Anda di halaman 1dari 21

Sejarah Pengantar Ilmu Hukum

• Abad 19 – Jerman – Encyclopedie In Die Rechtswissenschaft


(Himpunan Pengetahuan Tentang Hukum Secara Mendalam
• 1896 – dikodifikasikan di Jerman “ Einfuhrung In Die
Rechtswissenschaft (PIH);
• 1920 – di Belanda “ Inleiding Tot De Rechtswetenschap “
• 1924 – di RHS (Hindia Belanda) “ Inleiding Tot de Rechtswetenschap”
• 1946 – di UGM “PIH”
• 1950 – di UI “PIH”
• 1957 – di Unpad “PIH”
Perbedaan PIH dan PHI
• Pengantar Ilmu Hukum : mata kuliah dasar (basis leervak)
sebagai pandangan umum secara ringkas mengenai seluruh
ilmu pengetahuan hukum, mengenai kedudukan ilmu
• Objek kajian PIH bersifat universal dan relative serta tidak
hanya berlaku di Indonesia

• Pengantar Hukum Indonesia : Mempelajari hukum positif di


Indonesia yang berarti objek kajian PHI sudah dipusatkan di
Negara Indonesia.
DEFINISI HUKUM
KUMPULAN AHLI YANG MENYATAKAN HUKUM SULIT DIDEFINISIKAN
• Immanuel Kant – Sampai sekarang masih dicari definisi tentang pengertian hukum
(Nooh Sucnen Die Juristen Eine Definition Zu Ihrem Begriffe Von Recht), karena
hukum itu banyak (luas) seginya dan meliputi segala macam hal, maka tidak
mungkin orang membuat definisi apa sebenarnya hukum itu. Tidak ada seorang
yuris pun yang mampu membuat definisi yang tepat.
• Apeldoorn – adalah tidak mungkin memberikan definisi apakah hukum itu, karena
sangat sulit dan tidak mungkin mengatakannya sesuai dengan kenyataan
(Analogy law – mountain)
• MR. Dr. Kisch – Oleh karena hukum itu tidak dapat dilihat atau ditangkap oleh
pancaindera, maka sukarlah untuk membuat suatu definisi tentang hukum yang
memuaskan umum
• Lemaire – Hukum yang banyak seginya serta meliputi segala lapangan hidup,
menyebabkan orang tidak mungkin membuat sesuatu definisi tentang hukum yang
memuaskan umum

Perbedaan di keempat definisi tersebut berada pada alasan mengapa hukum


tersebut sulit di definisikan
Namun pada akhirnya dibeberapa literatur
tokoh tersebut ada mendefiniskan hukum
• Immanuel kant : Keseluruhan syarat berkehendak bebas dari orang
untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang
lain, dengan mengikuti peraturan tentang kemerdekaan.
• Van Apeldoorn : peraturan yang menghubungkan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat. Hukum bertujuan untuk mengatur tingkah
laku serta pergaulan manusia dan bertujuan untuk mencapai
perdamaian.
Pengertian hukum dari ahli lainnya
• Aristoteles: Hukum khusus adl hukum yg ditemukan & diterapkan
suatu masy. Tertentu, hukum yang universal adalah Hukum alam
• Grotius: Hukum adl. Peraturan tentang perbuatan moral yg menjamin
keadilan
• Thomas Hobes : Dalam hukum selalu dipergunakan kata yg tepat serta
dilandasi oleh kebenaran & petunjuk di atas yg lainnya
• Prof.Mr.Dr. Cornellius Van Vollenhoven : Hukum adl. Sesuatu gejala
dlm pergaulan hidup yg bergolak secara terus menerus dlm keadaan
bentur membentur tanpa henti-hentinya dg gejala-gejala lainnya.
• Phillip S. Jeanes MA. :adl. Suatu bentuk ketetapan u/ pedoman
tingkah laku masy. Yg mempunyai sifat memaksa & diterapkan thd
masy, suatu negara
• Van Kahn : serumpun peraturan yg bersifat memaksa yg diadakan u/
mengatur & melindungi kepentingan orang dlm. masyarakat.
• Carl Von Savigny : “Das volk des rechta ist nicht das volk des gesetzes”
= hk.itu tidak dibuat tetapi tumbuh bersama masy.itu sendiri
Pengertian hukum dari ahli lainnya
• Dr.E. Utrecht,SH. : himpunan petunjuk hidup (perintah & larangan) yg
mengatur tata tertib dlm suatu masyarakat yg bersangkutan, dan
seharusnya ditaati o/ anggota masy yg bersangkutan, o/ karena itu
pelanggaran petunjuk hidup tsb dapat menimbulkan tindakan dari
pihak pemerintah masyarakat itu.
• Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, S.H.,LLM. : hukum tidak hanya
keseluruhan asas-asas dan kedah-kaedah yang mengatur kehidupan
manusia dalam masyarakat, melainkan meliputi lembaga-lembaganya
(institution) dan proses yang mewujudkan berlakunya kaedah itu di
dalam masyarakat
• Sudirman kartohadiprojo, hukum ialah pikiran/anggapan orang
tentang adil dan tidak mengenai hubungan antar manusia
Tujuan Hukum menurut Ahli
• Apeldoorn : Untuk mengatur pergaulan hidup secara damai dan adil
• Bellefroid : Isi hukum harus ditentukan menurut azas keadilan dan faedah
• Van Kahn, inleiding tot de rechtwetenschap : Hukum untuk menjaga kepentingan
tiap manusia supaya kepentingan itu tidak dapat diganggu gugat
• Aristoteles (rhetorica) : Hukum mempunyai tugas suci yaitu memberi kepada tiap
orang apa yang berhak diterimanya. Anggapan ini berdasarkan etika dan
berpendapat bahwa hukum bertugas hanya membuat adanya keadilan saja
(Etische Theorie/ Teori etis) Keadilan komutatif dan distributive.
• Bentham (introduction to the morals and legislation : Hukum bertujuan
mewujudkan semata-mata yang berfaedah saja. Hukum bertujuan menjamin
adanya kebahagiaan sebesar-besarnya pada orang sebanyak-banyaknya, the
greatest happiness for the greatest number (Utilities Theorie / teori utilitis)
• Utrecht : Hukum bertugas menjamin adanya kepastian hukum dalam pergaulan
manusia
• Mazhab positivisme - legisme : tujuan hukum ialah menghadirkan kepastian
hukum di masyarakat
• Gustav radburch dee des recht (Ajaran Cita-Hukum) : Tujuan hukum ialah keadilan
gerechtigkeit , kemanfaatan zweckmassigkeit dan kepastian hukum
rechtssicherheit
• Subekti : hukum mengabdi pada tujuan negara untuk mendatangkan
kemakmuran dan kebahagiaan
• Ajaran geny : Science et technique en droit prive positif , Geny menerangkan
Tujuang Hukum semata-mata untuk keadilan. Sebagai unsur keadilan ialah
kepentingan daya guna dan kemanfaatan
Keadilan Aristoteles
• (1) Keadilan komutatif, yakni perlakuan terhadap seseorang dengan
tidak melihat jasa-jasa yang telah diberikannya;
• (2) Keadilan distributive, yakni perlakuan terhadap seseorang sesuai
dengan jasajasa yang diberikannya;
• (3) Keadilan kodrat alam, yakni perbuatan yang memberi sesuatu
pada seseorang sesuai dengan yang diberikan oleh orang lain kepada
kita;
• (4) keadilan konvesional, yakni perbuatan apabila seorang warga
negara telah menaati peraturan perundang-undangan yang telah
dikeluarkan.
• (5) Keadilan perbaikan, yakni perbuatan apabila seseorang telah
memulihkan nama baik orang lain yang tercemar

Keadilan Plato
(1) Keadilan moral, yakni suatu perbuatan dapat dikatakan adil secara moral dan apabila
telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang (selaras) antara hak dan kewajiban;
(2) Keadilan prosedural, yakni suatu perbuatan dikatakan adil secara prosedural jika
seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah
ditetapkan
Mazhab Hukum
• Teori hukum alam aristoteles: Hukum adalah teori/rumusan akal tentang keadilan-
keadilan yang mutlak adalah dari TUHAN
• Mazhab Utilitarianism (Jeremy Bentham ) “the greatest happiness of the greatest
number;
• Mazhab positivisme John austin : Hukum menekankan pada kepastian hukum dalam
undang-undang. Undang-undang harus dimaknai telah memberikan keadilan dan
manfaat pada setiap pengaturannya;
• Sejarah Carl Von Savigny – Hukum tidak dibuat,melainkan berkembang bersama
masyarakat -- Hukum adat berkembang bersama masyarakat “das recht wird nicht
gemacht aber is und wirt mit dem volke”
• Teori hukum murni (hans kensel) :disebut teori hukum "murni" karena ia hanya
menjelaskan hukum dan berupaya membersihkan obyek penjelasannya dari segala hal
yang tidak bersangkut paut dengan hukum. Tujuan teori ini adalah membersihkan ilmu
hukum dari unsur-unsur asing. Inilah landasan metodologis dari teori itu.
• Mazhab Sociological jurisprudence : Roesco Pound, Eugen Ehrlich, Benyamin Cardozo,
Kantorowich, Gurvitc). Inti pemikiran madzhab ini menganggap bahwa hukum yang baik
adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang ada dalam masyarakat.
• Mazhab realisme hukum : (John Chipman, Gray, Oliver Wendel Holmes, Karl Liwellyn,
Jerome Frank, William James) hukum harus diterima sebagai sesuatu yang terus-
menerus berubah, hukum bukan sesuatu yang statis. Tujuan hukum harus senantiasa
dikaitkan dengan tujuan masyarakat di mana hukum itu berada.
• Mazhab hukum progresif : Prof Satjipto Rahardjo, berpandangan bahwa hukum dibentuk
untuk manusia bukan manusia untuk hukum.
Unsur-unsur Hukum
• Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat;
• Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib
• Peraturan bersifat memaksa
• Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut dengan tegas

Sifat Hukum
• Mengatur
• memaksa
Sumbeh Hukum
• Sumber Hukum Materiil : faktor pembentuk hukum itu sendiri / meta
yuridis contoh : ialah ekonomi, social, teknologi, filsafat, sejarah,
• Sumber hukum formil : ialah Hukum itu sendiri
• Undang-Undang
• Kebiasaan / Adat
• Keputusan Hakim
• Traktat
• Doktrin
Subjek Hukum : Pengemban hak dan kewajiban
Contoh Manusia dan Badan Hukum ( PT, CV,
Firma, Yayasan)
Objek Hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek
hukum dalam hubungan hukum
Sistem Hukum
1. Sistem Hukum Civil Law / Eropa Kontinental U jerman , belanda)
1. Mengedepankan peraturan perUU-an “tidak ada hukum selain undang-undang”
2. Peran hakim tidak sampai pada pembentukan hukum
3. Yurisprudensi tidak mengikat
2. Sistem Hukum Common Law / anglo saxon
1. Inggris, USA,
2. Mengedepankan yurisprudensi sebagai hukum utama dan mengikat
3. Peran hakim besar dalam membentuk hukum
3. Sistem Hukum Adat
1. Bersumber pada aturan tidak tertulis , sumber hukum berada pada kebiasaan dan adat
sehari-hari
2. Bersifat tidak tertulis
4. Sistem Hukum Islam
1. bersumber utama pada ketetapan kitab suci Al Quran
2. Memiliki hierarki aturan hukum islam
Pembagian Hukum
• Menurut sumbernya : Hukum Undang-Undang, Hukum Kebiasaan, Hukum
Traktat, Hukum Yurisprudensi
• Menurut bentuknya : Hukum Tertulis dan Hukum tidak tertulis
• Menurut tempat berlakunya : Hukum Nasional, Hukum Internasional,
Hukum asing, Hukum Gereja
• Menurut Waktu berlakunya : Ius Constitutum (hukum positif) dan Ius
Constituendum (masa yang akan datang) dan Hukum Asasi ( berlaku
diseglaa waktu dan tempat)
• Menurut cara mempertahankannya : Hukum materiil dan Hukum Formil
• Menurut sifatnya : Hukum yang memaksa dan hukum yang mengatur
• Menurut isinya : Hukum Privat dan Hukum Publik
Teori berlakunya hukum
• Gelding Teori : Per-UUan harus dipenuhi tiga macam landasan 1.Landasan
berlaku secara yuridis (yuridische gelding) artinya, suatu peraturan
perundang-undangan harus memenuhi syarat-syarat pembentukan dan
berdasarkan pada aturan hukum yang lebih tinggi. 2.Landasan berlaku
sosiologis (sociologische gelding) berarti bahwa peraturan perundang-
undangan harus mencerminkan kenyataan yang hidup dalam masyarakat,
termasuk pula kecenderungan dan harapan-harapan masyarakat.3. landasan
berlaku filosofis (filosofische gelding) bermakna perundang-anundangan
harus mencerminkan sistem nilai dari masyarakat besangkutan
• Teori sphere of validity :
• (1) Lingkungan kuasa tempat (ruimtegebeid/territorial sphere) yang
menunjukkan tempat berlakunya hukum atau perundang-undangan.
• (2) Lingkungan kuasa persoalan (zakengebeid/material sphere) yang
menyangkut masalah atau persoalan yang diatur.
• (3) Lingkungan kuasa orang (personengebeid/personal sphere) yaitu
menyangkut orang yang diatur.
• (4) Lingkungan kuasa waktu (tijdsgebeid/temporal sphere) yang
menunjukkan sejak kapan dan sampai kapan berlakunya suatu ketentuan
hukum atau perundang-undangan.
Faktor Pendorong pembentukan Hukum
• Menurut Van Kand : 1. Hubungan manusia yang terjadi karena adanya
kepentingan bersama sehingga ada hubungan hukum atau hubungan
kemasyarakatan yang pada satu pihak menimbulkan hak, dan pada
pihak lain menimbulkan kewajiban, atau sebaliknya. 2. Kepercayaan
3. Kegunaan 4. Keadilan
• Menurut Imanuel Kant : adanya Das sein (peraturan yang saat
ini/keadaan saat ini) + Das sollen (kenyataan normative apa yang
seharusnya )
Dasar Mengikat dari Hukum
• Menurut Thomas Aquino = Hukum dan agama tidak dipisahkan. Terdapat 4 bagian ; Lex
eterna (hukum yang merupakan ratio Tuhan), Lex Naturalis ( Hukum alam menjadi
bagian dari lex eternal), Lex Devina (penjabaran lex eternal), lex humana / hukum positif
( peraturan yang dibentuk);
• Teori perjanjian masyarakat:
• Pactum Subjektionis menurut Thomas Hobbes: dalam perjanjian ini terjadi penyerahan natural
rights (hak kodrat) kepada suatu badan yang dibentuk (yaitu body politik) yang akan
membimbing manusia untuk mencapai kebahagiaan umum, hak yang sudah diserahkan
kepada penguasa (raja) tidak dapat diminta kembali dan raja harus berkuasa secara mutlak
• teori perjanjian masyarakat John Locke: Perjanjian masyarakat ada 2 yaitu : 1) Pactum Unionis
: Perjanjian antar individu yang melahirkan negara. 2) Pactum Subjectionis : Perjanjian antara
individu dengan penguasa yang diangkat dalam pactum unionis, yang isinya penyerahan hak–
hak alamiah. Dalam pactum subjectionis tidak semua hak–hak alamiah yang dimiliki manusia
diserahkan kepada penguasa (raja) tetapi ada beberapa hak pokok (asasi) yang meliputi hak
hidup, hak kemerdekaan/kebebasan, hak milik yang tetap melekat pada diri manusia
Dasar Mengikat dari Hukum
• Menurut JJ Roseau ( Bapak Kedaulatan Rakyat) : pada hakitkatnya
kekuatan dan kedaulatan berawal dari rakyat kemudian diserahkan
kepada pemerintah untuk diatur hingga selanjutnya pemerintah
mengembalikannya kepada rakyat dengan hak sipil
• Teori kedaulatan Hukum . Menurut krabbe, Hukum hanyalah apa yang
memenuhi rasa keadilan dari orang terbanyak yang ditundukkan
padanya. Suatu peraturan perundangan yang tidak sesuai dengan rasa
keadilan dari jumlah, terbanyak orang, tdak dapat mengikat. Peraturan
perundangan yang demikian bukanlah “Hukum” walaupun dia masih
ditaati ataupun dipaksakan. Hukum itu ada, karena anggota
masyarakat mempunyai perasaan bagaimana seharusnya hukum itu.
Hanyalah kaidah yang timbul dari perasaan- hukum anggota sesuatu
masyarakat, mempunyai kewibawaan atau kekuasaan. Teori yang timbul
pada abad ke-20 ini dinamakan Teori Kedaulatan Hukum
Pembentukan Hukum

1. Melalui legislasi
Pembentukan hukum melalui proses legislasi di badan legislative.

2. Melalui penemuan hukum


1. Penafsiran
Memberikan tafsir-tafsir hukum terhadap peraturan yang telah ada
1. Melalui konstruksi Hukum
Dipisahkan dari penafsiran karena konstruksi hukum lebih menekankan pada
pembentukan hukum ditengah kekosongan hukum;
Jenis-jenis penafsiran Hukum
• Penafsiran Tata Bahasa (Gramatikal) – menafsirkan kata/kalimat/ gramatikal
dalam Undang-Undang Tersebut;
• Penafsiran resmi – Penafsiran yang mengambil penjelasan dari UU tersebut;
(tafsiranya sudah ada tertulis dalam UU tersebut)
• Penafsiran sistematis – Penafsiran hukum dengan menghubungkan pasal satu
dengan yang lain, penafsiran dengan melihat sistematis pembentukan UU;
• Penafsiran sejarah / historis – wet historich – penafsiran dengan melihat sejarah
terjadinya Undang-Undang
• Penafsiran teleologis/sosiologis – Undang-undang itu ditetapkan berdasarkan
tujuan kemasyarakatan artinya peraturan perUndang-undangan disesuaikan
dengan hubungan dan situasi sosial yang baru. Ketentuan Undang-undang yang
sudah tidak sesuai lagi disesuaikan dengan keadaan sekarang untuk
memecahkan/menyelesaikan sengketa dalam kehidupan masyarakat.
• Penafsiran diperluas/ekstensif – memperluas makna pasal dalam peraturan
perundang-undangan
• Penafsiran a contrario – penafsiran suatu penafsiran yang memberikan
perlawanan pengertian antara peristiwa konkrit yang dihadapi dengan peristiwa
yang diatur dalam Undang-undang.
• Penafsiran restriktif – penafsiran dengan mempersempit arti dalam undang-
undang
Metode konstruksi hukum

• tidak ditemukan ketentuan undang-undang yang dapat diterapkan terhadap


kasus yang terjadi;
• dalam peraturannya tidak ada;
• terjadi kekosongan hukum atau recht vacuum;
• terjadi kekosongan undang-undang atau wet vacuum.

• Bentuk konstruksi hukum


1. Analogi ; membandingkan peristiwa serta pengaturannya pada
peristwa/pengaturan lain yang relative sama guna menemukan hukum
2. Penghalusan Hukum : tidak menerapkan atau menerapkan hukum secara
lain daripada ketentuan hukum tertulis yang ada atau memperlakukan hukum
sedemikian rupa (secara halus)
3. Argumentum a contrario ; mengambil makna perlawanan dari yang diatur
dalam UU;
Aliran dalam penemuan Hukum
• Aliran Legisme : Montesque, J.J. Roseau, George Jellinek, Hans Nawiasky, Hans Kasans, Rudolf, Van Jhering.
Aliran hukum yang mendewakan hukum tertulis / UU. Aliran ini berpendapat bahwa, tidak ada hukum
kecuali UU, hukum kebiasaan hanya ada bila diperbolehkan oleh UU.
• BEGRIFJURISPRUDENCE = walaupun undang-undang tidak lengkap, tetaplah mempunyai peran yang
penting. Dan hakim harus berperan lebih aktif lagi, dalam meremajakan hukum. Rudolf Von Jhering (1818-
1890)
• FEIRECHTSHULE/INTERESSENJURISPRUDENZ : Eugen Erich, O.Bullow, E.Stampe, E.Fuchs.UU bukanlah satu-
satunya sumber hukum, karena hukum dan fungsionaris hukum lainnya memiliki kebebasan untuk
menentukan hukum, menyimpang dari UU dalam membuat suatu keputusan. Aliran ini adalah cara
penemuan hukum yang memberi kebebasan pada hakim melalui metode konstruksi hukum. Hakim diberi
kebebasan dalam menemukan hukum yang artinya hakim bukan hanya menerapkan undang-undang, akan
tetapi juga memperluas dan membentuk hukum melalui putusannya
• Soziologische Rechtsschule
• Aliran ini lahir sebagai reaksi terhadap aliran freirerechtsschule yang pada intinya hendak menahan
kemungkinan munculnya kesewenang-wenangan hakim. Hakim dalam menafsirkan ketentuan undang-
undang, senantiasa menyesuaikan dengan nilai hukum dan kultus hukum yang dianut oleh masyarakat.
Sehingga, putusan hakim harus dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan asas keadilan, kesadaran, dan
perasaan hukum yang hidup di masyarakat.
• Freirechtsbewengung
• Aliran freirechtsbewengung adalah aliran penemuan hukum yang bebas, artinya hakim dalam menemukan
hukum tidak terikat secara kaku pada undang-undang, namun berdasarkan asas kepatutan.
• Open system van het recht
• Aliran ini menganggap bahwa hukum sebagai sistem yang membuka diri dan menerima nilai-nilai yang ada
di luar hukum. Hakim dalam menemukan hukum berpedoman pada pemahaman intelektual atau logika
serta penalaran logis. Aliran ini menilai bahwa sistem hukum tidak realistis sehingga senantiasa
membutuhkan perluasan putusan hakim melalui penilaian yang dilakukan dalam wujud interpretasi dan
konstruksi hukum
Sejarah Sistem Hukum
Hukum Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum
Eropa, hukum Agama dan hukum Adat

Sistem
Hukum
Eropa Agama
Indonesia

Adat
Tinjauan sistem Hukum Indonesia
• Condong kepada Eropa Kontinental dengan ciri-ciri:
• Hukumnya dikodifikasikan (dibukukan)
• Hk Pidana > WvS, Code Penal ( KUHP)
• Pengaturan hukum utama terletak pada Undang-Undang
• Yurisprudensi tidak mengikat
• Peran Hakim sebagai pelaksana Undang-Undang namun mengadopsi
yurisprudensi dalam mengisi kekosongan hukum dan perkembangan
masyarakat

• Hukum Adat di Indonesia


• Bercorak Religius Magis
• Bercorak komunal dan kemasyarakatan – termasuk dalam pengambilan keputusan
• Bercorak konkrit, kontan dan tunai
• Tidak tertulis dalam bentuk perundangan dan tidak dikodifikasi,
• Tidak tersusun secara sistematis,
• Tidak dihimpun dalam bentuk kitab perundangan,
• Tidak teratur,
• Keputusannya tidak memakai konsideran ȋpertimbangan
• Pasal-pasal aturannya

Anda mungkin juga menyukai