oleh
ENDANG PURWANINGSIH, SH, MH
S1 FAKULTAS HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS GADJAH
MADA
KEBERADAAN
HUKUM INTERNASIONAL
Istilah, pengertian & perkembangan HI
Hubungan HI dan HN
Sumber Hukum Internasional
Subyek Hukum internasional
NEGARA SEBAGAI SUBYEK
HUKUM INTERNASIONAL
Eksistensi Negara dalam Masyarakat
Internasional
Pengakuan
Kedaulatan atas wilayah
Yurisdiksi
Tanggung Jawab Negara
Suksesi Negara
INDIVIDU SEBAGAI SUBYEK
HUKUM INTERNASIONAL
Negara dan individu
Hak Asasi Manusia
Hukum Humaniter Internasional
TRANSAKSI INTERNASIONAL
Perutusan Negara dalam melakukan
Hubungan Internasional
Hukum Perjanjian Internasional
Penyelesaian Sengketa Internasional
ORGANISASI
INTERNASIONAL
Pengertian dan Klasifikasi OI
OI sebagai Subyek HI
LITERATUR
HUKUM
INTERNASIONAL
PUBLIC
PRIVATE
INTERNATIONAL
INTERNATIONAL
LAW=
LAW
LAW OF NATIONS
PENGERTIAN
Oppenheim
sekumpulan ketent yang mengatur tingkah
laku subyek dalam masyarakat yang
berlakunya dipertahankan oleh external
power, memp tujuan utk menjamin
ketertiban dan keadilan
Hukum Internasional dipertahankan oleh
International external power
Pandangan Austin tentang HI
Definisi Hukum
=kumpulan ketentuan
=mengatur tingkah laku manusia
=ditetapkan oleh penguasa yang berdaulat
=dipaksakan oleh penguasa yang berdaulat
HI tidak memenuhi 3 dan 4
Kritik terhadap Austin
tidak berlaku utk Hukum Adat- customary rule of
international law
Bila HI hanya moral mk terjadi hukum rimba dan tidak
sesuai dengan kenyataan
Kelemahan HI
Kelemahan HI
Sifat HI koordinatif
Sanksi tidak terpusat
tidak seperti HN
Hukum yang lemah(weak law)
PEMBAGIAN HI
HI Umum
HI Regional
Kedudukan Hi Regional terhadap HI Umum :
A.
B. HI regional AL ttg Suaka Diplomatik
Hi yang bersifat sui generis – community law
+ berlaku langsung dalam sistem huk nasional neg anggota
+ bad peradilan neg anggota siap memberlakukan dan
mengutamakan community law tsb
PERKEMBANGAN HI
Jaman kuno
Perjanjian West Phalia 1648
Akibat PW 1648
Negara merpkan satuan2 teritorial yang
berdaulat.
Hubungan antar negara didsrkan atas
kemerdekaan dan kesederajadan
Tidak mengakui kekuasaan Imperium Roma dan
Gereja
Mengakui adanya HI yang mengatur hub antar
mereka atas dasar kepatuhan/ kesepakatan
dari Sarjana/doktrin: Grotius/Hugo de Groot,
Cornelius van Biynkershoek
TEORI-TEORI TTG HAKEKAT
HUKUM INTERNASIONAL
1. Hukum Alam
Huk yang ideal yg dibangun atas hakekat manusia sbg
makhluk yang berakal, Huk mrpkan kumpulan aturan
yg didektekan alam kpd nalar manusia
2. Positifisme
Hkm bukan didektekan oleh alam, tapi ketent yang
ditetapkan oleh penguasa yang berdaulat
3. Aliran Modern (Prof Sugeng Istanto)
ketent yang disepakati berlakunya dlm masy melalui
penguasa dan kebiasaan yg berlaku dlm masy itu
sendiri
HUBUNGAN HI- HN
HI-HN
Amerika Serikat
The supreme law of the land
self executing treaties & non-self executing treaties
Indonesia
PRAKTEK BERLAKUNYA
HI KEDALAM HN DI INDONESIA
Pasal 11 UUD 45
Surat Presiden No
2826 /HK/1960
UU No 24 Th 2000
pasal 10:
S PresidenNo 2826 /HK/1960
Treaty
1.Soal-soal politik atau soal-soal yang dapat mempengaruhi haluan
politik LN spt perj persahabatan, perj persekutuan/ aliansi,
perubahan wilayah penetapan tapal batas.
2. Ikatan-ikatan yang sdmk rupa sifatnya shg mempengaruhi
haluan pol LN mis perj kerjasama ekonomi dan teknik,pinjaman
uang
3.Soal-soal yg menurut UUD atau menurut peraturan per UUan
harus diatur dng UU mis: kehakiman, kewarganegaraan.
Agreement
UU No 24 th 2000
Pasal 10 – perjanjian yang memerlukan
persetujuan dr DPR
- Masalah politik, perdamaian, pertahanan dan
keamanan
- Perubahan wilayah atau penetapan batas
wilayah neg RI
- Kedaulatan dan Hak berdaulat
- HAM dan lingkungan hidup
- Pembentukan hukum baru
- Pinjaman dan atau hibah LN
SUMBER
HUKUM INTERNASIONAL
Fungsi
Macam Sumber Hukum
Sumber Hukum Internasional
Pasal 38 ayat 1 Statuta Mahkamah
Internasional
Sumber Hukum Internasional
Cara penentuan :
- Sungai : 1. Median line (tidak dilayari)
2. Thalweg (dilayari)
- Danau / laut pedalaman : berdasarkan :
* kedalaman * konfigurasi * penggunaan.
- Selat / teluk : tidak ada aturan umum.
(biasanya sejarah / geografi)
Terusan : - jalan air pedalaman wilayah
- antar samodera P.I. khusus
Sungai lewat > negara negara yang bersangkutan, menurut
bagian yang
melewatinya.
Sungai internasional : hak lewat :
1. negara yang dilalui
2. masa damai
3. tanpa pembatasan.
Ada sungai yang diatur / diawasi secara internasional.
Pemerintah
Sbg person yuridik negara memerlukan organ yg
mewakili hehendaknya.
Wilayah tanpa pemerintahan tidak dianggap sbg
negara- Keputusan MI dlm kasus Sahara Barat 1975
Ada hubungan diantara suku-suku akan tetapi belum
ada entitas juridik/ struktur pemerintahan
Pemerintah: badan eksekutif dlm suatu neg yg
dibentuk melalui prosedur konstitusional utk
menyelenggarakan tugas kenegaraan.
Harus efektif
Kedaulatan
Kekuasaan tertinggi yang dimiliki
negara untuk mengatur
penyelenggaraan pemerintahan
Konp Montevideo 1933: capacity to
enter into relations with other states
Klasifikasi Negara
Menurut Bentuknya
Menurut Wilayah Lautnya
Menurut Luas Wilayahnya
Mnrt status dlm pertikaian bersenjata
Macam-macam bentuk negara
1. Negara Kesatuan
2. Negara Federal
3. Gabungan Negara-negara Merdeka (Uni Riil dan Uni
Personil)
4. Konfederasi
5. Negara-negara Netral
6. Negara-negara yang Terpecah
7. Negara-negara Kecil
8. Protektorat
Negara Kesatuan
Hampir separuh negara yang ada didunia merupakan negara kesatuan.
Dalam negara ini pemerintah pusat akan melaksanakan kegiatan luar
negeri.
Negara Federal
Adalah gabungan sejumlah negara yang dinamakan negara-negara bagian
yang diatur oleh undang-undang dasar yang membagi wewenang
antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagiannya.
Negara-negara Netral
Adalah negara yang membatasi dirinya untuk tidak melibatkan diri dalam
berbagi sengketa yang terjadi dalam masyarakat internasional
netralitas tetap dan netralitas sewaktu-waktu, Politik Netral atau
netralitas positif
Protektorat
Adalah negara-negara yang berada dibawah perlindungan dari negara
yang kuat. Negara protektorat akan memperoleh sejumlah wewenang dari
negara yang melindunginya, dan negara ini punya kapasitas yang terbatas
dalam hubungan luar negeri dan pertahanan yang biasanya dilakukan oleh
negara pelindung.
Contoh: Tunisia, Maroko, Kamboja, Laos, Vietnam dulunya merupakan
negara protektorat dari Perancis.
Menurut Wilayah Lautnya
Negara dinetralkan
Atas dsr pjj kolektif (antar neg besar atau neg yg
bertikai)
Dijamin kemerdekaan serta integritas
politik&territorialnya
Status permanen
Sbg subyek HI, dilarang u/ angkat senjta lawan
neg lain atau ikut persekutuan b’snjata
Neg netral
Suka rela tdk perang, bersifat sementara & tdk
pengaruhi status sbg subyek HI
PENGAKUAN
Merupakan masalah yang sulit dalam HI
Alasan-alasannya
-perbuatan pengakuan lebih didasarkan pada
pertimbangan politik drpd hukum
-ada bermacam-macam bentuk pengakuan
+ Apakah pengakuan merupakan suatu
keharusan?
+ Teori fungsi pengakuan
+ Cara pemberian pengakuan
+ Penarikan kembali pengakuan
Pengakuan Negara
Pengakuan=syarat u dpt adakan hub int’l
Arti: p’buatan bebas sepihak dr neg yg membenarkan terbentuknya
suatu orgnss kekuasaan & menerimanya sbg anggota masy int’l
Diberikan kpd: neg, pemerintah, kesatuan bukan neg
Hakikat:
– Pengakuan dr segi penetapannya adlh p’buatan politik (mrpkn
perbuatan pilihan sesuai keptgn neg yg akui) bukan suatu p’buatan
hkm (bkn sbg keharusan, krn telah penuhi p’syaratan yg ditentukan
hkm
– Dr akibatnya pengakuan timbulkan akibat hkm (timbulkan hak,
kwjbn & priviledges (dlm hub diplomatik) dr neg yg diakui)
Fungsi pengakuan:
– Teori konstitutif
– Teori deklaratur (pembuktian)
– Teori gabungan-kompromi
Redlich : pengakuan adalah di luar lingkup hukum.
Pengakuan merupakan tindakan politik sepenuhnya.
de-fakto
de-yure
Dilihat dr Bentuknya
kolektif
bersyarat
Negara
belligerency
Tegas-tegas
Dilihat dr Caranya
Diam-diam
Pengakuan de-facto
= Pengakuan yg diberikan berdasarkan kenyataan/fakta bhw
negara ybst telah mampu melakukan hubungan
internasional
Oppenheim-Lauterpact dan Bierly: pemberian pengakuan
yg demikian sebenarnya mencerminkan sikap ragu dari
Negara/ Pemerintah yang mengakui
Tujuan: untuk melindungi kepentingan negara yang
mengakui
Pengakuan de-yure
= menurut ukuran negara yg mengakui bhw negara yg baru
tersebut secara yuridis tlh memenuhi syarat-2 kenegaraan
dan merupakan satu-satunya yang mewakili negaranya
berdasarkan kekuasaan nyata yang telah menimbulkan
hak baginya.
Pertimbangan Pengakuan de-yure
- stabilitas
- dukungan dari penduduknya
- mampu dan sanggup melaksanakan kewajiban internasional
Perbedaan:
- Neg yg diakui secara de-yure yang berhak mengklaim
- Neg yg diakui secara de-yure yg dpt sbg suksesor
- Kekebalan dan hak istimewa diplomatik hanya dpt dinikmati
oleh neg yg sdh diakui sec de-yure
- Pengakuan de-facto sifatnya sementara
Antara pengakuan de-facto dan pengakuan de-yure
tdk bersifat bertingkat
Praktek beberp negara:
- Inggris, Italia, dan swiss mengakui Uni-Sovyet secara
de-facto dulu, dengan membuka hubungan dagang,
baru kemudian diikuti dengan pengakuan de-yure.
- Indonesia, diakui oleh Amerika Serikat secara de
facto pada tahun 1946 baru kemudian secara de-yure.
- Mesir, mengakui Indonesia secara de-facto pada
tanggal 23 Maret 1946 dan baru pada tanggal 18
Nopember memberikan pengakuan secara de-yure,
bersama-sama Syria, Lebanon, Saudi Arabia, Yordania
dan Yaman
Pengakuan Kolektif:
tindakan bersama dalam bentuk keputusaan Int’l.
Contoh: - 1921 Sekutu akui Albania & Esthonesia
- Helsinki Treaty 1976, NATO akui Rep. Dem.
Jerman Timur
- Penerimaan anggota PBB ?
Pengakuan Bersyarat:
= Pengakuan yg diberikan bedasarkan syarat-syarat ttu.
Contoh: Kongres Berlin 1878 -> Bulgaria, Serbia,
Rumania & Montenegro dg. syarat akui kebebasan
agama, lindungi harta miliknya dsb.
Persyaratan yang dimaksud bukan persyaratan hukum.
Sehingga bila terjadi pelanggaran atas persyaratan yang
dibebankan, tidak berarti batalnya pengakuan
Pengakuan Negara:
pengakuan sbg pribadi int’l dg sgl hak dan kewajiban.
PERJANJIAN INTERNASIONAL
PLEBISIT
PENGAKUAN
Merupakan masalah yang sulit dalam HI
Alasan-alasannya
-perbuatan pengakuan lebih didasarkan pada
pertimbangan politik drpd hukum
-ada bermacam-macam bentuk pengakuan
+ Apakah pengakuan merupakan suatu
keharusan?
+ Teori fungsi pengakuan
+ Cara pemberian pengakuan
+ Penarikan kembali pengakuan
NEGARA X
LAHIR
* apa tanggapan dari negara-negara lain?
Deklaratur/pembuktian
Macam-macam pengakuan
Pengakuan negara
Pengakuan pemerintah baru
Pengakuan de facto dan de jure
Pengakuan terhadap pembrontak
Pengakuan kolektif
Pengakuan bersyarat
Cara Pemberian Pengakuan
Secara tegas
Secara diam-diam
Apakah pengakuan yang sudah
diberikan dapat ditarik kembali?
Dapat/ tidak
pengakuan de facto
pengakuan de jure
Macam-Macam Negara
Menurut bentuknya:
negara kesatuan, negara federasi
konfederasi
+ Menurut luas wilayahnya:
negara yang normal, negara mikro
+ Menurut wilayah lautnya:
negara pantai, negara tdk berpantai, negara geografis tdk
beruntung, neg kepulauan
+ Menurut kedudukannya dalam pertikaian senjata
neg bertikai, negara netral dan neg yang dinetralkan
(Neutralized state)
NEGARA A >< NEGARA B
NEGARA NETRAL
Negara yang dinetralkan
negara yang kemerdekaan dan integritas politik serta
territorialnya dijamin secara permanen oleh perjanjian
kolektif negara-negara besar dgn negara yang
dinetralkan tsb
tujuan : mempertahankan perdamaian
Kewajiban negara yang dinetralkan:
- Dilarang mengangkat senjata kecuali membela diri
- Dilarang ikut dalam perjanjian persekutuan
- Dilarang ikut serta dalam peperangan
HAK KEWAJIBAN NEGARA
DLM HUBNYA DGN NEGARA
LAIN
HAK: 1. KEMERDEKAAN
2. KESEDERAJADAN NEGARA
3. MEMPERTAHANKAN DIRI
*KEWAJIBAN
1. TDK MELAKUKAN PERANG
2. MELAKSANAKAN PI DGN BAIK
3. TDK INTERVENSI
Hak yg terkait:
Kekuasaan eksklusif u/ urusan DN
Menerima/menolak orang asing
Hak atas perutusan diplomatik
Kewajiban yg terkait:
Tdk lakukan p’buatan kedaulatan di
neg.lain
Tdk campuri urusan DN neg.lain
1
0
Intervensi » B’tntangan khndk neg yg
dicampuri
Mnrt HI: » Mengurangi kedaulatan politik
Melarang int’vnsi yg » Mengenai urusan yg hrs
diputus scr bebas o/ neg
» Dilakukan dgn paksaan
Dibolehkan apbila:
Scr kolektif
» Tdk gunakan ancaman &
u/ lindungi WN kekerasan senjata
u/ pertahankan diri » Tdk rugikan integritas (wilayah
& politik)
Pd neg yg lakukan Doktrin Monroe 1823
pelanggaran berat
1
1
WILAYAH NEGARA
DARAT
LAUT
UDARA/ ANGKASA
CARA MEMPEROLEH WILAYAH
DARAT
Occupation/ okupasi
Annexation/ aneksasi
Acresion/ akresi
Cession/ Cessie
Preskipsi
Okupasi
Cara memperoleh kedaulatan wilayah terhadap wilayah
yang tidak berada dibawah kedaulatan negara lain,
terhadap wilayah yg res nullius.
TERRITORIAL SEA
kebebasan berlayar,
kebebasan penerbangan
kebebasan untuk memasang kabel dan pipa bawah laut,
dengan tunduk pada Bab VI (Landas Kontinen);
kebebasan untuk membangun pulau buatan dan
instalasi lainnya yang diperbolehkan berdasarkan hukum
internasional, dengan tunduk pada Bab VI;
kebebasan menangkap ikan, dengan tunduk pada
bagian 2 (Konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan
hayati di laut lepas);
kebebasan melakukan riset ilmiah, dengan tunduk pada
Bab VI dan XIII (Riset ilmiah kelautan
Negara Kepulauan
Negara yang seluruhnya terdiri dari satu kepulauan atau
lebih dan dapat mencakup pulau lain.
TERRITORIAL SEA
TERRITORIAL SEA
Pengertian
Status
Pengaturan
HUKUM
UDARA & ANGKASA
. Perkembangan Kedaulatan Negara
di Ruang Udara
1. Secara Teoritis.
Fungsi Ruang udara
kegiatan penerbangan.
jalur-jalur frekwensi radio
a. Pengertian
b. Masalah yurisdiksi - HI
Dasar pembenaran
* akibat kejahatan sangat besar bagi negara yang dituju
* Jika tidak dijalankan mk penjahat akan lolos dari
hukuman
Keberatan -subyektif
YURISDIKSI BERDASARKAN
PRINSIP UNIVERSAL
Pengertian
Macam kejahatan
-bajak laut jure gentium
-kejahatan perang
Bagaimana dengan kejahatan:
Perdagangan obat terlarang, wanita&
anak,pemalsuan uang?
Yurisdiksi aut punire, aut dedere
MAHKAMAH PIDANA
INTERNASIONAL
17 Juli 1998 disepakati Statuta Roma yang
membentuk Mahkamah Pidana
Internasional (International Criminal Court)
Mahkamah ini merpkan lembaga permanen
dan memp kekuasaan untuk melaksanakan
yurisdiksinya atas orang-orang untuk
kejahatan paling serius ang menjadi
perhatian internasional
Pelengkap terhdp yurisdiksi nasional
KEJAHATAN DALAM YURISDIKSI
MAHKAMAH
Yurisdiksi Mahkamah terbatas pada
kejahatan paling serius yang menyangkut
masyarakat internasional secara
keseluruhan.
- kejahatan genosida
- kejahatan terhadap kemanusiaan
- kejahatan perang
- kejahatan agresi
PERJANJIAN INTERNASIONAL
TAHAP-TAHAP PEMBUATAN
PERJANJIAN INTERNASIONAL
1. Penunjukan orang yang melakukan
perundingan;
2. Perundingan;
3. Authentikasi ,Pengesahan;
4. Ratifikasi;
5. Tukar-menukar Naskah Ratifikasi;
6. Saat mulai berlakunya Perjanjian;
7. Pendaftaran dan Pengumuman.
ALAT PERLENGKAPAN
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Yang bertugas di dalam negri
Yang bertugas di luar negri
= perutusan diplomatik
= konsul
=perutusan khusus sementara
=perwakilan lainnya
1. perwakilan dan peninjau dalam OI-KW 1975
2.petugas dan perwakilan yang bersifat non
diplomatik, komisionaris perdagangan.
SEJARAH PERKEMBANGAN
HUKUM DIPLOMATIK
Hukum Kebiasaan
Kongres Wina 1815
Penggolongan Kepala Perwakilan Diplomatik
1. Ambassadors dan Legates (Duta-duta Besar dan Para
Utusan)
2. Minister Plenipotentiary dan Envoys Extraordinary
(Menteri Berkuasa Penuh & Duta Luar Biasa
3. Kuasa Usaha ( Charge d’affaires)
Protokol Aix-la-Chapelle 1818 menambahkan Minister
Resident pada urutan ke 3 akan tetapi dalam Konvensi
Wina l961 tidak digunakan lagi.
Usaha mengkodifikasikan Hukum
Diplomatik
1927 Komite Ahli LBB membahas kodifikasi kemajuan
Hukum Internasional termasuk HDK
Bentuk tanggungjawab
-satisfaction }kasus Terusan Corfu
-pecuniary reparation}
Kapan timbul Pertangg jawaban
Negara?
Ptanggungjwbn neg timbul bila langgar
HI meski tdk langgar HN, krn:
• p’buatan = pelanggaran HN
• Mnrt HN pelaku p’buatan tdk timbulkan ptjwbn
neg (ex.pjbt lampaui batas wwng
Dptkah hindari ptjwbn HI bdsr HN?
• Scr umum tdk dpt
• P’kecualian: dlm hal keadaan darurat&
pmbelaan diri
Macam Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban atas PI
Pertanggungjawaban atas Kontrak
Pertanggungjawaban atas Konsesi
Pertanggungjawaban atas Ekspropriasi
Pertanggungjawaban atas Hutang Negara
Pertanggungjawaban atas Kejahatan
Internasional
Pertanggungjawaban Negara& Teori Kesalahan
Ptgjwbn neg atas PI
Bentuk tanggungjawab
-satisfaction }kasus Terusan Corfu
-pecuniary reparation}
HUKUM PERJANJIAN
INTERNASIONAL
Treaty : Sarana utama yang dipunyai negara
untuk memulai dan mengembang-kan
hubungan internasional.
PI mrpk bentuk dari semua perbuatan hkm &
transaksi dlm masy internasional.
PI mrpk sarana utk menetapkan kewajiban pd
pihak-pihak yang berjanji
PI merupakan sumber HI
URAIAN TTG PI
1. Sejarah Pengaturan
2. Pengertian PI
3. Mengikatnya PI
4. Tahap pembuatan PI
5. Penafsiran PI
6. Reservasi
7. Aksesi dan Adhesi
8. Revisi
9. Pertentangan PI
10. Berakhirnya PI
Pengertian PI
Treaty: nomen generalissimum
Konvensi Wina l969 : perjanjian antar negara,
dalam bentuk tertulis
Konvensi Wina 1986: perjanjian antar neg dan
organisasi internasional, dan antar OI
Nama-nama PI
Treaty, Konvensi, Deklarasi, Protokol, Final Act,
Modus Vevendi, Charter,Statuta,Pact, MoU dsb.
Definisi Perjanjian
International treaties are conventions, or
contracts, between two or more states
concerning various matters of interest
(Oppenheim)
A treaty is an agreement between states,
governed by international law as distinct from
municipal law, the form and manner of which is
immaterial to the legal consequences of the act
(O’Connell)
Perjanjian internasional adl suatu persetujuan yang
diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa dan
bertujuan untuk menimbulkan akibat2 huk tertentu
(Mochtar K)
Perjanjian Int berarti suatu persetujuan int yang ditt antar
neg dlm bentuk tertulis dan diatur oleh HI, apakah dibuat
dlm wujud satu instrumen tunggal atau 2 yang saling
berhub dan apapun yg menjadi penandaan khususnya
(psl 2 ayat1 Konvensi Wina 1969)
Konvensi Jenewa 1949- Perlindungan Korban Perang
Protokol Tambahan 1977
Mengikatnya Perjanjian
Internasional
Teori Anzilotti: Pacta sunt servanda
Praktek: negara tidak dpt membebaskan diri dari ikatan perjanjian
internasional atau merubah ketentnya tanpa persetujuan pihak lain
melalui saling pengertian yang bersahabat.
Agar PI mengikat : dibuat oleh yang berwenang & sesuai dgn prosedur
yang berlaku
Prinsip umum:Perjanjian mrpkan res inter alios acta
Pacta tertiis nec nocent nec prosunt
Pengecualian:
1.pihak-pihak memberikan hak pada pihak ketiga;
2.PI multilateral yang mrpkan kodifikasi huk kebiasaan
3.PI multilateral yang dimaksudkan berlaku universal
STRUKTUR PI
Judul
Preamble
Klausula substantif – batang tubuh
Klausula formal/ final/ protokoler - teknis
Pembuktian formal
Tanda tangan delegasi
JUDUL
1.Nama yang dimaksud bagi PI ybs, apakah
dengan nama Vienna Convention on The Law of
Treaties, Treaty, Agreement, Statuta dsb,
Bangkok Declaration on The Establisment of
ASEAN
2.Materi pokok yang diaturPI ybs, misalnya:
hukum Perjanjian, Hubungan Diplomatik, Hukum
Laut
3.Nama tempat dilangsungkannya atau di tt
PI tsb
PREAMBLE
Penyebutan nama para pihak, apakah
kepala negara, negara, pemerintah.
Tujuan dan maksud diadakannya suatu PI
Ketetapan hati, dasar /alasan para pihak
utk ikut serta atau menyelenggarakan PI
Nama-nama dan identitas para utusan
yang mempunyai full powers
Klausula substantif
(Batang Tubuh)
Berisi pasal-pasal yang mengatur inti
persoalan/ materi pokok PI
Hukum internasional positif yang berlaku
Bagian yang terpenting
KLAUSULA FORMAL
(KLAUSULA FINAL, PROTOKOLER)
Memuat hal-hal yang bersifat teknis, yang
berhub dgn penerapan dan mulai berlakunya PI
tanggal PI,cara penerimaan PI,terbukanya PI bagi
Penandatangan, mulai berlakunya
PI,pernyataan pengakhiran, bahasa yang
dipakai, penyelesaian sengketa, amandemen,
pendaftaran PI dan pemeliharaan instrumen asli
PI
TAHAP-TAHAP PEMBUATAN
PERJANJIAN INTERNASIONAL
1. Penunjukan petugas yang melakukan
perundingan
2. Perundingan
3. Authentikasi, Pengesahan naskah hasil
Perundingan;
4. Ratifikasi;
5. Mulai berlakunya PI
6. Pendaftaran dan Pengumuman
PENDAFTARAN
PENGUMUMAN
SEKRETARIAT PBB
PI
A B
RATIFIKASI RATIFIKASI
NASKAH PERJANJIAN
INTERNASIONAL
AUTHENTIKASI
PERUNDINGAN
Menunjukkan surat kuasa
Tukar menukar
A B
Penunjukan Petugas yang
Melakukan Perundingan
1.Pemberian kuasa, wew kepada orang dengan
melalui prosedur yang tepat, kekuasaan yang
diberikan:
untuk menghadiri perundingan
untuk berpartisipasi dalam sidang
untuk menyetujui naskah hasil perund
untuk menandatangani
2. Pemberian status dgn dilengkapi dengan FULL
POWERS –Indonesia credential dan full power
credential- hadir
Full power-menandatangani perj
Perundingan
Bilateral- pourparler
Multilateral- konperensi diplomatik
Apakah akibat hukum penandatanganan
naskah hasil perundingan oleh delegasi
negara?
RATIFIKASI
Teori: perbuatan negara dalam taraf
internasional untuk menetapkan
persetujuannya utk terikat pd PI yang di tt
perutusannya.
Praktek :lebih dr itu yi:dianggap sbg
penyampaian formal oleh suatu neg
mengenai persetujuannya untuk terikat pd
suatu PI
Pasal 14 Konvensi Wina 1969
Persetujuan suatu negara utk terikat pada suatu
PI dinyatakan dengan ratifikasi apabila
a. PI menentukan dmk secara tegas
b. Kecuali ditentukan sebaliknya, neg yg
mengadakan negosiasi menyetujui bahwa
ratifikasi adalah perlu.
c. PI yang sudah ditt akan berlaku kalau sudah
diratifikasi
d. nampak dari fullpower atau dinyatakan dlm
negosiasi
RATIO RATIFIKASI
Negara berhak utk meneliti & menin-jau kembali
naskah yang sudah di tt oleh utusannya
sebelum neg terikat pada kewajibanyang
tercantum dalam PI
Berdasarkan kedaulatannya negara berhak
menarik diri dari partisipasi pada PI
Diperlukan penyesuaian dalam hukum nasional
Prinsip demokrasi, publisitas, pemerintah perlu
berkonsultai dgn parlemen
Mulai Berlakunya PI
Menurut ketentuan yg diatur dalam PI atau
Menurut persetujuan para pihak.
Pd Pi yang multilateral berlakunya
tergantung penyimpanan sejumlah
instrumen ratifikasi dari negara-negara
pihak.
Pendaftaran dan Pengumuman
Pasal 102 Piagam PBB
Akibat hukum pendaftaran
Tujuan pendaftaran
Pengumuman dalam : United Nations
Treaties Series
SAHNYA PERJANJIAN
INTERNASIONAL
PI sah bila memenuhi ketentuan hukum yang
berlaku,baik ketentuan hukum yang mengatur
wewenang pihak yang berjanji, ketentuan
hukum yang mengatur proses pembuatan PI
PI tdk sah:
-tidak wenangnya perutusan,
- kekhilafan,
-penipuan,
-penyalahgunaan wewenang,
-paksaan dan
-bertentangan dengan ius cogens
Penafsiran PI – pasal 31
Penafsiran gramatikal dan kehendak pihak
yang berjanji
Penafsiran menurut obyek dan konteks PI
Penafsiran yang reasonable dan konsisten
Penafsiran berdasar prinsip efektifitas
Bahan yang dpt digunakan: travaux
preparatoire, in pari materiae
lex posterior derogat legi priori
RESERVASI PI
Pernyataan sepihak suatu negara pada
saat menandatangani, meratifikasi
menerima, menyetujui atau ikut serta dlm
suatu PI dgn maksud utk mengecualikan
atau merubah akibat hukum suatu
ketentuan ttt dari PI bagi dirinya sendiri
BERAKHIRNYA PI
Karena hukum Perbuatan para pihak
MU
Rekomendasi ttg
Tindakan yg perlu utk penyelesaian damai keadaan yg
mengganggu kesejahteraan umum atau persahabatan
antar negara
Bila tidak ditangani DK
lanjut
DK mengangani penyelesaian 2 macam sengketa:
- sengketa yg dpt membahayakan perdamaian &
keamanan
DK minta kpd pihak2 utk menyelesaikan bdsrkan psl 33
Piagam, memberikan rekomendasi cara yg tepat utk
penyelesaian
- peristiwa ancaman perdamaian, pelanggaran, agresi
DK wenang merekomendasikan dan memutuskan sarana
yg diperlukan utk mempertahankan atau mengembalikan
perdamaian dan keamanan, minta pihak2 utk memenuhi
tindakan tsb
Contoh Soal
Jelaskan pengertian dan perbedaan
penyelesaian sengketa dengan
menggunakan metode good offices dan
mediasi, serta berikan contohnya
Advisory Opinion
Yurisdiksi Mahkamah Internasional
Contentious Cases- Pasal 36 Statuta Mahkamah Internasional
Wewenang Mahkamah akan meliputi semua perkara yang diajukan
oleh pihak-pihak dan semua hal terutama yang ditentukan dlm
Piagam PBB atau dlm Perjanjian dan Konvensi2 yang berlaku
Negara2 pihak dlm Statuta pd setiap saat dpt menyatakan bhw
mereka mengakui ipso facto dan tanpa persetujuan khusus, dlm
hubungannya dgn sesuatu negara lain yang menerima kewajiban yg
sama, oleh yurisdiksi MI dlm semua sengketa hukum mengenai:
a. penafsiran traktat
b. setiap persoalan HI
c. adanya suatu facta yang akan menimbulkan pelanggaran kewaj
HI
d. Ganti rugi karena pelanggaran kewajiban HI
Contentious Jurisdiction
-wewenang ratione personae yi: siapa
yang dpt berperkara di depan MI
-dan ratione materiae yi: mengenai jenis
sengketa yang dpt diajukan
RATIONE PERSONE
Hanya negara yang dpt beracara di depan MI (psl
34 ay 1SMI), semua negara anggota PBB ipso
facto menjadi negara pihak dlm Statuta MI.
Psl 93 ay 2Piagam PBB : neg bukan anggota PBB
dpt menjadi pihak pd StatutaMI, dgn syarat2 yg
akan ditentukan utk tiap2 permohonan oleh MU
atas rekomendasi DK
OI dan individu tidak dpt berperkara di depan MI
RATIONE MATERIAE
Wew MI ( Psl 36 ay 1 SMI) :
- meliputi semua perkara yang diajukan
pihak2 yg bersengketa
- dan semua hal terutama yg terdpt dlm
Piagam
- atau perjanjian dan konvensi yg berlaku
Sifat Fakultatif
Wewenang MI sifatnya Fakultatif artinya MI
hanya punya wew apabila negara pihak yg
bersengketa sepakat sengketanya diajukan ke
depan MI
Yurisdiksi MI bersifat non-compulsory,
pelaksanaan yurisdiksi memerlukan persetujuan
dari pihak-pihak
Compulsory:
-bila negara2 bersengketa terikat PI
-bila negara2 bersengketa mengakui yurisdiksi
MI berdsrkan klausula opsional
Advisory Opinion
Pengertian
pendapat MI dalam memecahkan masalah
hukum yg abstrak maupun konkrit yang
diajukan oleh badan yg diberi wew utk itu
oleh atau berdsrkan Piagam PBB
Tidak bersifat mengikat Bagi Badan yang
meminta Advis dapat menerima sbg
memaksa
Yang meminta AO
MU dan DK
Badan lain dan Badan Khusus atas
otorisasi MU
Peradilan Internasional lain di
bawah kerangka PBB
ICC- Statuta ROMA 1998
The International Criminal Tribunal for the
Former Yugoslavia=ICTY
Dibentuk berdsrkan Res DK No 827 tgl 25
Mei 1993
The International Criminal Tribunal for
Rwanda=ICTR
Dibentuk berdsrkan Res DK No 955 tgl 8
November 1994
Berdasarkan Statutanya ICC mempunyai
yurisdiksi untuk mengadili orang yang
telah melakukan kejahatan genosida (the
crime of genocide), kejahatan terhadap
kemanusiaan (crimes against humanity),
kejahatan perang (war crimes), dan
kejahatan agresi (the crime of aggression).
PS dengan Kekerasan
Pertikaian Bersenjata
Retorsi
Reprisal
Blokade Secara Damai
Intervensi
Pertikaian bersenjata
Pengertian :
Pertikaian bersenjata adalah pertentangan yang
disertai penggunaan kekerasan angkatan
bersenjata masing-masing pihak dengan tujuan
menundukkan lawan dan menetapkan
persyaratan perdamaian secara sepihak.
Macam
Perang dan bukan perang
Retorsi
PENGERTIAN
Pembalasan yang dilakukan oleh suatu neg
terhdp tindakan yang tdk pantas dari neg lain..
Retorsi berupa perbuatan sah yang tidak
bersahabat dlm batas wew dari neg yang
terkena tindakan tidak pantas tsb.
- pengketatan hubungan diplomatik, penghapusan
hak istimewa diplomatik, penerikan kembali
konsesi pajak atau tarif
Reprisal
Pembalasan yang dilakukan oleh suatu
negara terhdp tindakan yang melanggar
hukum dari negara lawan dalam suatu
sengketa.
Melanggar hukum
Pemboikotan barang, embargo, demo AL
atau pemboman
Seimbang dengan kesalahan
Blokade Masa Damai
Pengepungan wilayah, Mis kota
/pelabuhan utk memutuskan hub wilayah
tsb dgn pihak luar.
Blokade masa perang mrpkan operasi AL
yang biasa dilakukan.
Blokade masa damai- pembalasan -
pemaksaan
PERTIKAIAN
BERSENJATA
Contoh soal
Sebutkan siapakah yang dimaksud
dengan belligerent
Apakah syarat dari levee en masse
Peradilan bagi Pelanggaran
Hukum Perang pada PD II
Dalam mengadili pelaku kejahatan
terhadap kemanusian dalam PD II
dibedakan dalam dua lembaga peradilan,
yaitu:
a. Tribunal di Nuremberg
b. Tribunal di Tokyo.
Keduanya merupakan International
Military Tribunal
Tribunal di Nuremberg
Tribunal di Nuremberg dibentuk
berdasarkan suatu “agreement” antara
Amerika Serikat, Inggeris, Uni Sovyet, dan
Perancis, yang dikenal dengan nama
“London Agreement”. Agreement ini disertai
dengan suatu lampiran yang disebut dengan
Charter of the International Military
Tribunal. Tribunal ini dibentuk untuk
mengadili pelaku kejahatan terhadap
kemanusiaan yang berkebangsaan Jerman.
Tribunal di Tokyo
Tribunal di Tokyo dibentuk berdasarkan
Proclamation yang ditandatangani oleh
Jenderal MacArthur selaku Panglima
Pasukan Sekutu di Timur Jauh, pada
tanggal 19 Januari 1946. Tribunal ini
dibentuk untuk mengadili pelaku kejahatan
terhadap kemanusiaan yang
berkebangsaan Jepang.
ICTY
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(DK PBB) melalui Resolusi 808 dan 827
menyetujui pembentukan the International
Criminal Tribunals for the Former Yugoslavia
(ICTY) pada tahun 1993. Kekejaman di bekas
Yugoslavia tersebut telah mengakibatkan jumlah
pengungsi sebanyak 2.200.000 (April 1994) dan
sebanyak 230 anggota Pasukan Perdamaian
dan badan PBB tewas (Desember 1995).
Yurisdiksi ICTY
ICTY mempunyai yurisdiksi terhadap
pelaku pelanggaran berat terhadap
Konvensi-konvensi Jenewa (grave
breaches of the Geneva Conventions),
pelanggaran hukum dan kebiasaan
perang (violations of laws and customs of
war), genosida (genocide), dan kejahatan
terhadap kemanusiaan (crimes against
humanity).
ICTR
kekerasan di Rwanda yang
mengakibatkan kematian sekitar 500.000
orang dan 2.000.000 pengungsi telah
mendorang DK PBB untuk membentuk the
International Criminal Tribunals for
Rwanda (ICTR) melalui Resolusi 955
tahun 1994.
Yurisdiksi ICTR
yurisdiksi ICTR meliputi yurisdiksi
terhadap pelaku genosida (genocide),
kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes
against humanity), dan pelanggaran
terhadap Konvensi-konvensi Jenewa
(violations of Geneva Conventions).
Peran DK PBB
Resolusi-resolusi DK PBB tersebut
didasari oleh Bab VII Piagam PBB yang
mengatur tentang langkah-langkah
penerapan enforcement dari tugas-tugas
DK.
Lebih konkrit lagi, Pasal 25 Piagam:
Anggota-anggota PBB menyetujui untuk
menerima dan menjalankan keputusan-
keputusan DK sesuai dengan Piagam ini.
ICC
Pada tanggal 17 Juli 1998 masyarakat
internasional telah menghasilkan Statute
for International Criminal Court. Syarat
supaya Statute (Statuta) ini berlaku adalah
apabila statuta ini sudah diratifikasi oleh
setidaknya 60 negara. Baru pada tanggal
1 Juli 2002 syarat ini dipenuhi.
Yurisdiksi ICC
Berdasarkan Statutanya ICC mempunyai
yurisdiksi untuk mengadili orang yang
telah melakukan kejahatan genosida (the
crime of genocide), kejahatan terhadap
kemanusiaan (crimes against humanity),
kejahatan perang (war crimes), dan
kejahatan agresi (the crime of aggression).
1
ORGANISASI
INTERNASIONAL
Ketentuan Umum
Hakikat OI bentuk krjsm antar pihak yg b’sifat
int’l (individu, NGOs, government) dg dg tujuan yg
bersifat int’l (tujuan b’sama& sangkut b’bgai bgs)
Macam OI:
OI Privat organisasi indvdu&NGOs mlkkn krjsm u kept
int’l dg diselenggarakan bdn sejenis atau di beberapa
neg
Ex: ICRC 1863, Int’l Law Association
OI Publik orgns pem.neg mlkkn krjsm u kept int’l
(komnksi, transports, keshtn, etc)
Macam:
Global ex: PBB, OKI
Regional ex: ASEAN, EU
2
Pembentukan& Pembubaran OI
Pembentukan
Dasar: perjanjian int’l multilateral isi dr PI:
Asas tujuan OI landsn kerja, arah kegiatan, keptgn yg
dikelola
Keanggotaan OI pihak yg b’krjsm dlm mencapai tujuan OI
Struktur OI pembagian kerja & susunan organ
Cara kerja OI tentukan cara organ lakukan kegiatan
A B C D E
PI
3
Pembubaran
7
Organ PBB
1. Organ Utama:
Majelis Umum
Dewan Keamanan
Dewan Ecosoc
Dewan Perwalian
Mahkamah Internasional
Sekretariat Jenderal
2. Organ Subsidier
3. Organ Khusus
8
MU-PBB
Berbentuk dewan dg p’wakilan dr smua neg
Bermarkas di New York & Swiss
Bersidang 1 th sekali (Sept – Des) u sidang tahunan & ada
sidang*khusus
Tugas:
Tugas* umum
Pemeliharaan perdamaian&keamanan int’l
Prakarsa kemajuan krjsm int’l
Penerimaan&penunjukan anggota
P’awasan thdp kegiatan organ lain
Penetapan anggaran
Perubahan piagam
Keputusan:
Penting ditetapkan Piagam atau mll 2/3 suara yg hadir
Tdk penting ditetapkan mayoritas biasa (mis resolusi)
9
Perincian tugas MU
Tugas umum bicarakan smua mslh PBB & beri
rekomendasi
Tugas bid keamanan tugas pokok DK, MU dpt bicarakn
prinsip umum&beri rekmndsi tp tdk dpt tetapkan tindkn
paksaan
Pemajuan krjsm dg pembentukan komisi HI (membuat
konvensi&deklarasi)
Penerimaan anggota menetapkan anggota stlh dpr
rekmdsi DK-PBB
Penunjukan anggota angg tdk tetap DK, hakim MI, angg
dewan Ecosoc, Sekjend
P’awasan terima&p’timbangkn laporan tahunan, beri
rekmndsi thdp lap tsb
Penetapan anggaran anggaran tahunan PBB& anggaran
bdn khusus (fungsi controlling)
Perubhn piagam ditetapkan o/MU stlh diputuskan 2/3
suara anggota 10
Dewan Keamanan
Jumlah anggota 15 neg (5 tetap AS, Cina, Inggris,
Prancis, Rusia)
Syarat anggota tidak tetap telah beri sumbngn u
pemeliharaan keamanan int’l&mewakili keadaan masy ttt
(faktor geografis)
Tugas tugas eksekutif (penanganan bid keamanan,
perdamaian, p’senjataan)
Cara pelaks mslh umum (scr damai) dan jika ada
ancaman thdp perdamaian (beri rkmndsi atau tetapkan
tindkn yg diperlukan)
Kekuatan mengikat putusan DK-PBB bg smua anggota
PBB
Keputusan Dk-PBB:
Kptsn Prosedural dg psetujuan 9 suara
Kptsn Non-prosedural dg perstujuan 9 suara tmsk 5 anggota
tetap 11
Dewan Ekonomi Sosial
Anggota b’jmlh 54 neg
Dipilih MU u masa jbtn 3 th, setiap thn 18 anggota
bergantian
Fungsi sarana krjsm&sarana penghapus
penyebab perang
Wewenang:
Buat studi&laporan mslh ekososbud etc
Beri rkmndsi peningkatan p’hargaan HAM
Ajukan rancangan konvensi ttg bidangnya
Adakan pertemuan int’l
Bantu MU, DK, organ PBB lain
Koordinasi krjsm badan khusus PBB
Konsultasi dg NGOs
12
Sekretariat PBB
Terdiri atas Sekjend dan Staf
Sekjend:
Masa jabatan 5 thn & dpt dipilih kmbali
Tugas:
Sbg kepala TU dr PBB
Tugas lain yg dipercayakan organ*tsb
Diangkat o/ MU atas rekomendasi DK-PBB
Buat lap tahunan ttg keg PBB kpd MU
Meminta perhatian dr DK-PBB ttg hal yg membahayakan
p’damaian&keamanan int’l
Status Sekjend sbg pejabat int’l yg b’tgjwb pd PBB,
petunjuk hanya dr PBB
Staf Sekretariat diangkat oleh Sekjend
S/d 2008 ada 8 Sekjen
13
8 Sekjen PBB
1. Trygve Lie - Norwegia
2. Dag Hammerskjold - Swedia
3. U Thant - Birma
4. Kurt Waldheim - Austria
5. Javier Perez de Cuellar- Peru
6. Boutros Boutros Ghali - Mesir
7. Kofi Annan - Ghana
8. Ban Kie moon - Korea
Dewan Perwalian
Anggota:
Semua neg penyelenggara pem perwalian
Anggota tetap DK-PBB
Neg lain yg dipilih MU (ms jbtn 3 thn)
Wewenang:
Pertimbangkan lap penguasa wil perwalian
Teliti permohonan penddk wil perwalian
Adakan kunjungan berkala
Tindakan lain sesuai pjj perwalian
Keputusan diambil bdsr suara terbanyak
14
Badan khusus
Arti OI publik bid ecosoc, pendidikan,
kesehatn yg ditempatkan dlm suatu hub dg
PBB
Penetapannya dg pjj antara bdn khusus (OI)
dg dewan ecosoc & dg persetujuan MU
Ex. FAO, ILO, UNESCO, UNICEF, WHO
Organ Subsidier
Dibentuk o/ DK-PBB bila diperlukan
15
ASEAN
Dibentuk melalui Bangkok Declaration 8 Agustus 1967
Charter of the Association of Southeast Asian Nations, Singapore, 20
November 2007
Anggota:
Neg pembentuk: Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina, Singapura
Tambhn: Brunei(’84), Vietnam(’95), Myanmar(’97), Laos(’97),
Kamboja(’99)
Dasar pembentukan:
Keptgn bersama & ermasalahan bersama &pererat ikatan solidaritas&
kerjasama regional
Memajukan krjsm regional bdsrkan jiwa persamaan & partnership
guna mendorong perdamaian, kemajuan dan kemakmuran regional,
Adanya interdependensi perlu dikembangkan saling pengertian
Perkuat stabilitas ekosos keamann regional
16
Tujuan dibentuknya ASEAN:
Percepat pertumbuhan ekonomi
Tingkatkan perdamaian&stabilitas regional
Memajukan krjsm&pengkajian Asia Tenggara
Saling membantu dlm bentuk kemudahan latihan
dan penelitian dalam bidang pendidikan, profesi,
teknik dsb
Kerjasama yg lebih efektif utk penggunaan
pertanian & industri utk peningkatan taraf hidup
rakyat
Memajukan pengkajian Asia Tenggara
Memelihara kerjasama dgn OI lain
TUJUAN ASEAN
Berdsrkan Piagam ASEAN
1. -15
Susunan ASEAN
Mnrt Deklarasi Bangkok 1967:
Sidang para menteri (forum annual tertinggi)
Standing Committee (u/ lakukan tugas ASEAN)
Sekretariat Nasional ASEAN (o/msg*anggota)
Komite* ASEAN (Komite Tetap& Ad-hoc)
Mnrt KTT Bali 1976:
Pertemuan Kepala Pemerintahn (kekuasaan t’tinggi)
Sidang para menteri (Menlu, Men eknmi, non-eko)
Standing Committee
Komite* ASEAN
Sekretariat ASEAN (b’tempat di Jakarta sejak 7 Juni 1976) lakukan
tugas keseharian ASEAN,bdn admnst pusat, sbg koordinator keg &
penghubung ASEAN)
Sekretariat Nasional ASEAN (diketuai o/Dirjen ASEAN neg anggota)
Indonesia mll Keppres No.237 Thn 1967
17
BADAN-BADAN ASEAN
Berdsrkan ASEAN Charter
1. Konperensi Tingkat Tinggi
2. Dewan Koordinasi Asean
3. Dewan Komunitas Asean
4. Badan Kementerian Sektoral
5. Sekretaris Jendral Asean & Sekretariat
Asean
6. Komite Wakil Tetap Asean
7. Sekretariat Nasional Asean
8. Badan Hak Asasi Asean
9. Yayasan Asean
Individu
dalam
Hukum Internasional
1
Individu & kedudukan
Kedudukan:
sbg subjek HI pengemban hak & kwjbn HI
(material&formal)
Sbg objek HI hak&kwjbn individu=hak & kwjbn neg
keWNan kedudukan hkm individu sbg anggota
suatu neg
Fungsi keWNan:
Penghubung individu – HI
Dasar p’lindungan HI bg individu
Hak kwjbn individu dlm HI t’kait dg keWNan
Penetapan keWNan individu dilakukan o/ neg yg
diakui keWNannya o/ individu
2
Perlindungan Individu
P’lindungn individu didasari 2 hal:
keWNan p’lindungn dlm PI b’laku ng neg pihak
& WN neg pihak tsb, dan adlh kwjbn bg neg u
lindungi WNnya
Non keWNan (kmanusiaan) p’lindungn tanpa
dikaitkan dg keWNan individu (refugee)
Macam:
P’lindungn thdp negaranya
P’lindungn thdp neg lain
P’lindungn dlm p’tikaian bsnjata
P’lindungn HAM
P’lindungan tanpa keWNan
3
1. P’lindungn indivd thdp neg
Scr umum HI tdk campuri urusn domestik suatu neg
p’lindungn individu adlh kedaulatan neg
Scr khusus ada dlm hal perang saudara&HAM
2. P’lindungn indivd thdp neg lain
T’kait kedudukan hkmnya di neg lain apkh tunduk pd
HI atau hkm nasional neg lain
Hak Assylum p’lindungn indivd o/ neg lain di wil neg
lain tsb sbg tempat ia mencari p’lindungan
Dpt dilakukan di:
Wilyh neg lain
Kediaman perutusan diplomatik
Kapal negara
Akibat hkm tdk dpt diambil penguasa lain
4
3. P’lindungn dlm p’tikaian bsenjata
Yaitu p’lindungn individu thd neg musuh
Diatur dlm K.Den Haag 1899, 1907, K.Jenewa
1949, Protokl tambhn 1977
Indivd yg dilindungi:
Indivd yg dikuasai musuh
luka, sakit, korban karam, tawanan perang, penddk
sipil
mll perawatan & p’lakuan manusiawi
Indivd yg tdk dikuasai musuh
Scr umum larang penggunaan senjta b’lebihan & tdk
serang langsung penddk sipil atau kombatan lepas
tempur
Scr khusus pnduduk sipil tdk dijadikan perisai 5
4. HAM
Makin diakui setelah dipelopori PBB (sesuai dg
tujuan Piagam)
P’aturan Piagam PBB, UDHR (sbg moral int’l),
Covenant 1966 (civil, political, ecosoc rights)
5. P’lindungn indivd tanpa keWNan
Prinsip umum tanpa keWNan = tanpa p’lindungn HI
Dlm Deklarasi HAM tiap org b’hak atas keWNan&neg
dilarang cabut keWNan dg sewenang*
K.New York 1961 neg wajib anggap indivd pny
keWNan, jk tdk punya dpt diberi dg alasan khusus, neg
tdk boleh sembarangn lakukan denasionalisasi, neg dpt
beri keWNan pd indvdu
K.Jenewa 1951 (refugees) & K.New York 1954
(statelesness) penggunaan identitas (hak masuk ke
neg asing & hak b’tempat tinggal) 6