Anda di halaman 1dari 11

KESENJANGAN HUKUM DI INDONESIA

Kelompok 6 :

- SAVIRA WIDYA PUTRI (1503621001)


- M.RIZKY ARRASYID (1503621026)
- INDAH NUR MEILANI (103621031)
- RIZKY RAMADHAN (1503621048)
- SATRIA AKBAR GUMILANG (1511521065)
- FAREINNINA (1503621092)
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum adalah peraturan berupa norma dan sanksi yang dibuat untuk mengatur tingkah
laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan,dan mencegah terjadiya kekacauan. Indonesia
adalah negara hukum, jadi aturan dan peraturan Penegakan hukum adalah bagian penting dari
kehidupan, aturannya secara formal, namun realisasi pelaksanaannya secara nyata dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan faktor utama untuk
mewujudkan keadilan dan perdamaian. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945, negara Indonesia berusaha untuk menjunjung tinggi penegakan hukum, negara akan
menjamin setiap warganya bersamaan kedudukan di depan hukum dan dalam pemerintahan
tanpa terkecuali. Dibutuhkan adanya peraturan-peraturan yang mampu menjamin hak dan
kewajiban setiap warga negara tanpa adanya diskriminasi. Sejarah bangsa Indonesia hingga
kini mencatat adanya kesenjangan sosial yang disebabkan oleh perilaku tidak adil dan
diskriminatif. Selain itu terjadi pola penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat negara dan
pejabat publik yang seharusnya menjadi penegak hukum dan pelindung rakyat tetapi justru
mengintimidasi, menganiaya, sampai menghilangkan nyawa.

Penegakan hukum tidak dapat dipisahkan dengan sistem hukum. Sistem hukum dapat
diartikan sebagai bagian-bagian proses atau tahapan yang saling bergantung dan harus
dijalankan serta dipatuhi oleh penegak hukum dan masyarakat yang menuju pada tegaknya
kepastian hukum. Penegak hukum sebagai suatu permasalahan umum sedikitnya
menampilkan dua aspeknya yaitu sebagai usaha untuk mengekspresikan citra moral yang
terkandung di dalam hukum dan sebagai suatu usaha manusia yang dilakukan dengan penuh
kesengajaan. Para penegak hukum sebagai orang-orang yang dituntut memiliki kwalitas
kejiwaan, pengetahuan dan keterampilan tertentu agar usaha penegak hukum itu berhasil.
Agar fungsi hukum berjalan dengan baik, maka para penegak hukum dituntut
kemampuannya untuk melaksanakan dan menerapkan hukum dengan baik.

Penegakan hukum di Indonesia banyak terjadi kesenjangan dan ketidakadilan. Misalnya,


melanggar peraturan lalu lintas, penyalahgunaan narkoba, kekerasan dalam rumah tangga,
tindak pidana korupsi yang bersifat sistematik dan memunculkan banyak kesenjangan bagi
masyarakat Indonesia yang merugikan uang negara ratusan juta, bahkan milliaran rupiah
yang dijatuhi hukuman ringan. Contohnya, terdakwa kasus dugaan korupsi pengadaan
simulator berkendara di Korps Lalu Lintas Polri adalah penegak hukum dengan pangkat dan
jabatan tinggi. Selain itu, perbuatan terdakwa menimbulkan kerugian negara Rp 121 miliar
dari proyek senilai Rp 196,8 miliar. Hukuman 10 tahun penjara dinilai terlalu ringan
dibandingkan dengan tuntutan jaksa selama 18 tahun penjara.

Kesenjangan dalam penegakan hukum di Indonesia bukan saja melahirkan ketidakadilan,


bahkan dalam konteks Indonesia akan berubah menjadi konflik. Baik konflik antar sesama
masyarakat, maupun antara masyarakat dengan pemerintah. Beberapa kerusuhan yang terjadi
belakangan ini mencerminkan hal tersebut, karena itu perlu ketegasan dalam implementasi
penegakan hukum. Untuk memunculkan pentingnya kesadaran dalam penegakan hukum di
Indonesia, awalnya masyarakat dipaksa, selanjutnya diharapkan memahami dan menyadari
pentingnya penegakan hukum pada aturan hukum untuk menciptakan kenyamanan dan
keadilan. Penegakan hukum tidak akan terwujud apabila anggota masyarakat tidak
mempunyai kesadaran hukum.

B. RUMUSAN MASALAH

Bedasarkan latar belakang di masalah di atas, maka dapat di rumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penjelasan arti hukum dan kesenjangan hukum.


2. Contoh kasus kesenjangan hukum di Indonesia.
3. Penyebab terjadinya kesenjangan hukum terjadi.
4. Dampak dari terjadinya kesenjangan hukum.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang akan dicapai bedasarkan rumusan masalah ini adalah
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian hukum dan kesenjangan hukum


2. Untuk mengetahui contoh kasus kesenjangan hukum
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kesenjagan hukum
4. Untuk mengetahui dampak dari kesenjangan hukum

D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan di atas, maka
manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dimanfaatkan untuk mengetahui kesenjangan antara
harapan dan kenyataam penegakan hukum di Indonesia dalam proses
pembelajaran , khususnya mata kuliah Pendidikan pancasila.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya tentang kesenjangan
antara harapan dan kenyataan penegakan hukum di Indonesia.
c. Sebagai sumbangan pemikiran untuk kegiatan penelitian selanjutnya yang
terkait dan relevan.

2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat memberi motivasi dalam menegakan hukum dan
bertingkah laku sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi dalam kelebihan dan
kekurangan buku yang telah dibuat sebelumnya.
c. Sebagai reverensi dalam membiasakan menegakkan hukum di Indonesia
1. PENJELASAN ARTI HUKUM DAN KESENJANGAN HUKUM

Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk
mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya
kekacauan. Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarat berhak untuk memperoleh pembelaan didepan
hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau ketetapan/ ketentuan yang
tertulis ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan
sangsi untuk orang yang melanggar hukum.
Hukum dapat dikelompokkan sebagai berikut:
– Hukum berdasarkan Bentuknya: Hukum tertulis dan Hukum tidak tertulis.
– Hukum berdasarkan Wilayah berlakunya: Hukum local, Hukum nasional dan Hukum
Internasional.
– Hukum berdasarkan Fungsinya: Hukum Materil dan Hukum Formal.
– Hukum berdasarkan Waktunya: Ius Constitutum, Ius Constituendum, Lex naturalis/ Hukum
Alam.
– Hukum Berdasarkan Isinya: Hukum Publik, Hukum Antar waktu dan Hukum Private.
Hukum Publik sendiri dibagi menjadi Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara,
Hukum Pidana dan Hukum Acara. Sedangkan Hukum Privat dibagi menjadi Hukum Pribadi,
Hukum Keluarga, Hukum Kekayaan, dan Hukum Waris.
– Hukum  Berdasarkan Pribadi: Hukum satu golongan, Hukum semua golongan dan Hukum
Antar golongan.
– Hukum Berdasarkan Wujudnya: Hukum Obyektif dan Hukum Subyektif.
– Hukum Berdasarkan Sifatnya: Hukum yang memaksa dan Hukum yang mengatur.

Lalu kesenjangan hukum merupakan suatu keadaan di mana terdapat ketidaksesuaian dan
ketidakseimbangan dalam tuntutan, vonis, atau putusan hukum yang diberikan di tengah
masyarakat. Hal ini berarti, terdapat jurang pemisah (gap) atau adanya ketidaksamaan
keputusan hukum antara masyarakat satu dan lainnya. Mirisnya, ketidakadilan dan
kesenjangan hukum sudah seperti hal yang lazim terjadi di Indonesia. Indonesia sebagai
negara hukum dan menjunjung tinggi hukum bagaikan slogan semata tanpa ada bukti konkret
pengimplementasiannya. Fungsi hukum sebagai alat kontrol sosial (social control) dalam
praktiknya banyak disalahgunakan oleh berbagai pihak demi kepentingannya sendiri.

Penegakan hukum di negeri ini bagaikan perumpamaan hukum runcing ke atas dan tumpul
ke bawah. Dengan kata lain, hukum sepertinya hanya berlaku untuk masyarakat kalangan
bawah, sedangkan bagi masyarakat kalangan atas, hukum sudah umpama barang yang dapat
leluasa dan seenaknya diperjualbelikan.
2. CONTOH KASUS KESENJANGAN HUKUM DI INDONESIA
Indonesia adalah negara yang menggunakan Pancasila sebagai landasan dalam berbangsa
dan bernegara. Pancasila merupakan ideology yang berisi 5 prinsip yang saling meliputi
satu sama lain. Salah satunya berbunyi “ keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
yang merupakan sila ke-5.perwujudan bangsa Indonesia sebagai implemntasi dila ke05
adalah Indonesia merupakan negara hukum.

Namun kenyataannya asas keadilan ini belum sempurna diterapkan pada system hukum
di Indonesia.proses penegakan hukum di Indonesia masih saja ada unsur diskriminasi
atau keiistimewaan pihak tertentu dalam penaangan kasusnya. Seperti beberapa contoh
kasus kesenjangan hukum yang terjadi di Indonesia :

a) Mengambil kain lusuh – tuntutan 5 tahun


Ada seorang buruh tani berusia 19 tahun bernama Aspuri harus berurusan dengan
hukum karena memungut sebuah kaus lusuh di pagar rumah tetangganya. Sang
pemilik kaus akhirnya melaporkan aspuri ke pihak kepolisian dengan tuduhan
pencurian.padahal sebelumnya, pembantu pemilik rumah sudah menyatakan bahwa
kaus tersebut sudah dibuangnya. Dikarenakan phal ini, aspuri mendekan di sel rumah
tahanan kota serang selama 3 bulan sambil menunggu keputusan hakim. Dam
terancam hukuman 5 tahun penjara.

b) Mencuri 3buah kakao – tuntutan 1 bulan


Seorang wanita yang sudah lanjur usia yaitu nenek minah harus mendapatkan hukuman 1
bulan penjara dengan masa percobaan 3 bulan karena terbukti mencuru 3 buah kakao seharga
rp 2.000 milik pt rumpun sari antan.

c) Kabur karantina – tidak dibui


Rachel venya merupakan seorang selebgram, dia terjerat hukum karena ia melalaikan prokes
kesehatan karantina setelah berpegian ke luar negeri dengan di bantu oknum tni. Tetapi dia
hanya di jatuhi pidana 4 bulan percobaan dengan ketentuan hukuman tersebut tidak perlu di
jalani dan didenta sebesar 50 juta. Padahal perbuatannya bisa saja membahayakan seluruh
kesehatan masyarakat di Indonesia yang mana dapat menyebabkan variant baru virus corona
masuk kedalam Indonesia, tetapi dengan kesenjangan hukum yang terjadi dia dapat dengan
mudahnya lolos .

d) Penjual petasan – tuntutan 5 bulan


Seorang nenek bernama meri berurusan dengan hukum karena kedapatan menjual petasan di
rumahnya sendiri. Nenk meri sendiri tidak mengetahui bahwa menjual petasan sudah
dilarang. Dikarenakan hal tersebut pihak pegadilan menuntut nenek meri dengan hukuman 5
bulan penjara

3. PENYEBAB TERJADINYA KEENJANGAN HUKUM


TERJADI
Membudayanya kesenjagan hukum di Indonesia dilator belakangi oleh berbagai
hal, seperti melemahnya pengamalan nilai-nilai pancasila di masyarakat, khususnya sila
ke – 5 yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahwa semestinya seluruh
masyarakat tanpa mengenal suku, ras,atau agamanya berhak mendapatkan perlakuan
yang adil di berbagai aspek, termasuk hukum, ekonomi,politik, dll. Factor kesenjangan
hukum lainnya adalah kemerosotan moral dan akhlak para penegak hukum di Indonesia.
Hal ini juga berkaitan dengan melemahnya nilai-nilai pancasila oleh elemen masyarakat
tersebut, sehingga meyebabkan banyaknya penyelewengan kekuasaan ,KKN, dan
pelanggaran hukum lainnya. Tinglat jabatan,adanya prakik nepotisme,ketimpangan dan
tumpang tindihnya pasal-pasal, adanya intervensi penguasa,keyidakpercayaan public dan
rendahnya kesadaran masyarakat akan hukum juga merupakan penyebab yang melatar
belakangi ketidakadilan dan kesenjagan hukum negeri ini.
4. DAMPAK DARI KESENJANGAN HUKUM

Berikut merupakan dampak dari kesenjangan hukum di Indonesia :

1. Hukum menjadi alat untuk menindas yang lemah


Suatu tindakan yang tidak adil tentunya akan mendatangkan keuntungan bagi satu pihak
dan menimbulkan ketidaknyamanan bahkan kesengsaraan bagi pihak lainnya. Mereka
yang tidak memiliki kekuasaa dan harta akan mengalami penindasan, sebab hukum bisa
di permainkan oleh mereka yang memiliki kekuasaan dan harta melimpah. Hukum akan
menjaddi tumpul ke atas, dan dipandang sebagai kekejaman bagi si miskin. Mereka yang
berkuasa akan dapat bertindak semena-mena terhadap kaum yang lemah. Untuk itu fungsi
pemerintah daerah lah yang harus menjaga semuanya.

2. Terjadinya Kekacauan di segala sektor


Manfaat kehidupan demokrasi memang penting, namun harus adil dan tertib. Tanpa
adanya keadilan, pihak-pihak tertentu dapat bertindak dengan sesuka hati. Tindakan
kriminalitas akan semakin merajalela dan korupsi akan semakin menjamur. Distribusi
hak dan kewajiban tidak lagi seimbang, si kaya akan menjadi semakin kaya dan si miskin
semakin miskin dan tidak memiliki harapan. Akan terjadi perebutan kekuasaan,
permainan politik yang kotor dan tidak akan ada lagi penghargaan terhadap hak asasi
yang dimiliki oleh setiap manusia. Manusia hanya akan melakukan segala sesuatunya
untuk kepentingan diri sendiri, demi uang dan kekuasaan. Hukum tidak akan lagi
dipandang sebagai sesuatu yang bisa mengatur kehidupan bermasayarakat, sebab tidak
akan ada yang peduli lagi.

3. Manusia akan hidup bebas, namun disaat yang sama juga kehilangan
kebebasannya.
Jika hukum tidak bisa lagi ditegakkan, maka tidak akan ada lagi yang mengatur
bagaimana manusia harus hidup berdampingan dengan manusia lainn. Manusia bisa
berbuat apa saja, tidak akan ada yang bisa membatasi. Namun disaat yang sama
kebebasan manusia juga akan hilang berganti dengan ketakutan dan kecemasan.
Masyarakat tidak akan bisa terbebas dari kekhawatiran. Tidak ada jaminan terhadap hak-
hak manusia. Tak adalagi kebebasan untuk berbicara, untuk mendapatkan pendidikan,
untuk hidup dengan layak dan untuk merencanakan kehidupan. Semua yang manusia
lakukan hanya akan berfokus pada usaha untuk bertahan hidup.

4. Masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap pemimpinnya


Seorang pemimpin diharapkan untuk mampu bersikap tegas dan adil. Jika ketidakadilan
terus terjadi, maka masyarakat akan kecewa dan kehilangan kepercayaan kepada
pemimpin dan pemerintahnya. Masyarakat tidak akan patuh lagi kepada pemimpinnya
dan menjadi apatis terhadap segala bentuk implementasi dari hukum dan pemerintahan.
Hal ini pada akhirnya akan membentuk suatu sistem masyarakat tanpa hukum dan
pemerintahan.

5. Tanpa adanya Keadilan tidak akan ada Perdamaian


Setiap manusia memiliki ego. Ketika seseorang merasa bahwa haknya telah dirampas,
maka ia akan menuntut pembalasan. Tanpa adanya keadilan, manusia akan saling
menyakiti satu sama lain. Peperangan akan terjadi dimana-mana karena semua kelompok
menuntut agar haknya diberikan. Protes akan terjadi dimana-mana, kudeta bisa terjadi
disetiap pemerintahan. Penyerangan dan Pembunuhan akan terjadi di semua tempat dan
nyawa manusia tidak akan ada harganya lagi. Tanpa adanya keadilan maka tidak akan
ada lagi perdamaian.

6. Tak ada tempat berlindung


Jika semua bentuk dari hukum dan aturan sudah menjadi tumpul, maka tak ada satupun
hal yang bisa melindungi hak-hak masyarakat. Semua akan berdasarkan kekuatan yang
dimiliki oleh masing-masing individu. Mungkin hanya hukum alam yang tidak bisa
dielakkan, dimana hanya yang kuat yang akan sanggup bertahan. Manusia akan
dilingkupi kekhawatiran dan ketakutan setiap hari sebab tidak akan ada yang bisa
menghentikan jika hal buruk terjadi pada mereka.

5. Solusi

Berdasarkan penjabaran secara terperinci pada materi “Kesenjangan hukum di Indonesia”. Dapat
dilakukan upaya-upaya bersifat solutif dan efektif yang berdampak terhadap pelaksanaan hukum
di Indonesia :

a. Memperhatikan rasa keadilan masyarakat dan kepentingan nasional dalam penyusunan


dan penyempurnaan peraturan perundangan-undangan yang akan meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam mematuhi hukum.
b. Sudah menjadi kewajiban lembaga hukum, khususnya hakim untuk tidak hanya melihat
pada fakta saja, tetapi juga harus memperhatikan unsur-unsur lain. Seperti, mengetahui
latar belakang terjadinya kejadian, alasan terjadinya kejadian, unsur kemanusiaan dan
menimbang rasa keadilan dalam menetapkan suatu putusan. Karena hal-hal tersebut
menyangkut nilai-nilai keadilan dan akan bermuara pada suatu kebenaran yang bersifat
haq (pasti)
c. Lembaga penegak hukum harus memiliki karakter yang bijaksana, berwibawa, dan
berkredibilitas tinggi. Jika penegak hukum tidak menjalankan tugas dengan semestinya,
maka dapat diberikan sanksi yang dapat menimbulkan efek jera kepada yang melakukan
dan menjadi pembelajaran bagi penegak hukum lain.
E. DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo, Satjipto. (1983).Hukum dan Perubahan Sosial: suatu Tinjauan Teoritis Serta Pengalaman-
Pengalaman di Indonesia.Bandung : Alumni.

Hadikusuma, Hilman .(1992).Bahasa Hukum Indonesia.Bandung : Penerbit Alumni.

Koesnoe.(1986).Pokok Permasalahan Hukum Dewasa Ini Dalam Pembangunan Hukum Dalam Perspektif
Politik Hukum Nasional.Jakarta : Rajawali

Emeritus John Gilissen, Emeritus Frits Gorle, dan H. Lili Rasjidi.2005.Sejarah Hukum Suatu
Pengantar.Jakarta : PT. Refika Aditama

Kesenjangan. “kesenjangan berarti perihal (yang bersifat, berciri) senjang, ketidakseimbangan,


ketidaksimetrisan (KBBI, 2014:1274). Jadi, kesenjangan adalah suatu keadaan ketidak seimbangan yang
ada di masyarakat dan menjadikan suatu perbedaan.

N Hayatun, Wilda.2021.Rachel Venya dkk Divonis 4 Bulan Bui Masa Percobaan 8 Bulan. Diakses pada 19
Desember 2021 dari https://news.detik.com/berita/d-5849487/rachel-vennya-dkk-divonis-4-bulan-bui-
masa-percobaan-8-bulan

Rismanita, Novi.2021. keadilan Hukum di Indonesia yang Sulit Dicari. Diakses pada 19
Desember 2021 dari https://yoursay.suara.com/kolom/2021/10/09/212535/keadilan-hukum-di-
indonesia-yang-sulit-dicari

Saputra, Andi.2011.10 Kasus uang Mengguncang Hukum Indonesia. Diakses 19 Desember 2021
dari https://news.detik.com/berita/d-1775253/10-kasus-yang-mengguncang-hukum-indonesia

Anda mungkin juga menyukai