ILMU HUKUM
REBECKA KRISTINA SIBUEA
200200297
DOSEN : EKO YUDHISTIRA
SH., M.KN
1. MAZHAB HUKUM ALAM
HUKUM ALAM
• Sejak 2.500-an lalu.
• Hukum yang berlaku Universal dan abadi.
• Hukum alam dianggap lebih tinggi dari hukum yang dibentuk
oleh Manusia.
SUMBER HUKUM ALAM
• Analytical jurisprudence
• Reine Rechtslehre
ANALYTICAL JURISPRUDENCE
1. REALISME AMERIKA
• Berasal dari parktik dan pengajaran
• Dikembangkan dari ciri khas Anglo Saxon
• Untuk memperbaiki positivisme analitis padaabad ke-19 dalam praktik
peradilan.
• Fakus pada prilaku/putusanhakim di pengadilan.
2. REALISME SKANDINAVIA-
• Pendekatan secara lebih abstrak, dengan dasarpendidikan sebagai filsuf.
• Kritik atas falsafiah atas dasar-sadar metafisisdari hukum.
• Bercorak kontinental dalam pembahasan yg kritis
TOKOH MAZHAB REALISME HUKUM
1. Karl N. Llewellyn
• “Realism is not philosophy, but a technology…what realism was, and is, is a method nothing more…”.
• Realisme adalah konsepsi hukum yang terus berubah dan alat untuk tujuan2 sosial.
• Pemisahan sementara antara hukum yang ada dan yang seharusnya ada untuk tujuan2 studi.
• Realisme menerima definisi peraturan2 sebagai ramalan2 umum tentang apa yang akan dilakukan oleh
pengadilan.
• Evaluasi tiap bagian dari hukum dengan mengingatkan akibatnya.
2. Oliver Wendels Holmes
• hukum adalah apa yang diramalkan akan diputus kenyataannya di pengadilan.
• hukum adalah kelakuan actual para hakim (patterns of behavior). Sebab, patterns of behavior hakim ditentukan
oleh tiga faktor:
a. Kaidah kaidah hukum yang dikonkretkan oleh hakim dengan metode interpretasi dan konstruksi
b. Moral hidup pribadi hakim
c. Kepentingan Sosial 25
3. Qodri Azizy
• aliran realisme muncul bermula dari adanya penolakan terhadap aliran positivisme.
• Gagasan yang dilontarkan adalah pernyataan bahwa kalau positivisme hukum merupakan teori hukum yang
benar maka teori itu akan mencakup semua hukum, termasuk menangani kasus-kasus berat (hard cases).
6. MAZHAB UTILITARIANISME
• Progresivisme bertolak dari pandangan bahwa pada dasarnya manusia adalah baik,
dengan demikian hukum progresif mempunyai kandungan moral yang kuat.
Progresivisme ingin menjadikan hukum sebagai institusi yang bermoral.
• Hukum progresif mempunyai tujuan berupa kesejahteraan dan kebahagiaan
manusia, maka sebagai konsekuensinya hukum selalu dalam proses menjadi. Oleh
karena itu hukum progresif selalu peka terhadap perubahan masyarakat disegala
lapisan.
• Hukum progresif mempunyai watak menolak status quo ketika situasi ini
menimbulkan kondisi sosial yang dekanden dan korup. Hukum progresif
memberontak terhadap status quo, yang berujung pada penafsiran hukum yang
progresif.
• Hukum progresif mempunyai watak yang kuat sebagai kekuatan pembebasan
dengan menolak status quo. Paradigma “hukum untuk manusia’ membuatnya merasa
bebas untuk mencari dan menemukan format, pikiran, asa, serta aksi yang tepat
untuk mewujudkannya.
TOKOH HUKUM PROGRESIF