*Abad ke-19:
- Abad ke-19 melihat perkembangan lebih lanjut dalam hukum internasional, terutama dalam hal
konvensi-konvensi yang mengatur topik-topik seperti perang laut dan perbudakan.
- Kongres-kongres internasional seperti Kongres Wina (1814-1815) dan Konferensi Perdamaian Den Haag
Pertama (1899) berkontribusi pada pembentukan norma-norma hukum internasional.
*Setelah Perang Dunia I:
- Pasca Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa didirikan pada tahun 1919 dengan tujuan untuk memelihara
perdamaian dunia. Liga ini menyusun Kovenan Perdamaian, yang menjadi dasar hukum internasional
pada masa itu.
*Setelah Perang Dunia II:
- Pasca Perang Dunia II, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) didirikan pada tahun 1945 untuk
menggantikan Liga Bangsa-Bangsa dan mempromosikan perdamaian dan kerjasama internasional.
- Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) diadopsi pada tahun
1948 dan menjadi landasan penting dalam perkembangan hukum internasional terkait hak asasi
manusia.
*Zaman Kontemporer:
- Hukum internasional modern terus berkembang melalui berbagai perjanjian dan konvensi yang
mengatur isu-isu seperti perdamaian, hak asasi manusia, lingkungan, perdagangan internasional, dan
lain-lain. Pengadilan Internasional seperti Mahkamah Internasional (International Court of Justice) dan
Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court) dibentuk untuk menyelesaikan sengketa
antarnegara dan menuntut individu atas pelanggaran hukum internasional.
Perkembangan hukum internasional modern adalah refleksi dari perubahan dalam dunia politik, sosial,
dan ekonomi, serta upaya negara-negara untuk bekerja sama dalam rangka mencapai perdamaian,
keamanan, dan kerjasama internasional. Hukum internasional terus beradaptasi dengan dinamika global
yang berkembang dan menjadi instrumen penting dalam mengatur hubungan antarnegara di dunia saat
ini.
Istilah Hukum Internasional(HI)
A.Istilah Yang Dipakai
Berikut adalah beberapa istilah yang digunakandalam hukum internasional:
1. Jus cogens
2. Perjanjian internasional
3. Resolusi PBB
4. Hak asasi manusia
5. Immunitas diplomatik
6. Mahkamah internasional
7. Yurisdiksi
8. Konflik bersenjata
9. Sanksi internasional
10. Blokade
11. Netralitas
12. Pengakuan negara
13. Embardo
14. Hukum kemanusiaan internasional
15. Kerjasama internasional
16. Keadilan internasional
17. Penggunaan kekuatan bersenjata
18. Hukum lingkungan internasional
B.Asal Usul Istilah
Istilah-istilah dalam hukum internasional berasal dari berbagai sumber, dan sebagian besar istilah ini
berkembang seiring dengan perkembangan hukum internasional itu sendiri. Beberapa sumber utama
istilah dalam hukum internasional meliputi:
Bahasa Latin
Traktat Internasional
Hukum Adat Internasional
Kesepakatan dalam Organisasi Internasional
Pengaruh Hukum Nasional
Istilah-istilah dalam hukum internasional menjadi penting karena mereka memberikan landasan dan
kerangka kerja yang jelas untuk memahami prinsip-prinsip dan aturan hukum yang mengatur hubungan
antarnegara di tingkat internasional. Mereka membantu menciptakan konsistensi dalam interpretasi dan
pelaksanaan hukum internasional di seluruh dunia.
C.Persamaan Dan Perbedaan Istilah Hukum Internasional Dengan Hukum Bangsa Bangsa,Hukum Antar
Bangsa,Dan Antar Negara
Hukum internasional, hukum bangsa-bangsa, hukum antar bangsa, dan hukum antar negara semuanya
terkait dengan hubungan hukum di tingkat internasional, tetapi mereka memiliki perbedaan dalam
cakupan dan penggunaannya. Berikut adalah penjelasan singkat tentang persamaan dan perbedaan
antara istilah-istilah ini:
Hukum Internasional (International Law):
Persamaan: Istilah "hukum internasional" sering digunakan secara umum untuk merujuk pada
seperangkat aturan dan prinsip yang mengatur hubungan antarnegara di tingkat internasional. Ini
mencakup aturan-aturan yang mengatur perjanjian internasional, hak asasi manusia, hukum perang,
hukum laut, dan sebagainya.
Perbedaan: Hukum internasional adalah istilah umum yang mencakup semua aspek hukum yang berlaku
di tingkat internasional, termasuk hukum bangsa-bangsa, hukum antar bangsa, dan hukum antar negara.
Hukum Bangsa-Bangsa (Law of Nations):
Persamaan: Hukum bangsa-bangsa adalah bagian dari hukum internasional yang khusus mengacu pada
aturan dan prinsip yang mengatur hubungan antarnegara di tingkat internasional.
Perbedaan: Istilah "hukum bangsa-bangsa" sering digunakan secara sinonim dengan "hukum
internasional." Ini adalah konsep yang lebih klasik dan tradisional dalam hukum internasional.
Hukum Antar Bangsa (Interstate Law):
Persamaan: Hukum antar bangsa adalah bagian dari hukum internasional yang berkaitan dengan
hubungan antarnegara di tingkat internasional.
Perbedaan: Istilah "hukum antar bangsa" lebih sering digunakan dalam konteks yang lebih khusus untuk
merujuk pada hukum yang mengatur hubungan antara negara-negara sebagai entitas hukum terpisah,
dan ini bisa mencakup aspek-aspek seperti perjanjian antarnegara.
Hukum Antar Negara (Law Between States):
Persamaan: Hukum antar negara adalah bagian dari hukum internasional yang berkaitan dengan
hubungan antarnegara.
Perbedaan: Istilah "hukum antar negara" biasanya digunakan untuk menekankan aspek-aspek hukum
internasional yang berlaku khusus antara negara-negara. Ini sering mencakup aturan dan prinsip yang
mengatur tindakan negara-negara dalam hubungan mereka satu sama lain.
Secara umum, istilah-istilah ini sering digunakan secara bergantian, dan perbedaan dalam
penggunaannya dapat bergantung pada konteksnya. Yang pasti, mereka semua merujuk pada hukum
yang mengatur hubungan antarnegara di tingkat internasional, yang mencakup perjanjian internasional,
kebiasaan internasional, prinsip-prinsip hukum internasional, dan institusi internasional seperti PBB.
Hukum internasional dan moral internasional adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat
dalam konteks hubungan internasional. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:
Sifat Dan Karakteristik:
Hukum Internasional: Hukum internasional adalah seperangkat aturan hukum yang diakui dan diikuti
oleh negara-negara dalam hubungan mereka satu sama lain di tingkat internasional. Ini adalah sistem
hukum yang berlaku secara formal dan mengikat negara-negara, dan pelanggarannya dapat
mengakibatkan sanksi hukum atau tindakan hukum lainnya.
Moral Internasional: mencerminkan norma-norma dan nilai-nilai moral yang mengatur perilaku negara-
negara di tingkat internasional. Ini adalah seperangkat prinsip-prinsip etika yang berkaitan dengan
keadilan, hak asasi manusia, perdamaian, dan kemanusiaan. Moral internasional tidak memiliki kekuatan
hukum yang sama seperti hukum internasional dan tidak mengikat negara-negara secara formal.
kedudukan hukum:
Hukum Internasional: adalah hukum yang mengikat secara hukum. Negara-negara diharapkan untuk
mengikuti aturan hukum internasional, dan pelanggarannya dapat mengakibatkan tindakan hukum,
seperti sengketa di hadapan pengadilan internasional atau sanksi internasional.
Moral internasional: adalah seperangkat prinsip etika yang mengarahkan perilaku negara-negara, tetapi
tidak memiliki kedudukan hukum yang sama seperti hukum internasional. Negara-negara dapat memilih
untuk mengikuti prinsip-prinsip moral ini, tetapi mereka tidak diwajibkan oleh hukum untuk
melakukannya.
Penegakan:
Hukum Internasional: memiliki sistem penegakan yang lebih formal dan terstruktur, termasuk
pengadilan internasional dan organisasi internasional yang berperan dalam menyelesaikan sengketa dan
menegakkan aturan hukum internasional.
Moral Internasional: tidak memiliki lembaga penegak yang sama seperti hukum internasional.
Penegakan moral internasional sering kali bergantung pada tekanan diplomasi, opini publik, atau
tindakan negara-negara secara sukarela.
Sumber Kewenangan
Hukum Internasional: didasarkan pada perjanjian internasional (traktat), kebiasaan internasional,
prinsip-prinsip umum hukum internasional, dan keputusan pengadilan internasional.
Moral Internasional: didasarkan pada norma-norma etika, nilai-nilai universal, dan prinsip-prinsip
keadilan yang tidak selalu diwakili dalam bentuk hukum yang konkrit.