No Tugas Tutorial
1. Salah satu karakteristik negara demokrastis adalah adanya jaminan Hak Asasi Manusia dalam
konstitusi dan peraturan lainnya. Selain itu, dalam konstitusi juga diatur keberadaan hak dan
kewajiban warga negara. berkaitan dengan hal tersebut jelaskan perbedaan konsep hak asasi
manusia dengan hak warga negara.
Jawaban :
Perbedaan hak asasi manusia dan hak warga negara, Dalam kehidupan sehari-hari, dikenal
adanya istilah Hak Asasi Manusia (HAM) dan Hak Warga Negara (HWN). Secara umum,
Hak Asasi Manusia adalah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia
memiliki hak yang melekat pada dirinya karena dia merupakan seorang manusia. Hak asasi
manusia sudah didapat sejak manusia tersebut lahir dan bersifat universal karena berlaku di
mana saja, kapan saja dan kepada siapa saja. Sementara itu, Hak Warga Negara adalah hak-
hak yang diperoleh oleh seseorang sebagai warga negara dari suatu negara. Hak warga negara
biasanya sudah diatur secara langsung maupun tidak langsung oleh negara yang bersangkutan.
Berikut perbedaan antara Hak Asasi Manusia (HAM) dan Hak Warga Negara (HWN) secara
spesifik:
1. HAM bersifat melekat dalam diri setiap manusia sedangkan HWN hak yang melekat dalam
diri manusia sebagai anggota sebuah negara
2. HAM tidak ada batasan atau bersifat universal sedangkan HWN dibatasi oleh aturan negara
3. HAM lebih ke pribadi sedangkan HWN lebih ke arah kelompok warga negara
4. HAM sama setiap manusia yang ada di bumi sedangkan HWN berbeda antara satu negara
dengan negara lainnya
5. HAM adalah hak yang diberikan Tuhan sejak lahir sedangkan HWN diberikan pemimpin
atau pemerintah di suatu negara
Contoh Hak Asasi Manusia
Hak untuk menyampaikan pendapat
Hak untuk memperoleh pendidikan yang layak
Hak untuk menjalankan ibadah dan memeluk agama
Contoh Hak Warga Negara
Hak mendapatkan perlindungan dari suatu negara
Memiliki kedudukan dan kehidupan yang layak
2. Saat ini banyak sekali kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia baik yang bersifat ringan
maupun berat. Kondisi tersebut tentu saja merupakan sebuah paradoks dari hukum positif kita
yang sudah menjamin keberadaan HAM di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut:
a. Jelaskan faktor-faktor penyebab masih munculnya pelanggaran HAM di Indonesia!
b. Bagaimana cara mengatasi permasalahan pelanggaran HAM di Indonesia?
Dalam pandangan anda, bagaimana hubungan peran pemerintah dengan masyarakat dalam
proses penegakkan hak asasi manusia di Indonesia?
JAWABAN
a. Ada 2 faktor penyebab banyak muncul nya pelanggaran HAM di Indonesia yaitu fakor
Internal dan Faktor External
Faktor Internal Pelanggaran Ham di Indonesia
- Penyalahgunaan kekuasaan : Satu di antara contohnya adalah kekuasaan di dalam
perusahaan. Para pengusaha yang tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas
melanggar HAM. Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong
timbulnya pelanggaran HAM
- Ketidaktegasan aparat penegak hukum :
Faktor Eksternal Pelanggaran Ham di Indonesia
- Penyalahgunaan teknologi : Ada kasus penculikan yang berawal dari pertemanan
dalam jejaring sosial. Kasus tersebut menjadi bukti apabila pemanfaatan kemajuan
teknologi tidak sesuai aturan. Hal ini tentu akan menjadi penyebab timbulnya
pelangaran HAM
- Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi : Pemicunya adalah perbedaan tingkat
kekayaan atau jabatan yang dimiliki. Apabila hal tersebut dibiarkan akan
menimbulkan terjadinya pelanggaran HAM, misalnya perbudakan, pelecehan,
perampokan bahkan pembunuhan.
b. Mengatasi permasalahan pelanggaran Ham di Indonesia
1. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan
pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak hukum
harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada
masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan melawan
hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka
menegakkan hukum.
2. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang
berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI), dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas
Perempuan).
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh pemerintah.
4. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap
setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
5. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat
melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal
(kegiatankegiatan keagamaan dan kursuskursus).
6. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
7. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat
masing-masing
Hubungan peran pemerintah dengan masyarakat dalam proses penegakkan hak asasi manusia
di Indonesia adalah sebagai berikut : pemerintah menciptakan instrumen peraturan dan
bekerja sama dengan DPR membentuk hukum demi menciptakan penegakan HAM di
Masyarakat. Sementara itu masyarakat bekerja sebagai mitra pemerintah dalam menciptakan
hal tersebut, dengan kata lain penegakan HAM tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah.
Penegakan harus melibatkan seluruh elemen masyarakat dan swasta, dengan cara ini barulah
HAM dapat diakui, tegak, dan dilestarikan.
3. Salah satu faktor penentu tingginya kesadaran hukum masyarakat adalah tingkat pengetahuan dan
pemahaman terhadap hukum. Berkaitan dengan hal tersebut:
a. Identifikasi empat unsur hukum!
b. Uraikan klasifikasi/penggolongan hukum berdasarkan sumbernya, bentuknya, waktu
berlakunya, dan isinya!
JAWABAN
Mempromosikan jenis pengetahuan hukum ini merupakan tantangan dan tanggung jawab semua
pihak. Budaya kesadaran dan ketaatan hukum yang sejati harus ditanamkan sejak dini. Kemudian
unsur pedagogik menjadi ujung tombak dalam memperkenalkan sikap dan kebiasaan mengikuti
aturan yang telah ditetapkan. Institusi pendidikan merupakan media sosial utama yang sangat
mempengaruhi karakter seseorang di masa depan. Jika sikap dan perilaku taat hukum sudah
mendarah daging sejak dini, maka sikap menghormati dan mengikuti aturan akan mengakar dan
mengakar di masyarakat di kemudian hari. Tentunya hal ini dilakukan dengan memberikan
informasi yang benar tentang apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus dilakukan.
a. 4 unsur hukum
1. Hukum Mengatur Tingkah Laku Masyarakat : Hal ini sesuai dengan tujuan hukum yang
berfungsi untuk mengatur dan melindungi masyarakat. Hukum mengatur segala tingkah
laku dan aktivitas manusia sehari-hari. Contohnya adalah larangan mencuri dan
membunuh orang lain atau perintah menjalankan kewajiban sebagai warga negara.
2. Hukum harus dibuat oleh badan resmi yang berwajib : Dalam suatu wilayah, hukum hanya
boleh dibuat oleh lembaga yang berwenang membuat peraturan yang sudah disepekati
sebelumnya oleh semua pihak. Contohnya adalah peraturan perundang-undangan yang
dibuat oleh DPR dan presiden melalui rancangan yang sudah disepakati sebelumnya.
3. Peraturan hukum itu bersifat memaksa : Hukum memang bersifat memaksa dan harus
diterapkan pada tiap orang yang ada pada suatu wilayah atau negara. Karena sifatnya yang
memaksa, maka hukum berbeda dengan norma-norma yang berlaku di masyaraka
Contohnya adalah saat pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm, maka akan
ditilang. Untuk itu pengendara helm dipaksa untuk menggunakan helm.
4. Jika Melanggar Hukum Akan Diberi Sanksi : Pemberian sanksi dilakukan untuk
menimbulkan rasa jera agar tidak ada orang yang melanggar hukum. Tentunya sanksi
yang diberikan sesuai dengan tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan atau lewat
putusan hakim di pengadilan.Contohnya adalah seorang pembunuh kemudian divonis oleh
hakim di pengadilan menerima hukuman 15 tahun penjara.
b. Penggolongan Hukum berdasarkan :
1. Hukum Berdasarkan sumbernya
- Hukum Undang-undang
- Hukum Kebiasaan
- Hukum Yurisprudensi
- Hukum Traktat
- Hukum Ilmu Pengetahuan
2. Hukum Berdasarkan Bentuknya
- Hukum Tertulis
- Hukum Tidak Tertulis
3. Hukum Berdasarkan Waktu Berlakunya
- Ius Constitutum
- Ius Constituendum
4. Hukum Berdasarkan Isinya
- Hukum Privat
- Hukum Publik
4. Saat ini sering terjadi berbagai kasus pelanggaran hukum di sekolah, misalnya kasus
bullying yang dilakukan oleh siswa kepada siswa lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut,
bagaimana cara untuk mencegah terjadinya kasus tersebut di sekolah?
JAWABAN
Bullying adalah peristiwa yang wajib dicegah sedini mungkin, karena berdampak buruk
pada korban dan pelaku. Peristiwa kekerasan ini bisa terjadi mulai jenjang sekolah dasar
hingga menengah.
1. Menanggapi Masalah dengan Serius
Sering kali sebagai guru, ketika terjadi masalah antara anak muridnya, guru cenderung
menanggapinya dengan biasa saja. Padahal hal tersebut bisa saja menjadi salah satu
bentuk bullying. Apabila terus dibiarkan maka akan membuat korban merasa semakin
tersudut dan tidak ada yang membantu. Itulah kenapa seorang guru harus peka dengan
muridnya. Jangan langsung menyalahkan tanpa mengetahui penyebabnya terlebih dahulu.
Jika masalah yang terjadi ditangani dengan serius, tentunya anak yang menjadi korban
akan merasa sedikit aman.
Pembahasan
Demokrasi adalah sebuah prinsip dalam pemerintahan dimana kekuasaan tertinggi dipegang
oleh rakyat, dan rakyat memiliki peran aktif dan kebebasan dalam berbangsa dan bernegara.
Sebelum masuk ke demokrasi dalam berbangsa dan bernegara, kita sudah seharusnya bisa
mengenal itu dari usia dini khususnya ketika remaja. Sekolah dijadikan laboratorium
demokrasi bukan karena adanya pelajaran PPKN yang mengajarkan apa itu demokrasi di
sekolah. Namun, di sekolah lah para siswa dapat memptaktikkan secara langsung demokrasi
tanpa mereka sadari karena lingkungan sekolah nyaman bagi para siswa
Beberapa contoh alasan mengapa sekolah dijadikan laboratorium demokrasi (tempat praktek
demokrasi secara langsung) Dan sekolah yang demokratis