A. Pendahuluan
Sesuai dengan salah satu pengertian negara hukum, dimana setiap tindakan
penyelenggaraan negara harus dilakukan berdasarkan dalam koridor hukum, maka
yang harus mengawal hukum adalah segenap penyelenggara negara dan seluruh
warga negara dengan cara menjalankan hak dan kewajiban konstitusional. Apabila
setiap pejabat dan aparat penyelenggara negara telah memahami UUD 1945 serta
melaksanakan wewenangnya berdasarkan hukum, kebijakan dan tindakan yang
1
dihasilkan adalah bentuk pelaksanaan UUD 1945.
Semua orang wajib bertindak dan bertingkahlaku sesuai dengan aturan hukum,
sehingga ketertiban dan keamanan dalam masyarakat itu tetap terpelihara dengan baik.
Oleh karena itu hukum meliputi berbagai peraturan yang mengatur hubungan orang
1
Atang Hermawan Usman, “Kesadaran Hukum Masyarakat dan Pemerintah Sebagai Faktor Tegaknya
Negara Hukum di Indonesia”, Jurnal Wawasan Hukum 30(1), 2014, hal 27.DOI:
http://dx.doi.org/10.25072/jwy.v30i1.74
yang satu dengan yang lain, yaitu peraturan-peraturan hidup kemasyarakatan.
Mustakim, (2000:3), mengemukakan bahwa:
Menyadari adanya peraturan hukum (atau biasanya disebut hukum saja) yang
bersifat mengatur dan memaksa tersebut maka hendaknya hukum selalu
dijadikan pedoman dalam bertingkah laku bagi anggota masyarakat, berbuat
menurut hukum sama artinya menuju pada kesempurnaan hidup yang harmoni
dalam masyarakat sedangkan berbuat tidak sesuai hukum sama artinya dengan
kegagalan hidup bermasyarakat, selain mendapat celaan masyarakat pelanggar
hukum juga akan menerima sanksi hukum.
Dalam situasi yang konkret kesadaran hukum akan menjelma dalam bentuk
kepatuhan atau ketaatan terhadap hukum. Kepatuhan terhadap hukum begitu
tergantung pada pertumbuhan akal, kemauan dan rasa seseorang. Ada orang
yang patuh terhadap hukum karena takut dengan hukuman, ada yang
patuhterhadap hukum demi kesedapan hidup bersama, ada yang karena sesuai
dengan cita hukumnya, ada pula yang karena kepentingan. Namun, pada
akhirnya, jika kesadaran hukum itu datang, orang hanya mempunyai dua pilihan,
mau menerima atau menolak.
Ketaatan pada hukum tidak hanya terwujud pada ketaatan hukum yang ada di
dalam masyarakat saja, tetapi juga terwujud dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Kehidupan di lingkungan masyarakat maupun bangsa dan negara tidak
lepas dari aturan-aturan yang berlaku didalamnya, baik aturan yang tertulis maupun
aturan yang tidak tertulis. Aturan-aturan tersebut harus ditaati sepenuhnya. Adanya
aturan tersebut adalah agar tercipta kualitas kehidupan, kemakmuran dan keadilan
dalam lingkungan masyarakat. Apabila aturan-aturan tersebut dilanggar, akan
mendapatkan sanksi yang tegas.2
2
Novita Ardi, IMPLEMENTASI KETAATAN HUKUM PADA SISWA (Studi Kasus Pelaksanaan Tata
Tertib Sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2012/2013) Naskah Publikasi
2013 hal 4 DOI http://eprints.ums.ac.id/24489/24/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
B. Pembahasan
a. Ketaatan yang bersifat compliance, yaitu jika seseorang menaati suatu aturan, hanya
karena takut terkena sanksi. Kelemahan ketaatan jenis ini, karena membutuhkan
pengawasan yang terus menerus.
b. Ketaatan yang bersifat identification, yaitu jika seseorang menaati suatu aturan, hanya
karena takut hubungan baiknya dengan pihak lain menjadi rusak.
c. Ketaatan yang bersifat internalization, yaitu jika seseorang menaati suatu aturan, benar-
benar karena merasa bahwa aturan itu sesuai dengan nilainila intristik yang dianutnya. 3
a) Tindakan represif, ini harus bersifat drastic, tegas. Petugas penegak hukum dalam
melaksanakan law enforcement harus lebih tegas dan konsekwen. Pengawasan
terhadap petugas penegak hukum harus lebih ditingkatkan atau diperketat. Makin
kendornya pelaksanaan law enforcement akan menyebabkan merosotnya kesadaran
hukum. Para petugas penegak hukum tidak boleh membeda-bedakan golongan.
b) Tindakan preventif merupakan usaha untuk mencegah terjadinya pelanggaran-
pelanggaran hukum atau merosotnya kesadaran hukum. Dengan memperberat
ancaman hukum terhadap pelanggaranpelanggaran hukum tertentu diharapkan dapat
dicegah pelanggaranpelanggaran hukum tertentu. Demikian pula ketaatan atau
kepatuhan hukum para warga negara perlu diawasi dengan ketat.
c) Tindakan persuasif, yaitu mendorong, memacu. Kesadaran hukum erat kaitannya
dengan hukum, sedang hukum adalah produk kebudayaan. Kebudayaan mencakup
suatu sistem tujuan dan nilai-nilai hukum merupakan pencerminan daripada nilai-nilai
yang terdapat dalam masyarakat. Menanamkan kesadaran hukum berarti menanamkan
nilainilai kebudayaan.
C. Penutup
Daftar Pustaka
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(JudicialPrudence)Termasuk Interprestasi Undang-undang (legisprudence, Kencana,
2009