Anda di halaman 1dari 20

ALIRAN TEORI HUKUM

POSITIVISME
- LAHIR PADA ABAD KE 19
- DIDORONG OLEH PENGARUH
PERKEMBANGAN MASYARAKAT.
- PENDUKUNG : JOHN AUSTIN, HANS
KELSEN, AUGUSTE COMTE, HERBERT
SPENCER.
• MENURUT ALIRAN HUKUM POSITIVISME :
KAIDAH HUKUM ITU HANYA BERSUMBER
DARI KEKUASAAN NEGARA YANG
TERTINGGI, DAN SUMBER ITU HANYALAH
HUKUM POSITIF YANG TERPISAH
DARI KAIDAH SOSIAL, BEBAS DARI
PENGARUH POLITIK, EKONOMI, SOSIAL,
DAN BUDAYA.
• ALIRAN HUKUM POSITIVISME
MENIMBULKAN SIKAP KRITIS TERHADAP
TEORI HUKUM ALAM YANG DIANGGAP
TIDAK MAMPU LAGI MENYELESAIKAN
MASALAH MASALAAH YANG DIHADAPI
MASYARAKAT.
AUGUSTE COMTE
• Adanya kepastian hukum dan perkembangan
yang menguasai roh manusia dan segala gejala
hidup bersama itu secara mutlak.
• Comte memandang hukum itu tampak dalam
tiga perkembangan yang dilalui oleh semua
masyarakat, yaitu :
1. Tahap teleologis
yaitu tahap dimana manusia percaya
pada kekuatan Illahi di belakang gejala-
gejala alam.
lanjutan
2. Tahap Metafisis
yaitu tahap dimulainya kritik terhadap segala
pikiran, termasuk pikiran teologis. ide ide
teologis diganti dengan ide ide abstrak dari
metafisis.
3.Tahap Positif
yaitu tahap dimanaa gejala gejala tidak
diterangkan melalui gejala lain yang mendapati
hukum hukum di antara mereka.
• Hart, salah seorang pengikut aliran positivisme
memandang bahwa aliran( teori) positivisme
mengandung berbagai arti :
1. Hukum merupakan “ konten” yang berisi
perintah.
2. Analisis atas konsep konsep hukum adalah
usaha usaha yang mempunyai nilai untuk
dilakukan. Analisis tersebut berbeda dengan
studi sosiologis dan historis dan penilaian
kritis.
lanjutan
3. Keputusan – keputusan dapat dideduksikan
secara logis dari peraturan peraturan yang
sebelumnya sudah ada, tanpa harus menunjuk
pada tujuan tujuan sosial, kebijakan dan moral.
4. Penghukuman (judgment) secara moral tidak
boleh ditegakkan dan dipertahankan oleh
penalaran rasional, atau oleh suatu pembuktian
dan pengujian.
5. Hukum yang diundangkan atau ditetapkan
harus senantiasa dipisahkan dari faktor faktor
luar hukum yang seharusnya diciptakan atau
dicita-citakan.
Pandangan John Austin
• Sumber hukum lain adalah sumber hukum yang
lebih rendah (subordinate source).
• Sumber hukum lain bukan sumber hukum.
• Hukum identik dengan kekuasaan negara.
• Hukum hanyalah hukum tertulis, ia tidak
memperhatikan fenomena dalam masyarakat
(Living Law).
• Teori ini tidak kondusif untuk saat ini, karena
teori ini tidak mampu mengejar derasnya
perubahan dalam masyarakat yang seharusnya
diatur.
Teori Hukum Murni Hans Kelsen
( pure theorie of law)
• Memandang ilmu hukum itu adalah ilmu
hukum murni, bebas dari pengaruh lain di
luar hukum seperti politik, sosial, ekonomi,
sejarah, dsb.
• Teorinya yang terkenal “ teori Stufenbau “,
yaitu dalil yang menganggap bahwa
semua hukum itu bersumber pada satu
titik induk.artinya semua peraturan hukum
diturunkan dari norma dasar (grundnorm).
• Beberapa ahli hukum yang menentang teori
hukum positivisme :
1. Roberto Mangaibera Unger, di dalam
bukunya “ The Critical Legal Studies
Movement “ . Menurut Unger hukum harus
dikembalikan kepada akar moralitas (hati
nurani) dan religinya.
2. Marc Galanter dengan ide “delegalization “,
dengan konsep “alternative dispute regulation“.
lanjutan
3. Nonet & selznick dengan ide “Responsive Law “
atau hukum responsif, menyatakan bahwa
hukum harus diposisikan sebagai fasilitator yang
merespons kebutuhan dan aspirasi warga
masyarakat.
4. Jeremy Bentham, yang berpandangan bahwa
hukum itu memberikan kebahagiaan yang
sebesar-besarnya kepada sebanayak-
banyaknya masyarakat ( the greatest happiness
of the great people).
ALIRAN TEORI HUKUM
UTILITARINISME
• PENDUKUNG :
1. Jeremy Bentham(1748 – 1832)
2. Rudolf van Jhering
3. John Stuart Mill
Ajaran Jeremy Bentham
• Tujuan hukum itu untuk mencapai kemanfaatan
yang sebesar besarnya dan sebanyak
banyak orang.
• Tujuan peraturan perundang-undangan adalah
untuk menghasilkan kebahagiaan masyarakat.
• Ada tipe studi hukum yang disebut hukum
ekspositor (expository jurisprudence) yaitu studi
hukum yang menemukan dasar dasar dari asas
asas hukum melalui analisis hukum, serta ilmu
hukum sensorial (censorial jurisprudence) yaitu
studi kritis terhadap hukum untuk meningkatkan
efektifitas hukum dan pengoperasiannya.
Ajaran Rudolf van Jhering
• Hukum senantiasa sesuai dengan
kepentingan negara yang dikembangkan
secara sistematis dan rasional, serta
adanya tekhnik hukum (pengolahan
hukum)
• Menolak pandangan von Savigny, bahwa
hukum itu tidak timbul dari jiwa bangsa.
Ajaran John Stuart Mill
• Hukum melalui tindakan hukum harus
senantiasa ditujukan pada pencapaian
kebahagiaan dan sangat keliru apabila
hukum itu mengahsilkan kebalikan dari
kebahagiaan.
ALIRAN TEORI HISTORIS
• Pelopor : 1. Friedrich Carl Von Savigni
2. Pucha

- Menurut aliran historis hukum itu tumbuh


dan berkembang sesuai dengan
perkembangan sejarah, dan semua
bangsa di dunia mempunyai jiwa bangsa
(volksgest)
• Menurut Carl von Savigni :
“ hukum itu ditemukan dalam masyarakat
dan mengagungkan kejayaan hukum
masa lalu, serta menganggap peranan
ahli hukum lebih penting daripada
pembuat undang-undang “.
- Menurut Pucha :
“ hukum itu tumbuh bersama-sama dengan
pertumbuhan masyarakat, dan menjadi kuat
bersama-sama dengan kekuatan dari rakyat
yang pada akhirnya ia mati apabila bangsa itu
kehilangan bangsanya”.
ALIRAN SOSIOLOGIS
• PENDUKUNG :
1. Roscoe Pound
2. Eugen Ehrlich
3. Emil Durkheim
4. Max Weber

Aliran sosiologis memandang bahwa hukum


merupakan kenyataan sosial dan hukum tidak
dinilai sebagai kaidah.
ALIRAN ANTROPOLOGI
• HUKUM ITU KAIDAH YANG TIDAK
TERTULIS YANG HIDUP DAN TUMBUH
SECARA NYATA DALAM MASYARAKAT
SEIRING DENGAN PERKEMEBANGAN
KEBUDAYAAN.
• PELOPOR : SIR HENRY MAINE
SATJIPTO RAHARDJO
ALIRAN REALIS
• HUKUM ITU APA YANG DIBUAT OLEH
HAKIM MELALUI PUTUSANNYA, DAN
HAKIM LEBIH LAYAK DISEBUT
MEMBUAT HUKUM DARIPADA
MENEMUKAN HUKUM.
• PELOPOR :
- JEROME FRANK
- OLIVER WANDELL HOLMES

Anda mungkin juga menyukai