FILSAFAT HUKUM
BY: RINDHA WIDYANINGSIH
HUKUM ALAM
Bersifat tidak tertulis
Hukum alam ditanggapi tiap-tiap orang sebagai
hukum, karena menyatakan apa yang termasuk
alam manusia itu sendiri, yaitu kodratnya
Huijbers membedakan penggunaan istilah hukum
alam dengan hukum kodrat
Istilah yang benar untuk menyatakan hukum yang
dimaksud adalah hukum kodrat, bukan hukum alam
Hal ini didasarkan atas pengertian bahasa latin lex
naturalis (natural law) yang diterjemahkan
dalam Bahasa Indonesia menjadi hukum kodrat
DAN BUKAN lex naturae (law of nature) yang
diterjemahkan menjadi hukum alam
Abad Pertengahan
Tokohnya adalah Thomas Aquinas
Hukum kodrat sebagai prinsip segala hukum
positif, berhubungan langsung dengan manusia
dan dunia sebagai ciptaan Tuhan
Prinsip itu dibagi menjadi dua:
1. Prinsip hukum kodrat primer, yaitu hukum
yang telah dirumuskan oleh pemikir stoa
zaman klasik, yaitu honeste vivere (hidup
terhormat), neminem laedere (tidak
merugikan orang lain), unicuique suum
tribuere (memberikan orang lain sesuai
haknya)
Zaman Rasionalisme
Hukum kodrat diterima sebagai pernyataan akal
budi praktis manusia
Para pemikir cenderung menyusun daftar hukum
kodrat yang dianggap tetap dan berlaku abadi
Hugo Grotius menyatakan prinsip hukum a
priori, yaitu hukum kodrat yang berlaku positif
Ada dua macam prinsip:
Prinsip dasar, meliputi: prinsip kupunya-kaupunya,
kesetiaan pada janji, ganti rugi, perlunya hukuman
Prinsip yang melekat pada subjek hukum, meliputi
hak atas kebebasan, berkuasa atas orang lain, hak
berkuasa sebagai majikan, berkuasa atas milik
Awal Abad XX
Tokohnya adalah Messner
Hukum kodrat sama dengan prinsipprinsip dasar bagi kehidupan sosial
dan individual
Hukum kodrat adalah aturan hak-hak
(kompetensi) khas, baik pribadi
maupun masyarakat yang berakar
dalam kodrat manusia yang
bertanggungjawab
POSITIVISME HUKUM
2. Positivisme sosiologis
Positivisme Analitik
Mendefinisikan hukum sebagai suatu
aturan yang ditentukan untuk
membimbing makhluk berakal oleh
makhluk berakal yang telah memiliki
kekuatan mengalahkannya. Sehingga
karenanya hukum, yang dipisahkan dari
keadilan dan sebagai gantinya
didasarkan pada ide-ide baik dan buruk,
dilandaskan pada kekuasaan yang
tertinggi
Tokohnya adalah John Austin (1790-1859)
Should be Attentioned
Positivisme Pragmatik
Hukum menurut Positivisme Pragmatik, harus
ditentukan oleh fakta-fakta sosial yang berarti
sebuah konsepsi hukum dalam perubahan terus
menerus dan konsep masyarakat yang berubah lebih
cepat dibandingkan hukum
Kaum Positivis Pragmatis mementingkan hukum
seharusnya
Bagi kaum positivis Analitis, hukum dipisahkan dari
etika, sernentara kaum Positivis Pragmatis melekatkan
makna penting kebaikan etik, tetapi esensi dari
kebaikan
Mempelajari hukum sebagai karya-karya dan fungsifungsinya bukan sebagai yang tertulis di atas kertas.
Sociological Jurisprudence
sebagai
Positivisme
Sociological
Jurisprudence
Utilitarianisme
Utilitaianisme atau Utilisme adalah
aliran yang meletakan kemanfaatkan
sebagai tujuan utama hukum.
Kemanfaatan disini diartikan sebagai
kebahagiaan
faham ini pada akhirnya sampai pada
kesimpulan tujun hukum
adalahmenciptakan ketertiban
masyarakat
Tokoh-tokoh Pendukung:
Jeremy Bentham (1748-1832):
Manusia akan bertindak untuk mendapatkan kebahagiaan
yang sebesar-besarnya dan mengurangi penderitaan.
Ukuran baik buruknya perbuatan manusia tergantung kepada
apakah perbuatan itu mendatangkan kebahagiaan atau tidak
Pemidanaan haruslah bersifat spesifik untuk tiap kejahatan
Pemidanaan hanya bisa diterima apabila ia memberikan
harapan bagi tercegahnya kejahatan yang lebih besar
(hedonistic utilitarianism)
Pembentuk Undang-undang hendaknya bisa melahirkan
keadilan bagi individu sehingga mendatangkan kebahagiaan
Mazhab Sejarah
Friedrich Karl von savigny (1770-1861):
menurutnya hukum timbul bukan karena perintah
penguasa atau karena kebiasaan, tetapi karena
perasaan keadilan yang terletak dalam jiwa bangsa
itu.
Puchta (1798-1846): sama dengan savigny, ia
berpendapat bahwa hukum suatu bangsa terikat
pada jiwa bangsa yang bersangkutan.
Henry Summer Maine (1822-1888): ia melakukan
penelitian untuk memperkuat pemikiran von
Savigny, yang membuktikan adanya pola evolusi
pada pembagi masyarakat dalam situasi sejarah
yang sama.
Realisme Hukum
Menurut aliran ini, hukum tidak statis dan selalu bergerak secara
terus menerus sesuai dengan perkembangan jamannya dan
dinamika masyarakat.
Tujuan Hukum selalu dikaitkan dengan Tujuan Masyarakat, tempat
hukum itu diberlakukan.
Ilmu Hukum yang sesungguhnya dibangun dari studi tentang
hukum dalam pelaksanaannya.
Mereka menempatkan Hakim sebagi titik pusat perhatian dan
penyelidikan hukum.
Hal penting yang berpengaruh dalam pembentukan hukum adalah
:
1. Logika
2. Kepribadian
3. Prasangka
4. Unsur-unsur lain di luar Logika
.
Aliran ini berpengaruh dalam sejarah hukum Inggris dan Amerika
yang menunjukkan pengaruh faktor-faktor politik, ekonomi,
kualitas individual hakim dalam menyelesaikan masalah.
Realisme Amerika
Sumber hukum utama aliran ini adalah putusan hakim,
semua yang dimaksud dengan hukum adalah putusan
hakim.
Hakim lebih sebagai penemu hukum daripada pembuat
hukum yang mengandalkan peraturan perundang-undangan.
Tokoh-tokoh utama realisme amerika yaitu:
Realisme Skandinavia
Tokoh-tokoh utama antara lain adalah:
Axel Hagerstrom (1868-1939): ia menyatakan
bahwa hukum sehrusnya di selidiki dengan bertitik
tolak pada data empiris, yang dapat ditemukan dalam
perasaan piskologi.
Karl Olivecrona (1897-1980): menurutnya adalah
keliru untuk menganggap hukum sebagai perintah dari
seseorang manusia, sebab tidak mungkin ada manusia
yang dapat memberikan semua perintah terkandung
dalam hukum itu.
John Rawls (lahir 1921): ia mengembangkan
pemikirannya tentang masyarakat yang adil dengan
teori keadilanya yang dikenal pula dengan teori posisi
asli.
lanjutan
Dalam pengembangannya di Indonesia, konsepsi
hukum sebagai sarana pembaharuan dipengaruhi
pula oleh pendekatan-pendekatan Filsafat Budaya
dan Pendekatan Policy Oriented dari Lasswell dan
Mc Dougal.
3 Apabila dalam pengertian hukum termasuk
pula hukum internasional, maka Indonesia sudah
menjalankan asas Hukum sebagai Alat
pembaharuan.
Misalnya;
- Perombakan hukum di bidang pertambangan
- Perkembangan di bidang hukum laut
- Nasionalisasi perusahaan milik Belanda tahun
1958.
Freirechtslehre(Ajaran Hukum
Bebas )
Freirechtslehre merupakan penentang paling
keras Positivisme Hukum.
Aliran Hukum Bebas berpendapat bahwa
hakim mempunyai tugas menciptakan hukum.
Penemu hukum yang bebas tugasnya
bukanlah menerapkan undang-undang, tetapi
menciptakan penyelesaian yang tepat untuk
peristiwa konkret, sehingga peristiwaperistiwa berikutnya dapat dpecahkan oleh
norma yang diciptakan oleh hakim.
FREIRECHTSLEHRE
Menurut aliran ini UU bukan merupakan alat
utama tetapi sebagai alat bantu untuk
memperoleh pemecahan yang tepat menurut
hukum dan yang tidak perlu harus sama dengan
penyelesaian undang-undang.
Hukum pada dasarnya adalah the product of
official activity. Meskipun demikian pembentukan
hukum oleh hakim lebih sering terjadi.
Hakim harus dapat menemukan dan menciptakan
hukum, bukan hanya menerapkan UU dalam
menyelesaikan sengketa hukum ( the discretion
thesis)
Keputusan hakim banyak dipengaruhi oleh
pertimbangan politik dan moral dan bukan
pertimbangan hukum ( influenced by the judges
political and moral confiction, not by legal
consideration)