Anda di halaman 1dari 48

PMII RAYON RANGGAWARSITA

MENJAHILI
PANDEMI
COVID-19
PMII Rayon Ranggawarsita
Mei, 2020
Menjahili Pandemi Covid-19
©Kharisma Putri, dkk.

PMII Rayon Ranggawarsita Mei, 2020

Judul : Menjahili Pandemi Covid-19


Kurator : Khaolil Mudlaafar
Editor : Mulya Indah Lestari
Proofreader : Umu Hana Amini
Desain Sampul : Ihwanul Kirom
Tata Letak : Vladimir Nunnov
Ilustrator : Ilham Bintang Samudra

Hak cipta seluruh karya menjadi milik kontributor masing-masing. Karya dalam
buku elektronik ini boleh disebar, dicetak, hingga diperbanyak. Namun tetap
mencantumkan nama kontributor.
DAFTAR KERESAHAN :
Pengantar

Dalam Esai
Transformasi Agen Perubahan ke Agen Rebahan - 1
Kolaborasi Kita Hadapi Wabah - 4
Covid-19 Tamparan Atas Ketidakbecusan Pemerintah - 9
Covid-19 Menghantam, UNS Terbang - 16
Covid-19 dan Hikmah - 19
Pagebluk dan Gelisah Tak Kunjung Usai -23

Dalam Puisi
Tentara Tuhan - 29
Deru - 30
Puisi yang Mencari Telingamu - 31
Siapa? - 32
Salah Corona? - 33
Cukupkan, Tuhan - 34
Ini Jauh Lebih Patah - 34
Kecil dan Meledakkan - 35

Dalam Desain Seni Rupa


Jatuh - 37
Kursi - 38
Matahari Selalu Ikhlas dan Tabah - 39
Selamat
Karena
Keresahan
SEJAK muncul dan menyebar di hampir
seluruh penjuru dunia, fenomena Covid-19
membawa banyak perubahan dalam
kehidupan manusia. Dari yang terbiasa
hidup dengan kecepatan, mobilitas tinggi,
hiruk-pikuk dan keramaian, terpaksa
mengurangi tempo dalam menempuh
perjalanan hidup. Kondisi ini membawa
kita untuk menepi dan kembali ke rumah
masing-masing. Di rumah kita dapat rehat
sejenak, berkumpul dengan keluarga. Bagi
sebagian orang, rebahan menjadi aktivitas
menyenangkan untuk sementara yang
berujung pada kebosanan dalam jangka
waktu lama.
Oleh
Di sudut lain, pandemi Covid-19
Putri Lestari membawa keresahan dan malapetaka
karena kita dihadapkan pada pilihan hidup
berdamai dengan virus atau mati karena
kelaparan. Melambatnya aktivitas
kehidupan sebagai konsekuensi menghalau
penyebaran virus memunculkan masalah
satu per satu. Berbagai kebijakan yang
dikeluarkan institusi, terutama institusi
pemerintahan, pun tidak jarang
menimbulkan dilema dalam masyarakat
karena kerancuannya. Kebijakan tersebut
patut dipertanyakan keberpihakannya
karena tak sedikit juga pemerintah
mengeluarkan kebijakan yang menambah
beban rakyat saat berhadapan dengan
kondisi pandemi.
Lalu apa yang bisa dilakukan oleh sahabat/i dalam buku yang
rakyat? akan diterbitkan secara daring
ini.
Rakyat hanya bisa terdiam dan
meratapi keadaan. Rakyat miskin Sambat di sini tidak hanya
dihadapkan pada pilihan mati berkeluh kesah karena keadaan.
kelaparan atau hidup menahan Kita mencurahkan keresahan dan
lapar. kekalutan dalam benak.
Keresahan itu dapat dituangkan
Mahasiswa sibuk dengan tugas ke esai, puisi, dan karya seni
perkuliahan daring dan aktivitas seperti keresahan yang hadir
rebahan sambil berselancar di melalui buku ini.
media sosial juga tidak bisa
diandalkan untuk Saya berterima kasih dan
memperjuangkan suara rakyat mengucapkan selamat kepada
seperti yang biasa dilakukan sahabat/i yang masih menjaga
dalam mimbar-mimbar orasi. kewarasan berpikir, berkarya, dan
tetap bergerak dengan cara
Ruang-ruang demokrasi seakan masing-masing.
tertutup karena pemerintah anti
kritik atau kita saja yang tidak Selamat bagi orang-orang yang
mau menyuarakan keresahan eling lan waspada.
dalam benak-benak rakyat yang
kelaparan. Selamat membaca, menikmati
keresahan yang hadir. kita
Yang paling bisa kita lakukan bagikan keresahan-keresahan
dalam menghadapi keadaan supaya muncul keresahan yang
dilematis ini adalah sambat. lain. Hingga keresahan
Sambat kepada siapa dan di mana memuncak dan puncaknya
saja. Tidak hanya di dunia nyata adalah luapan gunung api.
tapi juga dunia maya.
Termasuk sambat yang dilakukan
plihannya adalah bergerak atau diam dan kemudian mati.

Panjang umur perjuangan!


Panjang umur hal-hal baik!
Salam Pergerakan!!
Masa Pandemi: Menanggapi kasus tersebut
Transformasi Pemerintah Indonesia membuat
Agen Perubahan beberapa usaha penanganan. Salah
satunya dengan diberlakukannya
menjadi Agen Pembatasan Sosial Berskala Besar
Rebahan? (PSBB) di beberapa wilayah.
OLEH: Abdurrohman al-Asy’ari Dunia pendidikan pun terkena
imbasnya. Beberapa instansi
merespons cepat dengan
Berbagai negara di dunia saat ini memberlakukan kebijakan
sedang mengalami pandemi virus Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
corona atau lebih kerap disebut
Covid-19. Berdasarkan laporan Pada akhirnya juga dikeluarkan
Pemerintah China, kasus ini kebijakan serupa oleh Mas Mentri
bermula dari seorang pasien di Pendidikan dan Kebudayaan yang
Wilayah Hubei yang berusia 55 berlaku secara nasional.
tahun diputuskan positif Covid- Pembelajaran kelas tatap muka
19. terpaksa dinonaktian, sebagai
Sejak saat tersebut dan seterusnya, gantinya kelas daring (online)
satu hingga lima kasus baru dianggap sebagai solusi yang
dilaporkan setiap harinya. Jumlah relevan.
tersebut bertambah mencapai 381 Namun realita di lapangan tidak
kasus per 1 Januari 2020. semulus yang dibayangkan.
Kasus itu terus melonjak di China Berbagai langkah teknis yang
dan pada akhirnya menyebar ke dilakukan terkadang tidak sesuai
berbagai negara di dunia. Hingga esensinya, hanya dengan membuat
akhirnya per 1 Maret 2020, pasien grup kelas via WhatsApp, Google
pertama positif Covid-19 terjadi Classroom, maupun Zoom cloud
di Indonesia. meeting yang bisa jadi masalah
psikis karena merasa tidak puas.
Kasus tersebut terus bertambah
menjadi 2.593.129 kasus di dunia
dan 7.418 kasusnya ada di
Indonesia.

1
Permasalahan tersebut tidak Whatsapp, Instagram, membaca e-
hanya berdampak pada sistem book, bermain screenshoot gambar
pembelajaran di dalam kelas, bergerak dan lain-lain. Hal
tetapi juga berdampak pada salah tersebut membuat organisasi
satu elemen yang ada di kampus, kemahasiswaan kampus
yaitu organisasi kemahasiswaan. berpotensi mangkrak. Mereka
Tidak hanya organisasi yang dipilih seakan meninggalkan
kemahasiswaan internal kampus begitu saja amanahnya.
melainkan juga organisasi
kemahasiswaan eksternal kampus. Masa pandemi tidak boleh
menjadi alasan bagi mahasiswa
Kebijakan PJJ di kampus untuk tidak melaksanakan
menyebabkan beberapa kegiatan apapun. Mereka sudah
mahasiswa pulang ke rumah terpilih melalui proses pemilihan
termasuk mahasiswa-mahasiswa politik ide dan nilai di tengah
yang tengah mengemban amanah ribuan mahasiswa.
di organisasi kemahasiswaan.
Di tengah pandemi ini, pejabat
Biasanya kegiatan organisasi organisasi kemahasiswaan harus
kemahasiswaan kampus memutar otak lebih untuk
bertebaran di setiap periodenya. mengoorganisasikan kegiatan
Mereka berlomba-lomba alternatif. Salah satu solusinya
melakukan yang terbaik dan adalah dengan membuat kegiatan
menunjukkan elektabiltas setiap kemahasiswaan dengan diskusi
organisasinya. secara daring atau aksi media
secara masif.
Namun, saat ini kondisinya
berbeda. Mereka tidak lagi
menghidupi dan menghiasi
kehidupan kampus. Mereka telah
pulang yang kemungkinan
sebagian besar waktunya
dihabiskan di atas kasur.
Kuliah daring, melihat story

2
Tapi tidak hanya itu, seperti
advokasi aspirasi mahasiswa juga Belum lagi permasalahan sumber
harus tetap berjalan dengan dari pandemi terkait pola hidup
mengusahakan tatap muka secara sehat dan lain sebagainya yang
langsung dengan pihak birokrasi harus menjadi perhatian
untuk memaksimalkan tekanan. organisasi kemahasiswaan kampus
Jangan sampai organisasi untuk membuat terobosan-
kemahasiswaan kampus hanya terobosan solusi permasalahan
sekedar membuat kegiatan yang demi kesejahteraan masyarakat
Anak SD saja bisa melakukannya. Indonesia.
Tapi organisasi kemhasiswaan
harus berbuat lebih dari itu. Eksistensi organisasi
kemahasiswaan tidak boleh
Banyak sekali permasalahan yang padam. Perlu diketahui
terjadi pasca pandemi ini bahwasanya mahasiswa adalah
memasuki Indonesia. Kebijakan kaum intelektual yang mempunyai
menghindari kerumunan tidak tanggung jawab sebagai
berlaku pada wakil rakyat yang pengembang keilmuan.
tetap melaksanakan pembahasan Ketika masalah pandemi ini
omnibus law. datang dan membuat berbagai
Padahal menjadi pro-kontra bagi sektor kehidupan terjadi
masyarakat Indonesia. Di dunia kemacetan, maka organisasi
kampus sendiri permasalahan kemahasiswan kampus tidak boleh
UKT/SPP tidak ada cashback. mati langkah. Jangan sampai agen
Kalau dipikir lebih jauh, sejatinya perubahan menjadi agen rebahan.
kebijakan PJJ membuat
mahasiswa tidak bisa
menggunakan fasilitas kampus
seperti biasanya, atau apa yang
telah masuk pada anggaran ABDURROHMAN al-Asy’ari.
pembayaran. Mahasiswa Farmasi FMIPA UNS.
PMII Rayon Salman al-Farisi.

3
Bencana) sebagai leading sector
Kolaborasi Kita telah dilakukan. Namun persepsi
Hadapi Wabah publik menganggap segala upaya
OLEH: Ikhsanul amin tersebut masih kurang optimal
untuk menyelesaikan masalah.
Survei yang dilakukan oleh
Hingga tulisan ini dipublikasikan,
Indobarometer pada bulan maret
fokus publik masih tertuju pada
menunjukan terjadi penurunan
isu penyakit menular yang
kepercayaan publik terhadap
disebabkan oleh virus Corona
kemampuan pemerintah dalam
jenis baru, yakni Covid-19.
menangani corona.
Terlepas dari diskursus lokus awal
Memang Indonesia dianggap
persebaran virus ini yang berujung
terlambat dan gagap dalam
pada pilihan Tiongkok atau
menghadapi pandemi global ini.
Amerika, jumlah penderita
Meskipun hampir tidak ada
penyakit menular ini terus
negara yang benar-benar tidak
meningkat – khususnya di negara-
gagap dalam melawan wabah yang
negara yang menjadi pusat
ekstrem seperti ini.
penularan baru seperti Singapura
dan Italia. World Health Amerika menjadi negara dengan
Organization (WHO) telah angka kematian penderita Covid-
menetapkan penyakit akibat virus 19 tertinggi di dunia mencapai
ini sebagai pandemi global – lebih dari 20 ribu jiwa- awalannya
artinya setiap negara memiliki diakibatkan oleh respon pejabat
potensi yang sama untuk terkena publik yang menganggap tidak
dampaknya yang bersifat perlu penanganan khusus
multidimensional. terhadap wabah.
Dampak tersebut turut dirasakan
oleh Indonesia. Berbagai manuver Lain cerita Pemerintah Inggris
pemerintah seperti penetapan yang begitu pongah dengan teori
bencana nasional hingga Herd Immunity, melakukan
pembentukan tim gugus tugas pembiaran interaksi antarindividu
penanganan Covid-19 yang karena anggapan akan secara
terpusat pada BNPB (Badan otomatis memunculkan kelompok
Nasional Penanggulangan kebal terhadap virus.

4
Kini kebijakan tersebut dicabut, hanya memiliki jumlah tempat
dan Perdana Menteri Inggris Boris tidur sebanyak 1,2 per 1000
Johnson memilih lockdown untuk penduduk, angka ini termasuk
penanganan wabah. yang terendah di ASEAN.
Artinya, bila wabah ini menyebar
Di indonesia berbagai komponen cepat, akan ada suatu kondisi di
mulai dari masyarakat hingga mana kapasitas pelayanan medis
pejabat publik awalnya latah kita mengalami kelebihan beban.
meremehkan dan merasa superior Dalam situasi itu akan banyak
dibanding warga negara lain orang yang positif tertular namun
dalam menghadapi Corona. tidak tertangani. Berkaca dari
Bahkan agama dijadikan pengalaman Amerika yang tetap
legitimasi untuk bertindak kewalahan meskipun memiliki
ceroboh atas nama keimanan, alih- kapasitas pelayanan medis yang
alih dijadikan landasan untuk jauh lebih baik dari kita. Bisa jadi
melakukan ikhtiar pencegahan kita akan mengalami keadaan
supaya pelaksanaan ritual yang jauh lebih buruk.
keagamaan bisa berjalan lancar.
Hingga bulan Ramadan pun Kita memang gagap dalam
masih banyak masyarakat yang menghadapi wabah, tapi
menggelar ritual keagamaan yang setidaknya Indonesia sudah mulai
memfokuskan massa ke satu titik terbangun. Bukan hanya sekedar
seperti salat tarawih di seruan social distancing untuk
masjid/musala. Meskipun belajar, bekerja, dan beribadah di
larangan telah dihimbau oleh rumah, tapi pembangunan
pemerintah setempat. infrastruktur kesehatan mulai
dikerjakan secara massif.
Bedanya dengan Italia dan Inggris,
negara kita memiliki fasilitas
kesehatan yang lebih tertinggal
dan memiliki proporsi penduduk
lebih banyak. Data dari World
Bank (2015) mengungkapkan kita

5
Berbagai rumah sakit rujukan penerang yang menghasilkan
terus ditambah serta ratusan ribu manfaat.
APD telah didatangkan dan
secara berkala didistribusikan ke Dalam bidang tata kelola
rumah sakit prioritas. Lebih jauh, pemerintahan yang melibatkan
satu juta Alat Rapid Test Covid- pihak non-pemerintah dikenal
konsep collaborative governance.
19 bertahap didatangkan untuk
Soedarmo (2017)
melakukan tes massal guna
menguraikannya sebagai usaha
mendeteksi potensi terkena virus.
dan respon pemerintah dalam
Namun penambahan alat dan menangani masalah publik
infrastruktur medis tersebut tidak melalui kerja sama atau kemitraan,
akan berpengaruh signifikan jika dalam arti yang lebih luas, bersama
kesadaran masyarakat untuk masyarakat dan instansi swasta
mengikuti arahan pemerintah lainnya karena program/kegiatan
belum tertanam dengan baik. dan masalah yang dihadapi cukup
kompleks.
Daron Acemoglu penulis buku
Why Nation Fail Konsep ini perlu diturunkan ke
mengungkapkan keberhasilan pemerintah kabupaten/kota
agenda pemerintah akan sebagai leading sector. Aktor non
termanifestasi kala kebijakan yang pemerintah seperti masyarakat
dihasilkan diikuti oleh target dan swasta harus dilihat sebagai
kebijakan secara sadar dan tuntas. subjek kebijakan yang perlu
dilibatkan secara aktif, bukan
Satu sisi pemerintah perlu
objek yang hanya diberi asupan
menegakkan partisipasi publik,
perintah tanpa tahu berapa
sedang di sisi lain publik harus
kapasitas perut yang dimiliki dan
berhenti menghujat kegelapan dan
gizi apa saja yang dibutuhkan.
mulai menjadi lentera- cahaya

6
Kolaborasi ini terdiri dari Instruksi pemerintah daerah
LSM lokal, swasta, maupun harus mampu menyentuh
institusi yang berafilisasi dan mengaktian institusi
dengan pemerintah yang yang berafiliasi dengan
dapat dilakukan secara pemerintah seperti
pemerintah desa, karang
informal.
taruna, Polsek, dan RT/RW.
Masing-masing pihak saling Mahasiswa dan pemuda
terindependensi, tapi harus memiliki kesadaran
memiliki struktur jaringan untuk berkonsolidasi dan
yang jelas, komitmen dan membangun gerakan guna
tujuan yang sama, serta akses menjadi komplemen
terhadap otoritas, sumber program besar pemerintah
daya, dan informasi yang daerah.
berimbang. Program
kemudian dibuat dengan Tujuan semua program
satu tagar yang relevan dan adalah membantu
memenuhi infrastruktur dan
menarik bagi publik.
alat kesehatan, sedang di sisi
lain guna membangun
Swasta berperan dalam kesadaran masyarakat
membantu topangan dana hingga ke tingkat desa dan
program, sedangkan LSM kampung supaya patuh
dan masyarakat menjadi terhadap instruksi
komplemen program melaui pemerintah.
program kerja (proker) yang
dibuat masing-masing.

7
Tentu penting untuk diingat, korban yang akan tumbang, dan
implementasi seluruh program apakah kita akan gagap untuk
tersebut harus mengikuti protokol kedua kalinya.
kesehatan seperti menggunakan
APD yang lengkap dan menjaga Ini harus disadari oleh pihak
sebanyak mungkin dan setiap
interaksi langsung jika
pihak harus menjadi lentera bagi
mengharuskan turun ke publik.
pihak yang yang lain.

Bisa jadi masyarakat yang Yuhh gerak bareng!


melanggar instruksi pemerintah
dan protokol kesehatan untuk
melakukan social distancing bukan
karena kecerobohan atau
kebengalan, tapi semata-mata
karena tidak ada informasi yang
memadai (mudah dicerna).

Covid-19 masih merupakan


bencana yang dapat dilakukan
mitigasi untuk mengurangi risiko MUHAMMAD Ikhsanul Amin, anak
terburuk. pertama dari dua bersaudara. Lahir di
Brebes pada tanggal 31 Mei 2000. Penulis
Pemerintah tidak dapat berjuang tercatat sebagai Presiden Partai Daun Muda
UNS 2020 dan Mahasiswa Ilmu
sendiri. Kolaborasi dari setiap
Administrasi Negara FISIP UNS. Penulis
pihak akan sangat menentukan beralamat di Jln. Raharjo Nomor 05
berapa lama kita akan tetap dalam RT.06/RW.06, Larangan, Brebes. Jika ingin
kondisi krisis, berapa tambahan menghubunginya bisa melalui nomor Hp :
089690414628.

8
Covid-19: Tamparan tidur para penguasa, angka
kematian terus naik per hari
atas Ketidakbecusan dibalut dengan isu lemahnya
Pemerintah ekonomi tiap detiknya.
OLEH: Maimun Agil Sadid Ekonomi yang diharapkan
tumbuh dalam tahun ini, berbalik
menjadi mesin pembunuh janji
Sudah beberapa bulan sejak para politisi.
Covid-19 muncul di China dan
Situasi demikian bukanlah hal
menyebar ke seluruh dunia
yang diinginkan para politisi ini.
sebagai pandemi. Sebuah
Mungkin secara sederhana, alam
pandemik yang vaksinnya sedang
punya kuasa tersendiri untuk
diproduksi dengan estimasi satu
memutuskan bahwa rencana
tahun atau lebih itu menjangkit
manusia hanya sekedar isapan
bumi ini.
jempol belaka. Bagaikan mimpi di
Situasi yang hingga bulan Februari siang bolong.
lalu dijadikan bahan lawak oleh
banyak kalangan dari dosen di Pandemik flu sebenarnya
kampus, pejabat di ruang publik, bukanlah hal yang baru, ia sudah
menteri kesehatan, bahkan warga terjadi seratus tahun lalu. Dahulu
proletar di angkringan. pandemik ini dikenal dengan
Penyakit yang menjadi sumber berbagai nama seperti spansih flu
gelak tawa itu berubah menjadi (flu spanyol), pagebluk, dan
sumber tangis, penghancur rezeki lainnya.
beberapa orang, dan ladang uang Memang symptons atau ciri
bagi sebagian lain. infeksinya berbeda, tapi bagi
sebagian orang, Covid-19
Kesedihan dan kekalutan itu ditakutkan akan memiliki dampak
sekarang menghantui negeri ini. yang serupa. Riset terbaru
Hingga saat ini arah kebijakan menunjukkan bahwa banyak data
dari sang pemangku kekuasaan tak terungkap dari pandemik flu
belum menemukan arahnya. spanyol di Hindia Belanda.
Caci maki terus hadir menghantui

9
Hal ini dikemukakan Siddharth Alih-alih mengindahkan kaidah
Chandra dalam studinya di tahun ilmiah, ia justru memberikan
2013. Ternyata tak terlalu jauh informasi yang rancu, antara lain
berbeda setelah seratus tahun ia berkata bahwa kematian karena
berlalu, data masih dianggap flu lebih tinggi dari Covid-19 dan
sebagai hal sepele oleh juga menyebut rakyat Indonesia
pemerintah. kebal Covid-19 karena doa.
Padahal data adalah hal krusial. Memang pernyataan tersebut
Sayangnya, pemerintah tidak tidak semuanya disampaikan
mengindahkan ini di awal dalam keadaan serius, lebih
menghadapi pandemi Covid-19. banyak disampaikan hanya untuk
berkelakar.
Pada bulan Februari-Maret, ahli
dari Harvard berpendapat, virus Perlu dipahami bahwa seorang
tersebut sudah masuk ke pejabat publik diharuskan
Indonesia. Namun pendapat menyampaikan informasi dengan
tersebut dianggap angin lalu oleh tepat, guna mengurangi
para menteri. kesalahpahaman.
Diperparah dengan berbagai
pernyataan ngawur Menteri Ada masalah serius lain yang
Kesehatan dr. Terawan, yang seharusnya disoroti lebih
dianggap sebagai bentuk mendalam yaitu tentang
ketidakseriusan pemerintah transparansi data.
menanggapi berbagai statemen Ketika awal diumumkan pasien
ilmiah para saintis. pertama dan kedua positif Covid-
Selain aneh, pernyataan Menteri 19, muncul banyak pertanyaan
Terawan tidak menunjukkan mengapa pemerintah
perannya sebagai menteri menyembunyikan lokasi pasien
kesehatan yang seharusnya tersebut, sehingga timbul banyak
merujuk pada penelitian dan informasi rancu dan menyesatkan
kaidah ilmiah yang berlaku. yang justru menimbulkan
kepanikan di tengah masyarakat.

10
Transparansi data Pemerintah karena pemerintah dinilai
baru terjadi setelah berbagai pihak semakin tidak jelas arah
mendesaknya dari Ikatan Dokter kebijakannya. Sehingga beberapa
Indonesia (IDI), politisi, hingga kalangan menilai lockdown adalah
aliansi jurnalis; semuanya solusi untuk mengatasi angka yang
mendesak agar pemerintah segera melonjak terus tiap harinya.
mengeluarkan data kepada publik.
Saran tentang lockdown
Agar dapat meredam kepanikan diungkapkan oleh berbagai pihak
dan mencegah penularan Covid- seperti akademisi dan ekonom.
19 meluas. Namun sikap Akan tetapi, saran beberapa pihak
pemerintah masih begitu lamban, untuk disegerakannya lockdown
sehingga menimbulkan desakan malah dibalas pemerintah dengan
dari berbagai pihak, tidak hanya rencana kebijakan darurat sipil.
dari dalam negeri tapi juga dari
Hal ini membuat banyak pihak
WHO.
geram. Komnas HAM
Pemerintah baru membuka data menganggap pemerintah salah
dengan serius pada 14 April 2020. pendekatan, karena darurat sipil
digunakan untuk menertibkan
Ketidakseriusan pemerintah pusat
keamanan yang dinilai sudah
dalam mengatasi wabah ini dapat
genting, sedangkan pada saat
ditelusuri ketika santernya
pandemik seharusnya
pemberitaan terkait keseriusan
menggunakan pendekatan
pemerintah di level kebijakan.
kesehatan yang menekankan pada
Perdebatan yang begitu sengit kerja-kerja kesehatan.
terjadi ketika angka positif corona
Selain Komnas HAM beberapa
naik drastis dari hari ke hari, yaitu
pihak menilai pemerintah seperti
tentang lockdown atau karantina
ingin lepas tangan, karena darurat
wilayah.
sipil tidak mewajibkan
Sejak awal, pemerintah pemerintah untuk menjamin
menegaskan bahwa tidak ada kebutuhan dasar rakyatnya.
keinginan untuk lockdown, tapi
perdebatan tersebut kembali hadir

11
Hal ini menunjukkan bahwa perjudian dengan
ekonomi adalah hal utama bagi mempertaruhkan rakyatnya demi
pemerintah. Hitung-hitungan kepentingan dan profit ekonomi
APBN begitu dicermati, semata.
sedangkan nyawa hanya berupa
angka yang sering disepelekan. Penulis tidak dapat
Hal ini begitu mengkhawatirkan membayangkan bahwa angka
dan menyadarkan kita bahwa kematian yang terus melonjak ini
pemerintah tak ubahnya seorang pada akhirnya akan hilang dalam
pialang saham yang sedang ingatan masyarakat.
bermain angka agar tidak rugi Entah secara sengaja dimanipulasi
cuan dan agar tak dipukuli oleh pemerintah di masa depan
investor. atau dengan sendirinya hilang.
Perdebatan tentang lockdown dan Berkaca pada kejadian di masa
karantina wilayah memang sudah lalu, yaitu pandemik flu spanyol di
diredam dengan dikeluarkannya seluruh dunia yang begitu
kebijakan pemerintah mengenai mengerikan, pada akhirnya hilang
Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam ingatan banyak orang, hal
(PSBB) pada tanggal 31 Maret ini disebut oleh Sejarawan Crosby
2020. sebagai “peculiarities of human
Agaknya bisa disadari bahwa memory”.
pemerintah bukanlah pembelajar Ini selaras dengan yang dikatakan
yang baik. Mereka enggan Alber Camus bahwa orang
menengok masa lalu, enggan meninggal tidak punya arti
mengoreksi kesalahan dan sibuk penting, kecuali orang-orang
sendiri dengan masalahnya. melihat prosesnya meninggal.
Penulis tidak dapat Seratus juta mayat di sepanjang
membayangkan bahwa angka sejarah tidak lebih dari sebuah
kematian, yang bisa dilihat hari ke bentuk imajinasi.
hari, terus dipermainkan oleh
pemerintah. Seolah-olah mereka MAIMUN Agil Sadid, mahasiswa Ilmu
sedang melakukan sebuah Sejarah UNS 2017. Seorang delegat
Indonesia untuk Asean University Youth
Summit 2019.

12
Buku Jurnal
Crosby, Alex W. 2003. America's Forgotten Pandemi: e Chandra, Siddharth. 2013. “Mortality
Influenza of 1918. Cambridge: Cambridge from the influenza pandemic
University Press. of 1918–19 in Indonesia”.
Journal Population Studies.
Farndon, John. 2005. Everything You Need to Know: Bird Vol. 67. Hlm. 183-195.
Flu. Crows Nest: Allen & Unwin Pty Ltd.
Internet Belluz, Julia. "e coronavirus outbreak is now a
Akbar, Caesar. "Redaksi Kumparan global health emergency, WHO
"Dewan Guru Besar FKUI says". VOX. Diakses pada tanggal 22
Desak Pemerintah Terapkan April 2020. Tersedia di:
Lockdown". Tempo. Diakses https://www.vox.com/2020/1/30/
pada tanggal 22 April 2020. 21076686/coronavirus-outbreak-
Tersedia di: wuhan-china-who-emergency.
https://bisnis.tempo.co/read
/1324903/faisal-basri-
lupakan- dulu-ekonomi-
fokus-tangani-corona.
Daftar Pustaka
Chusna, Farisa Fitria. "Pakar: Jika Darurat Sipil,
Alika, Rizky. "Jokowi Ungkap Dua Alasan Tak Pemerintah Tak Tanggung
Mau Lockdown untuk Atasi Corona". Kebutuhan Dasar Warga". Kompas.
Kata Data. Diakses pada tanggal 22 Diakses pada tanggal 22 April
April 2020. Tersedia di: 2020. Tersedia di:
https://nasional.kompas.com/read
https://katadata.co.id/berita/2020/0
/2020/03/31/10534551/ pakar-
3/24/jokowi-ungkap-dua-alasan-tak- jika-darurat-sipil-Pemerintah-tak-
mau-lockdown-untuk-atasi-corona. tanggung-kebutuhan-dasar-warga.
Amalia,Yunita. "Guyonan Menkes Terawan Sebut
Rakyat Indonesia 'Kebal' Virus Cohen, Jon. "Scientists are moving at record
speed to create new coronavirus
Corona Berkat Doa". Mereka.com.
vaccines but they may come too
Diakses pada tanggal 22 April 2020. late". Sciencemag. Diakses pada
Tersedia di: tanggal 22 April 2020. Tersedia di:
https://www.merdeka.com/peristiwa https://www.sciencemag.org/news
/guyonan-menkes- terawan-sebut- /2020/01/scientists- are-moving-
record-speed-create-new-
rakyat-indonesia-kebal-virus-corona-
coronavirus-vaccines-they-may-
berkat-doa.html. come-too.
Anugerah, Pijar. "Virus corona: Mengapa Indonesia 'tidak terbuka', sementara negara
lain bersikap 'transparan'?". BBC. Diakses pada tanggal 22 April 2020.
Tersedia di: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51842758.

13
Dewi, Santi. "WHO Surati Pemerintah RI penularan-covid-19-kian-
Minta Tetapkan COVID-19 meluas-idi-minta-data-pasien-
Darurat Nasional". IDN Times. dibuka.
Diakses pada tanggal 22 April
Iqbal, Muhammad. "Ini Penjelasan Darurat
2020. Tersedia di:
Sipil yang Bisa Diterapkan
https://kaltim.idntimes.com/
Jokowi". CNBC Indonesia.
news/indonesia/santi-
Diakses pada tanggal 22
dewi/who-minta-ri-nyatakan-
April 2020. Tersedia di:
wabah-virus-corona-darurat-
h ps://www.cnbcindonesia.
nasional-regional-kaltim/full.
com/news/2020033019340
Garrett, Laurie. "e Real Reason to Panic 0-4-148576/ini-penjelasan-
About China's Plague darurat-sipil-yang-dapat-
Outbreak". Foreign Policy. diterapkan-jokowi.
Diakses pada tanggal 22 April
Pranita, Ellyvon. "Virus Corona di
2020. Tersedia di:
Indonesia Bikin Masyarakat
https://foreignpolicy.com/201
Panik, Ini Sebabnya". Kompas.
9/11/16/china-bubonic-
Diakses pada tanggal 22 April
plague-outbreak-pandemic/.
2020. Tersedia di:
Halim, Devina. "AJI Jakarta Desak https://www.kompas.com/sai
Pemerintah Terbuka atas ns/read/2020/03/12/071400
Informasi soal Corona". 823/virus-corona-di-
Kompas. Diakses pada tanggal indonesia-bikin-masyarakat-
22 April 2020. Tersedia di: panik-ini-sebabnya.
https://nasional.kompas.com/
Pratiwi, Priska Sari. "Jokowi Umumkan
read/2020/03/02/15170401/
Dua WNI Positif Corona di
aji-jakarta-desak-Pemerintah-
Indonesia". CNN Indonesia.
terbuka-atas-informasi-soal-
Diakses pada tanggal 22 April
corona.
2020. Tersedia di:
Harsono, Fitri Haryanti. "Cegah Penularan https://www.cnnindonesia.co
COVID-19 Kian Meluas, IDI m/nasional/20200302111534
Minta Data Pasien Dibuka". -20-479660/jokowi-
Liputan6.com. Diakses pada umumkan-dua-wni-positif-
tanggal 22 April 2020. corona-di-indonesia.
Tersedia di:
https://www.liputan6.com/he
alth/read/4203566/cegah-
14
Pratiwi, Priska Sari. "Menkes Tantang Harvard Lockdown". Kumparan. Diakses
Buktikan Virus Corona di pada tanggal 22 April 2020.
Indonesia". CNN Indonesia. Tersedia di:
Diakses pada tanggal 22 April https://kumparan.com/kumparan
2020. Tersedia di: news/dewan-guru-besar-ui-
https://www.cnnindonesia.com/n desak-Pemerintah-terapkan-
asional/20200211195637-20- lockdown-1t6LlsoKYUv.
473740/menkes-tantang-harvard-
buktikan-virus-corona-di- Redaksi Kumparan. "PSI Desak Pemerintah
indonesia. Transparan Terkait Informasi
Penularan Virus Corona".
Putranto, Aryo. "Alasan Harvard Prediksi Virus Kumparan. Diakses pada tanggal
Corona Sudah Masuk ke 22 April 2020. Tersedia di:
Indonesia". CNN Indonesia. https://kumparan.com/kumparan
Diakses pada tanggal 22 April news/psi-desak-Pemerintah-
2020. Tersedia di: transparan-terkait-informasi-
https://www.cnnindonesia.com/i penularan-virus-corona-
nternasional/20200213081956- 1t1RvSMQVuI.
106-474145/alasan-harvard-
prediksi-virus-corona-sudah- Riana, Friski. "Komnas HAM: Darurat
masuk-ke-indonesia. Kesehatan Lebih Penting dari
Darurat Sipil". Tempo. Diakses
Putranto, Aryo. "Pemerintah Buka Data pada tanggal 22 April 2020.
Corona: ODP 139.137, PDP Tersedia di:
10.482". CNN Indonesia. Diakses https://nasional.tempo.co/read/
pada tanggal 22 April 2020. 1325741/komnas-ham-darurat-
Tersedia di: kesehatan-lebih-penting-dari-
https://www.cnnindonesia.com/n darurat-sipil/full&view=ok.
asional/20200414220243-20-
493608/Pemerintah-buka-data- Sihombing, Rolando Fransiscus. "Menkes:
corona-odp-139137-pdp-10482. Kematian Gegara Flu Lebih
Tinggi, Kenapa Heboh Corona
Putri, Teatrika Handiko. "Jokowi Tetapkan Luar Biasa?". Detik.com. Diakses
Status PSBB dan Darurat pada tanggal 22 April 2020.
Kesehatan Atasi Virus Corona". Tersedia di:
IDN Times. Diakses pada tanggal https://news.detik.com/berita/d
22 April 2020. Tersedia di: - 4922176/menkes-kematian-
https://www.idntimes.com/news/ gegara-flu-lebih-tinggi-kenapa-
indonesia/teatrika/jokowi- heboh-corona-luar-biasa.
tetapkan- status-psbb-dan-darurat-
kesehatan-atasi-virus-corona.
Redaksi Kumparan. "Dewan Guru Besar FKUI
Desak Pemerintah Terapkan
15
COVID-19 Media akan menemukan
Menghantam, penggantinya. Seperti Xavi dan
Iniesta di Barcelona diteruskan
#UNSAprilMop oleh De Jong dan Riqui Puig.
OLEH: Nuno Yusuf Terbang
Dampaknya bisa untuk
melegitimasi. Mengamankan
Sepertinya nyata dan kita dapat
kekuasaan sekaligus memberi
ingat, berkali-berkali pemuda
ketakutan. Dalam bahasa Foucault,
mampu mengguncang dunia. Misal
hal itu disebut panoptic. Yaitu
yang dilakukan Mahasiswa UNS.
sesuatu yang dilakukan dengan
Awal April 2020, jagat maya
tidak terus menerus (diskontinyu)
berguncang dengan mengudaranya
tapi berdampak terus menerus
#UNSAprilMop di twitter.
(kontiyu).
Media-media pun turut
memberitakan fenomena itu. Saya Hal itu seperti pernyataan Pak
sebagai warga twitter yang Jamal, Rektor UNS 2020, bahwa
ditakdirkan mempelajari konsep hubungannya dengan mahasiswa
moderat dan kebahasaan, adalah bapak dan anak. Kemasan
menganggap fenomena ini patut yang mengesankan, terutama bagi
dikenang. mahasiswa yang gampang sayang.
Jangan sampai kita menghapusnya, Tentu ini panoptic dan sebuah
karena nanti orang selain kita tidak upaya mengamankan
akan bisa melihatnya. Meskipun kekuasaannya. Dengan mengingat
tidak buruk, karena mereka akan hubungan semacam itu, mahasiswa
mencoba meresapi perjuangan giat berpeluang takut dianggap durhaka
dan cerdas. ketika beradu gagasan.
Namun akan selalu ada peran anak
Bahasa dan Media, begitu
nakal. Anak macam ini akan
berdampak terhadap kehidupan
mencari jalan lain untuk
bermasyarakat dan bernegara. Sejak
mengutarakan gagasannya. Bisa
zaman Mbah Hitler hingga zaman
kepada buku catatan harian, kepada
anak kita jadi bapak bangsa, media
saudara, kepada sahabat, bahkan
tidak akan mati.
kepada media sosial.

16
Ada peran anak nakal, ada pula Membayar UKT, memperlihatkan
peran tokoh pengadu. Di saat itulah ada hak-hak kita yang harus
orang tua akan mengetahui jalan dipenuhi kampus. Dengan begitu
pilihan kita. penggunaan istilah-istilah tersebut
terlalu besar untuk hal yang tidak
Kita curhat dalam media
kecil.
pemberitaan dan dianggapnya
tindakan kita menjelekkan citra Keberpihakan media jelas kepada
keluarga (kampus), bersiap-siaplah siapa, bukan? Mengkritisi keadaan,
taubat. Pertaubatan yang dapat kita maka harus bisa memberi solusi.
tempuh adalah mencabut tulisan Baiklah, saya menyebutnya sebagai
dari media yang memuat. rekomendasi yang memaksa.
Sebelum mengutuk kita menjadi Yaitu dengan mengganti istilah-
batu (drop-out), orang tua akan istilah tersebut dengan “UNS
memberi sedikit hati untuk kita Mengalokasikan UKT untuk Kuota
taubat. Tenang, selama kita benar, Internet 10 Giga Kepada
kita akan ada teman. Al-Quran saja Mahasiswa”, “UNS Memutar UKT
mau menemani kita diajak ngopi Mahasiswa Berupa Kuota Internet
Munkar-Nakir, gitu kata orang- sebesar 10 Giga”. Begitu.
orang.
Moderat bisa disebut tengah;
berjalan di tengah. Berbeda dengan
Selain contoh itu, bahasa yang netral, karena moderat
ditampilkan media ketika sebelum mengandung pendirian kita
dan sesudah #UNSAprilMop terhadap suatu hal.
mengudara, ialah perendahan kelas
mahasiswa. Saya mencatat kata-kata Saya, sebagai warga dunia maya,
yang digunakan ialah “subsidi”, merekam suara-suara yang nyaring
“memberi bantuan”, dan “mahasiswa dan ingin menyaingi.
dapat … gratis”. Satu desa nyaring menagih janji
Tidah hanya negara, kita pun turut kuota internet 10 Gb, sedangkan
menabung untuk membangun satu RT tertawa nyaring dan
kampus. Bayar Uang Kuliah menanyakan kesanggupan satu desa
Tunggal (UKT), mengerahkan itu untuk mengelola kuota yang
potensi di kompetisi, dan dijanjikan itu.
berprestasi adalah buktinya.

17
Tentu bukan tanpa alasan satu RT yang mantap; dan penggunaan
berlakuan begitu. Bisa saja karena bahasa.
satu RT itu sudah mampu dan lebih
Terlepas dari sikap bijak kita
baik bantuan itu untuk orang lain
menggunakan kuota internet
yang kepalanya bocor tertimpa
tersebut, akan saya katakan: bahasa
nangka; mereka merasa sia-sia bila
adalah cerminan pemikiran
ikut menagih janji; mereka dalam
penuturnya, bahasa menunjukkan
pengaruh hubungan ayah dan anak;
jati diri penuturnya, bahasa bisa
atau ada hal lain yang perlu saya
memengaruhi penutur.
dengar dengan indera lain.
Dengan kata lain, janji tetaplah
Saya tidak ingin datang dan disapa
janji.
sebagai pahlawan. Kalau kata aktivis
begini, “Rakyat bantu rakyat”. “Sejak awal tulisan, kamu
membanggakan diri jadi orang
Namun akan saya terapkan
moderat dan 'Pemerhati Berbahasa'.
pelajaran moderat itu. Saya turut
Agar lebih berdampak manfaatmu,
mengudarakan #UNSAprilMop di
kenapa kamu tidak melakukan
jagat maya.
rekomendasi-rekomendasimu itu?”
Saya rasa ini adil, karena UNS
Saya warga twitter. Kalian lebih
bermain dengan medianya dan
dekat. Saya bukan peramal.
menggandeng media ternama untuk
mengagungkan diri dengan Salam pergerakan!
berbahasa, “UNS Berikan Subsidi
Kuota Internet 10 Gb/Bulan
Selama Pandemi COVID-19”.
Lebih baik sejak awal – sejak OLEH: Nuno. Pemuda asal Pekalongan,
sebelum mengagungkan diri – Tim September 1998. Di jagat maya, kalian
Humas dan IT memberi saran bisa menemuinya di instagram
kepada Pak Rektor terkait hal @nunoyusuf16 dan twitter
tersebut. @nuno_yusuf. Sebagai calon sarjana
sastra, ia mulai lebih disiplin membaca,
Terkait kebijakan keberadaan kuota mengasah resah, mengedit tulisan
yang tersedia ketika diberi sendiri: suka menulis dan susah
tambahan kuota; harga untuk menuntaskan.
mendapatkan kuota; akses literatur

18
COVID-19 Begitupun pada masa kejayaan
Romawi 'peradaban' hanya terdapat
dan Hikmah di dalam tembok kota.
OLEH: Rian Kurniadi
Bandingkan dengan zaman
sekarang, dunia jika dilihat dari
Alam membentuk manusia. Ketika luar angkasa dari Sabang sampai
manusia mencoba mengubah alam, New York, menampakan cahaya.
secara sadar maupun tidak, akan Itu berarti, zaman ini mampu dan
mengubah kemanusiaan itu sendiri. telah menyebarkan 'peradaban'
Mungkin gambaran inilah yang (bukan lagunya .feast), elektrifikasi
sekarang kita saksikan. Suatu ke seluruh dunia.
peristiwa di dalam bumi manusia Dunia yang semula gelap menjadi
yang belakangan kita menyebutnya terang, dunia yang semula terisolir
Covid-19 atau virus corona. mendadak ramai dan seterusnya.

Dalam satu abad belakangan ini Namun kemajuan yang dibawanya


kita menyaksikan suatu kemajuan bukan tanpa resiko. Kemajuan yang
yang begitu cepat. Bahkan tidak bersandar pada imperatif modal
ada kita temukan bandingannya dan dalil “modal di atas segalanya”
pada abad-abad sebelumnya. telah cukup sukses menerjunkan
Pada masa inilah kita, manusia kepingan neraka ke muka bumi.
dengan segala kemajuan yang Perubahan iklim, bencana ekologi,
dikembangkan, dengan segala hingga yang terbaru COVID-19,
penemuan yang coba diterapkan, merupakan resiko yang tak
berusaha untuk mengkonkretkan terelakan yang dibawa serta oleh
makna 'modernitas'. modernitas. Zaman yang telah
Salah satunya bisa dengan mudah mengajari dan membuat kita insyaf
kita lihat. Dahulu, pada masa bahwa peristiwa sekecil apapun di
kejayaan Yunani abad ke-5 hingga belahan dunia, akan juga memberi
ke-4 SM, daerah-daerah yang dampak bagi manusia di seberang
'beradab' hanya terbatas pada lain dunia.
wilayah-wilayah di tanah Yunani
saja dari Athena hingga Sparta.

19
Membawa mimpi buruk tidak Swt. untuk bersosialisasi dan saling
hanya bagi manusia, tapi juga mengenal pun dipaksa untuk
modernitas itu sendiri. Ini bukan menafsirkan ulang makna
berarti anjuran untuk kembali ke bersosialisasi ke dalam medium
masa lampau yang usang dan tidak yang baru. Lebih menyeramkan
cocok dengan zaman yang telah dari itu semua adalah tentu
berubah. Sebaliknya, kita harusnya dampak ekonomi yang turut
mampu dan memiliki imajinasi dibawanya.
tentang dunia seperti apa yang
hendak kita tinggali esok hari. Di tengah pandemi Covid-19 ini
kita menyaksikan secara lebih jelas
Oke, mari coba kita bayangkan. lagi bahwa ada sebagian orang yang
Seandainya pandemi Covid-19 ini terpaksa harus bekerja keras setiap
merebak di masa-masa sebelumnya, hari.
kita bayangkan saja zaman Fir'aun. Seperti para tenaga medis dan para
Dengan mobilitas manusia, buruh yang bekerja keras untuk
populasi, dan sirkulasi ekonomi menciptakan barang-barang
yang cukup minim, tentu virus kebutuhan pokok bagi masyarakat.
semacam ini akan selesai di wilayah Di sisi lain, ada juga sebagian yang
Mesir Kuno itu sendiri, atau paling ngga ngapa-ngapain. Entah karena
banter akan sampai Kartago. mereka kaya sehingga mampu
Sialnya, virus ini harus bermula di menghidupi hidup tanpa bekerja
zaman modern, di wilayah Wuhan, ataupun mereka yang tidak
Tiongkok. Ia salah satu pusat melakukan apapun karena kena
perekonomian di Tiongkok. PHK sehingga tidak bisa
Dengan mudah kita saksikan melakukan kerja-kerja produktif
dalam hitungan bulan virus ini dan sebagainya.
telah menjangkiti seluruh dunia. Dua kondisi yang bertentangan ini
Dunia yang semula ramai seakan semakin memperjelas
mendadak sepi. Pabrik-pabrik, bahwa ada yang tidak beres di
jalanan beraspal, hingga pusat dalam sistem yang diklaim Adam
perbelanjaan, terpaksa harus rehat. Smith akan menciptakan keadilan
Manusia yang ditakdirkan Allah ini.

20
Di Indonesia, pemerintah kerap raganya pada modal, berikut
kali menyerukan Work From Home konsekuensi-konsekuesi yang harus
(WFH), kerjalah dari rumah, diterimanya.
lakukan segala sesuatu dari rumah,
Di samping dampak yang kurang
dst. Namun, kira-kira apakah
mengenakkan yang diterima
semua rakyat Indonesia bisa
manusia, ternyata tidak demikian
melakukan segala sesuatu termasuk
dengan alam.
pekerjaannya dari rumah?
Penutupan pusat-pusat keramaian
Orang-orang yang kerja jadi stafsus
serta pembatasan gerak manusia
presiden, mereka yang bekerja pada
secara masif, memberikan dampak
startup digital dan seterusnya tentu
yang sangat positif bagi alam.
mampu melakukan pekerjaanya
dari rumah. Lewat perpesanan Memberikan jeda bagi alam untuk
elektronik maupun teleconference menyembuhkan diri dari asap
dan seterusnya. knalpot, cerobong pabrik, hingga
eksploitasi yang membabi buta di
Bagaimana dengan ojek online,
atas bumi ini.
tukang cukur, petani, hingga buruh
pabrik? WFH macam apa yang Bahkan, dari artikel berjudul Sisi
mampu mereka lakukan, selain lain Bumi di Masa Pandemi di
meratapi kenyataan? Sebagian yang kumparan.com, dikatakan bahwa
yang masih bekerja di luar pun langit Jakarta yang biasanya kelabu,
tidak dibekali dengan alat beberapa waktu terakhir menjadi
perlindungan diri yang memadai tampak lebih biru.
yang tentu membawa ancaman Kejadian ini pun menghiasi
tidak hanya bagi diri mereka linimasa media sosial kita beberapa
sendiri tapi juga lingkungan tempat saat yang lalu. Termasuk juga
mereka tinggal. hewan-hewan yang merebut ruang-
Tentu ini bukan hal aneh, ruang kota yang ditinggalkan
keselamatan kerja bukan sesuatu pemilik aslinya dan seterusnya.
yang dianggap penting dalam
Kapitalisme. Mereka yang telah
menandatangani kontrak kerja,
berarti telah menyerahkan jiwa dan

21
Semua ini seakan membawa pesan
bahwa selalu ada hikmah dari
setiap peristiwa berikut
kemungkinan-kemungkinan baru
yang coba Ia tunjukan.

Ya. Manusia dengan segala


teknologinya memang mampu
mengubah bahkan mengeksploitasi
alam, sedangkan alam (lewat
Covid-19) akhirnya mengubah
manusia.
Entah hikmah seperti apa yang
akan dipetik setelah peristiwa ini,
tidak seorang pun tahu. Ngomong-
ngomong, kata Zizek, Hegel pernah
mengatakan bahwa satu hal yang
bisa kita pelajari dari sejarah adalah
kita tidak belajar apapun dari
sejarah.
Mungkin membuat pernyataan
Hegel ini tidak relevan lagi adalah
suatu tugas yang mulia. Tapi siapa
juga yang peduli?

OLEH: Rian Kurniadi, namanya.


Ia sedang menempuh kuliah di
jurusan Ilmu Sejarah UNS. Hobi
rebahan dan tidak punya cita-cita,
tapi tidak berhenti berdoa.

22
Pagebluk dan Gelisah kegiatan baru agar pikiran tetap
jernih dan metabolisme tubuh
yang tak Kunjung Usai tetap terjaga dengan memasak. Ya,
OLEH: Zulfikar masak. Bukan masak air biar
mateng. Atau masak api biar air, eh
Pandemi dan tidak ada pandemi, apasih.
bagi saya tidak ada bedanya. Hari- Sebenar dan sejujurnya saya bukan
hari yang saya lalui persis seperti laki-laki yang bisa masak. Bukan
orang sedang melakukan social juga termasuk laki-laki yang gengsi
distancing. masak. Apalagi tim laki-laki yang
Klentrak-klentruk di kasur. Baru antidapur.
tidur waktu subuh dan mulai “Ciye mendukung kesetaraan
beraktifitas sore sampai bertemu gender”, katanya gitu setelah saya
subuh lagi. Hanya saja ketika hari- unggah hasil masakan yang tidak
hari pandemi, sebangun tidur dan bad-bad amat, meski sedikit asin.
mata mulai bisa melek dengan Yang penting pedes! Yang penting
sempurna, lalu meraba-raba letak bisa dimakan deng.
gawai dan mulai menyalakannya.
Hampir seluruh beranda media
Di masa-masa pandemi seperti ini,
isinya berita corona.
bagi saya kemampuan memasak
Jujur saja saya stres melihatnya. adalah sebuah skill yang mahal.
Alih-alih mencoba membaca Saya pun sepakat memasak adalah
situasi dengan jernih, tapi malah kemampuan tanpa batas gender.
menciptakan kekhawatiran yang
Baik perempuan atau laki-laki
tak menentu.
harus bisa masak. Laki-laki bisa
Ternyata keluhan seperti ini tidak masak bukan berarti karena
hanya saya yang mengalami. Efek keadaan, tapi memang harus bisa
psikologisnya dirasakan banyak tanpa butuh alasan apapun.
orang. Antara takut, khawatir, dan Sekalipun cuma masak air. Kalau
cemas bergabung jadi satu. kata temen saya yang bernama
Hamsong, kaum laki-laki bisa
Ketimbang pusing dan tidak jernih
memasak adalah implementasi
dalam membaca kondisi, baik nyata
ketahanan keluarga.
maupun maya, saya mencoba

23
Ciye kesetaraan. Tapi bukan RUU berbelanja ke pasar.
Ketahanan Keluarga loh ya.
Itu menjadi bagian alur memasak
Hikshikshiks. Bagi saya, ketahanan
yang paling saya sukai. Entah
keluarga adalah keluarga yang
mengapa ke pasar di saat-saat
tahan. Ah mosok sih?
pandemi justru seperti sebuah cara
Menurut pemikiran saya - yang menenangkan diri dari segala
sempit ini - dalam keluarga kecamuk pikiran dan hati.
haruslah ada prinsip kerja sama. Sekalipun bukan kali pertama saya
Kegiatan domestik seperti cuci- ke pasar.
mencuci dan masak-memasak
harus saling kerja sama antara laki- Ketika di Indramayu pun saya
laki dan perempuan. sering mengantar Mbah atau
Jadi misal dalam konstruksi Mamah ke pasar, tapi kali ini di
keluarga yang beredar pada perantauan jauh dari orang tua.
masyarakat, anggapan yang Pergi ke pasar atas dasar keinginan
memasak adalah perempuan, nah dan untuk memenuhi kebutuhan
dalam pandangan keluarga saya ke hidup membuat pengalaman ke
depan begitu juga sih. pasar jadi lebih hidup.

Hanya saja, kalau perempuan Terutama memperhatikan para


pasangan saya nanti sedang tidak pedagang, pembeli, dan interaksi
bisa memasak, saya siap memasak. keduanya di pasar. Sebuah potret
Atau kalau dia tidak mau hidup yang tidak bakal kita temui
memasakkan, ya tinggal masak di pasar modern atau sekelas mal
sendiri hehe. Ga bingung-bingung. yang dingin dan bersih tapi “kedap
rasa”.
Yang bingung itu kalau tidak
dikasih jatah. Masa mau pake
Sikap pemerintah pusat dalam
tangan sendiri lagi? Maksudnya
menangani pandemi pun bagi para
jatah nyari duit loh ya. Jangan
penghuni pasar tidaklah digubris.
ngawur.
Bodo amat, pikir saya. Lha wong
Prasyarat memasak adalah memilih saya melihat tidak ada perbedaan,
dan menyiapkan bahan-bahan sebelum dan sesudah adanya social
masakan. Kegiatan itu bisa distancing ke physical distancing
terlaksana salah satunya dengan pada masyarakat pasar.

24
Hari Rabu (1/4/2020) – 30 hari ndak tau. Yang pasti kegelisahan itu
pasca Presiden Jokowi terus ada sampai tulisan ini dibuat.
mengumumkan dua pasien
pertama di Indonesia positif Pernah di hari Jumat (27/3/2020)
corona (2/3/2020), 21 hari pasca menuju sore – sekitar pukul 16.25
WHO menetapkan Covid-19 WIB – saya berkunjung ke Pasar
sebagai pandemi (11/3/2020), 23 Gede untuk membeli tembakau.
hari pasca Pemkot Surakarta
menetapkan Kondisi Luar Biasa Di seberang toko saya melihat bak
(KLB) (13/3/2020), dan 6 hari sampah besar yang penuh dengan
pasca UNS membatasi kegiatan sampah berceceran dan beberapa
kampus (26/3/2020) – saya ke petugas yang sedang memindahkan
Pasar Legi sekitar pukul 05.30 sampahnya ke mobil. Para petugas
WIB, toh tidak banyak pedagang itu tidak menggunakan masker dan
yang menggunakan perangkat sarung tangan. Persis seperti tanpa
kesehatan anticovid-19 seperti pandemi yang penularannya hingga
masker dan handsanitizer, bahkan menjadi perhatian internasional
sejauh mata saya memandang ini.
hampir terhitung tidak ada. Lalu kita mau bilang apa ke
mereka? Work om home? Social
Melihat potret pasar yang seperti distancing? Physical distancing?
itu, sejujurnya saya merasa gelisah.
Satu sisi, apakah masyarakat pasar Begitu pun ketika saya ke pasar
kurang mendapat informasi terkait Ledok Sari hari Sabtu (28/3/2020)
pandemi Covid-19? Atau mereka pukul 03.14 dini hari. Kegiatan
tau tapi acuh tak acuh karena setiap pasar terlihat seperti biasa.
harinya mereka sudah berjibaku Sekalipun memang terlihat ada
dengan kuman? Atau pemangku tempat cuci tangan yang
kebijakan yang terlalu lalai pada disediakan gratis untuk para
masyarakat pekerja harian? pengunjung pasar.
Atau mereka abai menggagas Namun himbauan terkait physical
pemerintah yang bernalar partai distancing tidak masuk akal bagi
politik (parpol), yang hanya mereka pekerja informal yang
menjadikannya barang dagang penghasilannya didapat dari harian.
ketika pemilu datang? Atau apa

25
Di hari yang sama (28/3/2020) Satu ketika di kontrakan yang
saya kunjungi Klithikan pada mulai ditinggal sepi para
pukul 05.00 WIB. penghuninya pulang kampung,
teman-teman kampus pun sama,
Kerumunan yang harusnya
saya membaca sebuah tulisan di
dikurangi bahkan dihindari, sama
Blamakassar.co.id berjudul Virus
sekali tidak terlihat pada
Covid-19 dan Kelas Sosial ditulis
masyarakat pasar saat itu. Mereka
oleh Saprillah, Kepala Balai
tetap berkerumun berebut barang-
Litbang Agama Makassar.
barang bekas yang dibawa mobil
pick-up dan motor berkeranjang Di Makassar ia menceritakan
masuk ke dalam pasar untuk analisis kelasnya atas dampak
dilapakkan. Covid-19 ini. Ia tegas
menyampaikan bahwa Covid-19
Sedikit juga pedagang di Pasar
ini adalah penyakit kaum elite,
Klithikan yang menggunakan
karena persebarannya tentu dari
masker dan sarung tangan. Blas,
aktivitas trans-nasional.
saya tidak melihat sedikitpun
kepanikan atau kekhawatiran atas Ditambah himbauan-himbauannya
pandemi Covid-19. yang menggunakan bahasa Inggris
pun memperjelas posisinya.
Kegelisahan saya lalu beranjak pada Sekalipun memang Covid-19 ini
pemikiran apakah Covid-19 ini penularannya tidak memandang
semakin memperlihatkan kelas sosial, tapi terkait social
kesenjangan sosial yang nyata? distancing, “Bukankah jarak sosial
memang sudah lama terjadi?”,
Kesenjangan kelas sosial yang ujarnya.
menganga begitu lebar – selebar
luka kenangan – semakin terlihat
jelas. Sejenak saya berpikir, apakah
para pedagang pasar ini membuka
Whatsapp sesering saya? Membuka
Instagram, Twitter, dan Facebook
sesering saya?

26
Kepanikan adanya Covid-19 ini
tidak akan menjangkit kalangan
menengah ke bawah – tanpa
sedikitpun mendiskreditkan
mereka rendah literasi. Tapi yang
saya maksud menjangkit adalah
pekerja informal pada studi kasus
pasar tentu lebih memilih
menghadapi kepanikan ketimbang
diam di rumah menunggu
kematian.
Sebelum pandemi pun mereka
sudah berjibaku setiap hari
melawan kuman dan
ketidakpastian perekonomian.

Jadi apa yang bisa kita lakukan,


Slur?

OLEH: Mahmud Zulfikar. Pejantan tanggung ini lahir


di Indramayu 1997. Dalam perjalanan menuju
sarjananya di Universitas Sebelas Maret Surakarta, dia
diamanati sebagai pembantu umum di PMII Rayon
Ranggawarsita yang membasis di Fakultas Ilmu Budaya
(FIB), Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS,
dan ISI Surakarta.
Hobi menulisnya yang naik-turun pernah membuatnya
bercita-cita menjadi penulis, tapi sebagai penulis pemula
yang tulisannya ingin tembus ke media cetak dan daring,
belum sekalipun terealisasi. Sebagai penulis pemula
seharusnya teus mencoba sampai tembus, tapi dia
mutung dan lebih memilih menulis di blog pribadinya
warungkata.site. Dasar penulis pemula mutungan!

27
Dalam
PUISI
Tentara Tuhan
OLEH: Abdurrohman al-Asy’ari

Detik berjalan seiring masa


Suara kembang api bersahutan di gendang telinga
Cahaya kilaunya menari menghiasi angkasa
Tahun baru Masehi telah menyapa

Di akhir tahun pandemi bertamu di negeri Cina


Tentara-tentara Tuhan bernama Corona
Perlahan menyambangi berbagai negara
Hingga datanglah di negeri kami Indonesia

Tuhanku ...
Aktivitas kami sudah tidaklah ramai
Pergerakan pemuda pun telah surut akan pandemi
Bahkan, rumah-rumah-Mu telah sunyi
Tuhanku ...
Jika ini adalah bagian dari cinta-Mu
Maka tuntunlah kami
Melangkah di jalan yang benar menuju hidayah-Mu
Supaya kami tidak kebingungan di persimpangan jalan

Ungaran, 18 April 2020

ABDURROHMAN al-Asy’ari.
Mahasiswa Farmasi FMIPA UNS.
PMII Rayon Salman al-Farisi.

29
DERU
OLEH: Arafik Nur Fadliansah
(Pada akhirnya kita memilih sesiapa di antara kita yang bisa melewati hujan
berkelabat tanpa menengadah ke atas, lalu bersiap menggandeng siapa saja meski
itu sia-sia)

I
Jam mulai berdentang, loko hadir
Saat cahaya mengabur dalam rintik
Bangku kereta memanjangkannya untuk kita
Saat lampu mulai berjaga, kita berdua
Ada lagu yang membisu di telingamu
Ada deru dan aku di sisimu
Namun, ada yang membuat kita begitu lelap
Hujan ini berkelebat, aku kira kita tak akan siap.

II
Kaca jendela ini mesra, kekasihku.
Namun, di luar hanya ada lanskap kota yang tak genap
“Aku tak begitu tahu tentang perpisahan,” katamu.
Kau terbangun lebih awal,
Sebelum koper dan langkahmu kutangisi.
“Apakah ini semua sudah berakhir?” lanjutmu.
“Semoga kita belum berakhir,” jawabku.

(saat jeda dan kau melambai, sebelum deru yang menjadikanku sendiri di sini)

III ARAFIK Nur Fadliansah. Lahir di


Namun, deru itu, kekasihku Purbalingga, pada 10 Januari 2001. Anggota
Apakah ada yang lebih sia-sia PMII Rayon Ki Ageng Sela Komisariat
Selain membuat kita berjarak Ketingan. Perenung tak handal yang gemar
Dan kita tak pernah mengerti memikirkan kata. Sejumlah tulisannya tersiar
Mengapa? ––semoga itu tak sia-sia. di www.rafikbojes.wordpress.com. Buku
antologi puisi bersamanya yang pertama akan
(Purbalingga, 12 April 2020) segera terbit dengan tajuk “Purbalingga Kita”.

30
Puisi yang Mencari
Telingamu
OLEH: Alief Haryatma Rachman

Berjalan ditemani bayang


yang tidak mau kuajak bicara.
Di dalam dadaku ada pedang
Samudera biru tinggal cerita

Hariku adalah hari ziarah


Burung merpati tidak lagi datang
Persada bumi tempat bersinggah
dan semoga Tuhan mengajakku pulang

Sebab di bumi
bibirnya tidak lagi bisa kucium
Setelah fajar baru
malam kemarin tidak akan terulang

2020
ALIEF Haryatma Rachman.
Kelahiranku satu hari setelah
perayaan Harlah PMII pada tahun
2000. Kini sebagai mahasiswa Film
dan Televisi, Institut Seni Indonesia
di Surakarta. Cita-cita menjadi
seorang novelis dan naskahku best
seller. Laris manis di pasar.
Sementara waktu, menunggu aku
dijuluki novelis, silakan menonton
film pertamaku yang berjudul
“Makalah”.

31
SIAPA?
OLEH: Juha
Pernah kutahu, waktu itu
Mentari malu menghiburku
Dia tak menoleh, tak enyah jua

Dengan membentangkan seruan jiwa


Sebuah susunan kalimat penyemangat
Masih tergenggam kuat-kuat

Kucuran keringat jadi satu


dengan tetesan hujan
Petir yang mengkilat-kilat
Menyeru padu untuk istirahat

Siapa dan mengapa mereka ada di sana?


Kubertanya dalam diam

Dengan langkah kokoh


Pun tegapnya tubuh
Rintih tak jadi perih
Mereka rela menerobos tirai hujan
Demi bertaruh-teguh
Rela berperang, tak jadi angkuh
Hanya kebebasan rakyat kecil
Tujuannya selama ini

Mereka tak malu, apalagi ragu


Senyapkan bincang, kuatkan ancang-ancang
Pasti ada jalan panjang
Tuk sekadar bersandar
Panjatkan segala hajat
Tak dekat, namun terus bertekad
Sebagai penyeru hajat
Bukan urusan dikritik pimpinan,
Namun demi mengutarakan janji mereka

32
Salah Corona?
OLEH: Juha

Bumiku layu
Akankah terlupa dan lapuk?
Seandainya para manusia tahu
Takkan terjadi lebih dari hari ini
Bumiku
Tak seindah dulu
Terkapar
Terpapar
Telantar
Bumiku tak bersalah
Manusia seharusnya sadar
Perbuatannya selalu kasar
Tak bisa diatur dan tak sabar
Hingga kerusakan dunia mulai tersebar
Sudahi kerusakan yang kau perbuat!
Hanya demi bumi ini saja …
Jangan salahkan keadaan sekarang
Bukan corona, tapi kaulah penyebabnya!
Tahukah kalian,
Kenapa ini terjadi?
Ini peringatan kesekian!
Akankah kau hancurkan lagi?
Memang tak berbudi Siapa?
Bumi ini sudah tua
Sudah saatnya kita kembali?! dan Salah Corona?
JUHANIK Nuraisa. Seorang mahasiswa
Desain Interior periode 2018 dan anggota
PMII Rayon Ranggawarsita.

33
Cukupkan, Tuhan ...
OLEH: Mila Ardian

Tuhan,
Aku rindu menjejaki berbagai tempat di bumi-Mu
Aku rindu berkeliaran atas nama keyakinan
Bahwa Engkau ada pada hati sang hamba
Bahwa Engkau bersama pada hamba-hamba yang percaya
Tuhan,
Segeralah cukupkan,
Hamba-hamba-Mu sungguh kasihan ….

April yang kesembilan.

Ini Jauh Lebih Patah


OLEH: Mila Ardian
Saat kulihat bumi pertiwi nelangsa,
Saat Engkau panggil ulama-ulama,
Semesta berduka.
Patah,
Berlumur darah,
Hati hamba terkoyak parah,
Melangitkan doa,
Memanjat banyak semoga,
Tuhan,
Apakah manusia-manusia sudah begitu melampaui batas?

Mei yang kedua.


MILA Ardian yang bernama lengkap Mulya
Indah Lestari ini lahir saat sebagian penduduk
bumi sedang bertepuk pramuka. Gadis penikmat
kopi dan pencinta nyokelat yang sangat menyukai
langit. Karya-karyanya yang lain bisa dilihat di
Instagram (IG): @aksaraku___

34
Kecil dan Meledakkan
OLEH: Salma Zhu

Resah di pelupuk mata


Menanti keajaiban di bumi tercinta
Perihal Tuhan yang sedang menguji hamba-Nya
Makhluk kecil yang tidak kentara
Namun sanggup membinasakan akal dan nurani manusia
Kedatangannya yang begitu cepat
Menyebar ke seluruh penjuru dunia
Sampai kapan keresahan ini menganga?
Oh, Tuhan …
Hamba hanya bisa berserah menunggu semuanya reda

18 April 2020
—from 27.878 feet.

SALMA Zhu seorang mahasiswa Ilmu Sejarah UNS.


Ia dilahirkan pada tanggal 5 Januari 1999. Semua
karyanya diciptakan dari hati dan hasil kegabutan
yang hakiki. Inilah langkah produktif.

35
Dalam
SENI
RUPA
JATUH
OLEH: Kharisma Putri

KHARISMA Putri,
mahasiswa Seni Rupa
Murni UNS. Anggota
PMII Rayon
Ranggawarsita.

Judul: Jatuh
Media: Mix media on paper
Tahun: 2019
Manusia, secara naluriah, akan mencari jalan sendiri untuk
mencapai kebahagiaan. Meskipun hal itu bertentangan
dengan hal-hal yang wajar.

37
KARYA ini pernah dipamerkan pada acara Keporior di Monumen
Pers Nasional, 2019.

Matahari
Selalu Ikhlas
dan Tabah
OLEH: Virda Rodhiyah

VIRDA Rodhiyah.
Mahasiswa Desain Interior
UNS. Anggota PMII
Rayon Ranggawarsita

Judul: Matahari Selalu Ikhlas dan Tabah


Media: Papan Mdf
Teknik: Tancapkan paku, sesuai pola yang diinginkan, pada
papan kayu. Kemudian kaitkan benang pada paku yang
telah disusun.
Kegunaan: Hiasan dinding, meja, kado ulang tahun,
cinderamata, dekor, dll.
Tahun: 2019
Kehadiran matahari tidak selalu disambut riang oleh
manusia yang beragam karakternya. Kadang,
matahari dicaci maki saat kemarau panjang, dan
mengeluhkan ketidakhadirannya saat musim hujan
tak kunjung reda. Itulah manusia yang tidak mampu
bersyukur, tapi matahari mampu ikhlas dan tabah
memancarkan sinarnya.
38
Paradisaeidae Chair
OLEH: Safira NF

Desain kursi merupakan salah


satu faktor penentu penghilang
lelah dan mengdatangkan cedera.
Judul: Paradisaeidae Chair Oleh karena itu, dalam
Media: Kayu pembuatan/pemilihan kursi,
Kegunaan: Duduk santai melepas lengkungan punggung dan
lelah dudukan mesti diperhatikan.
Kursi ini terinspirasi dari
lengkungan burung
Cendrawasih.

SAFIRA Nurul Fatimah, lahir di Blora, tanggal 28 Mei 1999.


Saat ini, ia masih aktif sebagai mahasiswa Desain Interior UNS.
Selain ingin menjadi desainer muda, dia bermimpi menjadi
konsultan desain. Amin. Terima kasih, sudah ikut mendoakan.
Haha.
39
Abdurrohman al-Asy’ari . Alief Haryatma . Arafik
Nur Fadliansah . Juha . Kharisma Putri . Maimun
Agil Sadid . Mila Ardian . Nuno Yusuf . Rian
Kurniadi . Safira NF . Salma Zhu . Virda Rodhiyah .
Zulfikar

Anda mungkin juga menyukai