– Suatu cita-cita hukum saja (tanpa bantuan alat- 1. Sifat Holistik (Menyeluruh). Supaya orang
alat yang dapat dilaksanakan) adalah suatu hal yang mempunyai pandangan yang luas mengenai
mempunyai arti teoritis dan juga satu hal yang hukum.
membahayakan, karena dapat dipergunakan untuk 2. Sifat Spekulatif. Supaya orang itu berani
tujuan politik tertentu oleh kaum politisi yang tidak mengambil resiko apabila jika yang dia lakukan
kenal moral. itu benar dan agar supaya adanya inovasi.
Metode filsafat
• Metode Kritis Bersifat analisa istilah pendapat yang PERSOALAN PERSOALAN
menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan
pertentangan. Dengan jalan bertanya (berdialog), Hukum dan keadilan
membedakan, membersihkan dan menolak akhirnya
ditemukan hakekat. • Theo Huijbers menunjukkan ada dua paham filsafat
mengenai keterkaitan “Hukum dan Keadilan”.
• Metode Intuitif Dengan jalan instrupeksi intuitif dan
dengan pemakaian sistem intelektual (bersama • Paham aliran filsafat hukum alam mereflesikan
dengan pencucian moril) sehingga tercapai pandangan bahwa keadilan terletak pada hakekat
pemahaman langsung mengenai kenyataan. hukum. Dengan begitu hukum sama dengan
keadilan, hukum yang tidak adil bukan hukum.
• Metode Scolastik Bersifat sintetis deduktif. Dengan
bertitik tolak dari definisi-definisi atau prinsip- • Hanya melalui suatu tata hukum yang adil orang-
prinsip yang jelas dengan sendirinya, ditarik suatu orang dapat hidup dengan damai menuju suatu
kesimpulan-kesimpulan. kesejahteraan jasmani maupun rohani. Kebenaran ini
paling tampak dalam menggunakan kata “ius” untuk
• Metode Matematis Melalui analisa dan hal-hal menandakan hukum yang sejati. Namun ungkapan “
konkrit, dicapai intuisi akan hakekat abstrak, dari The rule of law” mempunyai latar belakang yang
hakekat-hakekat itu dideduksikan secara sistematis sama juga yakni cita-cita akan keadilan.
segala pengertian lainnya.
• Keadilan merupakan salah satu tujuan dari hukum
• Empiris Hanya pengalamanlah yang menyajikan selain dari kepastian hukum itu sendiri dan juga
pengertian benar, maka suatu pengertian atau ide-ide kemanfaatan hukum.
dalam instrupeksi dibandingkan dengan cerapan-
cerapan atau impresi dan kemudian disusun dengan Konsep dasar hukum itu sesungguhnya berbicara pada dua
bersama secara geometris. konteks persoalan :
• Metode Trancendental Bertitik tolak dari tepatnya a. Konteks yang pertama adalah keadilan yang
pengertian tertentu dengan jalan analisa, diselidiki menyangkut tentang kebutuhan masyarakat akan rasa
syarat-syarat apriori dari pengertian tersebut. adil ditengah sekian banyak dinamika dan konflik di
tengah masyarakat.
• Metode Dialektis Dengan jalan mengikuti dinamika
pikiran atau alam sendiri, menurut triade: Thesis, b. Konteks yang kedua adalah aspek legalitas
Antithesis dan Sinthetis dapat dicapai hakekat menyangkut apa yang disebut dengan hukum positif,
kenyataan. yaitu sebuah aturan yang ditetapkan oleh sebuah
kekuasaan negara yang sah dan dalam
• Metode Fenomenologis Dengan jalan beberapa pemberlakuannya dapat dipaksakan atas nama
pemotongan sistematis (reduction), refleksi atas hukum.
fenomena dalam kesadaran, mencapai penglihatan
hakekat-hakekat murni. Dua konteks persoalan tersebut di atas seringkali terjadi
benturan, dimana terkadang hukum positif tidak menjamin
• Metode Neo Positivistis Kenyataan dipahami
menurut hakekatnya dengan jalan mempergunakan sepenuhnya rasa keadilan,dan sebaliknya rasa keadilan
aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu positif seringkali tidak memiliki kepastian hukum. Untuk mencari
(eksakta). jalan tengahnya maka komprominya adalah bagaimana agar
semua hukum positif yang ada selalu merupakan cerminan
• Metode Analitika Bahasa , Dengan jalan analisa dari rasa keadilan itu sendiri.
pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau
tidaknya ucapan-ucapan filosofis.
c. Adil ialah memberikan hak setiap yang berhak secara 4. Titik anjak: partisipan;
lengkap tanpa lebih tanpa kurang antara sesame yang
berhak,dalam keadaan yang sama, dan penghukuman 5. Fokus: sollen-sein
orang jahat atau yang melanggar hukum, sesuai 6. Bersifat dogmatik, evaluatif, berdampak
dengan kesalahan dan pelanggarannya. ‘mengkaidahi’ (normatif), dan preskriptif
Thomas aquinas Keadilan umum, yaitu keadilan menurut ▪ Ilmu Hkm Empiris:
kehendak undang-undang yang harus ditunaikan demi
kepentingan umum. 1. Perbndingan hkm, Sejarah hkm, Sosiologi hkm,
Antropologi hkm dan Psikologi Hkm;
Keadilan khusus, yaitu keadilan yang didasarkan pada asas
kesamaan atau proporsionalitas. Adapun keadilan khsuus: 2. Obyek: hkm dlm kenyataan
a. Keadilan distributif (justitia distributiva) adalah 3. Perspektif/Pendekatan: eksternal);
keadilan yang secara proporsional diterapkan dalam
lapangan hukum public secara umum. Sebagai 4. Titik anjak: pengamat;
contoh, negara hanya akan mengangkat seseorang
5. Fokus: sein-sollen
menjadi hakim apabila orang itu memiliki kecakapan
untuk menjadi hakim. 6. Metode: empiris dan deskriptif
b. Keadilan komunikatif adalah keadilan dengan TUJUAN HUKUM
mempersamakan antara prestasi dan kontrapestasi.
THE REVIAL OF NATURAL LAW
c. Keadilan vindikatif adalah keadilan dalam hal
menjatuhkan hukuman atau ganti kerugian ▪ Hukum merupakan obyek ‘dwitunggal’ yaitu
dalam tindak pidana. Seorang dianggap adil harmonisasi aspek substansial (nilai-nilai keadilan)
apabila ia dipidana badan atau benda sesuai dan aspek formal (bentuk tertulisnya: hukum
dengan besarnya hukuman hukuman positif/hukum tertulis);
yang telah ditentukan atas tindak pidana
▪ Hukum merupakan perwujudan nilai-nilai dan
yang dilakukannya.
prinsip-prinsip keadilan;
HAKEKT
▪ Hukum bukan saja harus ‘correct’ (tepat) dan
▪ Ilmu Normatif: ilmu tentang norma. ‘certain’ (pasti) untuk mencerminkan aspek
formalnya, tetapi harus ‘just’ (adil) untuk
▪ Ilmu yg mempelajari hukum sebagai kaidah mencerminkan aspek substansialnya;
(norma)
▪ Kategori etis (substansial) dan legal (formal)
▪ Ilmu yang selalu berusaha menemukan merupakan dua momen dari satu realitas ‘hukum’
argumentasi hukum tentang ‘apa yang
seharusnya’ dilakukan atau tidak dilakukan ▪ Keadilan dan kepastian hukum merupakan 2 (dua)
berkaitan dengan suatu hal tertentu; aspek dari entitas hukum. Hukum merupakan entitas
yang terdiri dari unsur ‘keadilan’ dan ’kepastian’.
▪ Ilmu yang berusaha untuk meng’kaidah-i’ Tetapi mengingat bahwa keadilan merupakan norma
(menormakan) suatu problematika dlm etis dan norma kritis bagi hukum, maka keadilan
masyarakat; mempunyai gradasi lebih tinggi dibandingkan
kepastian hukum;
▪ Ilmu yang senantiasa menggunakan ‘moral
judgement’ (penilaian moral) dan ‘moral ▪ Tujuan hukum adalah mewujudkan dan mencapai
consideration’ (pertimbangan moral) secara cita keadilan. Keberadaan kepastian hukum semata-
bersamaan dengan logika. mata untuk mewujudkan dan mencapai keadilan;
Karakter ilmu hukum; ▪ Signifikansi eksistensi nilai-nilai keadilan, teori
Hukum Alam membuat suatu adagium: ”moral
▪ Presktiptif: menghasilkan argumentasi hukum
(prinsip-prinsip keadilan dan perikemanusiaan) lebih
ttng apa yg seyogyanya atau apa yg sehrsnya.
tinggi tingkatannya dari hukum positif”;
▪ Terapan: menghasilkan standar prosedur,
▪ Hukum bukan saja hukum positif/tertulis (yang
ketentuan-ketentuan hukum, rambu-
substansinya harus mencerminkan nilai-nilai
rambu dalam melaksanakan aturan
keadilan), tetapi juga hukum tidak tertulis (yang
hukum.
merupakan perwujudan perasaan hukum atau nilai-
Jenis ilmu hukum nilai keadilan masyarakat, sebagai hukum yang hidup
dalam masyarakat);
▪ Ilmu Hkm Normatif:
Hakikat tujuan hukum
1. Dogmatika hkm (Rechtsdogmatiek)/ Ilmu Hkm
Positif/ Ilmu Hkm dogmatik) Hukum > moral, keadilan, kebenaran, kepastian,
kemanfaatan> tujuan perlindungan aspek fiisik dan
2. Obyek: hkm positif; eksistensial manusai dalam kehiudpan masyarakat.
3. Perspektif/Pendekatan : internal (sollen-sein); ANTINOMI TUJUAN HUKUM
Saling bertentangan, misal mendapatkan keadilan tapi dibedakan menjadi tiga yaitu :
tidak kepastian begitupun sebaliknya.
Keadilan distributif (justitia distributiva) adalah keadilan
TUJUAN HUKUM DALAM KOHERENSI yang secara proporsional diterapkan dalam
- Tidak boleh bertentangan lapangan hukum public secara umum. Sebagai contoh, negara
- Tdk blh saling melemahakn hanya akan mengangkat seseorang menjadi hakim
- Tdk blh saling meniadakan
apabila orang itu memiliki kecakapan untuk menjadi hakim.
REKONSTRUKSI
Keadilan komunikatif adalah keadilan dengan
▪ Penyusunan kembali; Pengembalian seperti semula; mempersamakan antara prestasi dan kontrapestasi.
▪ Penguraian sampai kepada unit terkecil, dan dapat Keadilan vindikatif adalah keadilan dalam hal menjatuhkan
disusun kembali menjadi bentuk semula. hukuman atau ganti kerugian dalam
Tujun hukum sama sama sesuai dan saling melengkapi Tindak pidana. Seorang dianggap adil apabila ia dipidana
badan atau benda sesuai
PERSOLAN PERSOALAN FILSAFAT HUKUM
dengan besarnya hukuman hukuman yang telah ditentukan
Menyatakan bahwa setiap orang secara moral atas tindak pidana yang dilakukannya.
hanya terikat untuk mentaati hukum yang HUKUM DAN KEKUASAAN
adil, dan bukan kepada hukum yang tidak adil. Antara hukum dan kekuasaan mempunyai hubungan yang
Hukum yang tidak adil harus dipatuhi hanya (THOMAS sangat erat bagaikan dua sisi mata uang.
AQUINAS) 1. Hukum tidak hanya membatasi kebebasan individu,
- Keadilan merupakan salah satu tujuan dari hukum tetapi juga membatasi wewenang
selain dari kepastian hukum itu sendiri dan juga dari penguasa (pemegang kekuasaan).
kemanfaatan hukum. Namun dalam khazanah filsafat hukum 2. Dalam praktek, kekuasaan sering bersifat negatif,
sampai sekarang masih menjadi perdebatan tentang apa yaitu berbuat melampaui batas kekuasaan, sehingga
makna adil. Keadilan itu sendiri terkait dengan pendistribusian hukum dibutuhkan sebagai pembatas kekuasaan.
yang merata antara hak dan Menurut Montesquiue (teori trias politica) kekuasaan harus
kewajiban manusia. apabila tuntutan keadaan yakni untuk dipisahkan menjadi tiga lembaga yaitu eksekutif, legislatif,
menghindari skandal atau kekacauan. dan yudikatif, hal ini dimaksudkan agar antara satu lembaga
dan yang lainnya dapat saling
- Konsep dasar hukum itu sesungguhnya berbicara
mengontrol sehingga terjadi checks and balance.
pada dua konteks persoalan :
- Mochtar Kusumaatmadja : menyatakan, “hukum
1.Konteks yang pertama adalah keadilan yang menyangkut tanpa kekuasaan adalah angan-angan, dan
tentang kebutuhan masyarakat akan rasa adil ditengah sekian
banyak dinamika dan konflik di tengah masyarakat. kekuasaan tanpa hukum adalah kelaliman”. Artinya bahwa
kekuasaan yang tidak terbatas
2.Konteks yang kedua adalah aspek legalitas menyangkut apa
yang disebut dengan hukum positif, yaitu sebuah aturan yang seperti para raja absolut dan diktaktor dapat menimbulkan
ditetapkan oleh sebuah kekuasaan negara yang sah dan dalam dampak yang buruk karena dapat
pemberlakuannya dapat dipaksakan atas nama hukum. merangsang pemegang kekuasaan untuk berbuat semaunya
Dua konteks persoalan tersebut di atas seringkali sesuai dengan keinginannya sendiri
terjadi benturan, dimana terkadang hukum positif tanpa melihat atau mempertimbangkan keadaan masyarakat.
tidak menjamin sepenuhnya rasa keadilan,dan
sebaliknya rasa keadilan seringkali tidak memiliki Hubungan yang erat antara HUKUM & KEKUASAAN, dapat
kepastian hukum. Untuk mencari jalan tengahnya terlihat dari :
maka komprominya adalah bagaimana
Adanya konsep sanksi;
agar semua hukum positif yang ada selalu merupakan
cerminan dari rasa keadilan itu sendiri. Adanya konsep penegakan hukum.
THOMAS AQUINAS PENGELOMPOKAN KEADILAN Bagaimana agar hubungan hukum dengan kekuasaan selalu
harmonis dan sinergis ?
Keadilan umum, yaitu keadilan menurut kehendak undang-
undang yang harus ditunaikan demi kepentingan a. keseimbangan kekuasaan
Keadilan khusus, yaitu keadilan yang didasarkan pada asas c. sadar akan keterbatasan
kesamaan atau proporsionalitas. Keadilan khusus ini Faktor-faktor penting dalam Penggunaan Kekuasaan:
a. pemegang kekuasaan harus sesuai dengan kehendak Agar tujuan “pembaharuan” itu tercapai, maka perundang-
undangan yang dibentuk harus sesuai dengan nilai-nilai/hukum
rakyat;
yang hidup (living law) di masyarakat. Jika tidak, maka akan
b. hukum sebagai pembatas kekuasaan; berakibat hukum tersebut tidak dapat dilaksanakan (bekerja)
c. penguasa yang jujur dan rasa pengabdian terhadap dan akan mendapat tantangan-tantangan (inti pemikiran aliran
kepentingan masyarakat; Sociological Jurisprudence).
d. kesadaran hukum yang tinggi dari masyarakat.
Sebelum membentuk peraturan perundang-undangan baru,
HUKUM DAN NILAI SOSIAL BUDAYA
harus dilakukan penelitian secara mendalam terlebih dulu,
- Antara hukum & nilai sosial budaya berkaitan erat tanpa ada penelitian yang jelas tidak akan pernah diketahui
Hukum yang baik adalah hukum yg pasti seperti apa living law yang ada, dan bagaimana
- mencerminkan nilai yg hidup di masyarakat perencanaan itu harus dibuat secara akurat.
- Indonesia dalam masa transisi (perubahan nilai dari
tradisional ke modern) Konsep ini tidak boleh berhenti pada penciptaan peraturan
- Persoalan: Nilai apa yang akan ditinggalkan & nilai hukum tertulis karena hukum tertulis seperti itu selalu
apa yg akan menggantikannya mengalami keterbatasan, konsep ini memerlukan peran aparat
- Perubahan nilai menghadapi hambatan-hambatan penegak hukum yang profesional untuk memberi jiwa pada
- Perubahan nilai menimbulkan goncangan/konflik di kalimat-kalimat yang tertulis dalam peraturan perundang-
masyarakat. undangan.
MUCHTAR KUSUMAATMAJA DASAR MENGIKATNYA HUKUM
Hambatan utama dalam perubahan nilai: nilai yang akan SEBAB ORANG MENAATI HUKUM
diubah itu ternyata sesuai dengan kepribadian nasional;
adanya sikap golongan intelektual dan pemimpin masyarakat Alasan pembenaran :
yang tidak mempraktekkan nilai-nilai yang disepakati;
heterogenitas bangsa Indonesia 1. Teori Kedaulatan Tuhan, hukum dicipta oleh Tuhan,
manusia sbg makhluk wajib taat (scr langsung), dan
a. Pergeseran nilai tetap harus sesuai dengan
adanya anggapan raja adalah wakil Tuhan, shg
hierarkhi nilai yang disepakati. manusia harus sll taat pada Tuhan (scr tidak
langsung).
2. Teori Perjanjian masyarakat, hukum sbg hasil
b. Membutuhkan kajian lebih lanjut tentang materi hukum yg kesepakatan bersama seluruh masyarakat, shg mereka
berasal dari masyarakat , nilai dari masyarakat diolah dahulu, harus taati bersama juga.
tidak diterima mentah, inilah fungsi dari penguasa dan para
3. Teori Kedaulatan Negara, orang mentati hukum krn
ilmuwan.
merasa wajib utk mentaatinya, sebab hukum is
HUKUM SEBAGAI ALAT PEMBAHARUAN kehendak negara
MASYARAKAT 4. Teori Kedaulatan Hukum, orang mentaati hukum krn
hukum merupakan perumusan kesadaran hukum
Konsepsi tentang hukum sebagai alat pembaharuan dalam
rakyat.
masyarakat dicetuskan oleh Roscoe Pound (1870- 1964) dalam
Bukunya “An Introduction to the Philosophy Of Law” pada
tahun 1954, yang dikenal sebagai “Law as tool of social
engineering”. SEBAB NEGARA MENJATUHKAN HUKUM
Menurut Mochtar Kusumaatmadja Terdapat tiga teori yg dpt dijadikan dasar pembenaran negara
memberi hukuman pada warganya:
1. Penyesuaian itu dengan tidak digunakannya istilah
“alat”, melainkan digunakan istilah “sarana” sehingga 1. Teori Kedaulatan Tuhan, negara sbg badan yg
konsepsi yang semula adalah “Hukum sebagai alat mewakili Tuhan di dunia ini untuk mewujudkan
pembaharuan dalam masyarakat” itu menjadi ketertiban hukum di dunia, shg berhak menghukum
“Hukum sebagai sarana pembaharuan dalam bagi pelanggar hukum.
masyarakat”. 2. Teori Perjanjian masyarakat, rakyat telah memberikan
2. Istilah “sarana” lebih menonjolkan perundang- kekuasaan pd negara untuk membentuk peraturan dan
undangan dalam proses pembaharuan hukum di menjatuhkan hukuman pd pelanggar demi ketertiban
Indonesia, dan menolak “mekanisme” dari konsepsi dan kedamaian 🡪 konsekuensi: rakyat berjanji
tersebut yang akan mengakibatkan hasil yang sama mentaati dan bersedia dijatuhi hukuman.
dengan penerapan paham legisme yang banyak 3. Teori Kedaulatan Negara, hanya negara yg berdaulat
ditentang di Indonesia. Hukum yang digunakan dan berkuasa untuk membentuk hukum. Adanya dan
sebagai sarana pembaruan itu dapat berupa undang- berlakunya hukum krn dikehendaki negara, shg
undang atau yurisprudensi atau kombinasi keduanya. negara berhak memberi hukuman.
Lili Rasjidi: negara memiliki tugas sangat berat, mewujudkan - Teori Klasik (Becaria) > untuk melindungi individu
cita-cita bangsa, shg negara akan memberi hukuman kpd dari kewenang-wenangan penguasa;
siapapun yg menghambat usaha mencapai cita-cita tadi. - Teori Modern > untuk melindungi masyarakat dari
kejahatan;
- Teori Jalan Tengah > untuk melindungi individu dari
MASALAH PERTANGGUNGJAWABAN kewenang-wenangan penguasa & melindungi
masyarakat.
Pertanggungjawaban adalah kewajiban utk memikul segala
akibat dari sikap & perilaku subjek hukum, yg dilakukan scr DASAR MENGIKATNYA HUKUM
sadar, bebas, dan nalar. Subjek hukum dibebaskan dr tanggjwb,
Terkait dengan wewenang negara untuk menghukum warganya
apabila:
yang melanggar hukum, yang dapat mengakibatkan
- belum cukup umur goncangan, bahaya dalam masyarakat, serta meruntuhkan
- sedang terganggu jiwa / ingatannya sendi-sendi kehidupan masyarakat.
- sedang dlm pengaruh hipnotis,sihir
- subjek hukum tidak dpt menentukan kehendaknya scr
bebas dan sadar