PEMBELAJARAN PKN di SD
No
Tugas Tutorial
1. Salah satu karakteristik negara demokrastis adalah adanya jaminan Hak Asasi Manusia dalam konstitusi
dan peraturan lainnya. Selain itu, dalam konstitusi juga diatur keberadaan hak dan kewajiban warga
negara. berkaitan dengan hal tersebut jelaskan perbedaan konsep hak asasi manusia dengan hak warga
negara.
2. Saat ini banyak sekali kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia baik yang bersifat ringan maupun
berat. Kondisi tersebut tentu saja merupakan sebuah paradoks dari hukum positif kita yang sudah
menjamin keberadaan HAM di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut:
a. Jelaskan faktor-faktor penyebab masih munculnya pelanggaran HAM di Indonesia!
b. Bagaimana cara mengatasi permasalahan pelanggaran HAM di Indonesia?
c. Dalam pandangan anda, bagaimana hubungan peran pemerintah dengan masyarakat dalamproses
penegakkan hak asasi manusia di Indonesia?
3. Salah satu faktor penentu tingginya kesadaran hukum masyarakat adalah tingkat pengetahuan dan
pemahaman terhadap hukum. Berkaitan dengan hal tersebut:
a. Identifikasi empat unsur hukum!
b. Uraikan klasifikasi/penggolongan hukum berdasarkan sumbernya, bentuknya, waktu
berlakunya, dan isinya!
4. Saat ini sering terjadi berbagai kasus pelanggaran hukum di sekolah, misalnya kasus bullying yang
dilakukan oleh siswa kepada siswa lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut, bagaimana cara untuk
mencegah terjadinya kasus tersebut di sekolah?
5. Mengapa sekolah harus dijadikan sebagai laboratorium demokrasi? Serta bagaimanamenjadikan sekolah
bersuasana demokratis?
1. Salah satu karakteristik negara demokrastis adalah adanya jaminan Hak Asasi Manusia dalam
konstitusi dan peraturan lainnya. Selain itu, dalam konstitusi juga diatur keberadaan hak dan
kewajiban warga negara. berkaitan dengan hal tersebut jelaskan perbedaan konsep hak asasi
manusia dengan hak warga Negara!
Manusia memiliki hak sebagai indivu ataupun sebagai warga Negara. Dari perbedaan yang
dijabarkan di atas terkait hak asasi manusia (HAM) dengan Hak warga Negara (HWN).
Berkaitan dengan HAM, sejak lahir manusia sudah diberikan hak sebagau makhluk ciptaan
Tuhan YME. Dengan bukti salah satunya, tindakan aborsi itu tindakan yang tidak
diperbolehkan, melanggar hukum dan ada sanksinya. Dari hal itu bisa kita simpulkan,
sebagai manusia ia telah mendapat perlindungan haknya. Berikut hak yang membedakan
hak asasi manusia dan hak warga Negara.
a) Hak asasi manusia diperoleh ketika seseorang dilahirkan, tanpa adanya syarat apapun,
seperti jenis kelamin, ras, agama, atau asal usul social dan bangsanya. Jadi dapat
disimpulkan hak asasi manusia sudah melekat pada diri manusia itu sendiri.
Sedangkan Hak warga Negara diberikan pemimpin atau pemerintahan dimana ia
tinggal dan menjadi warga suatu Negara. Dimana seseorang harus mengikuti aturan
yang sudah ada di Negara tersebut.
b) Hak asasi manusia hanya berlaku untuk individu setiap manusia dan berlaku semenjak
ia lahir sampai meninggal. Sedangkan hak warga Negara akan tidak berlaku lagi
apabila yang bersangkutan kehilangan status kewarganegaraanya.
c) Hak asasi manusia bersifat universal dan berlaku dimanapun, dimanapun ia berada,
tanpa batasan sudah dipastikan ia memiliki haknya. Sedangkan, Hak warga Negara
terbatas hanya berlaku dimana ia tinggal.
2. Saat ini banyak sekali kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia baik yang bersifat ringan
maupun berat. Kondisi tersebut tentu saja merupakan sebuah paradoks dari hukum positif kita
yang sudah menjamin keberadaan HAM di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut !
a. Jelaskan faktor-faktor penyebab masih munculnya pelanggaran HAM di Indonesia!
b. Bagaimana cara mengatasi permasalahan pelanggaran HAM di Indonesia?
c. Dalam pandangan anda, bagaimana hubungan peran pemerintah dengan masyarakat dalam
proses penegakkan hak asasi manusia di Indonesia?
a. Faktor internal
a. Egois
sikap egoisme pelanggar berpotensi menyebabkan terjadinya kasus
pelanggaran HAM. Hal ini di karenakan pelanggar merasa
kepentingannya lebih utama di bandingkan yang lainnya.
b. Intoleransi yang tinggi
Di dalam negara yang beragam dan heterogen, sikap intoleransi menjadi
ancaman terwujudnya kestabilan nasional. Sikap ini menimbulkan
diskrimanis antara suku, ras, atau agama.
c. Kurangnya rasa empati
Nilai-nilai HAM sangat berkaitan dengan rasa kemanusiaan. Jika
seseorang kehilangan atau kurang memiliki rasa empati dan
kemanusiaan, maka berpotensi melakukan pelanggaran HAM.
b. Faktor eksternal
a. Penyalahgunaan kekuasaan
Penyalahgunaan kekuasaan dari penguasa sangat rentan mengakibatkan
pelanggaran HAM.
b. Sistem hukum yang tidak berjalan
Sistem hukum yang lemah dan tidak berjalan akan mengurangi
ketegasan penegak hukum terhadap para pelanggar HAM. Membuat
semakin banyak pelanggar HAM terjadi karena tidak ada penanganan
cepat dan tepat.
c. Penyalahgunaan teknologi
Teknologi tidak hanya memberikan dampak positif saja, tetapi
menimbulkan dampak negatif jika disalahgunakan. Integrasi besar-
besaran menggunakan komputerisasi sekarag melahirkan munculnya
jenis kejahatan baru seperti tindakan pembobolan elektronik dan
sabotase.
b) Cara mengatasi pelanggaran HAM di Indonesia
Tindakan terbaik dalam penegakan HAM adalah dengan mencegah timbulnya semua
faktor penyebab dari pelanggaran HAM. untuk mengatasi permasalahan HAM telah
dibuktikan dalam wujud diadakannya peradilan Adhoc bagi para pelanggar HAM.
Dalam upaya mengawasi dan mengontrol penegakan HAM masyarakat yaitu melalui
pembentukan Lembaga Swadaya Masyarakat termasuk di dalamnya YLBHI (Yayasan
Lembaga Bantuan Hukum Indonesia). Agar penegakan HAM di Indonesia dapat
berjalan secara efisien dan efektif maka diperlukan adanya semangat para
penyelenggara Negara, para pemimpin pemerintahan, dan seluruh lapisan masyarakat
untuk bersama-sama dan saling bahu-membahu dalam penegakan HAM. Dalam
proses peradilan terhadap pelanggar HAM dirasakan masih terjadi adanya kontroversi.
Sikap kontroversi terhadap keputusan pengadilan HAM bukan sebatas pada level
local, tetapi dalam skala lebih luas, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
4. Saat ini sering terjadi berbagai kasus pelanggaran hukum di sekolah, misalnya kasus bullying yang
dilakukan oleh siswa kepada siswa lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut, bagaimana cara untuk
mencegah terjadinya kasus tersebut di sekolah?
Bullying atau penindasan di sekolah dapat memengaruhi anak Anda dalam beberapa cara.
Tidak hanya berdampak negatif pada lingkungan sosial, tetapi juga menciptakan suasana
ketakutan di kalangan siswa.
Bullying juga berdampak pada pembelajaran, terlepas dari apakah anak Anda menjadi
target bullying atau hanya seorang saksi. Jadi, kebutuhan untuk mengatasi penindasan itu
penting.
Banyak cara untuk mencegah terjadinya kasus tersebut di sekolah saya jabarkan
1. dari sudut pihak sekolah (kepala sekolah/guru) beberapa cara untuk mencegah kasus
bullying diantaranya:
a. Sosialisasi pemahaman perundungan di lingkungan sekolah : Hal penting yang
menjadi dasar dalam pencegahan perundungan adalah pemahaman terkait
perundungan itu sendiri. Terutama efek perundungan yang bisa menimbulkan trauma
hingga dewasa.. Satuan pendidikan harus bisa memberikan pemahaman mengenai
perundungan kepada seluruh warga sekolah, baik guru, tenaga kependidikan, hingga
peserta didik. Pemahaman terkait perundungan dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti
amanat pembina saat upacara, edukasi perundungan oleh guru di dalam kelas, ataupun
membuat poster-poster terkait perundungan yang dipajang di lingkungan sekolah.
b. Sensitif terhadap situasi dan kebutuhan korban : Seluruh komponen warga sekolah
juga harus dilatih untuk memiliki rasa simpati dan juga empati kepada warga sekolah
lainnya. Salah satunya adalah dengan memperhatikan ciri-ciri seseorang yang
mengalami perundungan dan menawarkan bantuan yang sesuai. Ciri-ciri korban
perundungan seperti sering cemas, sering menyendiri, tidak percaya diri, ataupun
memiliki luka fisik/memar di tubuhnya. Jika melihat tanda-tanda seperti itu, lakukan
pendekatan dengan korban untuk mengetahui detail perundungan lebih lanjut. Setelah
itu, beri ia dukungan agar bisa bangkit melawan perundungan yang dialami.
c. Membuat kebijakan terkait aksi perundungan : Karena maraknya perundungan
yang berakhir damai dan kurangnya mempertimbangkan efek psikologis korban, maka
satuan pendidikan harus bisa membuat kebijakan, aturan, dan juga sanksi yang tegas
terkait aksi perundungan yang ada di lingkungan sekolah. Salah satunya adalah dengan
menetapkan mekanisme penanganan kasus yang tepat di sekolah. Selain itu, satuan
pendidikan juga wajib tegas dan tidak pandang bulu dalam menindak pelaku
perundungan. Hal ini guna membuat calon-calon pelaku perundungan berpikir dua
kali untuk melakukan tindakan pengecut tersebut.
d. Memastikan jalur komunikasi yang terbuka untuk pelaporan kasus :Ketika ada
perundungan terjadi sekolah seringkali terlambat mengetahui atau merespon. Karena
itu, satuan pendidikan perlu memiliki sistem mekanisme pelaporan kasus perundungan
yang ada di lingkungannya.
e. Mengadakan kegiatan anti perundungan : Satuan pendidikan bisa memulai
program sekolah yang menyebarkan pesan dan perilaku kebaikan untuk membangun
norma yang menentang perundungan. Program-program tersebut dapat dimasukkan
ke dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler. Contoh kegiatan anti
perundungan yang dapat dilakukan seperti Antibullying Day, pentas seni,
penandatanganan deklarasi anti perundungan oleh seluruh warga sekolah, ataupun ide-
ide kreatif lainnya. Cara sekolah mencegah bullying tentunya akan sukses dan berhasil
apabila seluruh ekosistem sekolah turut mendukung. Selain itu, lingkungan terdekat
warga sekolah juga berperan penting dengan menanamkan nilai-nilai positif dalam
bermasyarakat.
2. Dari pihak siswa (korban perundungan)
Tindakan bullying biasanya dilakukan karena rasa iri terhadap korban, salah satu cara
agar pelaku bullying diantaranya :
a. percaya diri,
b. berteman dengan banyak orang
c. mengukir prestasi,
d. tidak takut/sedih
e. dan jika ada yang berperilaku melakukan tindakan bullying segera melaporkan
kepada pihak sekolah
3. Dari pihak orang tua
a. berperan sebagai penyemangat
b. berperan sebagai pendengar yang baik
c. berperan melindungi
d. berperan sebagai penengah (tidak memanas-manasi)
pada akhirnya, kepedulian pihak sekolah, siswa, dan orang tua dapat
menjalankan peran masing-masing dan turut andil dalam mencegah tindakan bullying
dikarenakan terdapatnya kerjasama dari berbagai pihak dapat meminimalisir kasus
perundungan atau bullying.
5. Mengapa sekolah harus dijadikan sebagai laboratorium demokrasi? Serta bagaimana menjadikan
sekolah bersuasana demokratis?
Sekolah merupakan sebuah komunitas sebagai bagian integral dari masyarakat. Sekolah
dalam Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 disebut “satuan pendidikan” Sekolah dasar (SD)
sebagai satuan pendidikan merupakan suatu entity (satuan utuh) wahana pendidikan nasional yang
berfungsi mewujudkan proses pendidikan secara utuh dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional. Untuk itu maka proses pendidikan dalam bentuk proses pembelajaran yang
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik dalam lingkungan belajar yang
demokratis. Lingkungan belajar yang demokratis perlu diwujudkan dalam satuan pendidikan
secara utuh dalam kerangka peningkatan mute pendidikan berbasis sekolah.
Situasi sekolah dan kelas dikembangkan demikian rupa sebagai “democratic laboratory
atau lab demokrasi dengan lingkungan sekolah yang diperlukan sebagai “micro cosmos of
democracy atau lingkungan kehidupan yang demokratis dan memperlakukan masyarakat luas
sebagai “open global classroom” atau sebagai kelas global yang terbuka. Dengan cara itu, akan
memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi dalam situasi yang demokratis dan untuk tujuan
melatih diri sebagai warga Negara yang demokratis dan membangun kehidupan yang lebih
demokratis. Itulah makna dari konsep “learning democracy, in democracy, and for democracy”.
Dalam konteks pendidikan formal, khususnya pada jenjang pendidikan dasar, sekolah
seyogianya dikembangkan sebagai pranata atau tatanan social-pedagogis yang kondusif atau
memberi suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik, oleh karena
itu, sekolah sebagai bagian internal dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang mampu memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran demokratis. Dengan demikian secara bertahap sekolah akan menjadi komunitas
yang memiliki budaya yang berintikan pengakuan dan penghormatan terhadap hak dan kewajiban
serta keharmonisan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat yang tertib, adil, dan berkeadaban.
Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah
adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersisi jamak. Sifat
multidimensionalnya itu, antara lain terletak pada berikut.
1. Pandangannya yang pluralistik-uniter (bermacam-macam, tetapi menyatu dalam pengertian
Bhineka Tunggal Ika.
2. Sikapnya dalam menempatkan individu, Negara, dan masyarakat global secara harmonis.
3. Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasan (spiritual, rasional, emosional,
dan social.
4. Konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka, fleksibel atau
luwes, dan bervariasi merujuk kepada dimensi tujuannya.