Anda di halaman 1dari 19

NAMA : SIFA SITI NASIFAH

KELAS : XII IIS 4

Semester I

BAB I

KASUS - KASUS PELANGGARAN HAK DAN

PENGINGKARAN KEWAJIBAN

A. MAKNA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh pemerintah negara tersebut
dan mengakui pemerintahnya sendiri. Warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002)
adalah sebuah penduduk ,sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu .

Sedangkan hak adalah sesuatu yang mutlak dimiliki oleh seseorang dan penggunaannya tergantung
dari orang itu sendiri. Di sisi lain, kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan rasa
tanggung jawab.Menjadi warga negara berarti memiliki hak dan kewajiban yang harus dilakukan oleh
setiap individu. Warga negara yang baik harus melaksanakan kedua hal tersebut secara seimbang dan
tidak hanya menuntut haknya saja.Di Indonesia, hak dan kewajiban warga negara telah diabadikan.

-hak warga negara yang tercantum dalam UUD 1945:

1. Hak atas hukum dan pemerintahan pada Pasal 27 ayat 1

2 . Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak berdasarkan pasal 27 ayat 2

3. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan berdasarkan pasal 28A

4. Hak untuk mempertahankan keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
berdasarkan pasal 28B ayat 1

5.Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya. (pasal 28c ayat 2)

6.Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama di depan hukum. (pasal 28D ayat 1)

7.Hak untuk memilih agama berdasarkan pasal 29 ayat 2,


Hak dan kewajiban setiap individu baik dalam kaitannya sebagai warga negara maupun hak dan
kewajiban seseorang dalam kehidupan pribadinya, secara sosiologis tidak dapat dirumuskan secara
sempurna. Kondisi ini diakibatkan karena negara dan manusia mengalami perkembangan yang
sejalan. Kedua konsep hak dan kewajiban warga negara/manusia berjalan seiring.

Penuntutan hak oleh negara dan juga warga negara harus seimbang dengan kewajibannya,
seseorang tidak dapat menuntut haknya jika kewajiban itu sendiri diabaikan, karena hal tersebut
dapat merugikan orang lain, bangsa dan negara. Demikian juga dengan orang yang hanya
melaksanakan kewajibannya saja, oleh karena itu antara hak dan kewajiban harus dijalankan secara
bersamaan tidak ada yang mendahului atau yang ditinggalkan dari yang lain.

B. SUBSTASI HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM PANCASILA

Substansi kewajiban dan hak asasi manusia dalam Pancasila dibagi menjadi tiga kelompok
berdasarkan nilai-nilainya, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.

a. Nilai Dasar

Nilai dasar adalah cita-cita atau tujuan yang bersifat universal atau menyeluruh. Nilai-nilai dasar
dari Pancasila tersebut meliputi

•Nilai Ketuhanan yang Maha Esa

•Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab

•Persatuan Indonesia

•Nilai Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan dan

•Nilai Keadilan Sosial

b.Nilai intrumental

Nilai instrumental berarti, nilai-nilai turunan dari nilai dasar yang dituangkan dalam berbagai
ketentuan konstitusional, baik dalam UUD NRI Tahun 1945, UU, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden, maupun Peraturan Daerah.

c.Nilai praksis

Nilai praksis adalah nilai yang dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Kendati begitu, nilai praktis
dari pancasila selalu berubah-ubah seiring dengan perkembangan zaman dan juga perkembangan dari
nilai-nilai instrumental yang menjadi dasarnya.Terdapat beberapa contoh dari nilai praksis, yaitu:

- Sikap menghormati seluruh agama meski berbeda-beda, sesuai dengan sila pertama pancasila.

- Setiap warga Indonesia mampu memperlakukan orang lain secara adil tanpa pilih kasih ataupun
mencurangi orang lain, sesuai dengan sila kedua pancasila.
C. PENANGANAN PELANGGARAN HAK PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

1. Pelanggaran Hak Warga Negara

Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat perhatian khusus dari negara
sebagai jaminan di junjung tingginya sila ke-5 yaitu, “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
Pengakuan hak sebagai Warga Negara Indonesia dalam konsepnya mendorong terciptanya suatu
masyarakat yang tertata baik.

Hak warga negara telah dijamin oleh UUD 1945, namun sampai saat ini masih banyak terjadi
pelanggaran karena dalam pelaksanaannya ada kecenderungan lebih mengutamakan hak-hak
daripada kewajibankewajibannya, ada kecenderungan lebih menuntut hak-hak berlebihan sehingga
merugikan orang lain. Oleh sebab itu pelaksanaan hak warga negara harus dibatasi tetapi juga tidak
harus dihapuskan.

Upaya penganan pelanggaran

1. Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara

Kesadaran berbangsa dan bernegara berarti sikap dan tingkah laku harus sesuai dengan kepribadian
bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai
amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945) melalui [6] :

 Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia yang terdiri dari
beberapa suku bangsa yang mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai
Merauke, dengan beragam bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang berbeda-beda.
 Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga kelangsungan hidup
bangsa dan negara.
 Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara Indonesia yang menghormati
lambanglambang negara dan mentaati peraturan perundangundangan

D.KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau
memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh undangundang. Pelanggaran hak
warga negara merupakan akibat dari pelalaian atau pengingkaran kewajiban, baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun warga negara itu sendiri.

Pengingkaran kewajiban warga negara biasanya disebabkan oleh tingginya sikap egoisme yang
dimiliki oleh setiap warga negara, yang ada pada pikirannya hanya sebatas bagaimana cara
mendapatkan haknya, sementara yang menjadi kewajibannya dilupakan. Selain itu rendahnya
keadaran hukum warga negara juga mendorong terjadi pengingkaran kewajiban oleh warga negara.

1.. Bentuk Pelanggaran Hak Warga Negara


Pelaksanaan hak dan kewaiban yang tidak seimbang dan berat sebelah akan menimbulkan pertikaian,
konflik, permusuhan dan kekerasan. Berikut merupakan contoh pengingkaran kewajiban warga
negara:

•Tidak membayar pajak

•Melanggar peraturan perundangan


•Tidak menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
•Tidak mematuhi hukum yang berlaku
•Tidak saling menghargai dengan hak orang lain

Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran hak dan kewajiban warga negara, yaitu :

 Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri, sikap ini menimbulkan seseorang selalu
menuntut haknya, tanpa mengerjakan kewajibannya.
 Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara, hal ini menyebabkan pelaku bertindak
seenaknya dan tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak yang harus dihormati.
 Sikap tidak toleran, sikap ini akan menimbulkan munculnya perilaku tidak saling menghargai dan
tidak menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain.
 Penyalahgunaan kekuasaan, kekuasaan disini tidak hanya tertuju pada pemerintah, tetapi juga
kekuasaan lain yang terdapat dalam masyarakat.
 Ketidaktegasan aparat penegak hukum, aparat penegak hukum tidak bertindak tegas terhadap
setiap pelanggaran hak dan kewajiban warga negara sehingga akan mendorong timbulnya
pelanggaran lain.
 Penyalahgunaan teknologi, kemajuan teknologi dapat berdampak positif, namun juga banyak
pengaruh negatif yang timbul dari penggunaan teknologi yang salah yang dapat memicu
timbulnya kejahatan.

BAB II

PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

A. HAKIKAT PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM

Perlindungan dan penegakan hukum pada hakikatnya merupakan usaha yang dilakukan agar
hukum dapat berjalan sebagaimana mestinya. Bayangkan apa yang akan terjadi apabila di negara
tidak ada aturan, di sekolah tidak ada tata tertib, dan di lingkungan masyarakat tidak ada norma-
norma sosial.

Penegakan hukum adalah upaya untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum Adam berbagai
macam bidang kehidupan. Mudahnya, apabila pelanggaran telah dilakukan oleh seseorang atau
lembaga, maka akan diadili dan jika telah terbukti akan diberikan sanksi tegas sesuai dengan
peraturan undang-undang yang berlaku.

Dengan kata lain, penegakan hukum adalah salah satu upaya untuk menjadikan hukum sebagai
pedoman dalam setiap perilaku masyarakat maupun aparat atau lembaga penegak hukum.
Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya perlindungan hukum.

1.Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia

a. Tegaknya supremasi hukum.

Supremasi hukum bermakna bahwa hukum mempunyai kekuasaan mutlak dalam mengatur
pergaulan manusia dalam berbagai macam kehidupan.

b.Tegaknya keadilan.

Tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga negara. Setiap warga
negara dapat menikmati haknya dan melaksanakan kewajibannya merupakan wujud dari keadilan
tersebut.

C. Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat.

Kehidupan yang diwarnai suasana yang damai merupakan harapan setiap orang.

2.Faktor Penunjang Keberhasilan Perlindungan dan Penegakan Hukum

keberhasilan proses perlindungan dan penegakan hukum tidak hanya menyangkut ditegakkannya
hukum yang berlaku, melainkan sangat bergantung pada beberapa faktor, yang di antaranya sebagai
berikut.

 Hukumnya sendiri.

Hukum, peraturan atau undang-undang yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan ideologi
Negara, harus sesuai ketentuan konstitusi Negara, dan cocok dengan kebutuhan masyarakat.

 Penegak hukum.

Penegak hukum harus menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan peranannya masing-
masing yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan, serta menjadi panutan sehingga
dapat dipercaya integritasnya oleh semua masyarakat.

 Masyarakat.

Maksudnya, warga masyarakat harus mengetahui dan memahami hukum yang berlaku, serta
menaatinya dengan penuh kesadaran akan pentingnya dan perlunya hukum bagi kehidupan.

 Kebudayaan.
Kebudayaan mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai mana merupakan
konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik sehingga dianut, dan apa yang
dianggap buruk sehingga dihindari.

 Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.

Sarana atau fasilitas yang mencakup tenaga manusia yang terdidik dan terampil, organisasi yang
baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, dsb.

B. PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN KEADILAN DAN KEAMANAN

Berbagai lembaga penegak hukum berperan penting dalam menjamin keadilan dan kedamaian
masyarakat. Lembaga-lembaga ini adalah pelaksana perlindungan dan penegakan hukum di
Indonesia.

a. Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri)

Kepolisian Republik Indonesia atau yang sering disingkat Polri merupakan lembaga negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri.

Kepolisian Republik Indonesia, memiliki kewenangan sebagai berikut.

1.Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.

2.Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan
penyidikan.

3.Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan.

4.Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri.

b. Peran Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara,
khususnya di bidang penuntutan. Penuntutan maksudnya adalah tindakan jaksa untuk
melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara
yang diatur dalam undang-undang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di
sidang pengadilan.

kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih berperan dalam
menegakkan:

1.supremasi hukum,
2.perlindungan kepentingan umum,

3.penegakan hak asasi manusia, dan

4.pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

c. Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman

Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
mengadili. Mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan
memutuskan perkara hukum berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di sebuah sidang
pengadilan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

d. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum

Advokat adalah orang-orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Jasa hukum yang diberikan berupa:

 memberikan konsultasi hukum,


 bantuan hukum,
 menjalankan kuasa,
 mewakili,
 membela,
 mendampingi, dan
 melakukan tindakan hukum.

Tugas advokat secara khusus adalah membuat dan mengajukan gugatan, jawaban, tangkisan,
sangkalan, memberi pembuktian, mendesak segera disidangkan atau diputuskan perkaranya, dsb.

e. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Peran Komisi

Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Komisi Pemberantasan Korupsi disingkat KPK adalah
sebuah komisi yang dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Tujuan dibentuknya KPK adalah untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi. Untuk
mencapai tujuan tersebut, KPK mempunyai tugas sebagai berikut.

 Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana


korupsi.
 Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
 Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
 Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
 Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
C. Dinamika Pelanggaran Hukum

Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum. Ketidakpatuhan terhadap


hukum dapat disebabkan oleh dua hal, yakni:

 pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan;


 hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.

Dalam lingkungan keluarga

Contoh pelanggaran hukum di lingkungan keluarga di antaranya:

 mengabaikan perintah orang tua;


 mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
 ibadah tidak tepat waktu;

Dalam lingkungan sekolah

Pelanggaran di lingkungan sekah meliputi:

 menyontek ketika ulangan;


 datang ke sekolah terlambat;
 bolos mengikuti pelajaran;

Dalam lingkungan masyarakat

Pelanggaran norma di lingkungan masyarakat :

 tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;


 mengonsumsi obat-obat terlarang;
 melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain
 membuang sampah sembarangan.

Dalam lingkungan bangsa dan negara

Contoh pelanggaran yang terjadi pada lingkungan bangsa dan negara meliputi:

 tidak memiliki KTP;


 ampokan, penggelapan, pengedaran uang palsu, pembajakan karya orang lain, dsb;
 melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
 tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan
 merusak fasilitas negara dengan sengaja.

D. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum


Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata dalam diri
seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang berlaku. Tingkat
kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang warga negara, secara langsung menunjukkan
tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya.

Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk:

 memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;


 mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
 menegakkan kepastian hukum.

a. Perilaku Patuh Terhadap Hukum :

 Mematuhi perintah orang tua.


 Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.

b. Dalam Kehidupan di Lingkungan Sekolah

 Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.


 Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.
 Tidak menyontek ketika ulangan.

c. Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat

 Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;


 Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
 Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.

d. Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan Negara.

 Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya;


 Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum;
 Membayar pajak
Semeter II

BAB III

PENGARUH KEMAJUAN IPTEK TERHADAP NEGARA KESATUAN RI

A. HAKIKAT IPTEK

1.Pengertian

IPTEK adalah istilah yang sering terdengar. Biasanya IPTEK adalah kata digunakan untuk menyebut
sebuah perkembangan teknologi atau ilmu pengetahuan. IPTEK adalah akronim dari ilmu
pengetahuan.

IPTEK adalah singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. IPTEK adalah ilmu yang mempelajari
tentang perkembangan teknologi berdasarkan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan global, ilmu
pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan membentuk sebuah kemajuan.

Ilmu pengetahuan adalah studi tentang alam dan perilaku dunia fisik dan alam melalui metode ilmiah.
Ilmu pengetahuan didefinisikan sebagai pengamatan, identifikasi, deskripsi, eksperimen, penyelidikan,
dan penjelasan teoretis tentang fenomena alam.

Teknologi adalah kumpulan teknik dan proses yang digunakan dalam produksi barang atau jasa
atau pencapaian tujuan seperti penyelidikan ilmiah. Teknologi mengacu pada metode, sistem, dan
perangkat yang merupakan hasil dari pengetahuan ilmiah yang digunakan untuk tujuan praktis.

b.Tujuan

 Tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk menjawab pertanyaan dan menambah pengetahuan.
 Tujuan teknologi adalah untuk menemukan solusi untuk masalah praktis

c. Manfaat

Manfaat yang paling terlihat dari IPTEK adalah membuat hidup lebih mudah. Ilmu pengetahuan
telah memberi manusia kesempatan untuk mengejar masalah sosial seperti etika, estetika,
pendidikan, dan keadilan; untuk menciptakan budaya; dan untuk memperbaiki kondisi manusia. Ilmu
pengetahuan kemudian menciptakan teknologi canggih yang bisa mempermudah pekerjaan manusia.

B.PERKEMBANGAN IPTEK DI INDONESIA

Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Indonesia sendiri selalu berkembang dari
masa ke masa sejak dalam penjajahan Belanda.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia berawal dari masa penjajahan dimana pemerintah kolonial Belanda yang menggunakan
persenjataan modern baik ringan maupun berat.Selain persenjataan, teknologi modern yang
diperkenalkan pada masyarakat Indonesia yang masih berkaitan dengan militer adalah alat transportasi.

C. SIKAP TANGGUNG JAWAB DALAM PERKEMBANGAN IPTEK

Manusia di dalam mengembangkan dan menerapkan iptek sudah selayaknya disertai etika dan rasa
tanggung jawab.Untuk menghindari dampak buruk dari pengembangan IPTEK, manusia harus
memiliki sikap tanggung jawab. Berikut adalah contoh sikap tanggung jawab dalam pengembangan
IPTEK:

 Selalu memperhatikan etika dalam pengembangan dan penerapan IPTEK


Etika diperlukan agar pengembangan IPTEK tidak berbenturan dengan nilai-nilai moral yang
berlaku dalam masyarakat.Sehingga, pengembangan IPTEK tetap menghormati hak dan juga
martabat manusia, tidak merusak keadilan, dan juga tidak merugikan orang lain.
 Memperhatikan nilai guna

Dilansir dari Phys.org, teknologi kerap memiliki penggunaan ganda yang dapat bermanfat atau
membahayakan Namun, juga dapat disalahgunakan sebagai senjata biologis.Oleh karena itu,
pengembangan IPTEK harus memperhatikan nilai guna. Agar IPTEK dapat lebih berguna dan
bermafaat bagi kebaikan manusia dan makhluk hidup lainnya.

 Meminimalisasi dampak negatif

. Dilansir dari Lumen Learning, manusia harus menimbang risiko terhadap manfaatnya untuk
meminimalisasi dampak negatif.Artinya, pengembangan IPTEK tidak boleh hanya
berorientasikan pada manfaat yang dihasilkan. Melainkan juga pada risiko dampak negatif yang
dihasilkan.

 Memperhatikan pelestarian lingkungan

Bukan hanya manusia yang hidup di bumi, melainkan juga hewan dan tumbuhan. Kita
berbagai lingkungan dan saling bergantung satu sama lain. Pengembangan IPTEK berpotensi
besar merusak lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan krisisnya lingkungan hidup sejak manusia
mengembangkan peradaban modern.Sehingga, pengembangan IPTEK harus dibarengi dengan
pelestarian lingkungan untuk mencegah berbagai dampak buruk yang membahayakan kehidupan
di bumi.

 Melakukan penelitian secara menyeluruh, kompeten, dan jujur

Dilansir dari Social Sci LibreTexts, peneliti harus bertindak secara bertanggung jawab dengan
melakukan penelitian secara menyeluruh dan kompeten, memenuhi kewajiban, tepercaya, dan
juga jujur.

 Memperhatikan nilai budaya dan agama


Dalam pengembangan IPTEK, nilai budaya dan agama juga harus diperhatikan. Pengembangan
IPTEK tidak boleh bertentangan dengan nilai budaya dan agama. Terutama di negara Indonesia,
yang memegang teguh nilai keagamaan dan budaya seperti yang tercantum dalam dasar negara
Pancasila. Memperhatikan nilai budaya dan agama dalam pengembangan IPTEK juga dapat
mencegah terjadinya perpecahan antara masyarakat dan memelihara perdamaian juga keadilan

 Menggunakan IPTEK secara bijak

Gunakann secara bijak. Sehingga, tidak meninggalkan kewajiban ataupun merugikan orang lain
dan diri sendiri.

D. PENGARUH POSITIF DAN NEGATIF KEMAJUAN IPTEK TERHADAP NKRI DIBIDANG EKONOMI,
SOSIAL, BUDAYA DAN PENDIDIKAN

a. Pengaruh Positif Kemajuan IPTEK terhadap NKRI

1.Dibidang politik

- Berkembangnya demokrasi dan kebebasan berpendapat;

- Munculnya berbagai partai politik;

- Transparansi politik berbangsa dan bernegara;

- Kontrol politik bagi pemerintah yang menjalankan tugas dan fungsinya;

2.Bidang Ekonomi

- Makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara kita;

- Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara;

- Meningkatkan kemakmuran masyarakat;

- Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.

3.Bidang Sosial Budaya

- Peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan penggunaan iptek dalam


memproduksi potensi daerah setempat;

- Kebutuhan hidup dapat tercapai dengan mudah misalnya dengan jual beli online;

- Segala informasi di dunia adalah berkat perkembangan iptek;

- Hubungan sosial antar masyarakat dapat dijangkau dengan mudah, karena kemunculan sosial
media seperti WhatsApp, Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, Line dan lain-lain.

4. Bidang Hukum, Pertahanan, dan Keamanan


- Makin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak
asasi manusia;

- Makin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa dan hakim) yang
lebih profesional, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan;

- Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas penjaga keamanan,
kedaulatan, dan ketertiban negara.

b. Pengaruh Negatif Kemajuan IPTEK Terhadap NKRI

Selain pengaruh positif yang muncul terkait dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
terhadap NKRI, terdapat juga pengaruh negatif. Adapun pengaruh negatif ilmu pengetahuan dan
teknologi dari berbagai bidang, yaitu:

1.Bidang Politik

- Terganggunya stabilitas politik akibat menyebarnya isu hoax terkait pemerintah;

- Munculnya gerakan radikalisme dan terorisme;

- Muncul juga gerakan separatisme.

2.Bidang Ekonomi

- Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan
yang dibutuhkan;

- Meningkatnya sifat konsumtif;

- Kemajuan TIK juga akan semakin memperparah kesenjangan sosial yang terjadi dimasyarakat antara
orang kaya dengan orang miskin.

3.Bidang Sosial Budaya

- Meningkatkan kenakalan dan kriminalitas;

- Adanya kesenjangan sosial.

- Memudarkan nilai-nilai asli bangsa;

- Masyarakat cenderung bersifat individualis.

4. Bidang Hukum, Pertahanan, dan Keamanan

Dampak negatif yang timbul dari kemajuan iptek dalam aspek ini, antara lain akan menimbulkan
tindakan anarkis dari masyarakat yang dapat mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional
bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.Selain itu, peran masyarakat dalam menjaga keamanan,
ketertiban dan kedaulatan negara semakin berkurang.

E. SIKAP SELEKTIF TERHADAP PENGARUH KEMAJUAN IPTEK

Sikap selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk memiliki dan menentukan alternatif yang terbaik
bagi kehidupan diri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara melalui proses yang berhati-hati,
rasional, dan normatif terhadap segala macam pengaruh dari luar sehingga apa yang telah menjadi
pilihan dapat diterima oleh semua pihak dengan penuh tanggung jawab.

Setiap orang berhak untuk mengembangkan diri dalam kemajuan iptek. Selain itu pemerintah juga
punya kewajiban untuk memajukan iptek dengan menjunjung nilai agama dan persatuan bangsa.

Seluruhnya kemajuan iptek digunakan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan negara kita yang
terdapat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Sebagai warga negara Indonesia kita jadikan
Pancasila sebagai pegangan hidup bangsa. Dengan sikap tanggung jawab dan selektif yang
berpegangan pada Pancasila.

Contoh sikap selektif

Untuk mengehindari pengaruh buruk dari perkembangan IPTEK, maka kita harus bersikap selektif
dalam menghadapinya. Berikut contoh sikap selektif dalam menghadapi pengaruh IPTEK:

 Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari


 Menegakkan supremasi hukum
 Berpegang pada nilai budaya dan norma yang berlaku di masyarakat
 Menanamkan nilai etika dan nilai agama dalam kehidupan sehari-hari
 Belajar dengan giat agar tidak tertinggal dengan perkembangan IPTEK
 Menegakkan supremasi hukum tanpa adanya diskriminasi
BAB IV

DINAMIKA PERSATUAN,KESATUAN BANGSA DALAM KONTEKS NKRI

1. HAKIKAT NKRI

Hakikat NKRI merupakan Negara yang terbentuk berdasarkan nasionalisme yang tinggi dan
semangat kebangsaan. Masyarakat Indonesia memiliki tekad untuk menggapai tujuan dan masa
depan Negara bersama-sama. Bentuk NKRI tidak dapat diubah menjadi bentuk yang lainnya.
Pernyataan ini didasarkan pada hukum yang ada, yaitu UUD 1945 Pasal 37 Ayat 5 yang menyatakan
"Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan".

hakikat bernegara di Indonesia mendasarkan pada nilai yang dipegang oleh negara sejak awal yaitu
UUD 1945 sebagai landasannya, dan Pancasila sebagai pedomannya. Dalam bernegara, akan
terdapat banyak tantangan yang meliputi ancaman disintegrasi, terror, korupsi kolusi atau
nepotisme, ataupun permasalahan seputar hukum yang berlaku di suatu negara. Berbagai elemen
pada negara, memiliki peran penting dalam persatuan dan kesatuan negara.

Dengan lunturnya nilai kebangsaan seiring dengan berkembangnya zaman, menurut suatu artikel
terdapat tiga cara alternatif dalam peran elemen negara pada pertahanan negara. Cara tersebut
adalah militansi bela negara, menyebarkan pengetahuan seputar bangsa dan pertahanan negara,
dan wawasan kebangsaan.

A. KONSEP NEGARA KESATUAN

Menurut KBBI, Unitarisme adalah paham ajaran atau kecenderungan menginginkan bentuk
negara kesatuan.Secara singkat, konsep negara kesatuan dapat dilihat dari Ciri-ciri negara
kesatuan:

 Hanya terdapat satu undang-undang / konstitusi, satu kepala negara, satu dewan perwakilan
rakyat, dan satu dewan menteri
 Kedulatan negara berada ditangan pemerintah pusat yang meliputi kedaulatan ke dalam dan ke
daulatan keluar.
 Hanya memiliki satu kebijakan mengenai masalah agama, ekonomi, sosial, politik, budaya,
pertahanan, dan keamanan.
 Menganut dua sistem, yaitu sentralistik (terpusat) dan desentralistik (terbagi ke daerah-daerah).

Konsep Negara kesatuan adalah bentuk negara dengan wewenang legislatif tertinggi dipusatkan dalam
suatu badan legislatif nasional. Sehingga pemerintah pusat dapat mengatur seluruh daerahnya karena
memegang penuh kedaulatan, baik ke dalam maupun keluar.

-faktor terbentuknya bangsa

1. Faktor Primordial

Primordial yaitu adanya kesamaan pandangan atau paham antar daerah Indonesia yang
berkaitan erat dengan tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, dan nilai budaya.

2. Faktor Sakral/Keagamaan

Kesamaan akan kepercayaan agama yang dianut juga merupakan salah satu faktor terpenting
dalam pembentukan bangsa Indonesia.

3. Faktor Tokoh Masyarakat

Para tokoh tersebut dengan rela berjuang mengorbankan segalanya demi terbentuknya serta
mempertahankan bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Adanya
tokoh karismatik inilah yang membuat tiap wilayah Indonesia bersatu.

4. Faktor Sejarah
Seperti yang kita tau sebagian besar wilayah Indonesia pernah dijajah oleh bangsa asing.

5. Persamaan wilayah tempat tinggal

Indonesia adalah negara kepulauan yang luas dari Sabang sampai Merauke. Walaupun demikian,
satu wilayah terikat antara satu sama lain.

6. Faktor Perkembangan Ekonomi

Faktor perkembangan ekonomi di masyarakat melahirkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan


sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat.

7. Faktor Kelembagaan

Dalam proses pembentukan suatu bangsa, faktor kelembagaan tak kalah penting dari faktor
lainnya.

7. Faktor Kelembagaan

Dalam proses pembentukan suatu bangsa, faktor kelembagaan tak kalah penting dari faktor
lainnya.

B.PERSATUAN BANGSA DARI MASA KE MASA

1.MASA REFORMASI KEMEREDEKAAN DAN MASA RIS

Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa merupakan perjuangan yang cukup
panjang dan intens. Sejak merdeka pada 17 Agustus 1945, Indonesia tidak serta merta berada di
kondisi politik yang stabil, bahkan ada cukup banyak perubahan sistem pemerintahan yang terjadi.

- Masa Revolusi Kemerdekaan

Dinamika persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia bisa dikatakan dimulai sejak masa revolusi
kemerdekaan hingga tanggal 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949. Bangsa Indonesia pada
masa ini menghadapi Kolonial Belanda yang ingin kembali menguasai, Ditariknya tawanan Jepang
yang kalah perang, sekaligus menghadapi berbagai pemberontakan. Selama masa revolusi ini,
terjadi peperangan antara negara Indonesia yang merdeka yakni antara Republik Indonesia dan
Kerajaan Belanda.

Belanda yang mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak sah, kenyataannya Indonesia telah
memproklamasikan kemerdekaannya secara terang-terangan kepada seluruh dunia pada tanggal
17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan Indonesia, Belanda datang kembali untuk mencoba
membantah kemerdekaan dengan kedatangan serbuan dari luar negeri melalui Agresi Militer,
sehingga terjadilah peperangan kembali antara kedua negara tersebut.

Dalam perang kemerdekaan tersebut akhirnya Belandalah yang kalah berdasarkan perjanjian
Konferensi Meja Bundar tersebut yang berhasil digelar. Pada masa ini, periode tahun 1945-1949
dinamakan sebagai periode ”Perang Kemerdekaan”. Pada masa revolusi kemerdekaan ini, terjadi
pula pemberontakan untuk memisahkan diri dari Indonesia, yakni pemberontakan Partai Komunis
Indonesia (PKI) Madiun di tahun 1948 dan Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII).

- Masa Republik Indonesia Serikat


Indonesia pernah menganut federalisme pada 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950.
Berdasarkan Konstitusi Republik Indonesia Serikat tahun 1949, bentuk negara kita adalah serikat alias
federasi dengan 15 negara bagian.Kala itu Indonesia menganut sistem parlementer kabinet semu
(quasi parlementer), dengan karakteristik berikut:
 Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) memiliki kedudukan rangkap, yaitu sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan
 Perdana Menteri diangkat oleh Presiden, bukan oleh parlemen sebagaimana umumnya.
 Kabinet dibentuk oleh Presiden, bukan parlemen
 Kekuasaan Perdana Menteri masih dicampurtangani oleh Presiden
 Kabinet bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), tetapi harus melalui
keputusan pemerintah.

- Masa Demokrasi Liberal

Selama tahun 1950-1959, Indonesia menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik


Indonesia Tahun 1950 (UUDS 1950) yang berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950.

Hal itu terbukti dari 7 kali pergantian kabinet pada tahun 1950-1959, hingga terjadi perdebatan tak
berujung yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Pada masa itu bahkan timbul beberapa
gerakan separatis, seperti Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dan Pemberontakan
PRRI/Permesta (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta).

Kondisi itu memaksa Presiden Ir. Soekarno untuk mengeluarkan Dekret Presiden tanggal 5 Juli
tahun 1959, yang menyatakan

 Pembubaran konstituante
 Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan pemberhentian UUDS 1950
 Pembentukan MPR dan DPA sementara.

- Masa Orde Lama Atau Masa Demokrasi Terpimpin

Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 kemudian menjadi awal pada masa ini, yakni 5 Juli 1959
sampai dengan 11 Maret 1966. Presiden kembali berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan sejak berlakunya kembali UUD 1945 dan jabatan Perdana Menteri sudah tidak
berlaku lagi. Berlakunya demokrasi terpimpin ini berawal mula dari demokrasi yang dipimpin oleh
hikmat dengan kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.

Namun, semakin lama justru bergeser menjadi dipimpin oleh Presiden atau Pemimpin Besar
Revolusi. Itulah sebabnya akhirnya segala sesuatu yang didasarkan kepada kepemimpinan
pemerintahan yang dianggap sebagai penguasa. Pada masa orde lama ini, Irian Barat bersatu dalam
Negara Indonesia melalui perjanjian Trikora. Sebelumnya, dalam perjanjian KMB, Belanda tidak
mau menyerahkan wilayah Irian kepada negara Indonesia.

Dinamika yang terjadi di masa ini adalah para pemimpin MPR, DPR, BPK dan MA diberi kedudukan
sebagai menteri, sehingga ditempatkan sebagai bawahan presiden. Presiden kemudian
membubarkan DPR Tahun 1960 dan muncul UU No. 19 tahun 1964 sehingga presiden bisa berhak
untuk mencampuri proses peradilan. Pada masa orde lama terjadi pemberontakan besar, yakni
G3OS/PKI.

- Masa Orde Baru Indonesia

Pada masa Orde Baru ini dimulai sejak 11 Maret 1966 sampai 21 Mei 1998. Masa Orde Baru adalah
sebutan untuk pemerintahan presidensial Indonesia dengan Soeharto sebagai presidennya.
Presiden Soekarno sudah tidak lagi menjadi presiden Indonesia sejak tahun 1966 yang menandakan
berakhirnya masa Orde Lama dan digantikan oleh kekuatan baru, yang dikenal dengan sebutan
Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto.

Para menteri pada masa orde baru berbentuk tujuh kabinet dengan nama Kabinet Pembangunan I
sampai Pembangunan 7. Namun dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan-penyimpangan fatal
bagi bangsa Indonesia, seperti pembatasan hak-hak politik rakyat, pemusatan kekuasaan ditangan
presiden dan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam badan pemerintahan. Karena
penyimpangan yang sangat berat tersebut akhirnya kekuasan orde baru berakhir setelah adanya
perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Soeharto melalui gerakan reformasi.

Tepat tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri sebagai presiden
republic Indonesia selama 30 tahun masa jabatannya. B.J Habibie yang ketika itu menjabat sebagai
wakil presiden, dilantik sebagai Presiden RI yang ketiga menggantikan Soeharto. Masa jabatan
Presiden B.J Habibie sangat singkat dan berakhir setelah pertanggungjawabannya ditolak oleh
sidang Umum MPR pada tanggal 20 Oktober 1999. Pada masa orde baru terjadi integrasi bekas
jajahan Portugis di pulau Timor, yakni menjadi provinsi ke-27 Indonesia bernama Timor-Timur.

- Masa Reformasi

Masa reformasi terjadi banyak perubahan atau amandemen atas Undang-Undang Dasar 1945
menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional. Amandemen ini diharapkan dapat membentuk
sistem pemerintahan yang lebih baik dan stabil daripada masa-masa sebelumnya. Amandemen
UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yakni pada tahun 1999, 2000, 2001,
dan 2002.

Dilakukannya amandemen atau perubahan pada UUD NRI Tahun 1945 pada masa reformasi ini
termasuk mengenai penyelenggaraan negara. Salah satu tujuan utamanya adalah agar kekuasaan
presiden tidak disalahgunakan sehingga tercapai kondisi kenegaraan yang lebih stabil. Masa
reformasi Indonesia mengalami lima kali pergantian presiden, yakni B.J. Habibie (masa memimpin
1998-1999), Abdurrahman Wahid (masa memimpin 1999-2001), Megawati Soekarno Putri (masa
memimpin 2001-2004), Susilo Bambang Yudhoyono (masa memimpin 2004-2014) dan Joko Widodo
(masa memimpin 2004-sekarang).

Dilihat dari dinamika persatuan dan kesatuan bangsa di atas adakalanya persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia begitu kukuh, tetapi ada pula masa ketika dinamika persatuan dan kesatuan
bangsa mendapat ujian ketika dihadapkan oleh berbagai macam gerakan pemberontakan yang
ingin memisahkan diri dari NKRI. Segala bentuk teror yang bisa berdampak munculnya perpecahan
di kalangan masyarakat Indonesia sudah banyak terjadi dalam sejarah Indonesia hingga saat ini.
Namun sebagai generasi bangsa, kita patut bersyukur ancaman atau gangguan tersebut tidak
membuat NKRI menjadi lemah, tetapi semakin kukuh pberkembang hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai