Anda di halaman 1dari 24

Hakikat Hukum Internasional

Agustina Merdekawati, S.H., LL.M


International Law Department
Faculty of Law of Gadjah Mada Univesity
Pokok Bahasan

1. Pengertian dan Batasan Hukum Internasional


2. Istilah Hukum Internasional
3. Sejarah Hukum Internasional dan Perkembangannya
4. Perwujudan Khusus Hukum Internasional
5. Hukum Internasional dan Moral Internasional
6. Hubungan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional
Pengertian dan Batasan Hukum Internasional

HUKUM
INTERNSIONAL MODERN

HUKUM HUKUM PERDATA


INTERNSIONAL INTERNSIONAL
PUBLIK
Hukum Perdata Internasional Hukum Internasional Publik

Keseluruhan kaidah dan asas Keseluruhan kaidah dan asas


hukum yang mengatur hubungan hukum yang mengatur hubungan
perdata yang melintasi batas
negara (Hukum yang mengatur atau persoalan yang melintasi
hubungan hukum perdata antara batas negara (Hubungan
pelaku hukum yang masing- Internasional) yang bukan bersifat
masing tunduk pada hukum perdata
perdata yang berlainan).
Contoh: Wilayah Negara, Perang,
Contoh  Perkawinan, Pewarisan, Hubungan Diplomatik, HAM, dsb.
Perjanjian, Hubungan Kerja dsb.
PERSAMAAN PERBEDAAN

1. Keduanya merupakan 1. Perbedaannya terletak


hukum pada sifat hubungan atau
2. Keduanya mengatur persoalan yang diaturnya
hubungan hukum yang (objeknya)
melintasi negara 2. Perbedaan lain terletak
pada subjek hukumnya

Note:
1. Untuk selanjutnya: Obyek kita adalah Hukum Internasional Publik
2. Bahwa dalam perkembangannya terdapat kecenderungan kearah positifisme
demi menjamin kepastian hukum sehingga pembatasan inipun sifatnya
menjadi tidak tegas.
Istilah “Hukum Internasional”

Hukum Bangsa-bangsa  Law of Nations, Droi de Gens, Voelkerrencht, Ius gentium.


Menunjuk pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja
pada zaman dahulu, ketika hubungan demikian baik karena jarangnya maupun karena sifat
hubungannnya, belum dapat dikatakan merupakan hubungan antara anggota suatu
masyarakat bangsa-bangsa.

Hukum Antar Negara atau Antar Negara Zwischenstaatliches Recht


Menunjuk pada kompleks kaidah dan asas yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat bangsa-bangsa dan negara-negara yang kita kenal sejak munculnya negara dalam
bentuknya yang modern sebagai negara nasional (nasional-state)

Hukum Internasional  International Law


Menunjuk pada kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan
negara, mengatur hubungan antara negara dengan subjek hukum lainnya bukan negara dan
antara subjek hukum bukan negara dengan subjek hukum bukan negara.
Kenapa International Law ???

Bahwa istilah international law paling mendekati kenyataan

 Sifat hubungan dan masalah yang menjadi objek bidang hukum ini,
yang masa sekarang ini tidak hanya terbatas pada hubungan antara
bangsa-bangsa atau negara-negara saja.
 Perkataan internasional walaupun asal katanya searti dengan
antarbangsa namun sudah lazim dipakai orang untuk menyebut segala
hal atau peristiwa yang melintasi batas wilayah suatu negara.
Perwujudan Khusus Hukum Internasional

HUKUM
INTERNSIONAL

Hk Int’l Regional
Hk Int’l Khusus

Hukum Dunia (World Law)


Hukum Internasional dan Moral Internasional

Moral adalah kumpulan


ketentuan yang mengatur
tingkah laku manusia yang
timbul dari kesadaran
manusia itu sendiri dan
berlakunya dipertahankan
oleh internal power (diri
sendiri) / conscience or by
principle of right conduct as
Hukum adalah distinguished from positive
1) kumpulan ketentuan yang
law.
2) mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat
yang
3) berlakunya dipertahankan oleh external power
masyarakat yang bersangkutan.
4) Tujuan: Menciptakan ketertiban dan keadilan dalam
masyarakat tempat berlakunya hukum
Pendapat Para Sarjana Hk Int’l
Austin

1. Definisi hkm  Kumpulan ketentuan, atur tingkah laku mns,


ditetapkan penguasa b’daulat, dipaksakan penguasa b’daulat
2. HI tdk penuhi persyaratan tersebut, jd hanya sbg moral int’l
3. Hukum int’l tidak ditetapkan dan tidak dapat dipaksakan oleh
penguasa politik yang berdaulat
4. Hobbes & Spinoza

1. Batasan tersebut tidak dapat diterapkan pada


hukum int’l kebiasaan  tidak di buat 2 catatan J. G Starke
penguasa yang berdaulat. atas pendapat Austin oleh
2. Jika tidak dapat dipertahanaknan oleh
ekternal power hanya internal power maka
hukum int’l akan kehilangan hakikatnya
sebagai hukum dimana yang berlaku hanya
hukum rimba “ siapa kuat dia yang menang”
ICJ: Kedaulatan P Sipadan & P Ligitan
Dasar Mengikatnya Hukum Internasional

 Hukum Alam

 Kaum Positif

 Madzab Vienna

 Madzab Perancis
Natural Law Theorie

 Hugo Grotius, Emmeral vattel


 Teori ini merupakan teori yang mendasarkan pada rasio dan akal
manusia bukan lagi keagamaan.
 Hukum internasional dianggap bagian dari hukum alam yang sangat
universal dan mendasar. Negara-negara terikat atau tunduk pada
hukum internasional dalam hubungan antara mereka satu sama lain
karena hukum internasional itu merupakan bagian dari hukum yang
lebih tinggi yaitu hukum alam.
 Kelemahannya : Kesamaran dan tidak ada persepsi yang sama
tentang konsep keadilan dan kepentingan masyarakat.
Teori voluntaris
 Hegel, George Jellineck, dan Zorn.

 Pada dasarnya negaralah yang merupakan sumber dari segala


hukum, dan hukum internasional itu mengikat karena negara-
negara itu atas kemauan sendiri mau tunduk pada hukum
internasional

 Triepel berusaha untuk membuktikan bahwa hukum


internasional itu bukan mengikat karena kehendak mereka satu
persatu, namun karena adanya kehendak bersama, yang lebih
tinggi dari kehendak masing-masing negara, untuk tunduk pada
hukum internasional. Teori ini memandang hukum internasional
sebagai hukum perjanjian antara negara-negara.
Mazhab Wiena

Hans Kelsen

 Dalam teori ini persetujuan negara untuk tunduk pada hukum


internasional menghendaki adanya suatu hukum atau norma
sebagai sesuatu yang ada terlebih dahulu, dan berlaku lepas dari
kehendak negara.

 kekuatan mengikat suatu kaedah hukum internasional didasarkan


pada suatu kaedah yang lebih tinggi. Kaedah yang lebih tinggi
tersebut didasarkan pada kaedah yang lebih tinggi lagi dan
demikian seterusnya sampai pada puncak piramida kedah-kaedah
hukum di mana terdapat kaedah dasar (Grundnorm) yang tidak
dapat dikembalikan lagi pada kaedah yang lebih tinggi, melainkan
harus diterima sebagai suatu hipotesis asal (Ursprungshypothese)
yang tidak dapat diterangkan secara hukum
Mazhab Perancis
Fauchile, Scelle, dan Duguit.

 Mazhab ini mendasarkan kekuatan mengikat hukum internasional


seperti juga segala hukum pada faktor-faktor biologis, sosial, dan
sejarah kehidupan manusia yang dinamakan fakta-fakta
kemasyarakatan (fait social)

 Mazhab ini mengembalikan kepada sifat alami manusia sebagai


makhluk sosial yang memiliki hasrat untuk bergabung dan
berinteraksi dengan manusia lain. Hal tersebut juga dimiliki oleh
bangsa-bangsa. Jadi dasar kekuatan mengikat hukum internasional
terdapat pada kenyataan sosial bangsa-bangsa untuk bergabung
dan berinteraksi satu sama lain.
Hubungan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional

 Apakah HI dan HN merupakan satu


HN A sistem.
 Bila terdapat pertentangan di antara
keduanya hukum manakah yang akan
HN B HN C diutamakan
 Apakah hukum internasional dapat
HK berlaku otomatis dalam hukum
INT’L nasional suatu negara.
HN D HN E

HNF
1. Apakah Hukum Internasional dan Hukum Nasional berada dalam satu sistem
 Berbicara kedudukah hukum internasional dalam kesuluruhan tata hukum
baik dari sudut pandang teori atau ilmu hukum dan sudut pandang praktis.
 Persoalan ini muncul karena adanya dua pandangan tentang hukum
internasional:

Pandangan Voluntarisme Pandangan Objektivisme

 Mendasarkan bahwa berlakunya  Menganggap bahwa ada dan


hukum internasional adalah berlakunya hukum internasional ini
kemauan sebuah negara
adalah terlepas dari kemauan
 Adanya hukum internasional
dan hukum nasional adalah dua negara itu sendiri
satuan perangkat hukum yang  Adanya hukum internasional dan
hidup berdampingan dan hukum nasional merupakan dua
terpisah
bagian dari satu kesatuan perangkat
hukum
Dari Sudut Teori dan Ilmu Hukum Aliran Monisme dan Dualisme

Aliran Dualisme:
merupakan dua sistem hukum
yang berbeda secara intrinsik:
subyek dan sumber hukumnya:
Anzilloti dan Triepiel

Aliran Monisme:
2 aspek dari satu sistem Hukum, hukum
nasional mengikat individu secara
perseorangan sedangkan hukum
internasional mengikat individu secara
kolektif. Hans Kelsen
Aliran Dualisme

 Aliran ini pernah sangat berpengaruh di Jerman dan Italy


 Tokoh yang terkemuka Triepel (aliran positivisme – Jerman) dan Anzilotti
(aliran positivisme- Italy).

Inti Ajarannya
Bahwa daya ikat hukum internasional bersumber pada kemauan negara, hukum
internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem atau perangkat hukum
yang terpisah satu dengan yang lainnya.

Alasan Pendukung Teori Dualisme


1. Keduanya HI-HN mempunyai sumber hukum yang berlainan (HN  Negara &
HI  Kemauan bersama masyarakat negara)
2. Keduanya HI-HN berlainan subjek hukumnya ( HN Perseorangan & HI 
Negara)
3. Sebagai tata hukum HI –HN mempunyai struktur kelembagaan yang berbeda
Akibat Hukumnya
1. Bahwa kaidah-kaidah dari perangkat hukum yang satu tidak mungkin
bersumber atau berdasarkan pada perangkat hukum yang lain. (tidak ada
persoalan tentang masalah hierarkhi antara HI dan HN)
2. Kedua peraturan ini tidak saja berlainan dan tidak bergantung tetapi satu
dengan yang lain juga saling lepas.
3. Tidak mungkin ada pertentangan antara HI- HN
4. Bahwa ketentuan HI tidak dapat otomatis berlaku dalam negara sebelum
mengalami tranformasi ke hukum nasional.

Kelemahan Teori Ini


1. Bahwa sumber hukum HI-HN sama kebutuhan manusia
2. Bahwa dalam perkembangannya ada persamaan Subjek hukum HI dan HN
3. Perbedaan struktur kelembagaan hanyalah masalah graduasi saja.
Aliran Monisme

 Tokohnya  Hans Kelsen

 Didasarkan atas pemikiran kesatuan dari seluruh hukum yang mengatur


hidup manusia. Bahwa HI & HN merupakan dua bagian dari satu kesatuan
yang lebih besar yang mengatur kehidupan manusia.

 Akibatnya timbul pandangan tentang hierarkhi antara HI & HN sbg berikut:

1. HI Primat terhadap HN

1. HN Primat terhadap HI
HI Primat terhadap HN

 Hukum nasional bersumber pada hukum internasional yang menurut pandangannya


merupakan suatu perangkat ketentuan hukum yang hierarkis lebih tinggi.
 Bahwa dasar mengikatnya hukum nasional adalah pendelegasian wewenang dari hukum
internasional.

Kelemahan
 Tidak sesuai dengan sejarah bahwa HI lahir terlebih dahulu dari HN
 Tidak dapat dipertahankan bahwa kekuatan HN berasal dari HI dalam pembuatan perjanjian
int misalnya sepenuhnya tergantung pada hukum nasional negara
HN Primat terhadap HI

 Bahwa hukum internasional pada prinsipnya hanya merupakan kelanjutan dari hukum
nasional belaka atau merupakan hukum nasional dalam urusan LN.

Alasan
 Bahwa tidak ada satu organisasai berdaulat diatas negara
 Dasar hukum internasional hanya terletak pada kewengan negara dalam melakukan
perjanjian internasional

Kelemahan
 Hanya melihat hukum internasional sebagai hukum yang tertulis saja.
 Merupakan penyangkalan terhadap eksistensi hukum internasional dimana berlakunya
menggantungkan pada hukum nasional masing-masing

Anda mungkin juga menyukai