Anda di halaman 1dari 4

Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia

A. Makna Hak dan Kewajiban Asasi Manusia


1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Pengertian HAM Menurut para Ahli Dan Kewajiban Asasi Manusia


a. John Locke" Hak Asasi Manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara
kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat (bersifat
mutlak)."
b. Prof. Koentjoro Poerbopranoto (1976). "Hak asasi manusia adalah hak yang bersifat
asasi. Artinya, hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat
dipisahkan dari hakikatnya sehingga bersifat suci."
c. Miriam Budiardjo. "Berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki
manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahirannya di
dalam kehidupan masyarakat. Dianggap bahwa beberapa hak itu dimilikinya tanpa
perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama, kelamin dan karena itu bersifat universal. "
d. C. de Rover. HAM adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia.
Hakhak tersebut bersifat universal dan dimiliki setiap orang, kaya maupun miskin,
laki-laki ataupun perempuan. Hak-hak tersebut mungkin saja dilanggar, tetapi tidak
pernah dapat dihapuskan. Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang
dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi
manusia dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah,
dan setiap orang. Hak asasi manusia bersifat universal dan abadi
Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999,
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Jan Materson, anggota
Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa, Mengartikan HAM sebagai hak-hak
yang melekat dalam diri manusia, dan tanpa hak itu manusia tidak dapat hidup sebagai
manusia. Dari pengertian tersebut, maka pada hakikatnya dalam HAM terkandung dua
makna:
a) HAM merupakan hak alamiah yang melekat dalam diri setiap manusia sejak ia
dilahirkan ke dunia. Hak alamiah adalah hak yang sesuai dengan kodrat manusia sebagai
insan merdeka yang berakal budi dan berperikemanusiaan. Tidak ada seorang pun yang
diperkenankan merampas hak tersebut dari tangan pemiliknya. Hal ini tidak berarti
bahwa HAM bersifat mutlak tanpa pembatasan karena batas HAM seseorang adalah
HAM yang melekat pada orang lain. Bila HAM dicabut dari tangan pemiliknya,
manusia akan kehilangan eksistensinya sebagai manusia.
b) HAM merupakan instrumen atau alat untuk menjaga harkat dan martabat manusia sesuai
dengan kodrat kemanusiannya yang luhur. Tanpa HAM manusia tidak akan dapat hidup
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiannya sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna.

Dibandingkan dengan hak-hak yang lain, hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus
sebagai berikut:
a. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua umat manusia yang
sudah ada sejak lahir.
b. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang
status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya.
c. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan
kepada pihak lain.
d. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak
sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya.

Hak asasi manusia merupakan hak yang dimiliki oleh manusia, yang tidak dapat
dilanggar dan dipisahkan. Hak asasi manusia bersumber pada pokok pikirannya yang terdapat
dalam kitab suci yang menyatakan bahwa manusia diciptakan Tuhan dengan hak dan
kewajiban yang sama. Tuhan melarang memperlakukan manusia dengan sewenang-wenang.
Tuhan tidak membeda-bedakan manusia dari warna kulit, kaya dan miskin. Tuhan
membedakan manusia dari tingkat keimanan dan ketaqwaannya. Sebenarnya yang
membedakan manusia karena warna kulit, kaya dan miskin adalah manusia itu sendiri.
Dengan demikian, Tuhan sendiri mengakui dan menjamin keberadaan hak asasi
manusia tersebut. Pengakuan terhadap hak asasi manusia pada hakikatnya merupakan
penghargaan atau pengakuan terhadap segala potensi dan harga diri manusia menurut
kodratnya. Kendati pun demikian, tidaklah boleh kita lupakan bahwa hakikat tadi tidak hanya
mengundang hak untuk menikmati kehidupan secara kodrati. Sebab dalam hakikat kodrati
itupun terkandung kewajiban pada diri manusia tersebut. Tuhan memberikan kepada manusia
sejumlah hak dasar tadi dengan kewajiban membina dan menyempurnakannya.

2. Makna Kewajiban Asasi Manusia


Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, kewajiban asasi dapat
diartikan sebagai kewajiban dasar setiap manusia. Ketentuan pasal 1 ayat (2) Undang-
Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan, kewajiban dasar
manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan
terlaksananya dan tegaknya hak asasi manusia.
Hak dan kewajiban asasi merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya
memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab-akibat. Seseorang mendapatkan haknya
dikarenakan kewajiban yang dimiliki. Misalnya, Seorang pekerja mendapatkan upah, setelah
dia melaksanakan pekerjaan yang menjadi kewajibannya. Selain itu, hak yang didapatkan
seseorang sebagai akibat dari kewajiban yang dipenuhi oleh orang lain. Misalnya, seorang
pelajar mendapatkan ilmu pengetahuan pada mata pelajaran tertentu, sebagai salah satu akibat
dari dipenuhinya kewajiban oleh guru yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas.
Hak dan kewajiban asasi juga tidak dapat dipisahkan, karena bagaimana pun dari
kewajiban itulah muncul hak-hak dan sebaliknya. Akan tetapi, sering terjadi pertentangan
karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Misalnya, setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, akan tetapi, pada kenyataannya
banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya.
Hal ini disebabkan oleh terjadinya ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika
keseimbangan itu tidak ada maka akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Jika hak dan kewajiban terseebut telah terpenuhi dan seimbang, maka akan tercipta
kehidupan yang nyaman, tentram, aman dan sejahtera. Hal ini berbanding terbalik jika hak
dan kewajiban tersebut tidak seimbang yang akan menimbulkan suatu permasalahan dan
perselisihan. Jika masyarakat tersebut tidak bergerak untuk merubahnya, maka lambat laun
akan timbul permasalahan yang jauh lebih besar dan dapat menimbulkan kerugian bagi
banyak orang
B. Hubungan Hak Asasi Manusia dan Kewaajiban Manusia
Di Indonesia hak asasi manusia dan kewajiban diatur dalam undang – undang pasal 1
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan Pemerintahan,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”
“Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak
dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksananya dan tegaknya hak asasi manusia”
Hubungan antara hak asasi manusia dengan kewajiban asasi manusia merupakan hal yang
tidak dapat dipisahkan dan harus berjalan dengan seimbang. Sehingga ketika seseorang
menuntut haknya maka seseorang tersebut harus memenuhi kewajibannya.
1. Hubungan antara hak dan kewajiban asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan
secara singkat sebagai berikut:
Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama,
melaksanakan ibadah dan kewajiban untuk menghormati perbedaan agama.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama
untuk mendapat jaminan dan perlindungan hukum.
3. Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga negara
dengan semangat gotong royong, saling membantu, saling menghormati, rela berkorban,
dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan. Hal ini sesuai dengan prinsip hak asasi manusia bahwa hendaknya sesama
manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat
yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat
yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, atau pun intervensi yang membelenggu
hak-hak partisipasi masyarakat.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya
pada masyarakat

Anda mungkin juga menyukai