Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SISTEM HUKUM INTERNASIONAL DAN PERADILAN


INTERNASIONAL

Disusun Oleh

Nama : Henry Nelon Still Heka


Kelas : XI MULTIMEDIA 2
Absen : 34

SMKN 1 JETIS
JALAN RAYA DESA MOJOLEBAK, Mojolebak, Kec. Jetis, Kab.
Mojokerto, Jawa Timur, dengan kode pos 61352.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

         Perkembangan dunia global dalam masyarakat internasional pada zaman


sekarang sudah banyak yang melintasi batas-batas wilayah teritorial suatu negara.
Dan hal ini sudah tentu memerlukan suatu aturan atau tata tertib hukum yang
jelas dan tegas. Yang bertujuan untuk menciptakan suatu kerukunan dalam
menjalin kerjasama antar negara yang saling menguntungkan. Dan sumber hukum
internasional seperti perjanjian internasional, kebiasaan internasional, dan
sebagainya memilki peran penting dalam mengatur masalah-masalah bersama
yang dihadapi subyek-subyek hukum internasional.

B. Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan Sistem Internasional dan Peradilan
Internasional?

C. Tujuan Penelitian

Makalah ini saya susun selain untuk memenuhi remedial Pendidikan


Kewarganegaraan, juga saya memiliki tujuan agar dapat membantu menambah
referensi mengenai Sistem Internasional dan Peradilan Internasional.

D. Manfaat Penelitian

Untuk mengetahui apa itu Sistem Internasional dan Peradilan Internasional.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Hukum Internasional

Sistem hukum internasional adalah satu kesatuan hukum yang berlaku dan
wajib dipatuhi oleh seluruh komunitas internasional. Artinya hukum internasional
harus dipatuhi oleh setiap negara. Sistem hukum internasional juga merupakan
aturan-aturan yang telah diciptakan bersama oleh negara-negara anggota yang
melintasi batas-batas negara.

B. Pengertian Hukum Internasional

Pengertian hukum internasional secara umum merupakan bagian hukum


yang mengatur aktifitas entitas dalan skala internasional. Awalnya hukum
internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antar negara namun
dalam perkembangan pola hubungan internasional yang semakin kompleks
pengertian ini mulai meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi
struktur dan perilaku organisasi internasional dan pada batas tertentu,
perusahaan multinasional dan individu.
Namun disamping itu, beberapa sarjana mengemukakan pendapatnya mengenai
hukum internasional. Diantaranya adalah :

1.   J.G Starke


Hukun internasional adalah sekumpulan hukum-hukum (body of law) yang
sebagian besar terdiri dari asa-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam
hubungan antarnegara.

2.  Wirjono Prodjodikoro


Hukum internasional adalah hukum yang mengatur perhubungan hukum antara
berbagi bangsa di berbagai negara.
C. Pengertian Peradilan Internasional

Kata sistem dalam kaitannya dengan peradilan internasional adalah unsur-


unsur atau komponen-komponen lembaga peradilan internasional yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan dalam rangka
mencapai keadilan internasional. Komponen-kompenen tersebut terdiri dari
mahkamah internasional, mahkamah pidana internasional dan panel khusus dan
spesial pidana internasional.
Setiap sistem hukum menunjukkan empat unsur dasar, yaitu: pranata peraturan,
proses penyelenggaraan hukum, prosedur pemberian keputusan oleh pengadilan
dan lembaga penegakan hukum. Dalam hal ini pendekatan pengembangan
terhadap sistem hukum menekankan pada beberapa hal, yaitu: bertambah
meningkatnya diferensiasi internal dari keempat unsur dasar system hukum
tersebut, menyangkut perangkat peraturan, penerapan peraturan, pengadilan
dan penegakan hukum serta pengaruh diferensiasi lembaga dalam masyarakat
terhadap unsur-unsur dasar tersebut.

D. Asal Mula Hukum Internasional

Hukum internasional sudah dikenal oleh bangsa romawi sejak tahun 89


sebelum masehi. Mereka mengenal adengan nama ius civile (hukum sipil) dan ius
gentium (hukum antar bangsa). Ius civile merupakan hukum nasional yang
berlaku yang berlaku bagi warga romawi dimanapun mereka berada. Ius gentium
yang kemudian berkembang menjadi ius inter gentium ialah hukum yang
merupakan bagian dari hukum romawi yang diterapkan bagi orang asing yang
bukan orang romawi, yaitu orang-orang jajahan atau orang-orang asing.
Kemudian hukum ini berkembang menjadi volkernrecht (bahasa Jerman), droit
des gens (bahasa Prancis), dan law of nations atau international law (bahasa
Inggris). Pengertian volkernrecht  dan ius gentium sebenarnya tidak sama  karena
dalam hukum Romawi, istilah ius gentium memiliki pengertian :
a.       Hukum yang mengatur hubungan antara dua orang warga kota Roma dan
orang asing.
b.      Hukum ynag diturunkan dari tata tertib alam yang mengatur masyarakat
segala bangsa, yaitu hukum alam yang menjadi dasar perkembangan hukum
internasional di Eropa pada abad ke-15 sampai dengan abad ke-19.
Seiring dengan perkembangan yang ada, pemahaman mengenai hukum
internasional dapat dibedakan dalam 2 hal, yaitu :
a.       Hukum Perdata Internasional. Yaitu hukum yang mengatur hubungan
hukum hukum antar warga negara suatu negara dan warga negara dari negara
lain.
b.      Hukum publik internasional, yaitu hukum yang mengatur negara yang satu
dengan negara yang lain dalam hubungan internasional (hukum antarnegara).
Hukum Internasional publik berbeda dengan Hukum Perdata Internasional.
Hukum Perdata Internasional ialah keseluruhan kaedah dan asas hukum yang
mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara atau hukum yang
mengatur hubungan hukum perdata. Sedangkan Hukum Internasional adalah
keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan
yang melintasi batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat
perdata.
Persamaannya adalah bahwa keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas negara(internasional). Perbedaannya adalah sifat hukum atau
persoalan yang diaturnya (obyeknya).

E. Pembagian Hukum Internasional

Hukum internasional terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :


1)   Hukum Perdata Internasional (privat international law)
Yaitu  keseluuhan kaidah dan asas  hukum  yang mengatur hubungan perdata
yang
dilakukan oleh subjek  hukum, yang masing-masing tunduk pada system  hukum
perdata yang berbeda satu dengan lainnya.
2)  Hukum Pidana Internasional (Public international Law)
Yaitu  keseluruhan kaidah dan asas  hukum  yang mengatur hubungan atau
persoalan
yang melintasi batas negara yang bukan bersifat perdata.

F. Asas-asas Hukum Internasional

Dalam menjalin hubungan antar bangsa, ada beberapa asas yang harus
diperhatikan oleh setiap Negara :
a.  Asas Teritorial
Didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Intinya, negara
melaksanakan hukum bagi
semua orang dan semua barang yang ada di wilayah negaranya.
b. Asas Kebangsaan
Didasarkan atas kekuasaan negara untuk warga negaranya. Intinya, setiap
warga negara
dimanapun dia berada tetap mnedapatka perlakuan hukum dari negaranya
sendiri meskipun seddang berada di negara asing.
c. Asas kepentingan umum
Didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalam
kehidupan masyarakat. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah
suatu negara.
Menurut Resolusi majelis Umum PBB No. 2625 tahun 1970, ada tujuh asas,
yaitu
1)  Setiap  negara  tidak melakukan ancaman agresi terhadap keutuhan wilayah
dan
kemerdekaan  negara  lain. Dalam asas ini ditekankan bahwa setiap  negara 
tidak
memberikan ancaman dengan kekuatan militer dan tidak melakukan sesuatu
yang
bertentangan dengan piagam PBB.
2)  Setiap negara  harus menyelesaikan masalah internasional dengan cara damai,
Dalam
asas ini setiap Negara harus mencari solusi damai, menghendalikan diri dari
tindakan
yang dapat membahayakan perdamaian internasional.
3)  Tidak melakukan intervensi terhadap urusan dalam negeri  negara  lain.  Asas 
ini
menekankan setiap  negara  memiliki hak untuk memilih sendiri keputusan
politiknya,
ekonomi, social dan system budaya tanpa intervensi pihak lain.
4)  Negara wajib menjalin kerjasama dengan  negara  lain berdasar pada piagam
PBB,
kerjasama itu dimaksudkan untuk menciptakan perdamaian dan keamanan
internasional di bidang Hak asasi manusia, politik, ekonomi, social budaya,
tekhnik,
perdagangan.
5)  Asas persaman hak dan penentuan nasib sendiri, kemerdekaan dan
perwujudan
kedaulatan suatu negara ditentukan oleh rakyat.
6)  Asas persamaan kedaulatan dari negara, Setiap negara memiliki persamaan
Kedaulatan, secara umum sebagai berikut :
a.  Memilki persamaan Yudisial (perlakuan Hukum).
b.  Memilikim hak penuh terhadap kedaulatan
c.  Setiap negara menghormati kepribadian negara lain.
d.  Teritorial dan kemerdekanan politik suatu  negara  adalah tidak dapat
diganggu
gugat.
e.  Setap negara bebas untuk membangun system politik, sosial, ekonomi
dan sejarah
bangsanya.
f.  Setiap negara wajib untuk hidup damai dengan negara lain.
7)  Setiap  negara  harus dapat dipercaya dalam memenuhi kewajibannya,
pemenuhan
kewajiban itu harus sesuai dengan ketentuan hukum internasional.

G. Sumber Hukum Internasional

a.       Dalam Arti Material


Hukum internasional tidak dapat dipaksakan seperti hukum nasional. Pada
dasarnya masyarakat negara-negara atau masyarakat bangsa-bangsa yang
anggotanya didasarkan pada kesukarelaaan dan kesadaran, sedangkan kekuasaan
tertinggi tetap berada di negara masing-masing.
Meski demikian, ada sebagian besar negara anggota masyarakat  yang mentaati
kaidah-kaidah hukum internasional. Mengenai hal ini ada dua aliran yang memiliki
pendapat berbeda.
•  Aliran naturalis
Bersandar pada hak asasi dan hak alamiah. Menurut teori ini, hukum
internasional adalah hukum alam sehingga kedudukannya dianggap lebih tinggi
dari pada hukum nasional. Pencetus teori ini adalah Grotius (Hugo De Groot) dan
kemudian disempurnakan oleh Emmerich Vattel, ahli hukum dan diplomat Swiss.

•   Aliran positivisme


Mendasarkan berlakunya hukum internasional pada persetujuan bersama
dari negara-negara ditambah dengan asas pacta sunt servanda yang dianut oleh
mazhab Wina dengan pelopornya yaitu Hans Kelsen. Menurut Hans Kelsen pacta
sunt servanda merupakan kaidah dasar pasal  26 Konvensi Wina tentang Hukum
Perjanjian (Viena Convention of The Law of treatis) tahun 1969.
b.    Dalam Arti Formal
Sumber Hukum Internasional adalah sumber-sumber yang digunakan oleh
Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah-masalah hubungan
internasional. Sumber hukum internasional dibedakan menjadi sumber hukum 
dalam arti materil dan formal. Dalam arti materil, adalah sumber hukum
internasional yang membahas dasar berlakunya hukum suatu  negara. Sedangkan
sumber hukum formal, adalah sumber dari mana untuk mendapatkan atau
menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.
Menurut  Brierly, sumber hukum internasional dalam arti formal merupakan
sumber yang paling utama dan memiliki otoritas tertinggi dan otentik yang
dipakai  Mahkamah internasional dalam memutuskan suatu sengketa
internasional.
Sumber hukum internasional formal terdapat dalam pasal 38 Piagam Mahkamah
Internasional Permanen 1920, sebagai berikut :
1)  Perjanjian Internasional (traktat), adalah perjanjian yang diadakan
antaranggota  masyarakat bangsa-bangsa dan mengakibatkan hukum baru.
2)  Kebiasaan Internasional yang diterima sebagai hukum, jadi tidak semua
kebiasaan internasional menjadi sumber  hukum.  Syaratnya adalah kebiasaan itu
harus bersifat umum dan diterima sebagi hukum.
3)  Asas-asas hukum umum yang diakui oleh bangsa beradab, adalah asas hukum
yang mendasari system hukum modern. Sistem hukum modern, adalah system
hukum positif yang didasarkan pada lembagaa hukum barat yang berdasarkan
sebagaian besar pada asas hukum Romawi.
4)  Keputusan-keputusan hakim dan ajaran para ahli hukum Internasional, adalah
sumber hukum tambahan (subsider), artinya dapat dipakai untuk membuktikan
adanya kaidah hukum internasional mengenai suatu persoalan yang didasarkan
pada sumber hokum.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, hubungan internasional merupakan aturan-aturan yang telah di ciptakan


bersama negara-negara anggota yang melintasi batas-batas negara. Peradilan
Internasional dilaksanakan oleh Mahkamah Internasional yang merupakan salah
satu organ perlengkapan PBB. Sumber Hukum Internasional adalah sumber-
sumber yang digunakan oleh Mahkamah Internasional dalam memutuskan
masalah-masalah hubungan internasional. Sumber hukum internasional
dibedakan menjadi sumber hukum dalam arti materil dan formal. Dalam arti
materil, adalah sumber hukum internasional yang membahas dasar berlakunya
hukum suatu negara. Sedangkan sumber hukum formal, adalah sumber dari mana
untuk mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem hukum dan peradilan
internasional itu sangat diperlukan oleh suatu negara untuk tetap
mempertahankan eksistensi dan kemakmuran suatu negara.

B. Saran

Seharusnya kita dapat menghargai dan ikut mengerti tentang masalah


sengketa internasional dengan cara memenuhi dan mematuhi kewajiban
perjanjian internasional, serta mau mempelajari lebih dalam lagi mengenai Sistem
Hukum dan Peradilan Internasional.

Anda mungkin juga menyukai