Anda di halaman 1dari 15

Ilmu hitung Matriks dan Macam” Matriks

Disusun oleh :

1. Viqi Velian Suhartawan (205060107111041)


2. Mochammad Drajad Nouvaliansyah (205060107111035)
3. Satrio Dwi Nugroho (205060101111027)

Universitas Brawijaya
Malang
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika dengan judul
“Ilmu Hitung Matriks dan Macam-macam matriks” di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas
mata kuliah Matematika.

Jayapura, 10 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Matriks ............................................................................................. 2
2.2 Pengertian ordo matriks................................................................................ 3
2.3 Macam-macam matriks ...............................................................................
3.0 Ilmu hitung matriks ............................................................................................. 5
BAB III PENUTUP........................................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
Bab 1
1.1 Latar Belakang

Matematika berasal dari bahasa latin Manthanein atau Mathema yang berarti
“belajar atau hal yang dipelajari”. Sedangkan matematika di dalam bahasa belanda
dikenal dengan sebutan wiskunde yang memiliki arti “ilmu pasti”. Jadi secara umum
dapat diartikan bahwa matematika merupakan sebuah ilmu pasti yang berkenaan
dengan penalaran.

Teori matriks merupakan salah satu cabang ilmu aljabar linier yang menjadi
pembahasan penting dalam ilmu matematika. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, aplikasi matriks banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik
dalam bidang matematika maupun ilmu terapannya.
Bab II
Pembahasan
3.1 Pengertian Matriks
Pengertian matriks adalah kumpulan bilangan (atau unsur) yang disusun menurut
baris dan kolom tertentu. Bilangan-bilangan yang disusun tersebut dinamakan eleme-
elemen atau komponen-komponen matriks. Nama sebuah matriks biasanya dinyatakan
dengan huruf kapital. Dalam sebuah matriks ada istilah ordo. Yang dimaksud dengan
ordo atau ukuran matriks adalah banyaknya baris x banyak kolom dalam sebuah
matriks.

Contoh :

 1 5 Baris I  2 7 1  Baris I
   
A 2 0 Baris II B   3 0 4  Baris II
3  4 5  2
 4  Baris III   Baris III

Kolom I Kolom II Kolom I Kolom II Kolom III

3.2 Pengertian ordo matriks ( ukuran matriks)

Ordo dari suatu matriks ditentukan oleh banyaknya baris dan banyaknya kolom dari
matriks itu

Jadi matriks A ordonya 3 X 2 , sedangkan matriks B ordonya 3 x 3


2.3 Macam-macam Matriks
Terdapat beberapa macam matriks, antara lain :

 Matriks Bujur sangkar


 Matriks Diagonal
 Matriks Identitas
 Matriks segitiga atas
 Matriks segitiga bawah
 Matriks sekalar
 Matriks Elementer

Matriks Bujur Sangkar adalah matriks yang banyaknya kolom (n) sama dengan
banyaknya baris(n).

Contoh : A(3.3) = 1 4 7
2 3 5 

6 7 2

Matriks Diagonal adalah matriks bujur sangkar yang semua elemennya sama dengan
nol, kecuali elemen pada diagonal utamanya.

Contoh :

1 0 0
B3x 3  0 3 0
0 0 2

Matriks identitas, dilambangkan dengan I, adalah matriks diagonal dengan semua


elemen diagonal = 1 dan elemen lainnya 0

Contoh :

1 0 0 0
0 1 0 0
I4x4 
0 0 1 0
 
0 0 0 1
Matriks Segitiga atas Adalah matriks persegi dimana elemen-elemen di bawah
diagonal utama = 0.

Contoh :

 5 3 4
 
D   0  2 2
0 0 1
 

Matriks Segitiga Bawah Adalah matriks persegi dimana elemen-elemen di atas


diagonal utama = 0.

Contoh :

1 0 0
 
B   5 1 0 
 6 7 6
 

Matriks Sekalar adalah diagonal yang elemen elemen pada diagonal utama sama
sedangkan elemen lainnya = 0.

Contoh :
5 0 0
 
C  0 5 0
0 0 5
 

Matriks Transpose Jika baris dan kolom suatu matriks dipertukarkan.

Contoh :

 1 5 7  Maka transpos dari matriks A adalah A’ atau At


jika A   
 4 2 6

 1 4
 
A   5 2  Jadi prinsip mencari transpos adalah baris dijadikan kolom
t

7 6
 
Matriks Elementer adalah sebuah matriks mxm yang diperoleh dengan melakukan
sebuah operasi baris elementer terhadap matriks identitas nxn.

Contoh

2 0
 ( ) adalah matriks elementer yang diperoleh dengan mengalikan baris
0 1
1 0
pertama matriks ( ) dengan 2
0 1

 adalah matriks elementer yang diperoleh dengan menjumlahkan -4


kali baris pertama pada baris ketiga dari matriks

 adalah matriks elemeter yang diperoleh dengan menukar posisi baris pertama
dengan baris ketiga dari matriks
2.4 Ilmu Hitung Matriks

A. Penjumlahan Matriks

Operasi hitung matriks pada penjumlahan memiliki syarat yang harus dipenuhi agar dua buah
matriks dapay dijumlahkan. Syarat dari dua buah matriks atau lebih dapat dijumlahkan jika
memiliki nilai ordo yang sama. Artinya, semua matriks yang dijumlahkan harus memiliki jumlah
baris dan kolom yang sama.

Matriks dengan jumlah baris 3 dan kolom 4 hanya bisa dijumlahkan dengan matriks dengan
jumlah baris 3 dan kolom 4. Matriks dengan jumlah baris 3 dan kolom 4 tidak bisa dijumlahkan
dengan matriks dengan jumlah baris 4 dan kolom 3. Kesimpulannya, jumlah baris dan kolom
antar dua matriks yang akan dijumlahkan harus sama.

sifat operasi penjumlahan matriks dapat dilihat pada gambar di bawah.

Selanjutnya, kita akan mempelajari cara melakukan operasi hitung penjumlahan dua buah matriks.
Penjelasan akan diberikan dalam bentuk contoh soal secara umum.
B. Pengurangan Matriks
Seperti halnya operasi hitung penjumlahan matriks, syarat agar dapat mengurangkan elemen-elemen
antar matriks adalah matriks harus memiliki nilai ordo yang sama. Cara melakukan operasi pengurangan
pada matriks dapat dilihat seperti cara di bawah.

Contoh cara melakukan operasi pengurangan pada matriks:

C. Perkalian Matriks
Perkalian matriks yang akan dibahas di bawah adalah perkalian matriks dengan skalar
dan perkalian matriks dengan matriks

Perkalian Matriks dengan Skalar


Cara melakukan operasi skalar pada matriks adalah dengan mengalikan semua elemen-elemen
matriks dengan skalarnya. Jika k adalah suatu konstanta dan A adalah matriks, maka cara
melakukan operasi perkalian skalar dapat dilihat melalui cara di bawah.
Contoh : Diketahui konstanta k = 2 dan sebuah matriks A dengan persamaan seperti di
bawah.

Maka hasil perkalian konstanta k dengan matriks A adalah sebagai berikut.

Operasi Perkalian Dua Matriks

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, syarat dua buah matriks dapat dikalikan jika
memiliki jumlah kolom matriks pertama yang sama dengan jumlah baris matriks ke dua.
Ordo matriks hasil perkalian dua matriks adalah jumlah baris pertama dikali jumlah
kolom ke dua.

Matriks A memiliki jumlah kolom sebanyak m dan jumlah baris r, matriks B memiliki
jumlah kolom sebanyak r dan jumlah baris m, hasil perkalian matriks A dan B adalah
matriks C dengan jumlah kolom m dan jumlah baris n.
Sifat-sifat matriks di atas dapat digunakan untuk memudahkan perhitungan dalam
melakukan operasi hitung matriks.
Sekarang, pembahasan kita masuk pada perkalian dua matriks. Untuk pembahasan
pertama kita akan mempelajari cara melakukan perkalian matriks dengan ukuran 2x2
dan matriks dengan ukuran 2x1.

Proses cara melakukan operasi perkalian matriksdengan ukuran 2x2 dan matriks
dengan ukuran 2x1 dapat disimak pada pembahasan di bawah.

Perkalian dua matriks AxB dapat diperoleh dengan cara di bawah.

Selanjutnya adalah perkalian dua matriks. Kedua matriks yang akan dioperasikan
sama-sama berukuran 2X2. Selengkapnya, simak pembahasan di bawah.

Maka perkalian dua matriks P.Q dapat diperoleh dengan cara di bawah.
Untuk lebih jelasnya akan ditunjukkan dari contoh soal operasi perkalian dua matriks
seperti yang ditunjukkan di bawah.

Maka

Contoh” soal lainnya


Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Matriks adalah kumpulan bilangan-bilangan yang diatur dalam baris-baris dan kolom-
kolom berbentuk persegi panjang serta termuat diantara sepasang tanda kurung. Jenis-
jenis matriks dapat dibedakan berdasarkan susunan elemen matriks dan berdasarkan
sifat dari operasi matriks.operasi pada matriks dapat dilakukan dengan cara
penjumlahan,pengurangan dan perkalian langsung. Dekomposisi matriks adalah
transformasi atau modifikasi dari suatu matriks menjadi matriks segitiga bawah (L) dan
atau matriks segitiga atas (U).
DAFTAR PUSTAKA

Herawati, Tri Dewi &. N.D. Matematika SMA. PT Grafindo Media Pratama.

Anda mungkin juga menyukai