Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HAKEKAT DAN DASAR BERLAKUNYA HUKUM


INTERNASIONAL
• Masyarakat internasional dalam bentuknya
sekrg merupakan suatu tertib hukum
koordinasi dari sejumlah negara2 yg merdeka
berdaulat.
• Beberapa teori dasar berkaitan dengan dasar
kekuatan mengikat hukum internasional,yaitu:
• 4.1. Teori yg tertua ialah teori hukum alam
(natural law)
- mula2 mempunyai ciri keagamaan yg kuat, utk
pertamakali dilepaskan dari hubungannya dengan
keagamaan itu oleh Hugo Grotius.
• Hukum alam diartikan sebagai hukum ideal yg didasarkan
atas hakikat manusia sebagai makhluk yg berakal atau
kesatuan kaidah yg diilhamkan alam pada akal manusia.
• -menurut para penganut ajaran hukum alam, hukum
internasional itu mengikat krn hukum internasional itu
tidak lain daripada hukum alam yg diterapkan pada
kehidupan bangsa2.
• -keberatan yg secara umum dikemukakan terhadap teori
yg didasarkan atas hukum alam ini adalah bahwa apa yg
dimaksudkan dgn hukum alam itu sangat samar dan
bergantung pada pendapat subjektif dari yg
bersangkutan mengenai keadilan, kepentingan
masyarakat internasional dan konsep lain yg serupa.
• Ajaran ini krn idealisme yg tinggi telah menimbulkan
keseganan terhadap hukum internasional dan telah
meletakkan dasar moral dan etika yg berharga bagi
hukum internasional, jg bagi perkembangan selanjutnya.
• 4.2. Teori Kehendak Negara
• -aliran ini mendasarkan kekuatan hukum
internasional itu atas kehendak negara itu
sendiri utk tunduk pada hukum internasional.
• -pada dasarnya negara yg merupakan sumber
segala hukum, dan hukum internasional itu
mengikat krn negara itu atas kemauan sendiri
mau tunduk pada hukum internasional.
• -aliran ini menyandarkan teori pada falsafah Hegel
mempunyai pengaruh luas di Jerman.
• Salah seorang yg terkemuka dari aliran ini adalah George
Jellineck yg terkenal dgn Selbst-limitation-theorie-nya.
• -Seorang pemuka lain aliran ini adalah Zorn yg
berpendapat bahwa hukum internasional itu tidak lain
daripada hukum tata negara yg mengatur hubungan luar
suatu negara (auszeres Staatsrecht). Hukum
internasional bukan sesuatu yg lebih tinggi yg
mempunyai kekuatan mengikat di luar kemauan negara.
• -Kelemahan teori ini adalah tidak menerangkan dgn
memuaskan bagaimana caranya hukum internasional yg
bergantung kepada kehendak negara dapat mengikat negara
itu. Bgm kalau suatu negara secara sepihak membatalkan
niatnya utk mau terikat oleh hukum itu. Hkm internasional
tidak lg mengikat, masih patutkah dinamakan hukum.
• Teori ini jg tidak menjawab pertanyaan mengapa suatu
negara baru, sejak munculnya dlm masyarakat internasional
sudah terikat dari hukum internasional lepas dari mau tidak
maunya ia tunduk padanya. Juga adanya hukum kebiasaan
tidak terjawab oleh teori2 ini.
• 4.3. Teori Kehendak Bersama
• -Teori ini menyandarkan kekuatan mengikat
hukum internasional pada kemauan bersama.
• -Heinrich Triepel berusaha membuktikan bahwa
hukum internasional itu mengikat bagi negara,
bukan karena kehendak mereka satu per satu utk
terikat, melainkan karena adanya suatu kehendak
bersama, yg lebih tinggi dari kehendak masing2
negara, utk tunduk pada hukum internasional.
• Vereinbarungs-theorie (teori kemauan bersama),
mencoba menerangkan sifat mengikat hukum kebiasaan
(costumary law) dengan mengatakan bahwa kehendak
utk terikat diberikan secara diam2 (implied).
• Dengan melepaskannya dari kehendak individual negara
dan mendasarkannya pada kemauan bersama
(Vereinbarung), Triepel mendasarkan kekuatan mengikat
hukum internasional pada kehendak negara, tetapi
membantah kemungkinan suatu negara melepaskan
dirinya dari ikatan itu dengan suatu tindakan sepihak.
• Teori pada kehendak negara (teori voluntaris) ini merupakan
pencerminan dari teori kedaulatan dan aliran positivisme yg
menguasai alam pikiran dunia ilmu hukum di Eropa, terutama
Jerman pada abad ke 19.
• Kesukaran teori2 yg hendak menerangkan hakikat hukum
(yaitu kekuatan dasar mengikat hukum itu) berdasarkan
kehendak subyek hukum ialah bahwa dasar pikiran itu tidak
bisa diterima. Dengan kata lain, persetujuan negara utk
tunduk pada hukum internasional menghendaki adanya suatu
hukum norma sebagai sesuatu yg telah ada terlebih dahulu,
dan berlaku lepas dari kehendak negara (aliran objektivis).
• 4.4. Madzhab Wina (Hans Helsen)

• -bukan kehendak negara melainkan suatu norma hukum-lah yg merupakan


dasar terakhir kekuatan mengikat hukum internasional. (aliran yg terkenal
dengan nama Mazhab Wiena)

• -Menurut mazhab ini kekuatan yg mengikat suatu kaidah hukum


internasional didasarkan suatu kaidah yg lebih tinggi yg pada gilirannya
didasarkan pula pada suatu kaidah yg lebih tinggi dan demikian seterusnya.
Akhirnya sampailah kita pada puncak piramida kaidah hukum tepat terdapat
kaidah dasar (Grundnorm) yg tidak dapat lagi dikembalikan pada suatu
kaidah yg lebih tinggi, melainkan harus diterima adanya sebagai suatu
hipotese asal (Ursprungshypothese) yg tidak dapat diterangkan secara
hukum.
• -Hans Kelsen dianggap sebagai bapak mazhab Wiena
mengemukakan asas pacta sunt servanda sebagai
dasar kaidah(Grundnorm) hukum internasional.
• -Keberatan : ajaran mazhab Wiena yg mengembalikan
segala sesuatunya kepada suatu kaidah dasar,
memang dapat menerangkan secara logis dari makna
kaidah hukum internasional itu memperoleh kekuatan
mengikatnya, tetapi ajaran ini tidak menerangkan
mengapa kaidah dasar itu sendiri mengikat.
• 4.5. Mazhab Perancis
• -para pemukanya antara lain Fauchille, Scelle,
dan Duguit mendasarkan kekuatan mengikat
hukum internasional seperti juga segala
hukum-pada faktor biologis, sosial dan sejarah
kehidupan manusia yg mereka namakan fakta
kemasyarakatan (fait social) yg menjadi dasar
kekuatan mengikatnya segala hukum termasuk
hukum internasional.
• -Menurut mereka persoalannya dikembalikan pada
sifat alami manusia sebagai makhluk sosial,
hasratnya utk bergabung dengan manusia lain dan
kebutuhannya akan solidaritas.
• Kebutuhan dan naluri sisial manusia jg dimiliki oleh
bangsa2. Jadi, dasar kekuatan mengikat hukum
(internasional) terdapat dalam kenyataan bahwa
mengikatnya hukum itu mutlak perlu utk dapat
terpenuhinya kebutuhan manusia(bangsa) utk hidup
bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai