Anda di halaman 1dari 34

Matriks

Pengertian Tentang Matriks


Operasi-Operasi Matriks
Putaran Matriks
Pengertian Dasar Matriks
Matrik adalah susunan teratur bilangan-bilangan dalam baris
dan kolom yang membentuk suatu susunan persegi panjang
yang kita perlakukan sebagai suatu kesatuan.

2 0 3
Contoh: 1 2 4  Bilangan ini bisa berupa
baris   bilangan nyata atau kompleks.
3 2 1 Kita akan melihat matriks
berisi bilangan nyata.

kolom

Notasi: Nama matriks: huruf besar cetak tebal,

Contoh:
 2 0 3
2 4 1 
A  1 2 4 B 
3 2 1  3 0 2 
Pengertian Dasar Matriks

Elemen Matriks
Isi suatu matriks disebut elemen matriks

Contoh:
2 4 1  2, 4, 1 dan 3, 0, 2 adalah elemen-emenen
B  matriks yang membentuk baris
 3 0 2 
2, 3 dan 4, 0, dan 1, 2 adalah elemen-elemen
matriks yang membentuk kolom
Ukuran Matriks
Secara umum suatu matrik terdiri dari b baris dan k kolom, sehingga
suatu matrik akan terdiri dari bk elemen-elemen
Ukuran matriks dinyatakan sebagai bk

Contoh:
2 4 1 
B  adalah matriks berukuran 23
 3 0 2 
Pengertian Dasar Matriks

Nama Khusus
Matriks dengan b = k disebut matriks bujur sangkar.
Matriks dengan k = 1 disebut matriks kolom atau vektor kolom.
Matriks dengan b = 1 disebut matriks baris atau vektor baris.
Matriks dengan b  k disebut matrik segi panjang

Notasi nama vektor: huruf kecil cetak tebal

Contoh:
 2 0 3 b = k = 3 b = 2, k = 3
2 4 1 
A  1 2 4 matriks bujur B  matriks segi
 3 0 2
3 2 1 sangkar 33 panjang 23

 2 k=1
p  q  3 2 4 b=1
 4 vektor kolom
vektor baris
Pengertian Dasar Matriks

Diagonal Utama

Secara umum, matriks A dapat kita tuliskan sebagai

 a11 a12  a1n 


a  a2n 
21 a22
A   abk 
   
 
am1 am 2  amn 

elemen-elemen a11 …amn disebut diagonal utama


Pengertian Dasar Matriks
Matriks Segitiga
Ada dua macam matriks segitiga yaitu
matriks segitiga bawah dan matriks segitiga atas
Matriks segitiga bawah adalah matriks yang elemen-elemen di atas
diagonal utamanya bernilai nol.

Matriks segitiga atas adalah matriks yang elemen-elemen di bawah


diagonal utamanya bernilai nol.
Contoh:

Matriks segitiga bawah : Matriks segitiga atas :

 2 0 0 2  2 1
T1   1 1 0 T2  0 1 3
 3 4 3 0 0 3
Pengertian Dasar Matriks

Matriks Diagonal

Matriks diagonal adalah matriks yang elemen-elemen di atas maupun


di bawah diagonal utamanya bernilai nol.

Contoh:
 2 0 0
D  0 1 0
0 0 0
Pengertian Dasar Matriks

Matriks Satuan

Jika semua elemen pada diagonal utama adalah 1, sedang elemen


yang lain adalah 0, matriks itu disebut matriks satuan.

Contoh:
1 0 0
A  0 1 0  I
0 0 1

Matriks Nol
Matriks nol, 0, yang berukuran mn adalah matriks yang
berukuran mn dengan semua elemennya bernilai nol.
Pengertian Dasar Matriks

Anak matriks atau sub-matriks


2 4 1 
Contoh: B 
 3 0 2 
Matriks B memiliki:

- Dua anak matriks 1 3 , yaitu: 2 4 1 3 0 2


2 4 1 
- Tiga anak matriks 2 1, yaitu: 3 0  2
     
- Enam anak matriks 1 1 yaitu: [2] , [4] , [1] , [3] , [0] , [2];

- Enam anak matriks 1 2 yaitu: 2 4 2 1 4 1


3 0 3 2 0 2
- Tiga anak matriks 22 yaitu: 2 4 2 1  4 1 
3 0  3 2 0 2
     
Pengertian Dasar Matriks

Matriks dapat dipandang sebagai tersusun dari anak-anak


matriks yang berupa vektor-vektor
Contoh:
 2 0 3  a1 
 
A  1 2 4 dapat kita pandang sebagai matriks A  a 2 
3 2 1 a3 
dengan anak-anak matriks berupa vektor baris
a1  2 0 3 a 2  1 2 4 a3  3 2 1
Contoh yang lain:

 2 0 3
A  1 2 4 dapat kita pandang sebagai matriks A  a1 a2 a3 
3 2 1 dengan anak-anak matriks yang berupa vektor kolom
2 0  3
a1  1  a 2  2 a3  4
3 2 1
Operasi Matriks, Kesamaan, Matriks Nol, Matriks negatif

Kesamaan Matriks
Dua matriks A dan B dikatakan sama jika dan hanya jika berukuran
sama dan elemen-elemen pada posisi yang sama juga sama.

Contoh: A=B

 2 4
Jika A   
 3 0 

 2 4
maka haruslah B    .

 3 0 
Operasi Matriks, Kesamaan, Matriks Nol, Matriks negatif

Matriks Negatif
Negatif dari matriks berukuran mn adalah matriks berukuran
mn yang diperoleh dengan mengalikan seluruh elemennya
dengan faktor (1). .

Contoh:
 2 4   2  4
A  A   
 3 0    3 0 
Operasi Matriks, Penjumlahan dan Pengurangan
Penjumlahan
Penjumlahan dua matriks hanya didefinisikan
untuk matriks yang berukuran sama
Jumlah dari dua matriks A dan B yang masing-masing berukuran
mn adalah sebuah matriks C berukuran mn yang elemen-
elemennya merupakan jumlah dari elemen-elemen matriks A dan
B yang posisinya sama

Contoh:
 2 4
Jika A 
 3 0  3 7
maka A  B   
1 3  5 2 
B 
 2 2 

Sifat-sifat penjumlahan matriks:

AB  BA
A  B  C  A  B  C
Operasi Matriks, Penjumlahan dan Pengurangan

Pengurangan Matriks
Pengurangan matriks dapat dipandang sebagai
penjumlahan dengan matriks negatif

 2 4 1 3 
Contoh: A  B 
 3 0   2 2 

2 4   1  3 1 1 
AB      2  2  1  2
 3 0     

A  A  A  (A)  0

A0  A
Operasi Matriks, Penjumlahan dan Pengurangan
Perkalian Matriks
Perkalian antara dua matriks A dan B yaitu C = AB hanya terdefinisikan jika
banyak kolom matriks A sama dengan banyak baris matriks B.
Dalam perkalian matriks, urutan hatus diperhatikan.
Perkalian matriks tidak komutatif.
AB  BA
Jadi jika matriks A berukuran mn dan B berukuran pq
 a11 a12  a1n   a11 a12  a1q 
a a a22  a2q 
a 22  a 2 n 
A   21 B
21
       
   
a m1 a m 2  a mn  a p1 am 2  a pq 

maka perkalian AB hanya dapat dilakukan jika n = p.

Hasil kali matriks AB berupa matriks berukuran mq dengan nilai elemen
pada baris ke b kolom ke k merupakan hasil kali internal (dot product) vektor
baris ke b dari matriks A dan vektor kolom ke k dari matriks B
Operasi Matriks, Perkalian Matriks
Perkalian Matriks dengan Bilangan Skalar
Hasil kali suatu bilangan skalar a dengan matriks berukuran mn
adalah matriks berukuran mn yang seluruh elemennya bernilai a kali.
aA = Aa
Contoh:
2 2 1  2 2 1   4 4 2
2  1 3 2  1 3 2  2  2 6 4
3 2 3 3 2 3 6 4 6

Perkalian matriks dengan bilangan skalar ini mempunyai sifat-sifat


sebagai berikut
aA  B   aA  aB
a  bA  aA  bA
abA  abA
Operasi Matriks, Perkalian Matriks
Perkalian Internal Vektor (dot product)
Perkalian internal antara dua vektor a dan b yaitu c = ab hanya
terdefinisikan jika banyak kolom vektor a sama dengan banyak baris
vektor b.
Dalam perkalian internal vektor, urutan perkalian harus diperhatikan.

Contoh:  4
vektor baris: a  2 3 vektor kolom: b    2 baris
 3
2. kolom
perkalian internal dapat dilakukan
 4
c  a  b  2 3    2  4  3  3  17 
 3
Jika urutan dibalik, b : 1 kolom, a : 1 baris, perkalian juga dapat dilakukan
tetapi memberikan hasil yang berbeda
 4 4  2 4  3 8 12
d  b  a    2 3     
 
3  3  2 3  3   6 9 
Perkalian matriks tidak komutatif.
Operasi Matriks, Perkalian Matriks

Perkalian Matriks Dengan Vektor

Contoh:
2 1   2
Misalkan A    dan b  2 baris
 3 4   3
2 kolom dapat dikalikan

 a1   a1  b   2  2  1  3   7 
C  Ab    b  a  b      
a 2   2  3  2  4  3 18

Jika urutan perkalian dibalik, perkalian tidak dapat dilakukan


karena b terdiri dari satu kolom sedangkan A terdiri dari dua baris.
Operasi Matriks, Perkalian Matriks

Perkalian Dua Matriks Bujur Sangkar

Contoh: 2 1   4 2
A  dan B  baris = 2
 3 4   5 3 
kolom = 2
dapat dikalikan
a 
Matriks A kita pandang sebagai A   1 
a 2 
Matriks B kita pandang sebagai B  b1 b2 

a   a  b a1  b 2 
C  AB   1  b1 b 2    1 1 
a 2  a 2  b1 a 2  b 2 
 2  4  1  5 2  2  1  3  13 7 
   
3  4  4  5 3  2  4  3 32 18
Operasi Matriks, Perkalian Matriks

Perkalian dua matriks persegi panjang


Contoh:
1 2 
 2 4 3
A  dan B  4 3 baris = 3
1 3 2  2 3
kolom = 3 dapat dikalikan

1 2 
2 4 3  
C  AB    4 3 
1 3 2   2 3 
 
2  1  4  4  3  2 2  2  4  3  3  3
 
 1  1  3  4  2  2 1  2  3  3  2  3 
25 25
 
 17 17 
Operasi Matriks, Perkalian Matriks

Pernyataan matriks dengan anak matriks pada contoh di atas adalah

a 
A   1 B  b1 b2 
a 2 

a   a  b a1  b 2 
sehingga C  AB   1  b1 b2    1 1 
a 2  a 2  b1 a 2  b 2 
,

Dalam operasi perkalian matriks:


matriks yang pertama kita susun dari anak matriks yang berupa
vektor baris .

matriks yang kedua kita susun dari anak matriks yang berupa
vektor kolom
Jadi perkalian matriks adalah perkalian dari baris ke kolom
Operasi Matriks, Perkalian Matriks

Sifat-sifat perkalian matriks

a. Asosiatif dan distributif terhadap penjumlahan

aAB  aAB   AaB


ABC  AB C
A  BC  AC  BC
CA  B  CA  CB
b. Tidak komutatif. Jika perkalian AB maupun BA terdefinisikan,
maka pada umumnya AB  BA

c. Hukum pembatalan tidak selalu berlaku.

Jika AB = 0 tidak selalu berakibat A = 0 atau B = 0.


Putaran Matriks

Putaran Matriks (Transposisi)

Putaran matriks atau transposisi dari matriks A berukuran m×n


adalah suatu matriks AT yang berukuran n×m dengan kolom-
kolom matriks A sebagai baris-barisnya yang berarti pula bahwa
baris-baris matriks A menjadi kolom-kolom matriks AT

 a11 a12  a1n 


a  a2n 
21 a22
Jika A    abk 
   
 
am1 am 2  amn 

 a11 a21  am1 


a a22  am 2 
maka A  
T

12
  
 
 a pq
 
a1n a2n  amn 
Putaran Matriks

Putaran Vektor Baris Dan Vektor Kolom

Putaran vektor baris akan menjadi vektor kolom.


Sebaliknya putaran vektor kolom akan menjadi vektor baris.

Contoh:  2
a  2 4 3  aT  4
3

5 
b  4  bT  5 4 3
3
Putaran Matriks

Putaran Jumlah Dua Vektor Baris

Putaran jumlah dua vektor baris sama dengan


jumlah putaran masing-masing vektor

Contoh:

Jika a  2 4 3 dan b  1 3 2

maka a  b  3 7 5
 3   2  1 
a  b T  7  4  3  aT  bT
5 3 2

Secara umum : a  b T  aT  bT
Putaran Matriks

Putaran Hasil Kali Vektor Baris Dan Vektor Kolom

Putaran hasil kali vektor baris dengan vektor kolom atau vektor
kolom dengan vektor baris, sama dengan hasil kali putaran
masing-masing dengan urutan dibalik

Contoh:
1 
Jika a  2 4 3 dan b  3
2
maka ab  2  1  4  3  3  2
 2
abT  2  1  4  3  3  2  1 3 2 4  bTaT
3
Putaran Matriks

Contoh:

 2
Jika a  4 dan b  1 3 2
3

 2  1 2  3 2  2
maka ab  4  1 4  3 4  2
 
3  1 3  3 3  2 

 2  1 4  1 3  1  1 
   
abT   2  3 4  3 3  3  3 2 4 3  bTaT
2  2 4  2 3  2 2

Secara umum : abT  bTaT


Putaran Matriks

Putaran Matriks Persegi Panjang

Contoh:

2 1 
 2 4 3
Jika A  maka A T  4 3
1 3 2 
3 2

 a1 
 
Jika matriks A dinyatakan
sebagai susunan dari A     maka AT  a1T  aTm
vektor baris
a m 

Jika matriks A  a1 
dinyatakan dengan A  a1 a2  am   
maka A    
T
vektor kolom a m 
Putaran Matriks

Putaran Jumlah Matriks


Putaran jumlah dua matriks sama dengan jumlah putaran masing-
masing matriks.
Hal ini telah kita lihat pada putaran jumlah vektor baris.

A  BT  AT  BT
Jika A  a1  a m  dan B  b1  b m 

maka A  B  a1  b1  a m  b m 

Dengan demikian

 a  b T   aT  b T   aT   b T 
 1 1   1 1
  1  1
A  B T               A  B
T T
a  b T  aT  b T  aT  b T 
 m m   m m   m   m 
Putaran Matriks
Putaran Hasil Kali Matriks
Putaran hasilkali dua matriks sama dengan hasil kali putaran
masing-masing dengan urutan yang dibalik. Hal ini telah kita lihat
pada putaran hasil kali vektor baris dan vektor kolom.

AB T  BT AT
 a1 
 
Jika A  
  dan B  b1  bn 
a m 
 a1  b1  a1  b n 
maka AB      
a m  b n  a m  b n 

Dengan demikian maka

 a1  b1  a1  b n   b1 
AB T           a1  a m   BT A T
a m  b n  a m  b n  b n 
Putaran Matriks

Matriks Simetris
Berkaitan dengan putaran matriks, kita mengenal kesimetrisan pada
matriks nyata.
Matriks simetris adalah matriks yang putarannya sama dengan
matriksnya sendiri. Jadi matriks A dikatakan simetris apabila
AT  A

Jika BT  B
dikatakan bahwa matriks B adalah simetris miring.

Karena dalam setiap putaran matriks nilai


elemen-elemen diagonal utama tidak berubah,
maka matriks simetris miring dapat terjadi jika
elemen diagonal utamanya bernilai nol.

Anda mungkin juga menyukai