman 1dari 7

HUKUM

INTERNASION
AL
Nama Kelompok :

Abdul Chodir
Egi setya
Abdul haq
Fatma ria
Dinda Fitri
Salamet ibnu
Sejarah Hukum
Internasional
Pada abad ke 17
Hukum bangsa-bangsa mempunyai nama baru sebagai hukum internasional = Jeremy Bentham

the Peace of Westphalia => perjanjian bentuk traktat dan kebiasaan dan mengurangi sedikit
Utrecht mungkin hukum alam sebagai sumber dari prinsip-prinsip
tersebut

pada abad ke 17 dan 18 antara lain : Cornelis Van Bynkershoek (1673-1743), yang mengemukakan
pentingnya actual practice dari negara-negara dari pada hukum alam.

Von Martens (1714-1767), dalam Receuil des Traites yaitu suatu kumpulan perjanjian yang masih
merupakan suatu kumpulan berharga hingga sekarang.

Emmerich De Vattel (1714-1767) memperkenalkan prinsip persamaan antar negara-negara.

Christian Wolf (1632-1694), mengemukakan teori mengenai Civitas Maxima yang sebagai negara dunia
meliputi negara-negara dunia.
Pada Abad Ke 19
Berkembang Lebih Jauh Lagi. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Ini Adalah
Adanya Kebangkitan Negara-negara Baru, Baik Di Dalam Maupun Di Luar Benua Eropa,
Moderenisasi Sarana Angkutan Dunia, Penemuan-penemuan Baru, Terutama Di Bidang
Persenjataan Militer Untuk Perang.

Kaidah-kaidah Tentang Perang Dan


Netralitas, Serta Meningkatnya Sistem Hukum
Penyelesaian Perkara-perkara Internasional Yang
Internasional Melalui Lembaga Bersifat Tegas
Arbitrase Internasional

Organiasi Internasional Yang Menampung Para


Ahli Hukum Internasional Adalam Wadah The Negara-negara Juga Mulai Terbiasa
Law International Association Dan Institut De Dengan Pembuatan Traktat-traktat
Droit International
Abad Ke 20 Dan Dewasa Ini
Permanent Of Court
Pengadilan Yudicial Internasional Pada
Arbitration Pada Konferensi
Tahun 1921
Hague 1899 Dan 1907

International Court Of Justice


Tahun 1948 Hingga Sekarang

Liga Bangsa Perserikatan Perdamaian Dan Kesejahteraan Umat


Bangsa Bangsa-bangsa Manusia

Perluasan Ruang Lingkup Traktat Multiulateral Tidak Saja Dibidang Sosial Ekonomi
Tetapi Juga Mencakup Perlindungan Hak-hak Dan Kebebasan-kebesasan Fundamental
Individu, Bidang Teknologi Industri, Informasi, Militer, Ruang Angkasa, Lingkungan
Eksistensi Hukum Internasional
Eksistensi hukum internasional tidak perlu diragukan lagi. Karena Eksistensi hukum internasional
mutlak diperlukan untuk mengatur hubungan komunitas dunia yang anggotanya adalah negara-
negara. Beberapa bukti memperkuat bahwa hukum internasional dalam kehidupan sehari-hari &
masyarakat internasional telah diterima dan ditaati sebagai hukum dalam pengertian yang
sebenarnya.

Hukum Internasional banyak dipraktekkan atau diterapkan


oleh pejabat-pejabat luar negeri, pegawai asing (foreign
offices), pengadilan nasional, dan organisasi organisasi
internasional;

Adanya lembaga-lembaga penyelesaian hukum seperti arbitrase dan berbagai pengadilan


internasional yang menggunakan argumentasi-argumentasi hukum dalam menyelesaikan sengketa
yang ditanganinya. Selain itu, di dalam prakteknya Hukum Internasional dapat diterima dan
diadaptasi ke dalam hukum nasional negara-negara. Kemudian adanya perkembang hukum
internasional dalam ranah HAM, hukum pidana internasional, dan hukum lingkungan internasional.
Pengaruh Teori
Hukum Alam
Hukum alam adalah hukum ideal yang berasal dari sifat manusia sebagai makhluk yang berpikir, dan
sebagai rangkaian kaedah yang memberikan inspirasi dari alam kepada akal budi manusia. konsepsi hukum
alam, yang meliputi karakter rasional dan idealistiknya telah menanamkan pengaruh besar, terhadap
perkembangan hukum internasional. Selain itu, konsep hukum alam telah menanamkan penghargaan
terhadap hukum internasional, dan memberikan landasan-landasan moral dan etika yang tidak dapat
diabaikan. Contohnya The Universal Declaration on Human Rights yang berlandaskan atas hak-hak alamiah
manusia, Declaration on the Rights and Duties of States yang mengatur hak dan kewajiban Negara dan
secara alamiah setiap individu memiliki hak dan kewajiban tersebut.

Dalam teori hukum alam, terdapat nilai-nilai ideal yang universal, yang dapat menjadi dasar bagi
keberlakuan hukum internasional yang berasal dari perjanjian internasional sebagai salah satu sumber
hukum internasional, yang dapat menjadi dasar bagi keberlakuan hukum internasional yang berasal dari
perjanjian internasional sebagai salah satu sumber hukum internasional meliputi nilai-nilai rasional dan
idealis yang menjadi dasar penghormatan, menjadi dasar moral dan dasar etis berlakunya hukum
internasional.
Pengaruh Teori
Positivisme
Teori positivisme dibagi menjadi positivisme klasik dan positivisme modern. positivisme klasik berpendapat
bahwa hukum internasional lahir dari sebuah kehendak negara. Positivisme klasik memandang bahwa
kehendak negara yang melahirkan hukum internasional adalah kehendak yang mutlak, artinya negara
berkehendak secara sukarela dalam menyetujui atau menolak sebuah kaedah hukum internasional tanpa
ada unsur keterpaksaan.

Positivisme modern , memandang kaedah hukum internasional dari substansinya, menurut para positivis
modern, hukum internasional bukan semata-mata lahir dari kehendak, tetapi ada kaedah fundamental yang
mendasari kehendak tersebut, kaedah yang universal.

Teori positivisme mempunyai pengaruh luas pada hukum internasional di pertengahan abad 18, akan tetapi
tidak terlepas dari kritik, khususnya teori positivisme klasik. Di dalam penerapannya sulit menyatukan
teori tersebut dengan fakta, misalnya proses dekolonisasi negara-negara baru.

Anda mungkin juga menyukai