Disusun Oleh :
Universitas Brawijaya
Malang
2020
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan nikmat-Nyalah
saya dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah Kewarganegaraan ini, yang diberikan oleh
Bapak Slamet Thohari selaku dosen Kewarganegaraan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga
agar setiap mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah ini berjudul “ Hak
Asasi Manusia Dan Pancasila, Toleransi dan Bagaimana Hidup Bernegara “
Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari beberapa buku
yang membahas tentang materi yang berkaitan dan juga melalui media internet. Saya sebagai
penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara
langsung untuk mengucapkannya.
Saya menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan saya
yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak sekali
kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh karena itu saya mengucapkan mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Saya mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Kata Pengantar………………………………………………………………………..
Daftar Isi...…………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) dan Aturan dalam Pancasila …………
2.2 Contoh-Contoh Pelanggaraan HAM di Indonesia ……………………………
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….....
3.2 Saran…………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...
BAB I
Pendahuluan
Provinsi Papua Irian Jaya masih diberi label sebagai daerah bermasalah daerah konflik
bahkan juga tercatat sebagai daerah konflik bersenjata bernuansa kekerasan terlama di Indonesia
Mengapa demikian karena,. Konflik terjadi karena adanya perbedaan pemahaman kepentingan
dan ideologi di antara masyarakat dan negara.
maka dapat diasumsikan bahwa konflik di Papua juga disebabkan oleh adanya perbedaan
mendasar di antara pihak pihak yang berkonflik baik dalam memahami akar persoalan di Papua
mempertahankan atau memperebutkan kepentingan kepentingan tertentu.
Berdasarkan hasil pengamatan saya konflik Papua yang dilakukan secara sederhana telah
berasal dari dua kubu, Dalam konflik di Papua yaitu negara Pemerintah Pusat dan Daerah dan
masyarakat Papua.
Simplifikasi ini untuk menegaskan bahwa konflik yang terjadi sangat dipengaruhi oleh
perbedaan kepentingan dan pemahaman di antara pemerintah dan masyarakat Perbedaan ini
dikenal dengan nama konflik vertikal Konflik di Papua bukan hanya bersifat vertikal melainkan
juga bersifat horizontal berupa perpecahan dan pertentangan yang terjadi di kalangan masyarakat
Papua Namun tidak semua pemicu konflik horizontal berasal dari masyarakat Papua karena ada
juga konflik yang disebabkan oleh campur tangan pemerintah pusat maupun elit Papua sendiri.
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
HAM adalah hak hak yang telah dipunyai seseorang sejak dalam lahir. Menurut John Locke,
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai
hak yang kodrati. Oleh karena itu tidak ada kekuasaan apapun di dunia ini yang dapat
mencabutnya. Hak ini sifatnya sangat mendasar bagi kehidupan manusia.
Menurut Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Hak Asasi Manusia
merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal.
c. Pasal 30 ayat 1 : Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan Negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang
beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
Di Papua dimana kondisi hak-hak sosial dan keamanan masih buruk, karena rakyat papua tidak
merasakan kehadiran Pemerintah dalam kehidupan mereka dan juga Mereka marah
Pemerintah tidak mengontrol aktivitas penembangan liar oleh perusahaan. Dan masalah hak
sosial dan ekonomi. Hak atas pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan ketimpangan menjadi
masalah, termasuk ketiadaan informasi yang jelas kepada masyarakat Papua atas berbagai
jaminan dan bantuan hak sosial tersebut. Banyak bantuan cenderung tidak tepat sasaran dan
jumlahnya cenderung tidak tepat sesuai janji. Kondisi ekonomi juga masih rentan, dimana
terdapat ketimpangan yang cukup serius masalah hak atas lingkungan hidup, hak atas tanah, air
dan Pengakuan (hak) Masyarakat Adat. Masalah ini bisa dikatakan masalah yang meningkat
tajam setelah di sahkan Omnibus Law di sahkan.
kasus-kasus lainnya Selain kasus-kasus besar diatas, terjadi juga pelanggaran Hak Asasi
Manusia seperti dilingkungan keluarga, dilingkungan sekolah atau pun dilingkungan
masyarakat.
Tawuran antar kelompok atau antarsuku. Perbuatan main hakim sendiri terhadap seorang
pencuri atau anggota masyarakat yang tertangkap basah melakukan perbuatan
asusila.Merusak sarana/fasilitas umum karena kecewa atau tidak puas dengan kebijakan
yang ada seperti waktu demo hal ini jelas sangat merugikan masyarakat maupun
Pemerintah,
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa jangan menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan
dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang
dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan
diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan
melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang
pengadilan HAM.
3.2 Saran-saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM
kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain
jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita
dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu
menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain.