Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“PERAN INDONESIA DALAM HUBUNGAN


INTERNASIONAL ”

NAMA KELOMPOK

1. LUH PUTU ADELIA DIKMAYANTI ( 01 )


2. KETUT DESI SRI WAHYUNI ( 10 )
3. KETUT MELAN HANDAYANI ( 19 )
4. NI LUH PUTU SURYAS FEBRIANTI ( 30 )
5. KOMANG WEDA YULIANI ( 33 )
6. KADEK YANIARI ( 34 )

SMA NEGERI 1 BANJAR


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nyalah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Indonesia Dalam
Hubungan Internasional”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Pkn
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini memberikan
informasi bagi siswa-siswi pada khususnya dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.

Banyuatis, Januari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………... 1


1.1. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………… 2
1.3. Tujuan Penulisan ………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………........ 3


2.1. Pengertian Hubungan Internasional ………………………………. 3
2.2. Pentingnya Hubungan Internasional ……………………………… 4
2.3. Pola Hubungan Internasional ……………….…………….………. 6
2.4. Perjanjian Internasional yang Dilakukan Indonesia ………………. 7
2.5. Kedudukan Perwakilan Diplomatik Indonesia …………………… 9
2.6. Kerja Sama Internasional ……………………………………........ 10

BAB III PENUTUP …………………………………………………………… 15


3.1. Kesimpulan ……………………………………………………….. 13
3.2. Saran ………………………………………………………………. 14

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia harus
memenuhi beberapa syarat agar bisa menjadi sebuah negara. Diantaranya, yaitu
memperoleh pengakuan secara de facto dan de jure. Pengertian pengakuan de facto
adalah pengakuan yang diberikan oleh suatu negara kepada negara lain yang telah
memenuhi unsur-unsur negara, seperti ada pemimpin, rakyat dan wilayahnya.
Sedangkan pengertian pengakuan de jure adalah pengakuan terhadap suatu negara
secara resmi berdasarkan hukum dengan segala konsekuensi atau pengakuan secara
internasional. (https://blogdenni.wordpress.com/unsur-unsur-terbentuknya-negara)
Sebagai sebuah negara, bangsa Indonesia menyadari bahwa kita tidak mungkin sanggup
untuk memenuhi semua kebutuhan tanpa bantuan dari negara lain. Oleh sebab itu, untuk
memenuhi kebutuhan baik yang menyangkut bidang politik, ekonomi, maupun sosial
budaya diperlukan kerja sama dalam bentuk hubungan internasional.
Hubungan internasional adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarnegara,
termasuk peran sejumlah negara, organisasi antarpemerintah (IGO), organisasi non-
pemerintah internasional (INGO), organisasi non-pemerintah (NGO), dan perusahaan
multinasional (MNC).(https://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_internasional)
Dalam hubunngan internasional terdapat berbagai pola hubungan antar bangsa
seperti: pola penjajahan, pola hubungan ketergantungan, pola hubungan sama derajat
antar bangsa. Negara Indonesia dalam mengadakan hubungan internasional,
menerapkan politik luar negeri bebas dan aktif yang dicetuskan oleh Mohammad Hatta.
Disebut dengan bebas karena politik luar negeri Indonesia terbebas dari pengaruh negara
negara atau kekuatan asing, atau bebas menentukan sikap apapun tetapi sikap yang
didasarkan atas ideologi Pancasila dan UUD 1945. Meski demikian, Indonesia tidak
tinggal diam dengan masalah-masalah dunia yang muncul. Bersama Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) dan organisasi-organisasi dunia lainya, Indonesia turut aktif
dalam mewujudkan perdamaian dunia. Inilah yang dimaksud dengan prinsip aktif.Aktif
juga diartikan, dalam menjalankan kebijakan luar negerinya Indonesia tidak bersikap
pasif melainkan bersikap aktif. Indonesia tidak memihak pada kekuatan kekuatan yang

1
pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia sebagaimana
dicerminkan dalam Pancasila. Sebagai salah satu perwujudan politik luar negeri yang
bebas aktif, bangsa Indonesia pernah menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di
Bandung pada tahun 1955 dan juga membentuk Gerakan Non Blok bersama beberapa
negara Asia Afrika lainnya
Dalam rangka peningkatan kualitas kerja sama internasional, bangsa Indonesia
harus mampu meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu
melakukan diplomasi pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif
Indonesia di dunia internasional. Menurut ketetapan Kongres Wina tahun 1815 dan
Kongres Auxla Chapella tahun 1818 (Kongres Achen) pelaksanaan peranan perwakilan
diplomatik guna membina hubungan dengan negara lain dilakukan oleh beberapa
perangkat perwakilan diplomatik. Perangkat perwakilan diplomatik tersebut dibedakan
atas beberapa tingkatan seperti duta besar (ambassador), duta (gerzant), menteri residen,
kuasa residen, dan pejabat pembantu.Oleh sebab itu para diplomat Indonesia di luar
negeri di harapkan mampu memberi informasi yang seluas-luasnya untuk masyarakat
dunia tentang negara Indonesia yang sesungguhnya.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian hubungan internasional ?
2) Bagaimana arti penting hubungan internasional ?
3) Menyebutkan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negara !

1.3 Manfaat
1) Untuk menambah wacana pemikiran atau kebijakan agar tidak terlalu berpikiran
kuno namun memiliki wacana pemikiran yang berdimensi internasional.
2) Membuka wawasan agar kita mengenal dan dikenali atau agar kita lebih eksis di
dalam kancah internasional dan agar bisa berinteraksi dengan dunia internasional.
3) Membuka peluang untuk berkiprah lebih luas dalam wacana global.
4) Untuk menambah wawasan mengenai tugas-tugas diplomasi.
5) Sebagai bacaan yang dapat dijadikan referensi dalam perpustakaan.

2
BAB II
PERAN INDONESIA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

2.1. Pengertian Hubungan Internasional


Arti hubungan internasional secara umum adalah kerjasama antar negara, yaitu unit
politik yang didefinisikan secara global untuk menyelesaikan berbagai masalah. Menurut
Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999, hubungan internasional adalah kegiatan yang
menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah di tingkat
pusat dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, lembaga
negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, Lembaga Swadaya
Masyrakat(LSM) atau warga negara.
Istilah hubungan internasional mengandung makna yang beragam. Terdapat
beberapa definisi hubungan internasional yang dikemukakan oleh para ahli menurut Dra.
Suwarni; (2008: 93-94) dan Henny Hendrastuti; (2011: 125), di antaranya:
a. Charles A. Mc Clelland
Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan yang
mengelilingi interaksi.
b. Warsito Sunaryo
Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan-
kesatuan sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi
interaksi. Adapun yang dimaksud dengan kesatuan-kesatuan sosial tertentu, bisa
diartikan sebagai negara, bangsa, maupun organisasi Negara sepanjang hubungan
bersifat internsaional.
c. Tygve Nathiessen
Hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu politik dan karena itu
komponen-komponen hubungan internasional meliputi politik internasional,
organisasi dan administrasi internasional serta hukum internasional.
d. Mohtar Mas’oed
Hubungan internasional adalah hubungan yang melibatkan bangsa-bangsa yang
masing-masing berdaulat sehingga diperlukan sebuah mekanisme yang kompleks
dan melibatkan banyak negara.

3
e. John Houston
Hubungan internasional merupakan sebuah studi yang membahas tentang interaksi
di antara anggota-anggota dalam komunitas internasional atau mengenai tingkah laku
aktor-aktor yang terlibat.
f. Robert Strauuz dan Stefan T. Rossony
Hubungan internasional adalah ilmu yang mempelajari timbal balik antara Negara,
serta mengkaji tindakan anggota suatu masyarakat yang berhubungan dengan
masyarakat atau Negara lain.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa hubungan internasional
dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang mencakup aspek yang sangat luas dan
kompleks. Hal tersebut karena hubungan internasional menyangkut semua aspek
kehidupan sosial umat manusia, dalam arti semua tingkah laku manusia yang melintasi
batas-batas negara.

2.2. Pentingnya Hubungan Internasional


Menurut Retno Listyarti; (2008: 100), hubungan internasional dianggap penting
dalam rangka untuk menumbuhkan saling pengertian antarbangsa, mempererat
hubungan persahabatan dan persaudaraan antarbangsa, saling mencukupi kebutuhan
masing-masing bangsa yang bekerja sama, memenuhi rasa keadilan dan kesejahteraan,
membina dan menegakkan perdamaian dan ketertiban dunia. Suatu negara yang tidak
mau mengadakan hubungan internasional dengan negara lain akan terkucilkan dalam
pergaulan dunia. Akibatnya, negara tersebut akan mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pembangunan hubungan internasional bangsa Indonesia ditujukan untuk
meningkatkan persahabatan dan kerja sama bilateral, regional dan multilateral melalui
berbagai macam forum sesuai dengan kepentingan dan kemampuan nasional. Selain itu,
bagi Bangsa Indonesia, hubungan internasional diarahkan untuk:
1) Membentuk suatu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan
negara kebangsaan yang demokratis.
2) Membentuk suatu masyarakat yang adil dan makmur secara material ataupun
spiritual dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4
3) Membentuk suatu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua
negara di dunia, terutama dengan negara-negara Afrika dan Asia atas dasar kerja
sama membentuk satu dunia baru yang bersih dari imperialisme dan kolonialisme
menuju perdamaian dunia yang sempurna.
4) Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
5) Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar
kemakmuran rakyat, apabila barang-barang itu tidak atau belum dihasilkan sendiri.
6) Meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan damai,
Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk
memperbesar kemakmuran rakyat.
7) Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang
tersimpul dalam Pancasila, dasar dan filsafat negara kita.
8) Menciptakan kesepahaman dan koordinasi yang lebih terarah untuk bekerjasama
dengan lembaga-lembaga mitra secara bilateral, regional dan internasional dalam
meningkatkan saling pengertian dalam upaya menjaga keamanan kawasan,
integrasi wilayah dan pengamanan kekayaan sumber daya alam nasional.
9) Memantapan kerjasama internasional di bidang ekonomi, perdagangan, sosial dan
budaya serta bagi pencapaian tujuan pembangunan sosial ekonomi yang disepakati
secara internasional termasuk Millenium Development Goals (MDGs).
10) Dapat menambah fasilitas untuk memperluas jaringan dan peningkatan
pemanfaatan Sister City antara kota-kota dan propinsi di Indonesia dengan kota-
kota dan propinsi atau distrik di mancanegara yang sudah berkembang dan maju.
11) Meningkatkan upaya penanggulangan kejahatan lintas batas negara seperti
terorisme, pencucian uang, kejahatan narkotika, penyelundupan dan perdagangan
manusia melalui kerjasama bilateral, regional dan multilateral yang dilakukan
secara inklusif, demokratis dan sejalan dengan prinisp-prinsip hukum
internasional.
12) Membuka lapangan kerja yang memang dibutuhkan untuk mengurangi
pengangguran yang terus meningkat dewasa ini.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan yang
diharapkan dari pelaksanaan hubungan internasional, Bangsa Indonesia harus

5
senantiasa meningkatkan kualitas kerja sama internasional yang dibangun dengan
negara lain. Untuk mencapai hal tersebut, Bangsa Indonesia harus mampu
meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan
diplomasi yang pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia
di dunia internasional. Selain itu, juga harus mampu memberikan perlindungan dan
pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan Indonesia, serta memanfaatkan
setiap peluang bagi kepentingan nasional.

2.3. Pola Hubungan Internasional


Ada tiga macam pola hubungan antar bangsa, yaitu:
1) Pola Penjajahan
Penjajahan pada hakekatnya adalah penghisapan oleh suatu bangsa atas bangsa lain
yang ditimbulkan oleh perkembangan paham kapitalis, di mana negara penjajah
membutuhkan bahan mentah bagi industrinya dan juga pasar bagi hasil industrinya.
Inti dari penjajahan ini adalah penguasaan wilayah bangsa lain.
2) Pola Ketergantungan
Umumnya terjadi pada negara-negara berkembang yang karena kekurangan modal
dan tekhnologi untuk membangun negaranya, terpaksa mengandalkan bantuan
negara-negara maju yang akhirnya mengakibatkan ketergantungan pada negara-
negara maju tersebut. Pola hubungan ini dikenal sebagai neo-kolonialisme
(penjajahan dalam bentuk baru).
3) Pola Hubungan Sama Derajat
Pola hubungan ini sangat sulit diwujudkan, namun merupakan pola hubungan yang
paling ideal karena berusaha mewujudkan kesejahteraan bersama, sesuai dengan
jiwa sila kedua Pancasila, yang menuntut penghormatan atas kodrat manusia
sebagai makhluk yang sederajat tanpa memandang ideologi, bentuk negara ataupun
sistem pemerintahannya. Politik luar negeri bebas aktif yang kita pilih
menghindarkan bangsa kita jatuh ke paham kebangsaan yang sempit atau
Chauvinisme yang mengagung-agungkan bangsa sendiri namun memandang
rendah bangsa lain. Juga menghindarkan paham Kosmopolitisme yang memandang
seluruh dunia sebagai negeri yang satu dan sama sehingga mengabaikan negeri
sendiri.

6
Dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif ini bangsa Indonesia
menjalin pergaulan dan kerjasama antar bangsa, dipimpin oleh presiden sebagai kepala
negara.Dalam melakukan kerjasama dan hubungan internasional ini presiden dibantu
oleh departemen luar negeri yang dipimpin seorang menteri luar negeri, para duta dan
konsul yang diangkat presiden untuk negara-negara lain serta duta-duta dan konsul-
konsul negara lain yang diterima oleh presiden. Hak mengangkat duta dan konsul ini
sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 13 dipegang oleh presiden dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam menerima duta
dan konsul negara lain, presiden juga harus meminta persetujuan dari kepala negara asal
duta dan konsul tersebut dalam bentuk Surat Kepercayaan (lettre de credance).

2.4. Perjanjian Internasional yang Dilakukan Indonesia


Secara umum, pengertian perjanjian internasional adalah suatu perjanjian atau
kesepakatan yang dibuat berdasarkan hukum internasional dengan beberapa pihak yang
berupa negara atau hukum internasional. Dasar hukum bagi perjanjian internasional
yaitu pasal 138 ayat 1 program Mahkama Internasional yang berbunyi “Perjanjian
internasional, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus mengandung
ketentuan-ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negara-negara yang
bersangkutan”. Disini ditegaskan bahwa negara-negara yang terlibat perjanjian
internasional harus menjunjung tinggi dan menaati ketentuan-ketentuan yang tercantum
di dalamnya. Oleh karena itu, dalam perjanjian internasional berlaku asas Pacta Sunt
Servada, artinya janji itu mengikat semua pihak dan harus dilaksanakan dengan itikad
baik.
Perjanjian internasional dibagi atas beberapa kategori atau bagian seperti jumlah
peserta, berdasarkan sifatnya, berdasarkan isinya, berdasarkan prosesi tahapan
pembentukannya, dan berdasarkan subjek. Pembahasan perjanjian internasional adalah
sebagai berikut.
1) Perjanjian Internasional Berdasarkan Jumlah Peserta
a) Perjanjian Bilateral.Pengertian perjanjian bilateral adalah perjanjian yang
dilakukan oleh dua pihak subjek hukum internasional (negara, takhta suci,
kelompok pembebasan, dan organisasi internasional). Contoh perjanjian
bilateral: Perjanjian bilateral di Indonesia dan India di bidang pertahanan dan

7
ekonomi pada tahun 2011, perjanjian bilateral Indonesia dan Vietnam
dibidang kebudayaan dan hukum pada tahun 2011.
b) Perjanjian Multilateral.Pengertian perjanjian multilateral adalah perjanjian
yang dilakukan oleh lebih dari dua pihak. Contoh perjanjian multilateral:
Konvensi wina 1969 yang dilakukan oleh dua negara atau lebih untuk
mengadakan akibat-akibat tertentu.
2) Perjanjian Internasional Berdasarkan Sifatnya atau Fungsinya
a) Treaty Contract.Pengertian treaty contract adalah perjanjian yang hanya
mengikat pihak-pihak yang melakukan atau mengadakan perjanjian. Contoh
perjanjian treaty contract: Perjanjian antara Indonesia dan Republik Rakyat
Cina mengenai dwi kewarganegaraan tahun 1955, perjanjian batas wilayah,
pemberantasan, penyelundupan, dan sebagainya.
b) Law Making Treaty. Pengertian law making treaty adalah perjanjian yang
akibat-akibatnya menjadi dasar ketentuan atau kaidah hukum internasional.
Contoh perjanjian law making treaty: Konvensi Jenewa 1949 tentang
perlindungan bagi korban perang, konvensi wina (1961) tentang hubungan
diplomatik, konvensi tentang hukum laut tahun 1958.
3) Perjanjian Internasional Berdasarkan Isinya
a) Politik.Perjanjian internasional dalam segi politik adalah perjanjian yang
mengenai politik. Contohnya: Fakta pertahanan dan perdamaian seperti North
Atlantic Treaty Organization (NATO), Australia, New Zealand, United States
treaty (ANZUS), dan Southeast Asia Treaty Organization (SEATO).
b) Ekonomi.Perjanjian internasional dalam segi ekonomi adalah perjanjian
mengenai ekonomi. Contohnya: Bantuan perekonomian dan perdagangan
c) Hukum.Perjanjian internasional dalam segi hukum adalah perjanjian yang
mengenai hukum. Contohnya: Status kewarganegaraan
d) Kesehatan.Perjanjian internasional dalam segi kesehatan adalah perjanjian
yang mengenai kesehatan. Contohnya: Karantina dan penanggulangan pada
wabah penyakit.
4) Perjanjian Internasional Berdasarkan Prosesi Tahapan Pembentukannya
a) Perjanjian Bersifat Penting.Perjanjian bersifat penting adalah perjanjian yang
dibuat dengan melalui proses perundingan, penandatanganan, dan ratifikasi.

8
b) Perjanjian Bersifat Sederhana. Perjanjian bersifat sederhana adalah perjanjian
yang dibuat dengan melalui dua tahap yaitu: perundingan dan
penandatanganan.
5) Perjanjian Internasional Berdasarkan Subjeknya
a) Perjanjian antar banyak Negara yang merupakan sumber subjek hukum
internasional.
b) Perjanjian antar negara dan subjek hukum lainnya. Contohnya: Organisasi
internasional tahta suci (vatikan) dengan organisasi MEE.
c) Perjanjian antar sesama subjek hukum internasional selain dari negara yaitu
perjanjian yang dilakukan antar organisasi-organisasi internasional lainnya.
Contohnya:The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan
Multistates Essay Examination (MEE).

2.5. Kedudukan Perwakilan Diplomatik Indonesia


Semakin dalam hubungan antar kedua negara, semakin banyak pengiriman
perwakilan diplomatik serta semakin beragam tingkatan status pejabat diplomatik yang
dikirim ke negara itu. Kepentingan suatu negara meliputi berbagai bidang, seperti
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Perwakilan diplomatik
adalah perwakilan resmi suatu negara, baik politisi maupun nonpolitisi, dalam membina
hubungan antara negara yang satu dengan negara lain. Perwakilan Republik Indonesia
di luar negeri dapat berupa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Konsulat
Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI), Konsulat RI, Perutusan Tetap RI pada PBB,
maupun Perwakilan RI tertentu yang bersifat sementara. Perwakilan Indonesia di luar
negeri terdiri atas:
2.5.1 . Perwakilan diplomatik, kegiatannya mencakup semua kepentingan negara RI dan
wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara penerima atau yang bidang
kegiatannya meliputi bidang kegiatan suatu organisasi internasional.
2.5.2 Perwakilan konsuler, dalam bidang politik, hubungan diplomatik suatu negara
diwakili oleh kedutaan besar. Dalam bidang non-politik, hubungan diplomatik suatu

9
2.6. Kerja Sama Internasional
Menurut Henny Hendrastuti; (2011: 125-127), kerja sama internasional merupakan
perwujudan dari hubungan antarbangsa yang berpijak pada kepentingan nasional.
Kepentingan nasional berkaitan dengan tujuan nasional dalam kurun waktu tertentu
yang berisi sasaran-sasaran nyata yang harus diwujudkan. Keberhasilan mewujudkan
tujuan nasional dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa. Pernyataan tersebut,
sejalan dengan kerja sama internasional yang dilaksanakan bangsa Indonesia.
1) Pembentukan satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan
negara kebangsaan yang demokratis dengan wilayah kekuasaan dari Sabang
sampai Merauke,
2) Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur material dan spiritual dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
3) Pembentukan satu persahabatan yang baik dengan semua negara di dunia.
Dalam melaksanakan kerja sama dengan bangsa lain, bangsa Indonesia harus
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1) Posisi geografis. Secara geografis, Indonesia berada pada posisi silang dunia.
Letak geografis tersebut membawa pengaruh terhadap segala aspek kehidupan
bangsa Indonesia yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, serta
pertahanan dan keamanan. Untuk menghindari dampak negatif yang dapat
terjadi, diperlukan kerja sama dengan negara-negara yang berbatasan maupun
negara dalam satu kawasan.
2) Sejarah perjuangan. Bangsa Indonesia telah merasakan penderitaan panjang
selama masa penjajahan. Melalui kerja sama internasional, bangsa Indonesia
dapat berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
3) Jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal kekuatan
bangsa Indonesia. Namun sebaliknya, besarnya jumlah penduduk juga dapat
mendatangkan kelemahn-kelemahan dalam menjalin hubungan dengan bangsa
lain. Melalui kerjasama internasional, dapat diupayakan berbagai usaha untuk
menanggulangi permasalahan kependudukan yang dihadapi bangsa Indonesia.
4) Kekayaan alam. Bangsa Indonesia terkenal dengan kekayaan alam yang
melimpah. Namun tidak semua kekayaan alam dapat diolah sendiri.
Keterbatasan teknologi merupakan salah satu kendala yang dihadapi bangsa

10
Indonesia. Untuk itu, diperlukan kerja sama dengan bangsa lain untuk
mempercepat alih teknologi.
5) Militer. Wilayah Indonesia yang berupa kepulauan, membutuhkan penanganan
yang lebih rumit dalam hal keamanan. Banyak terjadi pelanggaran perbatasan
yang dilakukan bangsa lain. Untuk menjaga seluruh wilayah Indonesia,
diperlukan kekuatan militer, baik personil maupun peralatan. Keterbatasan
peralatan perang dapat terpenuhi dengan kerja sama internasional.
6) Situasi internasional. Indonesia hidup bertetangga dengan negara lain, baik
dengan negara yang berbatasan langsung maupun negara dalam satu kawasan.
Situasi yang terjadi di negara tetangga maupun negara dalam satu kawasan,
dapat membawa dampak bagi Indonesia. Kerja sama internasional diperlukan
untuk menanggulangi dampak negatif yang terjadi.
7) Kualitas diplomasi. Upaya menjaga keutuhan bangsa dan Negara tidak hanya
ditentukan dengan kekuatan militer. Kepiawaian para diplomat untuk
berdiplomasi dalam forum internasional juga dapat mempengaruhi. Para
diplomat yang mampu menjalankan tugasnya secara efekif, dapat menghasilkan
diplomasi yang menyasar dan berkualitas.
8) Pemerintahan yang bersih. Untuk mendapatkan kepercayaan dan penghargaan,
baik dari rakyat maupun negara lain sangat diperlukan pemerintahan yang bersih
dan berwibawa. Makin baik pemerintahan, makin baik penyelenggaraan negara
yang dilakukan. Penyelenggaraan negara tersebut juga berkaitan dengan upaya
menjalin hubungan dengan bangsa lain.
9) Kepentingan nasional. Kepentingan nasional Indonesia lebih berorientasi pada
pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia pun
harus mengabdi pada kepentingan nasional yang selaras dengan kiprah
perjuangan bangsa.

Dampak positif
1) Meningkatkan Keuangan Negara.
2) Membantu Meningkatkan Daya Saing Ekonomi.
3) Meningkatkan Investasi.
4) Memperkuat Posisi Perdagangan

11
2.6.2 Dampak negatif
1) Ketergantungan dengan Negara Lain.
2) Intervensi Asing Terhadap Kebijakan Ekonomi Indonesia.
3) Masuknya Tenaga Asing ke Indonesia
4) Mendorong Masyarakat Hidup Konsumtif

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Arti hubungan internasional secara umum adalah kerjasama antar negara, yaitu
unit politik yang didefinisikan secara global untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan pada tahun 1945 belum sepenuhnya
mendapatkan pengakuan secara de jure dari bangsa yang pernah menjajah Indonesia.
Sehingga situasi ini menimbulkan berbagai masalah dalam Indonesia, oleh karena itu
mantan wakil presiden Republik Indonesia ke-2 Mohammad Hatta mencetuskan agar
adanya hubungan internasional dengan politik luar negeri bebas dan aktif guna
mendapatkan pengakuan dari negara lain namun terbebas dari pengaruh asing. Namun
bangsa Indonesia sendiri tidak tinggal diam dengan permasalahan yang ada di dunia
dan ikut serta dalam menegakkan perdamaian.
Menurut Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999, hubungan internasional adalah
kegiatan yang menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh
pemerintah di tingkat pusat dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah pusat
dan daerah, lembaga negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau warga negara. Hubungan internasional
sangat penting karena menimbulkan rasa pengertian antar bangsa dan juga dapat
meningkatkan kerjasama dalam segala bidang. Oleh karena itu bangasa Indonesia
menempatkan beberapa perwakilannya dibeberapa negara yang meliputi: Duta Besar,
Duta, Menteri Residen dan Atase-atase yang memiliki tugas masing-masing. Disini
secara garis besar perwakilan negara Indonesia tersebut mengurusi beberapa urusan
diplomatik diataranya melakukan perundingan dengan negara yang bersangkutan.
Hubungan internasional Indonesia jika disertai dengan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang memadai akan berdampak sangat baik bagi perkembangan dalam bangsa
Indonesia, namun sebaliknya jika tidak disertai dengan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang memadai maka bangsa Indonesia perlahan akan kembali “dijajah”
kembali. Untuk mencapai tujuan yang positif bangsa Indonesia melakukan berbagai
perjanjian Internasional yang tentunya diharapkan dapat membawa dampak yang baik
bagi perkembangan negara Indonesia.

13
3.2 Saran
Kami berharap agar para pembaca dapat mengetahui tentang hubungan internasional
yang dilakukan Indonesia. Sehingga dapat meningkatkan rasa sadar para pembaca
untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas namun tetap berpegang
pada nilai-nilai rohaniah. Sehingga kita tidak hanya menjadi manusia yang berilmu
namun juga beriman dan berakhlak mulia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2014. Hubungan Internasional. Indonesia:


http://muhammadalihuseinia5.blogspot.co.id/2014/02/hubungan-internasional.html.
Diakses pada tanggal 24 Februari 2016 Pukul 17.10 WITA
Ana. 2015. Macam-macam Perjanjian Internasional. Indonesia:
http://www.artikelsiana.com/2015/02/macam-macam-perjanjian-internasional.html#.
Diakses pada tanggal 26 Februari 2016 Pukul 19.47 WITA
Denni. 2011. Unsur-unsur Terbentuknya Negara. Indonesia:
https://blogdenni.wordpress.com/unsur-unsur-terbentuknya-negara/. Diakses pada
tanggal 24 Februari 2016 Pukul 16.43 WITA

15

Anda mungkin juga menyukai