Anda di halaman 1dari 18

Sistem Hukum

indonesia
Kelompok 4

Nama : Sagita Pegy


Nama : Yuliasih Sari
NIM : 2061404100013
NAMA : DENI NIM : 2061404100012
LISTIANTO PUTRA
NIM :
2061404100023

Nama : Shofia NAMA : Nacici Nimas


Wardani Natasya
NIM : 2061404100031 NIM : 2061404100044
Norma-
Norma
Hukum
Hubungan
Sistem antara
Sistem Masyarakat,
Hukum Negara dan
Hukum hukum
Indonesia

Sejarah Hukum Sumber &


Indonesia Tujuan Hukum
TUJUAN

• Memahami Sistem Hukum Indonesia


• Memahami Norma-Norma Hukum
• Memahami Hubungan antara
Masyarakat,Negara dan Hukum
• Menelusuri Sumber & Tujuan Hukum
• Mempelajari Sejarah Hukum Indonesia
Latar Belakang

• Indonesia adalah negara yang menganut sistem hukum


campuran dengan sistem hukum utama yaitu sistem
hukum Eropa Kontinental. Selain sistem hukum Eropa
Kontinental, di Indonesia juga berlaku sistem hukum
adat dan sistem hukum agama, khususnya hukum
(syariah) Islam.
Sistem Hukum
Indonesia
 Sistem hukum Indonesia merupakan perpaduan beberapa sistem hukum, hukum
agama, hukum adat, dan hukum negara eropa terutama Belanda sebagai Bangsa yang
pernah menjajah Indonesia. Maka tidak heran apabila banyak peradaban mereka yang
diwariskan termasuk sistem hukum. Nilai-nilai hukum adat merupakan salah satu
sumber hukum di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim
terbesar maka tidak heran apabila bangsa Indonesia juga menggunakan hukum agama
terutama Islam sebagai pedoman dalam kehidupan dan juga menjadi sumber hukum
Indonesia. 
  Ciri-Ciri Hukum
• terdapat perintah dan larangan
• terdapat sanksi tegas bagi yang melanggar
• perintah dan larangan harus ditaati untuk seluruh masyarakat
Norma-Norma Hukum

• Norma (menurut KBBI) adalah seperangkat aturan atau


ketentuan yang bersifat mengikat masyarakat sebagai tata
makanan dan pengendalian tingkah laku yang sesuai dan di
terima setiap warga dan masyarakat wajib mentaati norma yang
berlaku.
• Sistem norma ada 4 unsur :
1. Norma Moral
2. Norma Agama
3. Norma Etika (sopan santun)
4. Norma Hukum
• Norma Moral adalah suatu aturan yang berlaku untuk manusia yang
berasal dari hati manusia atau hati nurani berbuat baik atau tidak baik
salah atau benar.
• Norma Agama adalah tuntutan kehidupan manusia untuk lebih baik atau
benar mengatur antara manusia dengan Tuhannya manusia dengan diri
sendiri dan dapat diartikan sebagai sistem yang diperoleh manusia dari
ajaran agama yang dianutnya.
• Norma Etika atau sopan santun adalah norma yang lebih pada aturan yang
timbul dari pergaulan masyarakat tertentu kepatutan, kepantasan, dan
kebiasaan yang berlaku. norma kesopanan lebih mengedepankan sistem
aturan manusia yang bersumber dari kesepakatan atau konsensus yang
diciptakan oleh suatu komunitas masyarakat tertentu.
• Norma hukum adalah suatu aturan yang dibuat resmi oleh lembaga negara
karena aturan bersifat mengikat seseorang serta pemberlakuan dapat
dipaksakan oleh aparat yang berwenang.
Hubungan antara
Masyarakat,Negara dan hukum
 Hubungan hukum dan masyarakat sangat erat dan tak mungkin dapat dicerai pisahkan satu sama
lain, karena :

1. Hukum adalah pengatur kehidupan masyarakat.


2. Masyarakat merupakan wadah atau tempat bagi berlakunya suatu hukum
3. hukum juga merupakan salah satu sarana utama bagi masyarakat di mana ia menjadi warga atau
anggotanya, untuk memenuhi segala keperluan hidupnya dalam keadaan yang sebaik dan sewajar mungkin.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi berlakunya hukum dalam masyarakat

1. Kaidah Hukum
didalam teori-teori ilmu hukum, dapat dibedakan antara tiga macam hal mengenai berlakunya kaidah
hukum yaitu, yuridis,sosiologis,dan filosofis
2. Faktor kebudayaan, yakni hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam
pergaulan hidup.
3. Sarana / Fasilitas
Fasilitas / sarana sangat penting untuk mengefektifkan suatu aturan tertentu.
4. Warga Masyarakat
Salah satu faktor yang menentukan suatu peraturan adalah warga masyarakat.
 Hubungan antara negara dan hukum :
1. Negara telah dipandang sebagai kesatuan tatanan-tatanan, maka tidak
terdapat kemungkinan lain untuk membedakannya dengan hukum.
2. Hubungan antara negara dan hukum bahwa hukum bersifat mengikat,
negara pun terikat oleh hukum
3. jika suatu negara tidak ada hukum, maka masyarakat yang ada di negara itu
tidak akan tertata, sebaliknya, hukum tidak akan di terapkan jika tidak ada
negara atau wilayah yang memiliki sebuah pemerintah.
4. Jika hukum tidak ada di sebuah negara, masyarakat tidak akan hidup
nyaman dan aman, karena tidak ada hukum yang menberikan sanksi
terhadap seseorang yang melanggar pelanggaran,.
5. sebuah negara tidak akan berdiri jika tidak ada hukum di sebuah negara dan
hukum tidak akan diterapkan jika tidak ada negara
Sumber Hukum
 Sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan-kekutatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-
aturan yang jika dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.
 Sumber hukum dapat ditinjau dari segi :
1. Sumber hukum material, yaitu sumber hukum yang dapat ditinjau dari
berbagai sudut pandang, misalnya ekonomi, sejarah, sosiologi, dan filsafat.
2. Sumber hukum formal, membagi sumber hukum menjadi :
A. Undang-undang (statue), yaitu suatu peraturan Negara yang mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa
Negara.
 Dalam arti material adalah setiap peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang dilihat dari isinya mengikat secara umum.
 Dalam arti formal adalah keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
karena
A. s

B. Kebiasaan (custom/adat), perbuatan manusia yang tetap dilakukan


berulang-ulang dalam hal yang sama kemudian diterima dan diakui
oleh masyarakat.
C. Keputusan Hakim (Jurisprudensi); adalah keputusan hakim
terdahulu yang dijadikan dasar keputusan oleh hakim-hakim lain
dalam memutuskan perkara yang sama.
D. Traktat (treaty); atau perjanjian yang mengikat warga Negara dari
Negara yang bersangkutan. Traktat juga merupakan perjanjian
formal antara dua Negara atau lebih. Perjanjian ini khusus
menyangkut bidang ekonomi dan politik.
E. Pendapat Sarjana Hukum (doktrin); merupakan pendapat para
ilmuwan atau para sarjana hukum terkemuka yang mempunyai
pengaruh atau kekuasaan dalam pengambilan keputusan.
Tujuan Hukum
Hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan
hukum harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas-asas keadilan dari
masyarakat itu. Sementara itu, para ahli hukum memberikan tujuan hukum
menurut sudut pandangnya masing-masing.
• Prof. Subekti, S.H. hukum itu mengabdi pada tujuan Negara yang dalam
pokoknya ialah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya.
• Prof. MR. dr. L.J. Van Apeldoorn, tujuan hukum adalah mengatur pergaulan
hidup manusia secara damai.
• Geny, hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan, dan sebagai
unsur daripada keadilan disebutkannya “kepentingan daya guna dan
kemanfaatan”.
• Jeremy Betham (teori utilitas), hukum bertujuan untuk mewujudkan semata-
mata apa yang berfaedah bagi orang.
• Prof. Mr. J. Van Kan, hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia
supaya kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu .
 Berdasarkan pada beberapa tujuan hukum yang dikemukakan
para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan hukum itu
memiliki dua hal, yaitu : Untuk mewujudkan keadilan dan untuk
mencari faedah atau manfaat.Selain tujuan hukum, ada juga
tugas hukum, yaitu :
• Menjamin adanya kepastian hukum.
• Menjamin keadilan, kebenaran, ketentraman dan perdamaian.
• Menjaga jangan sampai terjadi perbuatan main hakim sendiri
dalam pergaulan masyarakat
Sejarah Hukum
Indonesia
A. Era VOC
Pada era penjajahan VOC, sistem hukum yang digunakanbertujuan untuk:
• Keperluan ekspolitasi ekonomi untuk membantu krisisekonomi di negera Belanda;
• Pendisiplinan rakyat asli Indonesia dengan sistem yang otoriter
• Perlindungan untuk orang-orang VOC, serta keluarga, dan para imigran Eropa.
B. Era liberal belanda
Tahun 1854 di Hindia-Belanda dikeluarkan Regeringsreglement atau Peraturan mengenai Tata Pemerintahan yang
tujuannya adalah melindungi kepentingan usaha-usaha swasta di tanah jajahan & untuk yang pertama kalinya
mencantumkan perlindungan hukum untuk rakyat pribumi dari pemerintahan jajahan yang sewenang-wenang. Hal
ini bisa dilihat dalam RR 1854 yang mengatur soal pembatasan terhadap eksekutif & kepolisian, dan juga jaminan
soal proses peradilan yg bebas
C. Era Politik Etis Sampai Kolonialisme Jepang
Politik Etis diterapkan  di awal abad ke-20. Kebijakan-kebijakan
awal politik etis yang berkaitan langsung dengan pembaharuan hukum antara lain:
• Pendidikan bagi rakyat pribumi, termasuk juga pendidikanlanjutan hukum; 
• Pendirian Volksraad, yaitu lembaga perwakilan untuk kaumpribumi; 
• Manajemen organisasi pemerintahan, yang utama dari sisiefisiensi; 
• Manajemen lembaga peradilan, yang utama dalam halprofesionalitas; 
• Pembentukan peraturan perundang-undangan yg berorientasipada kepastian hukum. 
D. Era Revolusi Fisik Sampai Demokrasi Liberal  
 Era Revolusi Fisik
• Melanjutkan unfikasi badan-badan peradilan dengan melaksanakan penyederhanaan.
• Mengurangi serta membatasi peranan badan-badan pengadilan adat & swapraja, terkecuali badan-
badan pengadilanagama yg bahkan diperkuat dengan pembentukan MahkamahIslam Tinggi.
 Era Demokrasi Liberal
• Era Revolusi Fisik Sampai Demokrasi Liberal 
Undang-undang Dasar Sementara 1950 yang sudah mengakui HAM. Selajutnya yang terjadi hanyalah
unifikasi peradilan dengan menghapuskan seluruh badan-badan & mekanisme pengadilan atau
penyelesaian sengketa di luar pengadilan negara, yang ditetapkan melalui UU No. 1/1951 tentang
Susunan & Kekuasaan Pengadilan.
E. Era Demokrasi Terpimpin Sampai Orde Baru 
 Era Demokrasi Terpimpin
Perkembangan dan dinamika hukum di era ini
• Menghapuskan doktrin pemisahan kekuasaan & mendudukanMA & badan-
badan pengadilan di bawah lembaga eksekutif; 
• Mengubah lambang hukum "dewi keadilan" menjadi "pohonberingin" yang berarti pengayoman; 
• Memberikan kesempatan kepada eksekutif untuk ikut campurtangan secara langsung atas proses pe
radilan sesuai UU No.19/1964 & UU No.13/1965; 
• Menyatakan bahwa peraturan hukum perdata pada
• masa pendudukan tidak berlaku kecuali hanya sebagai rujukan, makadari itu hakim harus menge
mbangkan putusan-putusan yang lebih situasional & kontekstual.
 Era Orde Baru
• Pembaruan hukum pada masa
Orde Baru dimulai daripenyingkiran hukum dalam proses pemerintahan dan politik, pembekuan U
U Pokok Agraria, membentuk UU
yang mempermudah modal dari luar masuk dengan UU Penanamanmodal Asing,
UU Pertambangan, dan
UU Kehutanan. Selain itu, orde baru juga melancarkan: i) Pelemahan lembaga hukum di bawah ke
kuasaan eksekutif;
ii) Pengendalian sistem pendidikan& pembatasan pemikiran kritis, termasuk dalam pemikiranhuku
m; Kesimpulannya, pada era orba tidakterjadi perkembangan positif  hukum Nasional.

F. Periode Pasca Orde Baru (1998 – Sekarang)
• Semenjak kekuasaan eksekutif beralih ke Presiden Habibie sampai dengan sekarang, sudah d
ilakukan 4 kali amandemen UUD RI 1945. 
• Beberapa pembaruan formal yang terjadi antaralain:
1) Pembaruan sistem politik & ketetanegaraan; 2) Pembaruan sistem hukum & HAM; dan
3) Pembaruan sistemekonomi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai