Anda di halaman 1dari 36

PENGANTAR ILMU

HUKUM

PANDE YOGANTARA S
Pengantar Ilmu Hukum
Istilah Pengantar Ilmu Hukum (PIH) pertama kali
dipergunakan oleh Perguruan Tinggi Gajah Mada di
Yogyakarta yg didirikan pada tanggal 13 Maret 1946.
Istilah tersebut merupakan terjemahan dari Bahasa
Belanda: “Inleiding tot de Rechtswetenschap” yg
digunakan sejak tahun 1924 oleh Rechts Hoge-
School di Jakarta.
Ruang lingkup Pengantar Ilmu
Hukum (PIH)
• Mempelajari Hukum tidak terbatas pada suatu
sistem hukum tertentu.
• Mempelajari tentang tujuan hukum.
• Mempelajari tentang pengertian hak dan
kewajiban.
Ruang lingkup Pengantar Ilmu
Hukum (PIH)
• Mempelajari tentang pengertian-pengertian dalam
hukum.
• Mempelajari tentang sumber-sumber hukum.
• Mempelajari tentang aneka sistem hukum yang
ada dalam masyarakat.
PIH dan PHI

PENGANTAR ILMU HUKUM


•MK yang menunjukkan jalan ke arah cabang-cabang ilmu
hukum.
•Memberikan pandangan umum secara ringkas tentang
ilmu pengetahuan hukum.
•Tentang pengertian-pengertian dasar, dan asas-asas
hukum.
PIH dan PHI

PENGANTAR HUKUM INDONESIA


•MK dasar berkenaan dengan pengetahuan ringkas tentang
hukum yang berlaku di Indonesia secara keseluruhan.
•Mempelajari seluruh cabang ilmu hukum yang berlaku di
Indonesia secara garis besar
Ilmu Hukum

Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto


menyebutkan bahwa sebagai kumpulan ilmu
pengetahuan, ilmu hukum mencakup:
1. Ilmu tentang kaidah.
2. Ilmu tetang Pengertian dalam hukum.
3. Ilmu tentang kenyataan hukum.
Arti Hukum

Soerjono Soekanto
•Berbagai arti hukum menurut masyarakat pada umumnya :
1.Hukum sebagai ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan yang
disusun secara sistematis atas dasar kekuatan pemikiran.
2.Hukum sebagai disiplin, yakni suatu sistem ajaran tentang
kenyataan atau gejala-gejala yang dihadapi.
3. Hukum sebagai kaidah, yakni pedoman atau
patokan sikap tindak atau perikelakuan yang
pantas atau diharapkan.
4. Hukum sebagai tata hukum, yakni struktur dan
proses perangkat kaidah-kaidah hukum yang
berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu
serta berbentuk tertulis.
5.Hukum sebagai petugas, yakni pribadi-pribadi yang
merupakan kalangan yang berhubungan erat dengan
penegakan hukum.
6.Hukum sebagai keputusan penguasa.
7.Hukum sebagai proses pemerintahan, yaitu proses
hubungan timbal balik antara unsur-unsur pokok dari
sistem kenegaraan.
8. Hukum sebagai sikap tindak ajeg atau perikelakuan
yang “teratur”. Yaitu perikelakuan yang diulang-
ulang dengan cara yang sama, yang bertujuan untuk
mencapai kedamaian.
9. Hukum sebagai jalinan nilai-nilai, yaitu jalinan dari
konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang
dianggap baik dan buruk.
ILMU HUKUM SEBAGAI
ILMU TENTANG KAIDAH
PENGERTIAN KAIDAH

Purnadi Purbacaraka dan Soerjono


Soekanto
“Kaidah adalah patokan atau ukuran ataupun
pedoman untuk berperikelakuan atau sikap
tindak dalam hidup”.
Kaidah-Kaidah dalam Hidup
Manusia
Kaidah aspek hidup pribadi terdiri dari:
• Kaidah Kepercayaan;
• Kaidah Kesusilaan.

Kaidah aspek hidup antar pribadi terdiri dari:


• Kaidah Kesopanan/Sopan santun;
• Kaidah Hukum
Kaidah Kepercayaan

• Sumber atau asal kaidah ini adalah ajaran-ajaran kepercayaan


atau agama yang diyakini sebagai perintah Tuhan.
• Kaidah kepercayaan bertujuan untuk menyempurnakan
manusia karena kaedah ini ditujukan kepada umat manusia dan
melarang manusia untuk berbuat jahat.
• Pelanggaran-pelanggaran terhadap kaidah ini akan memperoleh
sanksi dari Tuhan
Kaidah Kesusilaan
• Sumber kaidah kesusilaan adalah dari manusia sendiri,
jadi bersifat otonom dan tidak ditujukan kepada sikap
lahir, tetapi sikap batin manusia.
• Kaidah Kesusilaan ditujukan kepada manusia agar
mempunyai ahlak yang baik.
• Pelanggaran terhadap kaidah ini menimbulkan rasa
penyesalan dalam hati nurani, rasa malu, takut,
perasaan bersalah.
Kaidah Kesopanan/Sopan Satun
• Kaidah Kesopanan adalah kaidah hidup yang timbul
dari pergaulan hidup manusia
• Dasar dari kaidah kesopanan ini adalah kepantasan,
kebiasaan atau kepatutan yang belaku dalam
masyarakat.
• Tujuan dari kaidah kesopanan adalah supaya
pergaulan hidup dalam masyarakat berlangsung
dengan menyenangkan.
Kaidah Kesopanan/Sopan Satun
• Pelanggaran terhadap kaidah kesopanan
akan mendapatkan sanksi berupa :
pengucilan, celaan/cemoohan.
Kaidah Hukum

• Kaidah hukum adalah kaidah atau peraturan yang dibuat oleh


penguasa negara yang mengikat setiap orang dan berlakunya
dapat dipaksakan oleh aparat negara.
• Tujuan dari kaidah hukum adalah untuk mencapai kedamaian
dalam pergaulan hidup manusia dan menjamin terciptanya
ketertiban dan keadilan.
Kaidah Hukum

• Isi kaidah hukum ditujukan pada sikap lahir


manusia. Kaidah hukum mengutamakan
perbuatan lahir, apa yang ada dibatin/dipikirkan
tidak menjadi urusan hukum. Seorang tidak
dapat dihukum karena apa yang ada dalam
pikiran/batinnya.
Kaidah Hukum

• Setelah terjadi suatu perbuatan lahir yang relevan bagi


hukum, kemudian hukum mencampuri sikap batin
manusia (misalnya ada/tidaknya kesengajaan,
perencanaan, itikad baik).
• Pelanggaran terhadap kaidah hukum akan
mendapatkan sanksi yang tegas dan dapat dipaksakan
oleh aparat negara.
PENGANTAR ILMU HUKUM

ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU


TENTANG PENGERTIAN HUKUM
Subjek Hukum

 Adalah segala sesuatu yang menurut hukum


berhak/ berwenang untuk melakukan perbuatan
hukum.
 Yang dapat dikategorikan sebagai Subjek Hukum
adalah
1. Manusia (Natuurlijk persoon)
2. Badan Hukum (Rechts persoon)
Subjek Hukum Manusia (Natuurlijk Persoon)

Pada prinsipnya orang sebagai subjek hukum


dimulai sejak lahir hingga meninggal dunia.
Subjek Hukum Manusia (Natuurlijk
Persoon)

Pengecualian :
Pasal 2 KUHPerdata
“Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan
dianggap telah lahir, setiap kali kepentingan si anak
menghendakinya. Bila telah mati sewaktu dilahirkan, dia
dianggap tidak pernah ada”.
Ada juga golongan manusia yang dalam hal tertentu tidak
dapat menjadi subjek hukum, karena tidak cakap dalam
melakukan perbuatan hukum (Personae miserabile) yaitu :
1.Anak yang masih dibawah umur, belum dewasa dan belum
menikah.
2.Orang yang berada dalam pengampuan (curatele) yaitu
orang yang sakit ingatan, pemabuk, pemboros, dan Isteri
yang tunduk pada pasal 110 KUHPer, yg sudah dicabut oleh
SEMA No.3/1963
Subjek Hukum Badan Hukum
(Rechtspersoon)
• Adalah suatu perkumpulan atau lembaga yang dibuat oleh
hukum dan mempunyai tujuan tertentu.
• Sebagai subjek hukum, badan hukum mempunyai syarat-syarat
yang telah ditentukan oleh hukum yaitu :
1.Memiliki kekayaan yg terpisah dari kekayaan anggotanya.
2.Hak dan Kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan
kewajiban para anggotanya.
Badan Hukum
Badan Hukum terbagi atas dua macam :
a.Badan Hukum Privat/Perdata, seperti PT,
Koperasi, Yayasan.
b.Badan Hukum Publik, seperti Negara, dan
instansi pemerintah
Obyek Hukum

• Adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek hukum dan


dapat menjadi objek dalam suatu hubungan hukum.

• Objek Hukum biasanya berupa benda atau barang ataupun hak


yang dapat dimiliki dan bernilai ekonomis.
Benda Sebagai obyek Hukum

• Benda sebagai obyek hukum dapat


dibedakan antara lain :
1.Benda berwujud dan Benda tidak Berwujud
2. Benda bergerak dan Benda tidak bergerak
Peristiwa Hukum

 Adalah semua kejadian atau fakta yang terjadi dalam kehidupan


masyarakat yang mempunyai akibat hukum.
 Peristiwa hukum dibedakan menjadi :
1. Peristiwa hukum karena perbuatan subjek hukum, yaitu suatu
peristiwa hukum yang terjadi akibat perbuatan subyek hukum,
contohnya pembuatan wasiat, hibah (dalam hukum perdata),
Pembunuhan, pencurian (dalam hukum pidana)
• Peristiwa hukum yang bukan perbuatan
subjek hukum atau peristiwa hukum lainnya,
yaitu peristiwa hukum yang terjadi dalam
masyarakat yg bukan merupakan akibat dari
perbuatan subjek hukum. Misalnya,
kematian.
Akibat Hukum
Adalah akibat yg diberikan oleh
hukum atas suatu peristiwa hukum atau
perbuatan dari subjek hukum.
Ada tiga jenis akibat hukum, yaitu :

1. Akibat hukum berupa lahir, berubah atau


lenyapnya suatu keadaan hukum tertentu.
 Misalnya: Usia 21 tahun melahirkan suatu
keadaan hukum baru dari tidak cakap bertindak
menjadi cakap bertindak. Atau Orang dewasa yg
dibawah pengampuan, melenyapkan kecakapan
dalam tindakan hukum.
Lanjutan…
2. Akibat hukum berupa lahir, berubah, atau lenyapnya
suatu hubungan hukum tertentu.

 Misalnya : sejak Kreditur dan debitur melakukan


perjanjian kredit, maka melahirkan hubungan
hukum baru, yaitu utang-piutang. Atau Sejak
pembeli melunasi harga suatu barang, dan penjual
menyerahkan barang tersebut, maka berubahlah atau
lenyaplah hubungan hukum jual beli diantara
mereka.
• 3. Akibat hukum berupa lahirnya sanksi apabila
dilakukan suatu perbuatan yang melawan hukum
Contoh: Seorang Pembunuh Diberikan sanksi pidana
adalah suatu akibat hukum dari perbuatan si
pembunuh tersebut, karena telah menghilangkan
nyawa orang lain.

Anda mungkin juga menyukai