Anda di halaman 1dari 16

By: Jihan Fadila

FILSAFAT HUKUM #1
|APA ITU FILSAFAT?
Filsafat adalah pengetahuan dengan menggunakan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
|APA ITU HUKUM?
“Hukum tidak memiliki definisi/pengertian yang tetap”

Menurut Utrecht = Hukum adalah himpunan peraturan yang mengurus tata


tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati.

Menurut Thomas Hobbes = Hukum adalah perintah orang yang memiliki


kekuasaan untuk memerintah dan memaksakan perintahnya kepada orang lain.

Menurut Immanuel Kant = Hukum adalah keseluruhan syarat berkehendak


bebas untuk bisa menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain.

Bisa dikatakan hukum merupakan norma tertulis maupun tidak tertulis yang
diberlakukan untuk mengatur kehidupan dan menyelesaikan problem konkret
dalam masyarakat.
PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM

Legal philosophy of law atau filsafat hukum merupakan cabang


filsafat tingkah laku atau etika yang mempelajari hakikat hukum
secara filosofis.

Filsafat hukum -> refleksi atas dasar-dasar hukum

Filsafat hukum adalah cabang filsafat yang berusaha mempelajari


asas-asas hukum serta menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan hukum.
RUANG LINGKUP FILSAFAT HUKUM

Mempelajari mengenai permasalahan-permasalahan yang terkait dengan


tujuan hukum terutama dalam masalah ketertiban dan keadilan.

Filsafat hukum turut mempelajari aspek:


✓ Kedudukan ilmu filsafat dalam pemikiran hukum
✓ Prinsip-prinsip filsafat hukum
✓ Hakikat daripada hukum

Cara berfikir/metode berfikir filsafat hukum:


✓ Ontologi
✓ Epistemologi
✓ Aksiologi
MANFAAT FILSAFAT HUKUM

✓Memperluas cakrawala sehingga dapat memahami dengan kritis


atas hukum
✓ Mampu menganalisis terhadap pandangan yang melandasi tata
hukum
✓ Dsb.
HAKIKAT HUKUM DALAM ALIRAN
FILSAFAT HUKUM

1. Hukum Alam/Kodrat
2. Positivisme Hukum
3. Utilitarianisme
4. Sejarah (History)
5. Sociological Jurisprudence
6. Realisme Hukum
7. Critical Legal Studie
HUKUM ALAM/KODRAT
Hukum alam adalah hukum yang berakar pada batin umat manusia berlaku
universal dan abadi. Hukum alam menjadi perwujudan dari tatanan hukum yang
lebih tinggi yang harus ditaati, mendahului hukum positif. Hukum alam tidak
berubah, berlaku untuk segala zaman.

Hukum alam pada prinsipnya bersumber dari Tuhan (irasionalitas) dan


bersumber dari rasio manusia.

Hukum alam/kodrat -> memiliki konsep moralitas.


Hukum alam/kodrat dalam sejarah:
1) Zaman Klasik
Aristoteles membagi sifat hukum menjadi 2; hukum yang bersifat universal
(hukum alam) dan hukum yang bersifat khusus.
“Honeste vivere, alterum non laedere, suum quique tribuere”

2) Zaman Abad Pertengahan


Thomas aquinos menerima hukum kodrat sebagai prinsip-prinsip segala hukum
positif. Prinsip tersebut terbagi menjadi 2 yaitu prinsip hukum kodrat primer dan prinsip
hukum kodrat sekunder.
Thomas Aquinos turut mengkategorikan hukum dalam 4 kategori:
• Lex aeterna -> Hukum rasio Tuhan yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera
manusia.
• Lex divina -> Penjabaran dari Lex aeterna, biasa disebut sebagai hukum Tuhan yang
tidak tertulis.
• Lex naturalis -> Biasa dikenal sebagai hukum alam, merupakan penjelmaan Lex
aeterna dalam rasio manusia
• Lex positivis -> Penerapan Lex naturalis dalam kehidupan manusia, hukum alam yang
dituangkan dalam bentuk wujud yang lebih konkret (nyata) dalam kehidupan manusia.
3) Zaman Rasionalisme
Hugo Gratius sebagai salah satu ahli penganut aliran hukum alam,
menyebutkan sejumlah prinsip hukum a priori yang umumnya diterima sebagai
hukum kodrat dan yang harus diakui seperti peraturan hukum positif. Maka
terbagi menjadi 2 macam prinsip tersebut yakni:
• Prinsip-prinsip dasar
• Prinsip-prinsip yang melekat pada subyek hukum

4) Zaman Awal Abad-20


Menurut Messner hukum kodrat sama dengan prinsip-prinsip dasar bagi
kehidupan sosial dan individual. Terdapat 3 macam hukum kodrat, yakni:
• Hukum kodrat primer yang mutlak
• Hak fundamental
• Hukum kodrat sekunder
HUKUM ALAM/KODRAT

KELEBIHAN KEKURANGAN
✓ Tidak bergantung pada pandangan ✓ Bergantung pada pendapat subjektif
manusia, berlaku kapan dan di
mana saja, bagi siapa saja tanpa ✓ Universalisasi hukum alam yang
ada yang menjelaskan. berada pada tatanan metafisis,
menyebabkan kurang menyentuh
✓ Memiliki prinsip universalitas pada kehidupan konkrit masyarakat.
menjadi kekuatan hukum alam, ✓ Prinsip hukum alam yang berada
sehingga tidak ada batasan yang pada tatanan abstrak, maka harus
konkrit. dipositivisasikan ke norma yang
✓ Sebab memiliki idealisme yang lebih baku untuk dapat diaplikasikan
tinggi, menjadikan aliran ini secara konkrit
berharga bagi perkembangan hukum ✓ Begitu kompleks dan sulit mengukur
untuk meletakkan dasar moral dan validasi tingkat keadilan hukum,
etika karena harus berdasarkan nilai
hukum alam yang berasal dari Tuhan
POSITIVISME HUKUM
Positivisme hukum muncul pada kisaran abad ke-19. Positivisme hukum merupakan aliran
yang mengkonsepsikan hukum sebagai ius (keadilan) yang telah mengalami positifisasi
sebagai lege/lex (hukum). Sehingga hukum hanya dipahami secara objektif tanpa
melibatkan unsur non-hukum lainnya.

Positivisme hukum hendak memisahkan secara tegas antara hukum dan moral.

Dalam aliran positivisme terdapat 3 teori yang terkenal:


1. Teori perintah (John Austin) -> Hakikat hukum terletak pada “perintah” dari kekuatan
penguasa yang berdaulat.

2. Teori hukum murni(Hans Kelsen) -> Bahwa hukum harus dibersihkan dari anasir-
anasir yang bersifat non-hukum. Terdapat 3 ajaran utama positivis dariHans Kelsen
yaitu: Reine Rechtslehre, ajaran tentang Grundnorm, dan ajaran tentang
Stufenbautheorie.

3. Teori positivisme hukum (H.L.A. Hart) -> Pertimbangan moral tidak harus selalu
dikaitkan dalam hal pembentukan hukum positif.
POSITIVISME HUKUM

KELEBIHAN KEKURANGAN
✓ Memiliki jaminan kepastian dan ✓ Tidak dapat menjamin nilai keadilan
ketetapan dalam hal “nilai”. dalam hukum dapat sampai kepada
pencari hukum.
✓ Adanya kepastian yang prediktabel,
sehingga dapat diketahui secara ✓ Tidak mempertimbangkan validitas
pasti antara perilaku diperbolehkan hukum positif yang dibuat apakah
dan perilaku yang dilarang. sesuai moral atau tidak.
✓ Kekuatan berlakunya memiliki ✓ Memiliki cara pandang formalistik
eksistensi yang dapat dipertahankan sehingga mengesampingkan cara
hingga masa yang akan datang. pandang untuk mempertanyakan
✓ Mudah dikenali (familiar), dapat apakan hukum positif yang
dipahami dengan mudah diterapkan itu adil atau tidak.
(intelegibel), tiap subyek ✓ Isi hukum selalu bergantung pada
memperoleh akses yang sama kehendak politik orang yang
dalam hukum (aksesible), dsb. berkuasa.
To be continue…

THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai