Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL MANDIRI (TTM) 2

Kode/Mata Kuliah : PDGK 4201 / Pendidikan Kewarganegaraan di SD


Nama Tutor : Tini Sugiartini, M.Pd

Nama : ANDRY RAHARJA


NIM : 857476286
Kelas : F
Pokjar : SMA PGRI MAJALENGKA
tanggal pelaksanaan : 21 Mei 2022

1. Perbedaan hak asasi manusia dengan hak warga negara adalah:


a. Hak asasi manusia bersifat kodrat artinya diberikan oleh Tuhan sejak
manusia lahir sedangkan hak warga negara diberikan oleh pemerintahan
suatu negara kepada warganya.
b. Hak asasi manusia bersifat hakiki merupakan hak yang melekat pada diri
setiap pribadi manusia tanpa melihat latar belakang kehidupan dan status
sosialnya sedangkan hak warga negara merupakan seperangkat hak yang
melekat dalam diri manusia dalam keberadaannya sebagai anggota dari
sebuah negara.
c. Hak asasi manusia sifatnya universal, berlaku umum, tidak membeda-
bedakan yang satu dengan yang lainnya, dan tidak dibatasi status
kewarganegaraan seseorang. sedangkan hak warga negara Dibatasi oleh
status kewarganegaraannya.
d. Hal asasi manusia tidak dapat dicabut sedangkan hak warga negara bisa
dicabut oleh negaranya..
e. Hak asasi manusia tidak dapat dibagi atau tidak dapat diwakili atau
dialihkan kepada orang lain sedangkan hak warga negara dapat dibagi atau
dapat diwakili atau dialihkan kepada orang lain.

2. a. Faktor-faktor penyebab munculnya pelanggaran HAM di Indonesia:


Faktor internal meliputi:
1. Sikap egois dan mementingkan diri sendiri.
Sikap ini membuat seseorang selalu menuntut haknya tanpa melaksanakan
kewajibannya. Sikap ini menyebabkan individu melakukan tindakan yang
melanggar hak orang lain asalkan keinginannya terpenuhi.

2. Memiliki kesadaran yang rendah terhadap HAM.


Rendahnya kesadaran HAM pada individu dapat menimbulkan perilaku
sewenang-wenang. Sikap ini menurut Lubis dan Sodeli berkaitan dengan
sikap tidak mau tahu. Hal ini tentu dapat menimbulkan perilaku yang
melanggar HAM, dimana pelakunya tidak mau tahu terhadap hak-hak orang
lain.
3. Tidak memiliki sikap toleransi
Sikap toleransi perlu dimiliki oleh setiap orang untuk bisa menghargai dan
menghormati orang lain. Pada individu yang kurang atau bahkan tidak
memiliki sikap toleransi, tentu tidak bisa menghargai orang lain. Sikap ini
akan berujung pada perilaku diskriminatif.

Faktor eksternal meliputi:


1. Kesenjangan sosial dan ekonomi
Perbedaan tingkat sosial dan ekonomi antar masyarakat dapat memicu
pelanggaran HAM. Sebagai contoh, orang yang memiliki jabatan tinggi
berlaku sewenang-wenang dengan orang yang tidak memiliki jabatan. Disisi
lain ada pula kasus saat orang tidak berpunya merampok dan membunuh
orang yang dianggapnya punya banyak harta. Hal ini disebabkan oleh
adanya kesenjangan sosial dan ekonomi.
2. Penyalahgunaan kekuasaan
Penyalahgunaan kekuasaan merujuk pada pejabat di pemerintahan maupun
sektor lainnya seperti sekolah atau perusahaan. Orang-orang yang memiliki
kekuasaan lebih mudah melakukan tindakan sewenang-wenang yang
berujung pada pelanggaran hak orang-orang yang tidak memiliki kekuasaan.
Sebagai contoh, pengusaha yang tidak peduli dengan hak-hak buruh atau
suatu negara yang pemerintahannya dipimpin oleh ditaktor.
3. Penyalahgunaan teknologi
Teknologi memang bermanfaat baik untuk manusia, disisi lain juga dapat
menimbulkan dampak negatif salah satunya melanggar HAM. Sebagai
contoh, penyalahgunaan teknologi di industri misalnya. Apabila
disalahgunakan teknologi industri bisa berdampak buruk pada lingkungan.
Lingkungan yang kotor berdampak buruk pada kesehatan banyak orang.
Padahal setiap orang berhak untuk hidup di lingkungan yang sehat. Contoh
lainnya penyalahgunaan teknologi komunikasi seperti internet. Saat ini tidak
asing lagi mendengar kasus perundungan, penipuan, pencurian, atau
diskriminasi yang terjadi di platform online.
4. Aparat penegak hukum tidak tegas
Ketidaktegasan aparat penegak hukum dapat menyebabkan kejadian
pelanggaran HAM tidak ditangani dengan baik. Pelaku pelanggaran HAM
tidak dihukum sebagaimana mestinya atau dihukum tanpa meninggalkan
efek jera. Hal ini kemudian berkaitan dengan terulangnya kembali kasus
pelanggaran HAM serupa di masyarakat.
b. Bagaimana cara mengatasi permasalahan pelanggaran HAM di Indonesia?
1. Membentuk Komnas HAM.
2. Membentuk Komnas Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
3. Membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
4. Pengadilan HAM.

c. Dalam pandangan saya tentang hubungan peran pemerintah dengan


masyarakat dalam proses penegakkan hak asasi manusia di Indonesia:
Dalam penegakan dan perlindungan HAM ini, pemerintah menyusun
peraturan perundag-undangan yang melindungi hak warga negara yaitu
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
Selain adanya payung hukum, upaya pemerintah dalam penegakan HAM juga
dapat kita lihat dari pembentukan Lembaga Perlindungan HAM seperti
Departemen Hukum dan HAM, Komnas HAM, Lembaga Peradilan, Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi serta Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan.

Namun upaya pemerintah ini tidak akan berhasil melindungi hak asasi
manusia tanpa partisipasi masyarakat.

Masyarakat ikut serta mengawal penegakan HAM dengan lembaga


perlindungan HAM yang dibuat oleh masyarakat yang biasanya kita sebut
sebagai LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) misalnya YLBHI (Yayasan
Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) dan sebagainya.

Masyarakat juga harus ikut serta mengawal dan mensosialisasikan HAM,


seperti dengan melaporkan tindak pelanggaran HAM yang terjadi ke aparat
hukum.

3. a. Empat unsur hukum:


1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat.
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

b. Klasifikasi/penggolongan hukum:
1. Hukum berdasarkan sumbernya :
a. Hukum Undang-undang: yaitu hukum yang tercantum dalam
peraturan perundang-undangan.
b. Hukum Kebiasaan (adat) : yaitu hukum yang terletak di dalam
peraturan-peraturan kebiasaan (adat)
c. Hukum traktat : yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di
dalam suatu perjanjian antar negara.
d. Hukum Yurisprudensi : yaitu hukum yang terbentuk karena
keputusan hakim
2. Hukum berdasarkan bentuknya :
a. Hukum Tertulis: yaitu hukum yang dicantumkan dalam peraturan
perundang-undangan.
b. Hukum Tak Tertulis: yaitu hukum yang masih hidup dalam
keyakinan masyarakat, tetapi tidak tertulis. (disebut hukum
kebiasaan)
c. Hukum traktat: yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di
dalam suatu perjanjian antar negara.
3. Hukum berdasarkan waktu berlakunya :
a. Hukum Constitutum (Hukum Positif): yaitu hukum yang berlaku
pada waktu yang akan datang.
b. Hukum Constituendum: yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada
waktu yang akan datang.
c. Hukum Asasi (Alam): yaitu hukum yang berlaku dimana-mana
dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini
takmengenal batas waktu melainkan berlaku untuk selamanya
(abadi) terhadap siapa pun juga di seluruh tempat.
4. Hukum berdasarkan isinya :
a. Hukum publik : yaitu aturan hukum yang mengatur kepentingan
umum atau aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara:
- Negara dengan orang, dalam hal misalnya hukum pidana.
- Negara dengan alat perlengkapannya, yaitu hukum yang
mengatur hubungan pemerintah pusat dengan berbagai
pemerintah daerahnya.
- Negara yang satu dengan negara yang lain, yang diatur dalam
hukum internasional.
b. Hukum privat atau hukum sipil : yaitu aturan hukum yang mengatur
kepentingan perseorangan atau dapat dikatakan sebgai aturan
hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan
orang lainnya.

4. Cara mencegah terjadinya kasus Bulying di sekolah:


a. Membentuk nilai persahabatan antar siswa.
Pembentukan nilai-nilai persahabatan sejak dini sangat penting dilakukan di
lingkungan sekolah agar tercipta hubungan pertemanan dan memunculkan
semangat kolaborasi yang saling menghargai diantara murid-murid di sekolah,
dengan sendirinya, hal ini akan menjauhkan mereka dari kekerasan.

b. Memberdayakan siswa untuk memeiliki jiwa sosial, aktif, dan berprestasi


Bullying sering dikaitkan dengan ego seseorang untuk mendapatkan sebuah
pengakuan akan eksistensi dan dominasi dalam komunitasnya. Maka dari itu,
para guru sebaiknya mendorong siswa untuk meningkatkan kapasitas dirinya
melalui hal-hal positif seperti kegiatan sosial dan prestasi di sekolah daripada
melakukan tindakan bullying.

c. Membangun Komunikasi efektif


Komunikasi efektif antara guru dan murid sangat penting, hal ini menjadi dasar
keharmonisan hubungan di lingkungan satuan pendidikan, karena dengan
komunikasi yang efektif berguna untuk membantu siswa agar mau berbagi
masalah dengan guru mengenai permasalahan yang mereka alami. Siswa usia
sekolah berada dalam masa pembentukan karakter dan kepribadian sosial,
sehingga semua pihak yang memiliki hubungan langsung dengan keberadaan
siswa di sekolah bertanggung jawab untuk mendampingi, membina, dan
mendidik mereka.

5. Sekolah harus dijadikan sebagai laboratorium demokrasi?


Pendidikan kewarganegaraan sebagai muatan kurikuler termasuk dalam
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian diberikan melalui
muatan dan/atau kegiatan kewarganegaraan secara tersendiri dan/atau kegiatan
agama, akhlak mulia, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani secara holistik.
Setiap mata pelajaran dilaksanakan secara holistik atau menyeluruh-utuh
sehingga pembelajaran masing-masing kelompok mempengaruhi pemahaman
dan/atau penghayatan peserta didik. Dalam konteks itulah maka perlu dilakukan
upaya sistematis dan sistemik untuk menjadikan sebagai laboratorium demokrasi
melalui Pendidikan Kewarganegaraan.

Untuk menjadikan sekolah bersuasana demokratis situasi sekolah dan kelas


dikembangkan sedemikian rupa sebagai democratic laboratory atau lab demokrasi
dengan lingkungan sekolah yang diperlakukan sebagai micro cosmos demokraci
dan memperlakukan masyarakat luas sebagai open global classroom. Atau
sebagai kelas global terbuka. Dengan cara itu, akan memungkinkan siswa dapat
belajar demokrasi dalam situasi yang demokratis dan untuk tujuan melaitih diri
sebagai warga negara yang demokratis.

Anda mungkin juga menyukai