Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ILMU NEGARA

HUBUNGAN ANTAR NEGARA

Oleh kelompok 5:
Damarani Widyastuti Eka 210111100310
Muhammad Hisham Kabbani 210111100304
Marshanda Hana Amelia Putri 210111100296
Rifki Dian Ramadhani 190111100298
Sofiana 210111100301
Talitha Rahmaningtyas 210111100294
Veby Hidayatur Rohmad 210111100096
Yasmin Iftina Rachmi 210111100091

ILMU NEGARA
JURUSAN ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Hubungan antar Negara ” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Helmy Boemiya pada mata kuliah Pancasila. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang topik “Hubungan antar negara ” bagi pembaca dan bagi
penulis.

Kami, Kelompok 5 , mengucapkan terimakasih kepada Bapak Helmy Boemiya selaku


dosen mata kuliah Ilmu Negara yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai materi yang dipelajari.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga menyadari
bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
menerima semua kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah yang kami
buat ini.

Bangkalan , November 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..

BAB I ( PENDAHULUAN )…………………………………………………….

1.1. Latar belakang……………………………………………………


1.2. Rumusan Masalah………………………………………………..

BAB II ( PEMBAHASAN )……………………………………………………...

2.1. Hubungan antar Negara…………………………………………


2.1.1. Sejarah Hubungan antar Negara ………………………………..
2,1.2. Pengertian Hubungan antar Negara…………………………….

2.2 Pentingnya Hubungan antar Negara ………………………...

2.3 Faktor Terjadinya Hubungan antar Negara …………………………….

2.4 Bentuk-Bentuk Hubungan antar Negara ……………………..

BAB III ( KESIMPULAN )……………………………………………………...

DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Setiap Negara memiliki sasaran dan tujuan kepentingan nasionalnya. Dalam hubungan
Internasional, suatu Negara berkepentingan untuk menjelaskan dan memahamkan kekayaan
potensinya kepada Negara dan Bangsa lain demi kemajuan hubungan kerja sama dan
pembangunan Internasional. Saat ini tidak ada Negara yang mampu berdiri sendiri untuk
memenuhi kepentingan Nasional mereka. Dalam waktu yang sama tingkat kerapuhan yaitu
tingkat sensitifitas terhadap perkembangan Internasional makin tinggi akibat makin
terbukanya sistem Internasional di bidang komunikasi dan teknologi, arus manusia dan
kapital. Di satu sisi hal ini membuka peluang bagi Negara untuk melakukan kerjasama untuk
mencapai kepentingan mereka

Dalam hubungan internasional aliansi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap
negara. Aliansi adalah keadaan dimana negara-negara sedang dalam kondisi bersekutu atau
bersatu. Aliansi adalah kelompok individu yang kredibel dimana anggotanya disatukan untuk
mencapai tujuan tertentu yangmenguntungkan semua anggota kelompok. Tujuan-tujuan
tersebut dapatmemuat kepentingan dalam bidang apapun seperti politik, ekonomi, sosial-
budaya, dan lain sebagainya. Dalam hubungan internasional aliansi digunakan untuk
menghadapi berbagai ancaman. Aliansi adalah sebuah kegiatan yang bersifat take and give
dengan anggota yang masuk bersifat selektif. Membentuk aliansi dapat berguna bagi
kelompok individu, agensi, negara atau organisasi yang menghadapi tanggung jawab dan
peran yang membebani sumber daya alam, kemampuan manusia, maupun kemampuan
finansial yang mereka miliki.

Dalam dunia internasional, tidak menutup kemungkinan bagi munculnya berbagai


macam aliansi yang dibentuk oleh negara-negara di dunia. Banyak aliansi dikelilingi oleh
beberapa kontroversi dimana mereka hanya mengkonsolidasikan dua agen perubahan:
kekuasaan dan kepentingan. Selain memunculkan manfaat bagi anggota kelompoknya, aliansi
juga dapat menciptakan kewaspadaan dari pihak atau aliansi lain, yaitu kewaspadaan
terhadap kombinasi aliansi yang mencampur kekuatan dan kepentingan, karena hal tersebut
dapat menciptakan potensi untuk mengecualikan pihak lain. Dalam hal tersebut, pengecualian
atau eliminasi dapat terjadi karena adanya ketidaksepemahaman dan ketidaksamaan tujuan.

Hubungan Internasional adalah hubungan antar negara dalam bidang tertentu yang
bertujuan untuk kepentingan masing-masing negara. Alat yang kemudian dipakai dalam
berhubungan internasional dikenal dengan sebutan diplomasi, yakni bentuk aktivitas yang
memediasi antara aktor-aktor hubungan internasional. Diplomasi adalah sebuah sistem yaitu
dimana suatu seni yang diangkat dari bahasa Yunani untuk mengatur hubungan internasional
melalui proses negosiasi yang kemudian diselaraskan oleh aktoraktor negara, juga
diasumsikan sebagai aktifitas yang menjaga, mengedepankan serta memajukan asas
kepentingan nasional dalam hubungan antar negara lain dengan jalan damai (Roy, 1991).
Beranjak dari hubungan klasik diplomasi menekankan pengamanan teritorial kepentingan dan
keuntungan maksimum negara itu sendiri kini integritas diplomasi lebih merujuk pada
bagaimana adanya pengamanan atas kebebasan berpolitik dengan memperkuat hubungan
kerjasama dengan negara sahabat. Hubungan kerjasama antar negara diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan menunjukkan eksistensinya dalam dunia internasional.
Terdapat faktor umum yang melandasi terjadinya hubungan diplomatik antar negara di dunia,
seperti adanya kedekatan geografis, kemiripan budaya, agama, sistem politik serta latar
belakang sejarah.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa itu Hubungan antar Negara?


B. Mengapa Hubungan antar Negara penting bagi suatu negara ?
C. Faktor apa yang mendorong suatu negara melakukan hubungan dengan Negara lain?
D. Seperti apa Bentuk bentuk Hubungan antar Negara?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan antar Negara

2.1.1 Sejarah Hubungan antar Negara

2.1.2 Pengertian Hubungan antar Negara

2.2 Pentingnya Hubungan antar Negara bagi Suatu Negara

Secara kodrat, manusia adalah makhluk individu, sosial, dan ciptaan Tuhan. Manusia
sebagai makhluk sosial selalu memerlukan dan membentuk berbagai persekutuan hidup untuk
menjaga kelangsungan hidupnya. Sifat alamiah manusia adalah hidup berkelompok, saling
menghormati, bergantung, dan saling bekerja sama. Seperti halnya dalam hubungan
antarbangsa, suatu bangsa satu dengan lainnya wajib saling menghormati, bekerja sama
secara adil dan damai untuk mewujudkan kerukunan hidup antarbangsa.

Pentingnya hubungan antar negara ternyata menunjukkan bahwa setiap bangsa dan negara
memiliki kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan tersebut
tidak selalu dapat dipenuhi oleh potensi setiap negara. Keadaan inilah yang mendorong setiap
negara mengadakan hubunhan antar negara. Setiap negara memiliki kekuatan yang berbeda-
beda, ada negara yang kuat dari sumber daya alamnya, ada juga yang memiliki banyak
penduduknya, dan ada juga negara yang mengandalkan berlimpahnya junlah ilmuwan di
negaranya. Kekurangan ini dapat diatasi dengan saling berhubungan dengan negara lain agar
bisa saling melengkapi atau memenuhi kebutuhan setiap negara. Hal inilah yang membuat
terjalinnya hubungan antar negara.Kartasasmita dalam Suprapto (2005) menyatakan bahwa
hubungan antar negara dimaksudkan untuk :
A. Mempererat hubungan antar negara yang satu dengan yang lain.
B. Mengadakan kerjasama dalam rangka saling membantu.
C. Menjelaskan dan menegakkan kedaulatan dan batas-batas wilayah.
D. Mengadakan perdamaian dan perundingan pakta non agresi.
E. Mengadakan hubungan dagang atau ekonomi sesuai dengankepentingan masing-
masing.

Setiap negara memiliki posisi yang berbeda beda, baik dalam kemampuan ekonomi,
keuangan, keamanan, politik, maupun sumber daya manusia. Oleh karena itu, setiap negara
tidak dapat terlepas dari keterlibatannya dengan negara lain, dalam bentuk hubungan antar
bangsa. Secara umum, titik berat dalam hubunga antar negara antara lain bidang pertahanan
dan keamanan untuk memajukan kepentingan masing-masing negara atau untuk kepetingan
bersama umat manusia yang bersifat universal. Suatu negara dapat mengadakan kerja sama
antar negara atau hubungan internasional apabila kemerdekaan dan kedaulatannya baik secara
de facto maupun de jure telah diakui oleh negara lain.

Adapun faktor terjalinnya hubungan antar negara, antara lain sebagai berikut:

A. Faktor Internal, yaitu adanya ke-khawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik


melaui kudeta maupun intervensi dari negara lain. Selain itu, faktor internal juga
mencakup hal-hal berikut ini:

1. Adanya kepentingan nasional yang tidak selamanya dapat dipenuhi di dalam


negerisendiri, baik yang bersifat ekonomis, politik, kultural, maupun keamanan.
2. Keinginan meningkatkan ekonomis, politik, kultural, maupun keamanan.
3. Keinginan untuk membuka hubungan politik dan memperoleh dukungan dari
negara lain.

B. Faktor Eksternal, yatu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dimungkiri bahwa
suatunegara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara
lain. Selainitu, faktor eksternal juga mencakupi hal-hal berikut:
1. Adanya perbedaan kemampuan dalam penguasaan ilmu, pengetahuan di berbagai
bidang.
2. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja,budaya,
dan jumlah penduduk yang menyebabkan perbedaan pendapatan negara.
3. Tanggung jawab sebagai warga dunia untuk mewujudkan kehidupan dunia tertib,
aman,damai, dan merata.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan antar negara mempunyai 2 sasaran,
yaitu mewujudkan perdamain dunia dan kekuatan nasional suatu negara. Bagi bangsa
Indonesia, hubungan internasional diarahkan untuk hal-hal berikut ini:

a. Pembentukan satu negara Republik Indonesia yang demokratis;

b. Pembentukan satu masyarakat yang adl dan makmur secara materil dan spiritual;

c. Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dengan semua
negaradi dunia;

d. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan Negara;

e. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri;

f. Meningkatkan perdamaian internasional; dan

g. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa.

2.3 Faktor Pendorong Terjalinnya Hubungan antar Negara

Kecenderungan untuk hidup bersatu adalah kodrat naluri manusia. Oleh karena
itu, terbentuknya institusi global semacam WTO (World Trade Organization), APEC
(Asia Pacific Economic Cooperation) sebagai forum kerjasama ekonomi antar bangsa-
bangsa se-kawasan, dan juga EEC (European Economic Council), hingga mata uang pun
mereka satukan, boleh jadi merupakan beberapa contoh kecenderungan menyatunya pola
kehidupan dalam satu kepentingan yang serupa. Demikian pentingnya perjanjian
internasional dalam mengatur berbagai persoalan bangsa-bangsa, sehingga perjanjian
internasional tidak hanya terjadi dalam bidang hukum publik internasional, melainkan
juga berlangsung dalam bidang hukum perdata internasional (HPI). Upaya yang
dilakukan sejumlah negara sejak akhir abad ke 19 melalui penyelenggaraan beberapa
konferensi dalam bidang HPI yang diselenggarakan di Den Haag, antara lain
bertujuan untuk mempersiapkan unifikasi kaidah-kaidah HPI. Memang setiap negara
merdeka dan berdaulat memiliki sistem HPI yang berlainan satu sama lain. Untuk
mengatasi kesulitan yang terjadi manakala muncul persoalan perdata dan melibatkan dua
negara atau lebih, biasanya negara-negara berupaya mengadakan kerjasama internasional
dengan jalan mempersiapkan konvensi-konvensi yang bertujuan menciptakan unifikasi di
dalam bidang hukum, khususnya hukum perdata. Menghadapi kenyataan demikian, suka atau
pun tidak, Indonesia harus terus melakukan upaya pembaharuan atas sejumlah perangkat
norma hukum formal yang ada. Jika tidak, di masa depan kasus-kasus sengketa komersial
yang bakal muncul nuansanya semakin kompleks dibandingkan dengan sengketa di
masa atas dasar kenyataan semacam itu, maka membuat kesepakatan internasional untuk
memperkaya kaidah hukum acara perdata pengadilan negeri.

Persoalannya, menghadapi berlakunya AFTA (Asean Free Trade Area) adalah bentuk


kerja sama perdagangan dan ekonomi yang disepakati oleh negara-
negara dalam wilayah ASEAN. Setidaknya di kawasan ASEAN harus terjadi harmonisasi
antar sistem hukum antar masing-masing negara-negara. Jika tidak, kesulitan demi
kesulitan akan dihadapi setiap negara, tatkala tuntutan hak berupa eksekusi putusan
yang dijatuhkan di suatu negara tidak dapat dilaksanakan di negara berdaulat lainnya.
Keadaan ini tentu saja kurang meguntungkan dari sisi kerjasama ekonomi. Oleh karena itu
model konvensi yang pernah diupayakan untuk negara-negara di kawasan Eropa,
sewajarnya bila dipertimbangkan untuk dijadikan model dalam penyusunannya, paling
tidak dalam rangka harmonisasi hukum antar negara-negara di kawasan ASEAN
menjelang AFTA berlaku.

Upaya pembangunan dan pemulihan ekonomi negara yang dilakukan rezim Orde
Baru antara lain dengan jalan mengundang masuknya modal asing. Maka tak terlalu keliru
bila dikatakan, sejak Orde Baru itulah era kapitalisme di Indonesia secara formal dimulai.
Ditandai oleh pengundangan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing yang secara resmi menjadi instrumen bagi berkiprahnya investasi asing di
Indonesia. Menyusul tindakan rezim Orde Baru mengundang investor asing untuk
menstimulasi upaya pembangunan ekonomi rakyat Indonesia, mulailah satu demi satu proses
nasionalisasi kaidah hukum internasional dilakukan. Menyusul diundangkannya UU Nomor
1 Tahun 1967 tentang PMA, “Convention on the Settlement of Investment Disputes
Between States and Nationals of Other States” disahkan oleh Pemerintah Indonesia.
Perjanjian internasional ini tergolong paling awal disahkan oleh Pemerintah Indonesia
melalui instrumen ratifikasi berupa UndangUndang Nomor 5 tahun 1968. Secara
substansial, Undang-undang Nomor 5 tahun 1968 hanya berisi 5 (lima) pasal. Ini berarti
secara materiil. substansi norma ini berisi perintah, larangan, dan lain-lain yang berasal
dari konvensiinternasional yang secara utuh diadopsi dan kemudian menjadi bagian dari
hukum positif Indonesia. Namun demikian, masalahnya tidak selesai sampai di situ,
karena ketika kaidah hukum hasil nasionalisasi itu harus diuji coba dengan munculnya
kasus permohonan eksekusi atas putusan arbitrase London, saat itu Mahkamah Agung (MA)
RI tampak belum siap menerima kondisi semacam itu. Buktinya sengketa antara Navigation
Maritime Bulgare vs PT Nizwar Jakarta, yang diputus oleh forum arbitrase di London,
dengan berbagai alasan dan pertimbangan putusan arbitrase itu tidak dapat dilaksanakan di
Indonesia.

KJ Holsti menjelaskan terdapat beberapa alasan mengapa negara-negara di dunia


melakukan kerja sama dengan negara lain, antara lain: Untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dengan cara mengurangi biaya yang harus ditanggung negara tersebut dalam
menghasilkan produk kebutuhan bagi rakyatnya karena keterbatasan negara tersebut. Untuk
meningkatkan efisiensi terkait dengan pengurangan biaya. Adanya masalah-masalah yang
mengancam keamanan bersama. Mengurangi kerugian negatif akibat tindakan-tindakan
individual negara yang berdampak pada negara lain.

Sedangkan Koesnadi Kartasasmita menjabarkan faktor-faktor yang mendorong kerja


sama internasional, yaitu: Kemajuan di bidang teknologi menyebabkan makin mudahnya
hubungan yang dapat dilakukan negara, sehingga meningkatkan ketergantungan satu dengan
yang lainnya. Kemajuan dan perkembangan ekonomi memengaruhi kesejahteraan bangsa dan
negara sehingga kesejahteraan suatu negara dapat berpengaruh pada kesejahteraan negara
lainnya di dunia. Perubahan sifat peperangan di mana terdapat suatu keinginan bersama untuk
saling melindungi dan membela diri dalam bentuk kerja sama internasional. Adanya
kesadaran dan keinginan untuk berorganisasi sehingga memudahkan dalam memecahkan
masalah yang dihadapi.

Tujuan kerja sama internasional Mencukupi kebutuhan masyarakat masing-masing


negara. Memperkuat perekonomian negara, perdagangan dan investasi dengan negara lain.
Meningkatkan kerja sama dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Menciptakan adanya rasa
aman dan menegakkan perdamaian dunia. Mencegah atau menghindari konflik yang mungkin
terjadi. Mempererat hubungan (persahabatan) antar negara.

2.4 Bentuk-bentuk Kerjasama dalam Hubungan antar Negara

Kerjasama Internasional yang dilakukan tersebut diantaranya dalam bidangsosial, politik,


budaya, kemanaan dan ekonomi.

2.4.1 Berdasarkan bentuknya, kerja sama ekonomi internasional terbagi dalam 4


(empat) macam, yaitu sebagai berikut :

1. Kerja Sama Bilateral

Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang melibatkan dua negara dan bersifat
membantu satu samalain.Kerjasama bilateral bertujuan untuk membina hubungan yang
telahada serta menjalin hubungan kerjasama perdagangan dengan negaramitra.

Contoh :
Kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Malaysia,Indonesia dengan Cina, dan
sebagainya. Pemerintah indonesia sendiritelah menandatangani perjanjian perdagangan
dan ekonomi diKawasan Asia Pasifik dengan 14 negara, di Afrika dan Timur
Tengahdengan 10 negara, di Eropa Timur dengan 9 negara, di Eropa Baratdengan 12
negara dan di Amerika Latin dengan 7 negara.2.

2. Kerja Sama Regional


Kerja sama ekonomi regional adalah kerja sama ekonomi di antara beberapa
negara yang berada di kawasan tertentu.

Contoh:
Kerja sama ekonomi antara negara-negara di kawasan AsiaTenggara (ASEAN),
antara negara-negara di kawasan Eropa (MEE),antara negara-negara di kawasan Asia
Pasifik (APEC), dan lain sebagainya.

3. Kerja Sama Multilateral/Internasional

Kerja sama ekonomi multilateral adalah kerja sama ekonomi yangmelibatkan


banyak negara dan tidak terikat oleh wilayah atau kawasannegara tertentu. Kerja sama
ini bisa dalam satu kawasan seperti ASEAN, MEE tetapi dapat pula kerja sama
antarnegara yang berbeda kawasan seperti GATT-WTO, UNCTAD, OPEC, IMF,
WCO/WCCdan lain-lain.

4. Kerja Sama Ekonomi Multilateral Regional

Organisasi multilateral regional adalah organisasi kerjasama ekonomi


perdagangan yang anggotanya terdiri dari beberapa negara dikawasan/tertentu. Seperti
:AFTA,APEC,EFTA,NAFTA,LAFTA,CACM,EEC dan lainnya.

Perkembangan organisasi dan kerjasama ekonomi dan bisnis regional semakin


meningkat. Hal ini dapat mendorong jaringan bisnis regionalyang semakin intens,
terutama dengan semakin berkurangnyahambatan tarif barrier dan non tarif barrier
serta adanya homogencitycharacteristic regional. Sehubungan dengan perkembangan
tersebut, maka sebagian ahliekonomi/perdangan/bisnis internasional menyarankan
agar paramanajer bisnis internasional pada saat ini lebih baik bertindak dan berpikir
“act local, think regional and forget global” (A.Rugman,2001:18).

2.4.2 Berdasarkan pada bidangnya, kerja sama antara negara dapatdibedakan menjadi
beberapa macam , yaitu sebagai berikut:
1. Kerja sama bidang ekonomi
Kerja sama bidang ekonomi adalah bentuk kerja sama yangmenitikberatkan pada
kepentingan ekonomi negara-negara yangmelakukan kerja sama. Kerja sama ekonomi
ini di antaranya:

a. APEC (Asia Pasifi k Economis Corporation), yaitu kerja samaekonomi yang


dilakukan negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik.
b. MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), yaitu kerja sama ekonomi yangdilakukan oleh
negara-negara di kawasan Eropa.

2. Kerja sama bidang social


Kerja sama bidang sosial adalah bentuk kerja sama antara negara yangdilakukan
dalam bidang sosial. Kerja sama sosial ini di antaranya:

a. WHO (World Health Organization), yaitu kerja sama antara negaraanggota PBB
dalam bidang kesehatan.
b. UNICEF (United Nations Children and Education Fund ), yaitu kerjasama antara
anggota-anggota PBB dalam menangani permasalahananak-anak.
c. ILO (Internasional Labour Organization), yaitu organsasiinternasional yang bergerak
dalam bidang perburuhan.

3. Kerja sama bidang pertahanan atau politik


Kerja sama bidang pertahanan atau politik adalah kerja sama yangdilakukan dalam
bidang pertahanan atau politik. Bentuk kerja sama inidi antaranya:

a. SEATO (South East Asia Treaty Organization), yaitu pakta militeryang bertujuan
untuk membendung komunisme di kawasan AsiaTenggara.
b. ANZUS (Australia, New Zeland, and United States), adalah paktamiliter yang
bertujuan untuk membendung arus komunisme dikawasan Australia, Selandia Baru,
dan Amerika Serikat.
c. NATO (North Atlantic Treaty Organization), adalah pakta pertahananmiliter yang
bertujuan untuk membendung arus komunisme dikawasan Atlantik Utara.
d. CENTO (Central Treaty Organication), adalah pakta militer yang bertujuan untuk
membendung komunisme di Timur Tengah. Paktamiliter ini dikenal juga dengan
sebutan yang terkenal dengan Pakta Baghdad
e. Pakta Warsawa, yaitu pakta militer yang dibentuk oleh Uni Sovietuntuk
membendumg pengaruh Amerika di Eropa Timur.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Abdul Irsan.2010. Peluang dan Tantangan Diplomasi Indonesia. Kelompok Penerbit Grafindo
Khazanah Ilmu, Jakarta. hal. 19-20.
Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan
Internasional, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2005), hal 4-39
Bakry, Umar Suryadi. 2017. Dasar-dasar Hubungan Internasional. Depok: Kencana

Makalah
Ferdiawan Yusva, Kerjasama Internasional. Makalah.
Husnan, Shalahuddin Ibn. 2014. Hubungan Internasional. Makalah.
Jurnal
Suparman, E. 2012. “Kerjasama Bidang Peradilan Antar Negara Dalam Rangka Upaya
Penyeragaman Pranata Hukum Antar Bangsa”. Jurnal Hukum dan Peradilan. Volume 1,
Nomor 2 Juli 2012, hlm 172-185.

Internet
N.N. 2019. Kerja Sama Internasional: Pengertian, Tujuan, Alasan. Diakses dari
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/18/170000569/kerja-sama-internasional-
pengertian-alasan-dan-tujuannya. Pada 20 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai