INTERNASIAONAL
Asram A.T. Jadda, S.H.I.,M.Hum
Istilah hukum internasional
Terminologi Hukum Internasional yang digunakan di
Indonesia merupakan padanan dari istilah bahasa asing, di
antaranya International Law (Inggris), Droit International
(Prancis), dan Internationaal Recht (Belanda).
Sejumlah kepustakaan juga menggunakan istilah-istilah
periode modern
PERIODE KUNO
Pada periode kuno kaidah-kaidah perilaku
yang mengatur hubungan masyarakat-
masyarakat independen dipandang perlu dan
muncul dari kebiasaan yang ditaati oleh
masyarakat dalam hubungan timbal balik,
seperti traktat-traktat, kekebalan para duta
besar, peraturan perang ditemukan beberapa
abad sebelum lahirnya agama Kristen.
Periode kuno di kenal pada masa india kuno,
bangsa yahudi, zaman yunani.
Periode klasik / pertengahan
Pada periode ini di tandai dengan Meningkatnya
hubungan, kerjasama dan saling ketergantungan antar
negara, muncul negara-negara merdeka baru dalam
jumlah yang banyak sebagai akibat dekolonisasi,
berdirinya organisasi-organisasi internasional dalam
jumlah yang sangat banyak telah menyebabkan ruang
lingkup hukumintern asional menjadi lebih luas.
Selanjutnya hukum internasional tidak saja mengatur
hubungan antar negara tetapi juga subjek-subjek
hukum lainnya.
periode ini berkembang pada zaman romawi dan
munculnya perjanjian westphlia
Periode modern
Perkembangan Hukum Internasional Modern dapat
dilihat dari 400 (empat ratus) tahun perkembangan
kebiasaan internasional dan praktik-praktik negaranegara
di kawasan Eropa, dalam hubungan-hubungan antar
mereka dan komunitas-komunitas mereka. Hal ini dapat
dibuktikan dari tulisan ahli-ahli hukum dari abad ke XVI,
XVII, XVIII. Pada masa itu konsep hukum internasional
diwarnai konsep kedaulatan nasional, konsep kedaulatan
teritorial, konsep kesamaan penuh serta konsep
kemerdekaan negara-negara. Konsep-konsep tersebut
sebenarnya dianut pada sistem ketatanegaraan negara-
negara kawasan Eropa namun akhirnya dianut juga oleh
negara-negara kawasan non Eropa.
MACAM – MACAM SUMBER HUKUM
INTERNASIONAL BERDASARKAN PASAL 38
STATUTA MAHKAMAH INTERNASIONAL
1. Negara (States);
2. Tahta Suci (Vatican/The Holy Emperor);
3. Organisasi Internasional (International Organizations); 4
4. Palang Merah Internasional (International Committee of the
Red Cross);
5. Kaum pemberontak (Belligerents;Insurgents);
6. ndividu (Individual);
7. Perusahaan Multinasional (Multinational Corporations) /
Perusahaan Transnasional (Transnational Corporations);
8. Organisasi Non-Pemerintah (Non-Governmental
Organizations).
PENGAKUAN
• Teori-Teori Pengakuan :
1.Teori Deklaratif
2.Teori Konstitutif
3.Teori Pemisah atau Jalan Tengah
Macam atau Jenis Pengakuan
1. Pengakuan de Facto;
2. Pengakuan de Jure.
Cara Pemberian Pengakuan dan Penarikan
Kembali Pengakuan
1. Secara tegas (expressed recognition); dan
2. Secara diam-diam atau secara tidak tegas
(implied recognition).
. Bentuk-Bentuk Pengakuan
1. Pengakuan negara baru
2. Pengakuan pemerintah baru
3. Pengakuan sebagai pemberontak dan/atau
belligerency.
4. hak-hak teritorial dan situasi internasional
baru (sesungguhnya isinya adalah “tidak
mengakui hak-hak dan situasi internasional
baru”).
YURISDIKSI NEGARA
DALAM HUKUM INTERNASIONAL
Pengertian Yurisdiksi
Dilihat dari asal katanya, yurisdiksi (jurisdiction), menurut
MerriamWebster‟s Dictionary of Law, berasal dari kata
dalam Bahasa Latin “jurisdictio” yang sesungguhnya terdiri
atas dua kata yaitu “juris” (yang merupakan genitif dari
“jus”) yang berarti hukum dan “dictio” (dari kata “dicere”,
mengatakan) yang berarti “tindakan atau perbuatan
mengatakan”.
pengertian yurisdiksi negara adalah mengacu pada
kewenangan negara untuk menyatakan dan memberlakukan
atau memaksakan berlakunya hukum negara yang
bersangkutan.
Hubungan Yurisdiksi Negara dengan
Kedaulatan Negara
keuangan
3. Suksesi dan kontrak-kontrak konsesi