Anda di halaman 1dari 35

Matriks

Kelompok 1 PSPM 22D


Aljabar Linear Elementer

Dosen Pengampu : Glory Indira D.


Purba S.Si., M.Pd.
Anggota Kelompok 1
4221111047 Salwa Silviyanti Asrizal

4223311044 Miranda Br Purba

4222411006 Rara Tri Ayu

4223311043 Abimanyu Pembayun

4223311030 Cindy Regina A K Sinaga


Pokok Bahasan
1 Matriks dan Operasi Matriks

2 Aturan – Aturan Ilmu Hitung Matriks

3 Matriks Elementer

4 Metode Mencari Invers Matriks

5 Persamaan dan Keterbalikan


Matriks dan Operasi Matriks
Pengertian Matriks

Matriks adalah jajaran bilangan real berbentuk persegi panjang bercirikan


dengan elemen-elemen penyusun yang diapit oleh tanda kurung siku [ ] atau tanda
kurung biasa ( ). Matriks dilambangkan dengan huruf besar sedangkan elemen
dilambangkan dengan huruf kecil. Ukuran sebuah matriks dinyatakan dalam satuan
ordo.
Matriks dan Operasi Matriks
Operasi Penjumlahan Matriks

Definisi : jika diberikan matriks-matriks A = [𝑎𝑖𝑗 ] dan 𝐵 [𝑏𝑖𝑗 ] yang masing-masing berukuran
m x n, maka A + B = [𝑎𝑖𝑗 + 𝑏𝑖𝑗 ]
Hasil jumlah dua matriks berukuran m x n tersebut berupa matriks berukuran m x n dengan
entri-entrinya merupakan penjumlahan entri-entri matriks A dan B yang bersesuaian.
Contoh:
Diberikan matriks-matriks A dan B yang masing-masing berukuran 2x4
0 1 2 −3 4 −2 1 −3
𝐴= ,𝐵 =
4 −2 1 −3 3 −4 8 −1

Hasil jumlahan A dan B adalah


0 + 4 1 + (−2) 2 + 1 −3 + (−3) 4 −1 3 −6
A+B= =
4 + 3 −2 + (−4) 1 + 8 −3 + (−1) 7 −6 9 −4
Matriks dan Operasi Matriks
Pada penjumlahan matriks melibatkan penjumlahan bilangan-
bilangan real pada masing-masing entrinya, maka sifat-sifat operasi
penjumlahan matriks juga dipengaruhi sifat-sifat operasi penjumlahan
bilangan real jika A, B, dan C adalah matriks-matriks yang ukurannya
sama maka berlaku:
(a) A + B = B +A
(b) (A + B) + C = A + (B + C)
(c) 0 + A = A + 0 = A
(d) A + (-A) = 0.
Matriks dan Operasi Matriks
Pengurangan Matriks

Pada pengurangan matriks hanya dapat dilakukan pada matriks-matriks yang


mempunyai ukuran yang sama. Jika ukurannya berlainan maka matriks hasil tidak
terdefinisikan.

Contoh soal:
1 4 0 2
𝐴= 𝐵= maka
4 5 4 3

1 4 0 2 1−0 4−2 1 2
𝐴−𝐵 = – = =
4 5 4 3 4−4 5−3 0 2
Matriks dan Operasi Matriks
Perkalian Skalar
Definisi : jika diberikan matriks-matriks A = [𝑎𝑖𝑗 ] berukuran mxn dan bilangan real k,
maka
kA = [𝑘𝐴𝑖𝑗 ]: dengan kata lain, hasil kali matriks A dan skalar k berupa matriks yang
entri-entrinya k dikali entri-entri pada matriks A.
Contoh: diberikan skalar 2 dan matriks A maka

0 1 2 −3
𝐴=
4 −2 1 −3
Hasil kali A dan k adalah

2.0 2.1 2.2 2. −3 0 2 4 −6


kA = 2A = =
2.4 2. −2 2.1 2. −3 8 −4 2 −6
Matriks dan Operasi Matriks
Adapun pada operasi perkalian matriks dan skalar ini diperoleh sifat-
sifat sebagai berikut:
note: diberikan matriks A dan B yang berukuran sama, k dan h adalah
bilangan-bilangan real maka:
(a) k(A + B) = kA +kB
(b) (k + h)A = kA + hA
(c) k(hA) = (kh)A
(d) 1A= A
Matriks dan Operasi Matriks
Perkalian Matriks

Definisi: perkalian matriks adalah proses mengalikan setiap elemen baris pada
matriks pertama dengan elemen kolom pada matriks kedua. Hasilnya kemudian
dijumlahkan untuk memperoleh hasil akhir perkalian matriks. Syarat utama
perkalian matriks adalah jumlah kolom pada matriks pertama harus sama dengan
jumlah baris pada matriks kedua.

Apabila matriks dengan ukuran m x n dikalikan dengan matriks ukuran n x o maka


ukuran matriks hasil perkaliannya adalah m x o.
Matriks dan Operasi Matriks
Perkalian Matriks

Contoh
1. matriks 3x2 dikalikan dengan matriks 2x3, maka hasilnya adalah matriks berukuran
3x3
2. apabila matriks 2x3 dikalikan dengan matriks 3x3, maka hasilnya adalah matriks
berukuran 2x3

Contoh perkalian matriks (2x2)

𝑎 𝑏 𝑝 𝑞 𝑎𝑝 + 𝑏𝑟 𝑎𝑞 + 𝑏𝑠
𝑥 =
𝑐 𝑑 𝑟 𝑠 𝑐𝑝 + 𝑑𝑟 𝑐𝑞 + 𝑑𝑠
Matriks dan Operasi Matriks
Perkalian Matriks

Contoh soal
3 2 4 8 3𝑥4 + 2𝑥6 3𝑥8 + 2𝑥1
𝑥 =
5 1 6 1 5𝑥4 + 1𝑥6 5𝑥8 + 1𝑥1

12 + 12 24 + 2
=
20 + 6 40 + 1

24 26
=
26 41
Matriks dan Operasi Matriks
Transpos Matriks
Jika diberikan A yaitu matriks berukuran m x n, maka dapat
diperoleh matriks lain, sebut saja B, yang berukuran n x m dengan
cara mengubah baris ke-i matriks A menjadi kolom ke-i matriks B. Misalkan A dan B adalah
Matriks B ini dinamakan transpos matriks A, yang dinotasikan matriks-matriks yang
dengan 𝐴𝑡 maka 𝐴𝑡 = [𝑎𝑖𝑗 ] ordenya sama, k adalah
Contoh. Diberikan matriks A
5 −3 1 0 suatu bilangan real. Maka:
A = 9 7 12 14 (a) 𝐴𝑡 𝑡 = A
−7 2 6 8
Maka transpos matriks tersebut adalah:
(b) 𝐴 + 𝐵 𝑡 = 𝐴𝑡 + 𝐵𝑡
5 9 −7 (c) 𝑘𝐴 𝑡 = 𝑘𝐴𝑡
𝐴𝑡 = −3 7 2
1 12 6
0 14 8
Aturan-Aturan Ilmu Hitung Matriks
1 Matriks Bujur Sangkar
2 Matriks Diagonal

Suatu matriks dimana jumlah baris = jumlah Matriks bujur sangkar dimana elemen-elemen
kolom. pada diagonal utamanya tidak semua elemennya
𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑛
nol, sedangkan ubsur-unsur yang lain adalah nol.
A= 𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑛 5 0 0 2 0 0
… … … … Contoh: 0 2 0 , 0 0 0
A: matriks bujur sangkar berukuran n x n
0 0 3 0 0 0
Diagonal utama A: a11, a12, ..., ann.
4 3
Contoh: A2x2 =
2 1
4 Matriks Simetris

3 Matriks Nol Matriks bujur sangkar dimana elemen-elemen pada


diagonal utamanya berfungsi sebagai cermin atau
refleksi (At = A).
Matriks dimana semua unsur 2 4
nilainya nol. 2 3 5
Contoh: A= , maka At = 3 8
4 8 7
5 7
Aturan-Aturan Ilmu Hitung Matriks
5 Matriks Satuan (Matriks Identitas)
6 Matriks Segitiga (Triangular Matrix)

Matriks bujur sangkar dimana elemen- Matrix segitiga atas:


elemen pada diagonal utamanya Matriks bujur sangkar, apabila setiap unsur yang
masing-masing adalah satu, sedangkan terletak dibawah diagonal utamanya sama
elemen-elemen lain adalah nol. dengan nol.
𝑎11 𝑎12 𝑎13
1 0 0
1 0 Contoh: A3x3 = 0 𝑎22 𝑎23
Contoh:I2 = , I3 = 0 1 0 0 0 𝑎33
0 1
0 0 1 Matriks segitiga bawah:
Matriks bujur sangkar dimana setiap unsur yang
terletak diatas diagonal utamanya sama dengan
nol.
𝑎11
Contoh: A3x3 = 𝑎21 𝑎22
𝑎31 𝐴32 𝑎33
Matriks Elementer
Matriks elementer adalah sebuah matriks persegi nxn yang diperoleh dari
matriks identitas dengan melakukan sebuah operasi baris elementer.

Dalam Operasi Baris Elementer terdapat 3 operasi dasar, yaitu :


1. Mengalikan suatu baris dengan konstanta tak nol (𝑘𝑅𝑖 → 𝑅𝑖)
2. Mempertukarkan dua buah baris (𝑅𝑖 ↔ 𝑅𝑗)
3. Menambahkan kelipatan suatu baris dengan baris lain (𝜋𝑅2 + 𝑅3 → 𝑅3)
Matriks Elementer
Contoh :
1 0 0 0 0 1
0 1 0 → 0 1 0 OBE : Menukarkan baris pertama dan ketiga
0 0 1 1 0 0

1 0 1 0
→ OBE : Mengalikan baris 2 dengan -3
0 1 0 −3
Matriks Elementer
Teorema
Misalkan E adalah matriks elementer yang dibentuk dengan
melakukan sebuah OBE tertentu pada Inxn .
Jika OBE yang sama dikenakan pada sebarang matriks Amxn maka
hasilnya sama dengan hasil kali EA.
Matriks Elementer
Contoh penerapan teorema
Misalkan didefinisikan matriks A dan E sebagai berikut
2 −4 7 1
𝐴= 3 −1 0 1
−3 2 5 0

1 0 3
𝐸= 0 1 0 OBE : 3b3 + b1 → b1
0 0 1

Kita akan membuktikan apakah benar 𝐴 3b3 + b1 → b1 𝐸𝐴?


Matriks Elementer
Contoh penerapan dari teorema
2 −4 7 1
𝐴= 3 −1 0 1 dikenakan OBE : 3b3 + b1 → b1
−3 2 5 0
−7 2 22 1
𝐴= 3 −1 0 1
−3 2 5 0
Kemudian kita cari hasil perkalian matriks EA, kita peroleh :

1 0 3 2 −4 7 1
𝐸𝐴 = 0 1 0 3 −1 0 1
0 0 1 −3 2 5 0
1.2 + 0.3 + 3. −3 1. −4 + 0. −1 + 3.2 1.7 + 0.0 + 3.5 1.1 + 0.1 + 3.0 −7 2 22 1
𝐸𝐴 = 0.2 + 1.3 + 0. −3 0. −4 + 1. −1 + 0.2 0.7 + 1.0 + 0.5 0.1 + 1.1 + 0.0 = 3 −1 0 1
0.2 + 0.3 + 1. −3 0. −4 + 0. −1 + 1.2 0.7 + 0.0 + 1.5 0.1 + 0.1 + 1.0 −3 2 5 0
Matriks Elementer
Kesimpulan yang kita peroleh adalah bahwa jika kita mengenakan OBE: 3b3 + b1 → b1
Pada matriks A maka hasilnya akan sama dengan hasil kali EA. Jadi 𝐴 3b3 + b1 → b1 𝐸𝐴
bernilai benar.
Metode untuk Mencari Invers Matriks
a. Mencari Invers dari Suatu Matriks
𝑎 𝑏
Matriks A = mempunyai invers jika 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0, yaitu :
𝑐 𝑑
𝑑 𝑏
1 1 𝑑 −𝑏 𝑎𝑑−𝑏𝑐
− 𝑎𝑑−𝑏𝑐
𝐴−1 = 𝑑𝑒𝑡 𝑎𝑑𝑗 𝐴 = 𝑎𝑑−𝑏𝑐 = 𝑐 𝑎
𝐴 −𝑐 𝑎 − 𝑎𝑑−𝑏𝑐 𝑎𝑑−𝑏𝑐

Contoh :
5 6
Invers Matriks A = adalah
2 4
1 4 −6 1 4 −6 1 4 −6
𝐴−1 = 5.4−2.6 = 20−12 =8
−2 5 −2 5 −2 5
1 4 −6
𝐴−1 =
8 −2 5
Metode untuk Mencari Invers Matriks
b. Mencari Invers dari Adjoin Matriks

Jika A adalah matriks bujur sangkar n × n dengan 𝐶𝑖𝑗 adalah kofaktor


dari 𝑎𝑖𝑗 , maka matriks kofaktor dari A berbentuk :
𝐶11 𝐶12 − 𝐶1𝑛
𝐶21 𝐶22 − 𝐶2𝑛
⋮ ⋮ − ⋮
𝐶𝑛1 𝐶𝑛2 … 𝐶𝑛𝑛
Transpose dari matriks kofaktor tersebut disebut adjoin (A), ditulis adj
(A).
Metode untuk Mencari Invers Matriks
Contoh :
2 3 −4
Diketahui matriks A = 0 −4 2
1 −1 5
Maka kofaktor - kofaktor dari matriks A adalah
𝐶11 = - 18, 𝐶12 = 2, 𝐶13 = 4
𝐶21 = -11, 𝐶22 = 14, 𝐶23 = 5
𝐶31 = -10, 𝐶32 = - 4, 𝐶33 = - 8

−18 2 4
Sehingga diperoleh matriks kofaktor dari A adalah −11 14 5
−10 −4 −8
dan adjoin dari A (transpose matriks kofaktor) adalah
−18 −11 −10
adj.(A) = 2 14 −4
4 5 −8
Metode untuk Mencari Invers Matriks
Maka invers nya adalah
−18 −11 −10
1
A-1 = − 46 . 2 14 −4
4 5 −8
9 11 5
23 46 23
−1 −7 2
A-1 = 19 23 23
−2 −5 4
23 46 23
Metode untuk Mencari Invers Matriks
c. Mencari Invers dengan Menggunakan Operasi Baris Elementer
Seperti yang kita ketahui : A . A−1 = I
Untuk matriks bujur sangkar secara umum, invers dari matriks tersebut dapat dicari dengan
menggunakan Operasi Baris Elementer (OBE). Misal A adalah matriks bujur sangkar sebarang.
Sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut.
𝐴 ∶ 𝐼 𝑂𝐵𝐸 𝐼 ∶ 𝐴−1
1 2 3
Contoh : Tentukan invers dari A = 0 1 0
2 1 1
Untuk mencari invers, sebelumnya matriks A dan matriks I digabungkan menjadi
𝐴 ∶ 𝐼 . Selanjutnya dilakukan OBE sedemikian sehingga matriks A menjadi matriks I dan
matriks I menjadi matriks 𝐴−1 atau 𝐼 ∶ 𝐴−1
Metode untuk Mencari Invers Matriks
1 2 3 : 1 0 0
𝐴∶𝐼 = 0 1 0 : 0 1 0
2 1 1 : 0 0 1 B3 – 2B1

1 2 3 : 1 0 0 -2B2 + B1
𝐴∶𝐼 = 0 1 0 : 0 1 0
0 −3 −5 : −2 0 1 B3 + 3B2

1 0 3 : 1 −2 0
𝐴∶𝐼 = 0 1 0 : 0 1 0
1
0 0 −5 : −2 3 1 B3(− 5)
Metode untuk Mencari Invers Matriks
1 0 3 : 1 0 0 B1 - 3B3
0 : 0 1 0
𝐴∶𝐼 = 0 1 2 3 1
0 0 1 : − −
5 5 5
1 1 3
1 0 0 : −5 − 5 5
𝐴∶𝐼 = 0 1 0 : 0 1 0 = 𝐼 ∶ 𝐴−1
2 3 1
0 0 1 : 5 −5 −5

Jadi invers matriks A adalah


1 1 3
−5 −5 5
𝐴−1 = 0 1 0
2 3 1
− −
5 5 5
Metode untuk Mencari Invers Matriks
d. Sifat-sifat Invers
Definisi:
Invers suatu matriks bujur sangkar A (orde m ) adalah matriks bujur sangkar
(a.) Jika A mempunyai invers, maka 𝐴−1 juga mempunyai invers ;
(b.) Jika A dan B masing-masing mempunyai invers, maka AB juga mempunyai invers dan
(𝐴𝐵)−1 = 𝐵 −1 𝐴−1 ;
(c.) Jika A mempunyai invers, maka 𝐴𝑡 juga mempunyai invers dan (𝐴𝑡 )−1 = (𝐴−1 )𝑡
Dari definisi matriks di atas jelas bahwa invers dari 𝐴−1 adalah A sendiri, jadi (𝐴−1 )−1
= A. Invers matriks adalah tunggal, karena andaikan ada 2 invers P dan Q maka AP = PA = I
dan AQ = QA = I. Kemudian berdasarkan definisi di atas P(AQ) = (PA)Q sehingga PI = 1Q. Jadi P
= Q, sehingga invers adalah tunggal.

Teorema:
Jika A dan B matriks tak singular berukuran sama, maka AB mempunyai invers dan berlaku
(𝐴𝐵)−1 = 𝐵 −1 𝐴−1 .
Persamaan dan Keterbalikan
Teorema 1: Setiap sistem linear memiliki nol, satu, atau banyak solusi tak terbatas. Tidak ada
kemungkinan lain.

Bukti : Jika AX=B adalah sistem persamaan linear, maka salah satu dari hal berikut ini benar: (a)
sistem tidak memiliki solusi, (b) sistem memiliki tepat satu solusi, atau (c) sistem memiliki lebih dari
satu solusi. Buktinya akan lengkap jika kita dapat menunjukkan bahwa sistem memiliki banyak solusi
tak terbatas dalam kasus (c).

Asumsikan bahwa 𝐴X= B memiliki lebih dari satu solusi, dan misalkan x0 = x1 − x2, di mana x1 dan x2 adalah dua
solusi yang berbeda. Karena x1 dan x2 berbeda, matriks x0 tidak nol; bahkan,
𝐴x0 = 𝐴(x1 −x2) = 𝐴x1−𝐴x2 = B−B=0
Jika sekarang kita misalkan 𝑘 suatu skalar, maka
𝐴(x1 +𝑘x0) = 𝐴x1 +𝐴(𝑘x0) =𝐴x1 + 𝑘(𝐴x0) =B+𝑘.0=B
Tetapi ini mengatakan bahwa x1 + 𝑘x0 adalah solusi dari 𝐴X = B. Karena x0 tidak nol dan ada banyak pilihan
untuk k, sistem AX=B memiliki banyak solusi tanpa batas.
Persamaan dan Keterbalikan
Bukti
Teorema 2 Karena A (𝐴−1 𝐵) = 𝐵 , jika diambil X = 𝐴−1 𝐵 maka
Jika A adalah matriks nonsingular
X sebuah penyelesaian dari AX = B. Misal X𝑜 adalah
berukuran n x n, maka AX=B
memiliki tepat satu solusi, yaitu sembarang solusi yang lain. Kita akan menunjukkan
X = 𝐴−1 𝐵, untuk setiap matriks B bahwa X𝑜 juga merupakan solusi dari AX = B. karena
yang berukuran n x 1. X𝑜 adalah sembarang solusi, maka berlaku 𝐴𝑋𝑜 =
𝐵. Dengan mengalikan kedua ruas dengan
𝐴−1 , diperoleh X𝑜 = 𝐴−1 𝐵. Dengan demikian AX=B
hanya memiliki satu solusi yaitu 𝑋= 𝐴−1 𝐵 .
Persamaan dan Keterbalikan
Sifat-sifat Matriks yang dapat dibalik
Teorema: Misalkan A adalah matriks bujur sangkar, kita dapat mencari matriks B
sehingga memenuhi AB=BA=1. Maka A dapat dibalik (invertible) dan B dinamakan
invers dari A.

TEOREMA Ekuivalen :
Jika A adalah matriks 𝑛 × 𝑛 maka pernyataan berikut ini ekuivalen, yaitu
semua benar atau semua salah.
(a) A dapat dibalik.
(b) AX = 0 hanya memiliki satu solusi trivial.
(c) A ekuivalen baris terhadap In.
(d) AX=B konsisten untuk tiap tiap matriks B yang berukuran nx1
Latihan Soal
1 2 3 2
1. Tentukan invers dari matriks A = , matriks B = , dan matriks AB =
1 3 2 2
7 6
9 8

2.

3. Tentukan SPL berikut menggunakan OBE 3x-y+z = 4


-2x+2y+3z = 11
x+3y-2z = 1
Simpulan
Matriks adalah susunan bilangan atau fungsi yang diletakkan atas baris dan
kolom serta diapit oleh 2 kurung siku. Dua buah matriks dapat dijumlahkan atau
dikurangkan apabila berukuran sama. Suatu matriks yang dikalikan dengan skalar
akan menghasilkan matriks dengan ukuran yang sama tetapi setiap unsur pada
matriks dikalikan dengan skalar tersebut.
Ada 8 aturan-aturan ilmu hitung matriks antara lain Matriks Bujur Sangkar,
Matriks nol, matriks diagonal, matriks satuan/identitas, Matriks scalar, Matriks segitiga
atas, Matriks segitiga bawah, dan Matriks simetris.
Suatu matriks E berukuran n×n dikatakan matriks elementer jika E diperoleh
dari matriks identitas dengan melakukan sebuah operasi baris elementer.
Metode mencari invers matriks terdiri dari 3 cara yaitu mencari invers dari
suatu matriks itu sendiri (menggunakan metode sarrus), mencari invers dari adjoin
matriks, dan mencari invers dengan menggunakan operasi baris elementer (OBE).

Anda mungkin juga menyukai