Anda di halaman 1dari 8

CHAPTER REPORT

DAYA PENGIKAT HUKUM INTERNASIONAL

JUDUL BUKU:

“PENGANTAR HUKUM INTERNASIONAL”

MOCHTAR KUSUMAATMADJA

ETTY R. AGOES

DISUSUN OLEH:

FITRI YANTI (02011181621111)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2017/2018


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat internasional yang diatur oleh hukum internasional adalah suatu tertib
hukum koordinasi dari sejumlah negara-negara yang masing-masing merdeka dan berdaulat.
Dalam hukum internasional, hubungan yang ada bersifat koordinasi (kerjasama), mengingat
negara-negara di dunia sama derajatnya, bukan bersifat subordinasi layaknya hukum nasional.
Hukum Internasional tidak ada badan supranasional yang memiliki otoritas membuat dan
memaksakan suatu aturan internasional, tidak ada aparat penegak hukum yang berwenang
menindak langsung negara yang melanggar Hukum Internasional, serta hubungannya dilandasi
hubungan yang koordinatif bukan sub-ordinatif. Namun demikian, ternyata masyarakat
internasional mau menerima hukum internasional sebagai hukum sesungguhnya bukan hanya
sebagai moral positif saja. Manakala sifat dan hakikat hukum internasional tidak perlu
diragukan lagi, maka masalah berikut perlu dipecahkan. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan:
Apakah yang menjadi dasar kekuatan mengikat dari hukum internasional?

B. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui apa yang menjadi dasar kekuatan daya mengikat Hukum
Internasional
C. MANFAAT PENULISAN
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dan lebih memahami tentang daya
mengikat Hukum Internasional.
BAB III

RESUME BAB 4

“HAKIKAT DAN DASAR BERLAKUNYA HUKUM INTERNASIONAL TENTANG DAYA


MENGIKAT HUKUM INTERNASIONAL”

Masyarakat internasional dalam bentuknya sekarang merupakan suatu tertib hukum


koordinasi dari sejumlah negara yang masing-masing berdaulat. Dalam tata masyarakat
internasional yang demikian, tidak pula terdapat suatu badan legislatif maupun kekuasaan
kehakiman dan polisional yang dapat memaksakan berlakunya kehendak masyarakat
internasional sebagaimana tercermin dalam kaidah hukumya. Semua kelemahan kelembagaan
(institusional) ini telah menyebabkan beberapa pemikir mulai dari Hobbes dan Spinoza
hingga Austin menyangkal sifat mengikat hukum internasional. Bagi mereka hukum
internasional itu bukan hukum. Jhon Austin mengatakan bahwa “every law or rule (taken
with the largest signification which can be given to the tem properly) is a
command...”.menurut dia hukum internasional itu bukan hukum dalam arti yang sebenarnya
(property so called). Ia menempatkannya segolongan dengan the laws of honour dan the
laws set by fashion sebagai rules of positive morality.

Perkembangan ilmu hukum kemudian telah membuktikan tidak benarnya anggapan


Austin tersebut mengenai hukum. Kita cukup mengingat tentang adanya hukum adat di
indonesia sebagai suatu sistem hukum yang tersendiri untuk menginsafi kelirunya pikiran
Austin mengenal hakikat hukum.

A. TEORI HUKUM ALAM (NATURAL LAW)


Teori yang tertua adalah teori hukum alam. Ajara hukum alam mempunyai
pengaruh yang besar atas hukum internasional sejak permulaan pertumbuhannya.
Ajaran ini yang mula-mula mempunyai ciri keagamaan yang kuat, untuk pertama
kalinya dilepaskan dari hubungannya dengan keagamaan itu oleh Hugo Grotius.
Dalam bantuknya yang telah disekularisir, hukumalam diartikan sebagai hukum yang
ideal yang didasarkan atas hakikat manusia sebagai makhluk yang berakal atau
kesatuan kaidah yang diilhamkan alam pada akal manusia.
Menurut para penganut ajaran hukum alam ini, hukum internasional itu mengikat
karena hukum internasional itu tidak lain dari pada hukum alam yang diterapkan pada
kehidupan masyarakat bangsa-bangsa. Dengan lain perkataan negara itu terikat atau
tunduk pada hukum internasional dalam hubungan antara mereka satu saa lain karena
hukum internasional itu merupakan bagian dari hukum yang lebih tinggi yaitu hukum
alam. Pikiran ini kemudian, dalam abad XVIII lebih disempurnakan lagi, antara lain
oleh seorang ahli hukum dan diplomat bangsa swiss Emmerich Vattel (1714-1767)
dalam buku nya Droit des Gens ia antara lain mengatakan:
“we use the term necessary law of nation for that law which results applying tehe
natural law to nations. It is necessary, because nations are absolutely bound
toobserve it. It contains these precepts which the natural law dictates to states,
and it is no less binding upon them. It is upon individuals.”

Keberatan yang dikemukakan terhadap teori-teori yang didasarkan atas hukum


alam ini ialah bahwa apa yang di,aksud dengan hukum alam itu sangat semar dan
bergantung pada pendapat subjektif dari yang bersangkutan mengenai kedilan,
kepentingan masyarakat internasional dan lain-lain konsep yang serupa. Walaupun
demikian, teori hukum alam dan konsep hukum alam telah mempunyai pengaruh
besar terhadap perkembangan hukum internasional. Ajaran ini karena idealisme yang
tinggi teah menimbulkan kenangan terhadap hukum internasional dan telah
meletakkan dasar moral dan etika yang berharga bagi hukum internasional, juga bagi
perkembangan selanjutnya.

B. TEORI POSITIVISME
Aliran lain mendasarkan kekuatan mengikat hukum internasional itu atas
kehendak negara itu sendiri untuk tunduk dan patuh pada hukum internasional. Aliran
ini yang menyandarkan teori mereka pada falsafah Hegel yang dahulu mempunyai
pengaruh yang luas di jerman. Salah seorang yang paling terkemuka dari aliran ini
adalah George Jellineck yang terkenal dengan teori nya Selbst-limitation-theorie
dan pemuka lain dari aliran ini ialah Zorn yang berpendapat bahwa hukum
internasional itu tidak lain dari pada hukum tata negara yang mengatur hubungan luar
suatu negara (auszeres staatsrecht).
Berbagai keberatan tersebut coba diatasi oleh aliran lain dari teori kehendak
negara yang hendak menyadarkan kekuatan mengikat hukum internasional pada
kemauan bersama.
Triepel berusaha membuktikan bahwa hukum internasional itu mnegikat bagi
negara, bukan karena kehendak mereka satu persatu untuk terikat,melainkan karena
adanya suatu kehendak bersama, yang lebih tinggi dari kehendak masing-masing
negara, untuk tunduk pada hukum internasional. Triepel mendasarkan kekuatan
mengikat hukum internasional pada kehendak negara, tetapi membantah keungkinan
suatu negara melepaskan dirinya dari ikatan itu dengan suatu tindakan sepihak. Teori
yang mendasarkan pada berlakunya hukum internasional pada kehendak negara (teori
voluntaris) ini merupakan pencerminan dari teori kedaulatan dan aliran positivisme
yang menguasai alam pikiran dunia ilmu hukum di benua eropa-terutama jerman pada
bagian kedua abad ke-19.
Segi lain dari kehendak di atas ialah bahwa teori-teori ini pada dasarnya
memandang hukum internasional sebagai hukum perjanjian antara negara-negara.

C. TEORI MAZHAB WIENA


Persetujuan negara untuk tunduk pada hukum internasional menghendaki adanya
suatu hukum atau norma sebagai sesuatu yang telah ada terlebih dahulu, dan berlaku
lepas dari kehendak negara (aliran objektivis). Bukan kkehendak neara melainkan
suatu norma hukum lah yang erupakan dasar terakhir kekuatan mengikat hukum
internasional. Demikianlah berdirina mazhab wiena.
Menurut mazhab ini kekuatan mengikat suatu kaidah hukum internasonal
didasarkan suatu kaidah yang lebih tinggi yang pada gilirannya didasarkan pula pada
suatu kaidah yang lebih tinggi lagi dan demikian seterusnya.akhirnya, sampailah pada
puncak piramida kaidah hukum tempat terdapatnya kaidah dasar (Grundnorm) yang
tidak dapat lagi dikembalikan pada suatu kaidah yang lebih tinggi, melainkan harus
diterima adanya sebagai suatu hipotese asal (Ursprungshypothese) yang tidak dapat
diterangkan secara hukum.
Kelsen dianggap sebagai bapak mazhab wiena ini mengemukakan asas pacta
servanda sebagai kaidah dasar hukum internasional.
Ajaran mazhab wiena ini yang mengembalikan segala sesuatu nya kepada suatu
kaidah dasar, memang dapat menerangkan ecara logis darimana kaidah hukum
internasional itu memperoleh kekuatan mengikatnya, tetapi ajaran ini tidak dapat
menerangkan mengapa kaidah dasar itu sendiri mengikat. Dengan pengakuan bahwa
persoalan kekuatan Grundnorm merupakan suatu persoalan di luar hukum
(metayuridis) yang tidak dapat diterangkan, maka persoalan itu menikan
dikembalikan kepada nilai-nilai kehidupan manusia di lar hukum yakni rasa keadilan
dan moral.

D. TEORI MAZHAB PERANCIS


Terdapat satu teori lagi yang menerangan kekuatan mengikat hukum internasional
itu tidak dengan teori yang spekulatif dan abstrak melainkan menghubungkannya
dengan kenyataan hidup manusia.
Mazhab perancis dengan para pemukanya antara lain terutama Fauchile, Scelle,
Duguit mendasarkan kekuatan mengikat hukum internasional seperti juga segala
hukum- pada faktor biologis, sosial dan sejarah kehidupan manusia yang mereka
namakan fakta kemasyarakatan (faith social) yang menjadi dasar kekuatan
mengikatnya segala hukum termasuk hukum internasional. Menurut mereka
persoalannya dapat dikembalikan kepada sifat alami manusia sebagai makhluk dan
kubutuhannya akan solidaritas.
Jadi dasar kekuatan mengikat hukum (internasional) terdapat dalam kenyataan
sosial bahwa mengikatnya hukum itu mutlak perlu untuk dapat terpenuhinya
kebutuhan manusia (bangsa) unutk hidup bermasyarakat.
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hukum Internasional merupakan suatu produk hukum yang mengatur tentang publik
dari subyek Internasional yang kesemuanya memang berasal dari masyarakat
Internasional. Masyarakat internasional yang diatur oleh hukum internasional adalah
suatu tertib hukum koordinasi dari sejumlah negara-negara yang masing-masing
merdeka dan berdaulat. Dalam hukum internasional, hubungan yang ada bersifat
koordinasi (kerjasama), mengingat negara-negara di dunia sama derajatnya, bukan
bersifat subordinasi layaknya hukum nasional.
B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar Kusumaatmaja, Etty R.Agoes, Pengantar Hukum Internasional,
P.T.Alumni,Bandung,2003,bab IV.

Anda mungkin juga menyukai