Anda di halaman 1dari 26

HUKUM

INTERNASIONAL
SAP HUKUM INTERNASIONAL
BAB I.HAKIKAT HUKUM INTERNASIONAL
BAB II. SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
BAB III. HUBUNGAN HUKUM INTERNASIONAL & HUKUM
NASIONAL
BAB IV. SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL
BAB V. SISTEM HUKUM INTERNASIONAL
BAB VI. PENGAKUAN HUKUM INTERNASIONAL
BAB VII. KEDAULATAN TERITORIAL
BAB VIII. YURISDIKSI NEGARA DALAM HUKUM INTENASIONAL
BAB IX. PERTANGGUNGJAWABAN NEGARA (STATE RESPONSIBILITY)
BAB X. SUKSESI NEGARA
BAB XI. PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL
BAB XII. LEMBAGA-LEMBAGA HAM DI PBB
ISTILAH
Hukum Internasional (International Law) atau hukum
Internasional Publik (Public International Law) 
lebih populer
Hukum Bangsa-Bangsa (law of nations), hukum antar
negara (inter state law)  tidak sesuai kebutuhan
jaman sekarang
Pengertian Hukum Internasional
Prof Dr. Mochtar Kusumaatmaja
Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah-
kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara dengan negara,
negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau
subjek hukum bukan negara dengan satu sama
lainnya.
Mochtar Kusumaatmadja :
~ keseluruhan kaidah & asas hukum
~ yg mengatur hub/persoalan yg melintasi batas2
negara (hubungan internasional)
~ bukan bersifat perdata
~ tidak terbatas hubungan yg dilakukan oleh
antarnegara saja
~ dpt dilakukan o/ negara dg subjek nonnegara
atau subjek nonnegara satu sama lain
Perbedaan Hukum Internasional & Hukum Dunia
Hk. Internasional (tertib hk. Koordinasi)
1.Hukum internasional mrpk suatu tertib hukum Koordinasi antara
anggota masy. Int. yg sederajat dgn lainnya.
2.Anggota mas. Int. tuntuk pd Hk.Int. untuk mengatur hub. semua
negara di dunia .
3.Berdaulat dan merdeka (independent). ; masing-masing berdiri
sendiri, yg satu tidak di bawah kekuasaan yg lain.
Hukum Dunia (Tertib Hukum Subordinasi)
1.Hukum Dunia mrpk semacam negara dunia yg meliputi
semua negara di dunia (semacam negara federasi).
2.Negara dunia scr hirarki berdiri diatas negara negara
nasional.
3.Tunduk pada Hukum Dunia
Masyarakat Internasional

Dibuktikan ;
1 .Adanya sejumlah negara.
2. Adanya hubungan tetap antara anggota masy.
Internasional.
3.Hub. Harus berjalan terus menerus antara negara satu
dengan lainnnya.
Hal tsb karena : suatu kebutuhan antara lain
pembagian “kekayaan alam dan perkembangan
industri yg tidak merata di
dunia,kebudayaan,sosial ,olahraga.
Charles Cheny Hyde :
“ hukum internasional dapat didefinisikan sebagai sekumpulan hukum
yang sebagian besar terdiri atas prinsip-prinsip dan peraturan-
peraturan yang harus ditaati oleh negara-negara, dan oleh karena itu
juga harus ditaati dalam hubungan-hubungan antara mereka satu
dengan lainnya, serta yang juga mencakup :
a. organisasi internasional, hubungan antara organisasi internasional
satu dengan lainnya, hubungan peraturan-peraturan hukum yang
berkenaan dengan fungsi-fungsi lembaga atau antara organisasi
internasional dengan negara atau negara-negara ; dan hubungan antara
organisasi internasional dengan individu atau individu-individu ;
b. peraturan-peraturan hukum tertentu yang berkenaan dengan individu-
individu dan subyek-subyek hukum bukan negara (non-state entities)
sepanjang hak-hak dan kewajiban-kewajiban individu dan subyek
hukum bukan negara tersebut bersangkut paut dengan masalah
masyarakat internasional” (Phartiana, 2003; 4)
Grotius dalam bukunya De Jure Belli ac
Pacis (Perihal Perang dan Damai).
Menurutnya “hukum dan hubungan
internasional didasarkan pada kemauan
bebas dan persetujuan beberapa atau
semua negara. Ini ditujukan demi
kepentingan bersama dari mereka yang
menyatakan diri di dalamnya ”.
Akehurst : “hukum internasional adalah sistem
hukum yang di bentuk dari hubungan antara negara-
negara”
Definisi hukum internasional yang diberikan oleh
pakar-pakar hukum terkenal di masa lalu, termasuk
Grotius atau Akehurst, terbatas pada negara sebagai
satu-satunya pelaku hukum dan tidak memasukkan
subjek-subjek hukum lainnya.
SIFAT
.

KOORDINATIF

SUBORDINATIF
Sifat dan Hakekat HI
  HI Tidak mengenal suatu kekuasaan eksekutif
yang kuat.
  HI bersifat koordinatif tidak Subordinatif.
  HI tidak memiliki badan-badan legislatif dan
yudikatif dan kekuasaan Polisional.
 HI Tidak dapat memaksakan kehendak masyarakat
Internasional sebagai kaidah Hukum Nasional.
PERWUJUDAN HI

TRILATERA MULTI
REGIONAL UNIVERSAL
BILATERAL L LATERAL
KEKUATAN MENGIKAT HI

Aliran
Aliran hukum Aliran hukum
pendekatan
alam positif
sosiologis
Aliran Hukum Alam
HI mengikat kaena bagian dari hukum alam yg
diterapkan pada masyarakat bangsa2.
Hukum alam : hukum yg datang dari alam dan
diturunkan pada manusia lewat rasio atau akalnya.
Ditemukan di alam, tidak diciptakan, abstrak
Kelemahan   :
konsep alam yang masih membutuhkan konsep rasio,
keadilan, keagaman pada kenyataannya banyak
menimbulkan kegaduhan.
  Kurang jelas dan menjadi doktrin yang subyektif.
 Tidak ada perhatian dalam praktek actual antar
negara.
 Bersifat sangat samar terutama berkaitan dengan
keadilan dan kepentingan MI.
Kelebihan     :
-   menjadi dasar moral dan dasar etis HI
Aliran Hukum Positif
Lebih konkret dr hk alam
Tidak semua HI memperoleh kekuatan mengikat
karena kehendak negara
Banyak sekali aturan HI yg berstatus hk kebiasaan
internasional ataupun prinsip hk umum yg sdh ada
sebelum lahirnya s/ negara
2. Teori Positivisme
Kekuatan mengikatnya HI pada kehendak negara itu sendiri
untuk tunduk pada HI
HI berasal dari kemauan negara dan berlaku karena disetujui
oleh negara.

Kelemahan
-   Tidak dapat menjelaskan jika ada negara yang tidak setuju apakah HI tidak lagi
mengikat.
-   Tidak dapat menjelaskan jika ada negara baru tetapi langsung terikat oleh HI
-   Tidak dapat menjelaskan mengapa ada hokum kebiasaan.
-   Kemauan negara hanya Facon De Parler (perumpaan).
-   Berlakunya hI tergantung dari society of state.
Kelebihan   :
-   Praktek-praktek negara dan hanya perautran-peraturan yang benar-benar
ditaati yang menjadi HI.
Aliran Pendekatan Sosiologis
Masy bangsa selaku makhluk sosial sll membutuhkan
interaksi satu dg yg lain utk memenuhi kebutuhannya.
Asal Mula Hukum Internasional

Bangsa Romawi sudah mengenal hukum internasional sejak


tahun 89 SM, dengan istilah Ius Gentium (hukum antar bangsa).

Ius Gentium yang kemudian berkembang menjadi Ius Inter


Gentium ialah hukum yang diterapkan bagi kaula negara (orang
asing), yaitu orang-orang jajahan atau orang-orang asing.

Kemudian berkembang menjadi


Volkernrecht (bahasa Jerman), Droit des
Gens (bahasa Prancis) dan Law of Nations
atau International Law (Bahasa Inggis).
Lanjutan ………….

Dalam perkembangan berikutnya, pemahaman


tentang hukum internasional dapat dibedakan dalam
2 (dua) hal, yaitu :
 Hukum perdata Internasional, yaitu hukum
internasional yang mengatur hubungan hukum
antar warga negara suatu negara dan warga
negara dari negara lain (hukum antar bangsa).
 Hukum Publik Internasional, yaitu hukum
internasional yang mengatur negara yang satu dan
negara yang lain dalam hubungan internasional
(hukum antar negara).
HI Publik dan HI Perdata

Persamaan
Keduanya mengatur hubungan
hubungan atau persoalan yang
melintasi batas-batas negara.
Perbedaan
Perbedaan keduanya terletak pada : sifat hubungan/
persoalan dan obyek yang diaturnya.
Cara membedakan berdasarkan sifat dan obyeknya
adalah tepat, dari pada membedakan berdasarkan
pelaku-pelaku (subyeknya), yaitu dengan mengatakan
HI Publik mengatur hubungan atara negara,
sedangkan H Perdata Internasional mengatur
hubungan orang-perorang.
WHY ?
Alasan :
a. Negara dapat saja menjadi sunyek Hkperdata Internasional,
dan perorangan dapat saja menjadi subyek HI.
b. Batasan yang bersifat negatif lebih tepat karena ukuran
publik memang sering kali sukar dicari batas-batasnya.
c. Dewasa ini persoalan Internasional tidak semuannya
merupakan persoalan antar negara; persoalan perseoranga
dapat dikatakan persoalan negara (pelanggaran pidana
Konvensi Jenewa 1949).
d. Persoalan yang menyangkut “perseorangan” yang demikian
tidak dapat dimasukkan dalam bidang Tata Usaha Negara
atau Pidana Internasional, dan bukan merupakan persoalan
perdata Internasional.
HI diakui oleh masyarakat Internasional sbg hukum yg
sesunguhnya & dipatuhi sbg aturan hukum karena faktor
berikut :
1. kebutuhan & kepentingan bersama akan jaminan
kepastian hukum & ketertiban dalam melakukan
hubungan internasional
2. biaya politik & ekonomi yg harus dibayar jika
melanggar HI. Ex : hilangnya trust, dihapuskan
bantuan & fasilitas, dikucilkan, dicabut keanggotaan
3. sanksi yg dijatuhkan oleh negara lain, organisasi
internasional & pengadilan
4. faktor psikologis takut dikecam & dikutuk oleh
pihak lain jika melanggar HI
Faktor yg menjadikan HI hukum yg
lemah
a. Kurangnya institusi formal penegak hukum
- polisi pengawas & penindak pelanggar HI
- jaksa & hakim di pengadilan internasional, tidak
memiliki otoritas negara pelanggar secara lgsg
- tidak ada pengadilan internsional yg memiliki
yurisdiksi wajib
b. Tidak jelasnya aturan HI sehingga multi tafsir
dilapangan yg berakibat kurangnya kepastian
hukum

Anda mungkin juga menyukai