Anda di halaman 1dari 28

FILSAFAT

HUKUM

LUKMAN PRABOWO
FILSAFAT HUKUM BUKAN CABANG DARI ILMU HUKUM

Astim Riyanto, Filsafat Hukum, Yapemdo, Bandung, 2010.


Lili Rasjidi, Filsafat Hukum, Remadja Karya, Bandung, 1984.
Mahadi, Filsafat Hukum, Suatu Pengantar, Alumni, Bandung, 1991.
Otje Salman, Ikhtisar Filsafat Hukum, Armico, Bandung, 1987.
Roscoe Pound, Pengantar Filsafat Hukum, Pengantar Filsafat Hukum, Bhatara Karya Aksara, Jakarta, 1982.
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, 1986.
Samekto, Adji, Studi Hukum Kritis Terhadap Hukum Modern, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2003.
Theo Huijbers, Filsafat Hukum, Penerbit Kanisius, Cet-9, Yogyakarta, 1995.
Zainudin Ali, Filsafat Hukum, Sinar Grafika, Cet-8, Jakarta, 2018
ALIRAN FILSAFAT

Filsafat Materialisme
idealisme
Dualisme/empirisme
Nasionalisme
Positifisme
Intuisionisme
KARAKTERISTIK OBYEK

Filsafat Hakikat kenyataan segala sesuatu (Metafisika).


Umum Hakikat mengetahui kenyataan (Epistemologi).

Hakikat menyusun kesimpulan (Logika)

Hakikat menilai kenyataan (Aksiologi)


Filsahat Filsafat Hukum
Khusus/Terapan
Filsafat Sejahtera
Filsafat Seni
Filsafat Moral
Filsafat Sosial
Filsafat Olah Raga
Filsafat Religi
Filsafat Logika
Filsafat Ilmu
Filsafat Pendidikan
Permasalahan Masalah Filsafat Hukum : a. tujuan hukum, b. mengapa orang
Filsafat mentaati hukum, c. mengapa negara berhak menghukum, d.
Hukum hubungan hukum dengan kekuasaan, e. pembinaan hukum.

Masalah hakikat hukum, didukung oleh teori-teori : teori


imperative (asal mula hukum), b. teori indikatif (kenyataan sosial),
c. teori optative (tujuan hukum),

Masalah Konsepsi Hukum/aliran Filsafat Hukum : a. aliran hukum


alam, b. aliran recht positivism, c. mazhab sejarah, d. aliran
sociological jurisprudence, e. pragmatical legal realism, f. marxis
yurisprudence, g. anthropological jurisprudence, madzab Unpad.
“ILMU BERSIFAT EMPIRIS, ARTINYA KEBENARANNYA ATAU
KESALAHANNYA DAPAT DIBUKTIKAN DENGAN PENGALAMAN
SEDANGKAN FILSAFAT BERSIFAT SPEKULASI”.

Teori Teori Imperatif (asal mula hukum) : a. Teokrasi (Thomas Aquinas, dll), b. Kedaulatan Hukum (Hugo
Krabe, dll), c. Kedaulatan Negara (Hans Kelsen, Georg Jellineck), d. Perjanjian Masyarakat (Thomas
Pendukung Hobbes, John Locke, J.J. Rousseou).
Masalah
Hakikat Hukum
Teori Indikatif (kenyataan yang mendalam), dalam madzab sejarah (Carl van Savigny) adanya
volksgeist (jiwa bangsa), solidaritas social.

Teori Optatif (tujuan hukum keadilan), Aristoteles, Jeremy Bentham, dll : 1. Keadilan distributif,
didasarkan kepada prestasi, 2. Keadilan komutatif, didasarkan kepada jasa, 3. Keadilan vindikatif,
kejahatan setimpal dengan hukumnya, 4. Keadilan kreatif, perlindungan kepada yang kreatif, 5.
Keadilan protektif, 6. Keadilan legalis, keadilan yang ingin diciptakan oleh undang-undang.
PERBEDAAN FILSAFAT HUKUM DENGAN ILMU HUKUM

 Filsafat Hukum hendak menelaah  Ilmu Hukum hendak menelaah


hakikat hukum sebagai perwujudan fenomena hukum sebagai sistem
nilai-nilai, hukum sebagai sistem norma dan hukum sebagai alat
kaidah, dan hukum sebagai alat untuk mengatur masyarakat dengan
untuk mengatur masyarakat dengan menjawab pertanyaan “bagaimana”
menjawab pertanyaan “apa dan  Pengayaan aspek-aspek : sejarah,
mengapa. sosiologi, antropologis, politik,
 Lingkup kerangka : filsafat, etika, psikologi, dan sosio empiris lainnya,
estetika, teologi. serta tenologis.
HUKUM SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL

-. Proses adaptif
(ekonomi).
-. Proses Hukum -. Organisasi yang
pencapaian tujuan mengintegrasikan, efisen.
(politik). mengkoordinasikan -. Legitimasi.
-. Proses . -. Keadilan
mempertahankan
pola (budaya).
HUKUM MENYELESAIKAN SENGKETA

 Bidang ekonomi keluarannya berupa suatu penstrukturan baru terhadap proses


ekonomi tertentu.
 Pada waktu hukum harus memutuskan suatu sengketa maka akan membuat
suatu keputusan yang dampaknya meningkatkan efisiensi yang produktif.
 Dalam proses politik. Pembuatan hukum bukan sebagai proses hukum teknis,
melainkan sebagai manifestasi dari kegiatan politik melaluipenggunaan
kekuasaan.
 Institusi hukum berfungsi sebagai sarana pengintegrasi masyarakat.
HUKUM SEBAGAI IDEA DAN KEADILAN
 Mewujudkan idea dan konsep keadilan yang diterima oleh masyarakat kedalam bentuk yang
konkrit.
 Asas keadilan sebagai nilai yang diterima masih berupa rumusan abstrak belum bisa sebagai
pedoman.
 Peranan pemegang kekuasaan mempunyai kewenangan memberikan isi dan penafsiran terhadap
konsep.
 Hukum sebagai ideal erat hubungannya dengan konsep keadilan.

 Hukum tidak bisa beroperasi hanya dalam konsep yang abstrak, ia harus memperhatikan
kenyataan sehari-hari.
 Hukum harus membumi dan lebih eksak.

 Keyakinan akan adanya hukum yang benar ini menyebabkan hukum yang mengatur kehidupan
mengalami pengujian, apakah ia sesuai atau menyimpang dari yang benar.
ALIRAN HUKUM ALAM

 Hukum berlaku universal dan abadi.


 Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, dan Grotius (Hugo de Groot).
 Pembagian hukum menurut Thomas Aquinas :
 Lex aeterna (hukum abadi),
 Lex divina (hukum Tuhan),
 Lex Naturalis,
 Lex Positive (hukum dibuat oleh manusia, sebagai hukum yang berlaku
berdasarkan tempat dan waktu.
ALIRAN POSITIFISME HUKUM

 Hukum merupakan perintah penguasa yang berdaulat dan kehendak dari negara.
 John Austin, hukum berisi :
 Perintah, kewajiban, kedaulatan, dan sanksi.
 Analitical jurisprudence (teori hukum analitk) : positive law (undang-undang)
dan positive morality (hukum kebiasaan)
 Legisme (satu-satunya sumber hukum formil adalah undang-undang).
 Hans Kelsen :
 Teori Hukum Murni, bahwa hukum harus dibersihkan dari anasir-anasir non
yuridis.
 Non Yuridis berarti hukum dibersihkan dari unsur-unsur : etis, sosiologis, dsb.
 Rule of law, penegakan hukum :
 Ditegakkan demi kepastian hukum.
 Hukum sebagai sumber utama, hakim sebagai terompet undang-undang (22 AB).
 Hukum tidak berdasarkan kebijaksanaan.
 Hukum bersifat dogmatic.
 Stufenbau des recht, bahwa hukum itu berifat hierarkhis, artinya ketentuan yang
paling bawah tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang lebih atas derajatnya.
(Adolf Merkel).
 Dualis, ada 2 macam hukum :
 Hukum dalam arti bentuknya (formal) = das Sollen.
 Hukum dalam arti isi/nyatanya = das Sein.
ALIRAN UTILITARIANISME

 Manusia akan melakukan tindakan-tindakan untuk mendapatkan kebahagiaan yang


sebesar-besarnya dan mengurangi penderitaan.
 Baik-buruknya suatu perbuatan akan diukur oleh apakah perbuatan itu mendatangkan
kebahagiaan atau tidak.
 Undang-undang yang banyak memberikan kebahagiaan pada bagian terbesar
masyarakat akan dinilai sebagai undang-undang yang baik.
 Pelopor : Jeremy Bentham, John Stuart Mill, dan Rudolf von Jhering.

 Jeremi Bentham utilitarianisme individual, Rudolf von Jehring utilitarianisme social.


 Keberadaan negara dan hukum semata-mata sebagai alat untuk mencapai manfaat yang
hakiki yaitu kebahagiaan mayoritas rakyat.
MAZHAB SEJARAH

 Muncul di Jerman dipelopori oleh Carl von Savigny.


 Madzhab ini merupakan reaksi terhadap Thilbout yang menghendaki kondifikasi hukum.
Jerman pernah dijajah oleh Perancis.
 Konsep hukumnya, bahwa hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang
bersama-sama dengan masyarakat.
 Konsep ini dipengaruhi supranatural seperti di Indonesia dengan berlakunya Hukum Adat
yang ditentukan oleh keseimbangan magis-religius (komis).
 Konep ini di Jerman mencerminkan Volkgeist (jiwa bangsa).

 Konsep ini sesuai dengan keberadaan Hukum Kebiasaan dan keberadaan Hukum Adat.
ALIRAN SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE

 Pelopornya Eugen Ehrlich dari Jerman.


 Roscoe Pound dari Amerika. Aliran ini berkembang di Amerika.
 Konsep hukumnya bahwa hukum yang dibuat agar memperhatikan hukum yang
hidup di mayarakat (living law) baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
 Aliran ini mengakui sumber hukum formal baik Undang Undang maupun bukan,
asalkan hukum yang hidup di mayarakat.
 Aliran ini dipengaruhi oleh Positif-Soiologis dari August Comte.
ALIRAN MARXIS JURISPRUDENCE

 Hukum harus memberi perlidungan kepada golongan proletary (golongan yang


lemah).
 Pandangan ini dikembangkan dengan adanya Neo-Marxisme :
1. Marxisme Ortodoks Lenin.
2. Revisionisme Bernstein.
3. Frankfurt-Schule Horkheimer.
4. New-Reft Marcuse
ALIRAN ANTHROPOLOGICAL JURISPRUDENCE

 Hukum mencerminkan nilai sosial budaya (Culture Value). Northrop.


 Hukum mengandung sistem nilai (Value System). Mac Dougall
 Cerminan nilai misalnya tampak dalam falsafah bangsa Indonesia yaitu Pancasila
pada sila Persatuan Indonesia.
 Demikian pula keadilan diukur dengan keseimbangan kosmis.
 Aliran ini mempengaruhi Mazhab Unpad yang dipelopori oleh Muchtar
Kusumaatmadja.
MAZHAB UNPAD

 Hukum dapat berfungsi sebagai sarana pembaharuan masyarakat (modifikasi


konsep Roscuo Pound).
 Tujuan untuk mencetak sarjana hukum yang mampu membina hukum (academic
lawyer & practical lawyer).
 Lahir di UNPAD pada tahun 1976.
 Menjadi acuan pemerintah sebagai acuan pembangunan pada Pelita II dan III.
ALIRAN HUKUM ISLAM

 Hukum Islam bersumber ajaran Islam (Al Quran dan Al Hadist) disebut Law is religion. Islamic Law atau Syariat
Islam. Islamic Jurisprudence sebagai Fiqih.
 Syariah secara etimologi adalah seperangkat norma Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan
alam lingkungan, dan kehidupan sosialnya.
 Norma Ilahi tata hubungan yang dimaksud disebut : (a). Kaidah ibadah, (b). Kaidah muamalah, (c) Kaidah
sunatullah.
 Kaidah Ibadah, mengatur cara hubungan langsung antara manusia dengan Allah (hablumminallah)
PERMASALAHAN PENTING DALAM FILSAFAT HUKUM

 Hukum dan Kekuasaan.


• “Hukum tanpa kekuasaan adalah angan-anagan, kekuasaan tanpa hukum adalah
kezaliman.”
• Dalam penerapan hukum perlu kekuasaan.

• Kekuasaan diperlukan karena hukum bersifat memaksa.


• Tanpa kekuasaan pelaksanaan hukum akan mengalami hambatan.
• Hukum juga sebagai pembatas kekuasaan.

• Masyarakat semakin tertib dan teratur, dan semakin berkurang dukungan kekuasaan
menujukkan bahwa masyarakat memiliki kesadaran hukum yang tinggi.
 Hukum Sebagai Alat atau Sarana Pembaharuan.
• “Law as a tool of social engineering.” (AS).
• Konsep hukum sebagai “sarana” pembaharuan masyarakat lebih luas jangkauannya
daripada sebagai “alat”.
• Pembaharuan hukum di Indonesia lebih menonjolkan perundang-undangan.
• Perundang-undangan dibentuk sesuai dengan hukum yang hidup di masyarakat.
• Di negara yang menganut sistem presedent lebih mementingkan yurisprudensi.
 Efektivitas Hukum
 Daya kerja hukum dalam mengatur atau memaksa warga masyarakat untuk taat terhadap
hukum.
 Mengkaji kaidah hukum yang harus memenuhi syarat, yaitu berlaku secara yuridis,
sosiologis, dan filosofis.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi hukum yang berfungsi di masyarakat :
• Kaidah hukum.

• Penegak Hukum.

• Sarana atau fasilitas.

• Warga masyarakat.
 Hukum dan Penyelesaian Konflik
• Hukum dan kekerasan,
• Penegakan hukum yang lemah.
• sumber konflik adalah diskriminasi, marginalisasi, ketidakadilan, dll.

o Hukum dan Demokratisasi


• Demokrasi menyangkut kesadaran, perilaku, dan stuktur sosial yang relative mapan.
• Menyangkut kesadaran hukum dan struktur sosial.
• Pembaharuan hukum adalah bagian dari proses institusionalisasi nilai-nilai demokratik.
• Pembaharuan hukum harus dilakukan untuk melembagakan prosedur demokratik sebagai
pola; pengaturan, pengambilan keputusan, dan penyelesaian konflik.
• Penegakan hukum yang responsive terhadap perkembangan masyarakat.
 Hukum dan Reformasi
▪ Gerakan reformasi bercita-cita suatu pemerintahan yang bersih (good government),
efisien, terbuka, dan bertanggung jawab kepada rakyat (good governance).
▪ Semakin menguat tuntutan demokrasi dan penghormatan terhadap HAM.

▪ Adanya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik.

 Hukum dan Gerakan Sosial


▪ Aktifitas kolektif masyarakat.
▪ Adanya seperangkat gagasan atau ideologi dan bersifat politik yang merujuk pada
perubahan tatanan sosial.

Anda mungkin juga menyukai