Anda di halaman 1dari 8

Matriks

Isnarani Apryani
Sehari-hari kita sering menemukan persoalan yang tidak dapat langsung diselesaikan. Agar
mudah diselesaikan, ubahlah terlebihdahulu ke dalam model matematika sehingga menjadi suatu
masalah yang sederhana. Tetapi kadang suatu persoalan seringkali memuat lebih dari dua variabel
sehingga kita kesulitan untuk mencari hubungan antara variabel-variabelnya.
Atau pernahkah kalian mengamati denah tempat duduk di kelas kalian ? berdasarkan denah
tersebut, pada baris dan kolom keberapa kalian berada? Siapa saja yang duduk di baris pertama
Dll?
Matriks pada dasarnya adalah alat atau instrument yang cukup ampuh untuk memecahkan
masalah di atas. Dengan matriks memudahkan kita membuat Analisa-analisa yang mencakup
hubungan variabel-variabelnya, mengetahui letak tempat duduk dan siapa saja yang duduk di baris
pertama, dll.

A. Pengertian, Notasi, dan Ordo suatu Matriks


1. Pengertian Matriks
Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan kolom dalam suatu
jajaran berbentuk persegi atau persegi panjang. Susunan bilangan-bilangan itu biasanya
diletakkan dalam kurung biasa () atau kurung siku []. Bilangan-bilangan tersebut biasanya
dinamakan anggota atau elemen matriks.
Contoh bentuk matriks sebagai berikut :
21 17 18 6 21 17 18 6
(25 6 10 5 ) atau [25 6 10 5 ]
16 18 7 11 16 18 7 11
Selanjutnya, dalam bab ini penulisan matriks menggunakan tanda kurung biasa.
2. Notasi dan Ordo Suatu Matriks
Matriks dinyatakan dengan Huruf Kapital dan elemen-elemennya dinyatakan dengan Huruf
Kecil. Jika 𝑨 adalah sebuah matriks, maka 𝒂𝒊𝒋 menyatakan elemen yang terdapat pada baris
ke−𝑖 dan kolom ke−𝑗 dari matriks 𝐴 dengan 𝑖 = 1, 2, 3, … , 𝑚 dan 𝑗 = 1, 2, 3, … , 𝑛, matriks 𝐴
dapat dinotasikan dengan :
𝑨 = (𝒂𝒊𝒋 )

Jika suatu matriks 𝐴 terdiri atas 𝑚 baris dan 𝑛 kolom maka 𝑚 × 𝑛 menyatakan ukuran atau
ORDO dari matriks 𝐴. Matriks 𝐴 berordo 𝑚 × 𝑛 ditulis dengan 𝐴𝑚×𝑛 . Bentuk umum matriks
𝐴 berordo 𝑚 × 𝑛 dapat ditulis sebagai berikut :
𝒂𝟏𝟏 𝒂𝟏𝟐 … 𝒂𝟏𝒏 → 𝒃𝒂𝒓𝒊𝒔 𝒌𝒆 − 𝟏
𝑨 = ( 𝒂…𝟐𝟏 𝒂𝟐𝟐 … 𝒂𝟐𝒏 ) → 𝒃𝒂𝒓𝒊𝒔 𝒌𝒆 − 𝟐
… … …
𝒂𝒎𝟏 𝒂𝒎𝟐 … 𝒂𝒎𝒏 → 𝒃𝒂𝒓𝒊𝒔 𝒌𝒆 − 𝒎
↑ ↑ ↑
𝒌𝒐𝒍𝒐𝒎 𝒌𝒐𝒍𝒐𝒎 𝒌𝒐𝒍𝒐𝒎
𝒌𝒆 − 𝟏 𝒌𝒆 − 𝟐 𝒌𝒆 − 𝒏
Ket: 𝑎11 bukan dibaca “a sebelas”, tetapi “a satu-satu”,yang maksudnya adalah elemen matriks pada baris
ke-1 dan kolom ke-1.
1
3. Jenis-jenis Matriks
Berdasarkan ordo dan elemen-elemenya, maka matriks dapat dibedakan menjadi:
a. Matriks Baris (Row Matrix)
Matriks baris adalah matriks yang elemennya terdiri dari satu baris.
Contoh :
𝐴1×2 = (9 4) ; 𝐵1×3 = (−8 10 7)
b. Matriks Kolom (Column Matrix)
Matriks kolom adalah matriks yang hanya terdiri dari satu kolom saja.
Contoh :
2
1
𝐶3×1 = (3) ; 𝐷4×1 = (0)
3
6 4
c. Matriks Persegi (Square Matrix)
Matriks persegi adalah matriks yang banyak elemen baris dan kolomnya adalah sama.
Contoh:
−5 9 8
5 2
𝐸2×2 = ( ) ; 𝐹3×3 = ( 2 −4 0)
3 −7
7 6 3
d. Matriks Nol (Zero Matrix)
Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya adalah nol(terdiri dari semua angka nol).
Contoh:
0 0 0
𝑂2×3 = ( )
0 0 0
e. Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks persegi yang elemen diluar(selain) diagonal utamanya adalah nol.
Contoh:
7 0 0
4 0
𝐻2×2 = ( ) ; 𝐽3×3 = (0 2 0)
0 3
0 0 5
f. Matriks Skalar
Matriks skalar adalah matriks diagonal yang diagonal utamanya terdiri dari angka yang sama.
Contoh:
9 0 0
5 0
𝐾2×2 = ( ) ; 𝐿3×3 = 0 9 0)
(
0 5
0 0 9
g. Matriks Satuan (Matriks Identitas)
Matriks satuan/ matriks identitas adalah matriks diagonal yang element diagonal
utamanya adalah satu (1).
Contoh:
1 0 0
1 0
𝐼2×2 = ( ) ; 𝐼3×3 = (0 1 0)
0 1
0 0 1
h. Matriks Segitiga Atas
Matriks segitiga atas adalah matriks persegi yang semua elemen di bawah diagonalnya
adalah nol.
2
Contoh:
6 1 4 3
3 2 7
𝑀3×3 = (0 6 9 ) ; 𝑁4×4 = (0 2 7 8)
0 0 5 2
0 0 5 0 0 0 9
i. Matriks Segitiga Bawah
Matriks segitiga bawah adalah matriks persegi yang semua elemen di diagonalnya adalah nol.
Contoh:
10 0 0 0
3 0 0
𝑀3×3 = (2 6 0) ; 𝑁4×4 = ( 4 7 0 0)
8 9 3 0
7 9 5 2 1 6 4
j. Matriks Transpose (Transpose of Matrix)
Transpose dari suatu matriks 𝐴(𝐴𝑇 / 𝐴𝑡 /𝐴′) adalah matriks baru yang disusun dengan cara
menuliskan baris pertama matriks 𝐴 menjadi kolom pertama matriks baru dan seterusnya.
Jika matriks 𝐴 berordo 𝑚 × 𝑛 maka transpose dari matriks 𝐴 (𝐴𝑇 ) berordo 𝑛 × 𝑚. Jika
transpose dari suatu matriks memiliki elemen yang sama dari matriks semula disebut
“Matriks Simetris”.
Sifat-sifat transpose matriks:
1) (𝐴𝑇 )𝑇 = 𝐴
2) (𝑘 𝐴)𝑇 = 𝑘𝐴𝑇 , 𝑘 =konstanta.
3) (𝐴 + 𝐵)𝑇 = 𝐴𝑇 + 𝐵 𝑇
4) (𝐴𝐵)𝑇 = 𝐵 𝑇 ∙ 𝐴𝑇
5) 𝐼 𝑇 = 𝐼 , 𝐼 =matriks identitas.
Contoh:
3 2 0
Misalkan suatu matriks : 𝑅2×3 = ( ), maka transpose dari matriks 𝑅 adalah :
1 7 5
3 1
𝑅 𝑇 3×2 = (2 7)
0 5
Contoh Soal
−1 4 0
1. Diketahui matriks 𝐴 = ( 3 2 7). Tentukan:
11 −8 3
a. Ordo dari matriks A
b. Nilai dari 𝑎12 , 𝑎21 , dan 𝑎33
c. Nilai dari 𝑎23 + 𝑎31
d. Transpose matriks 𝐴
3 5 7
2. Diketahui matriks: 𝑁 = (5 3 4) , transpose dari matriks 𝑁 adalah ….
7 4 3
0 2 𝑥+3
3. Diketahui matriks simetris : 𝑘 = (2𝑦 − 4 −1 −9 ). Nilai dari 𝑥 + 𝑦 =….
15 −9 3

3
B. Kesamaan Dua Matriks
Matriks 𝐴 = (𝑎𝑖𝑗 ) dikatakan sama dengan matriks 𝐵 = (𝑏𝑖𝑗 ) jika dan hanya jika:
1. Ordo matriks 𝐴sama dengan ordo matriks 𝐵, dan
2. Setiap elemen yang seletak pada matriks 𝐴 dan matriks 𝐵 mempunyai nilai yang sama, 𝑎𝑖𝑗 = 𝑏𝑖𝑗
(untuk semua nilai 𝑖 dan 𝑗).
Matriks 𝐴 sama dengan matriks 𝐵 dilambangkan dengan 𝐴 = 𝐵.

Contoh soal:
2 𝑥+𝑦 2 1
1. Diketahui 𝑃 = ( ) dan 𝑄 = ( ). Jika 𝑃 = 𝑄, tentukan nilai 𝑥 dan 𝑦!
𝑥−𝑦 5 3 5

Jawab:
2 𝑥+𝑦 2 1
𝑃=𝑄 ⟺ ( )=( )
𝑥−𝑦 5 3 5
Dari kesamaan matriks di atas diperoleh:
𝑥 + 𝑦 = 1 ……. (1)
𝑥 − 𝑦 = 3 ……. (2)
Eliminasi 𝑦 pada persamaan (1) dan (2).
𝑥+𝑦 =1 𝑥 =2 ⟹𝑥+𝑦 =1
𝑥−𝑦 =3 2+𝑦 =1
+
2𝑥 =4 𝑦 =1−2
𝑥 =2 𝑦 = −1
Jadi, nilai 𝑥 dan 𝑦 yang memenuhi adalah 𝑥 = 2 dan 𝑦 = −1.

−3 2𝑥 − 𝑦 −3 4
2. Diketahui matriks 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = ( ). Tentukan nilai 𝑥 dan 𝑦 jika
𝑥 + 2𝑦 0 3 0
diketahui 𝐴𝑇 = 𝐵.

3. Tentukan nilai 𝑐 − 𝑏 + 𝑎2 jika diketahui matriks :


𝑎 2 3 6 2 3
𝐷 = (5 4 𝑏 ) dan 𝐸 = ( 5 4 2𝑎) , serta matriks 𝐷 = 𝐸.
8 3𝑐 11 8 4𝑏 11

2𝑧 − 3𝑦 2𝑥 + 1 𝑥 4
4. Matriks 𝐾 = ( ) dan 𝐿 = ( ). Agar berlaku 2𝐾 𝑇 = 𝐿, dengan 𝐾 𝑇
𝑥 𝑦+7 2𝑦 3𝑧
menyatakan matriks transposedari 𝐾, maka nilai 𝑧 adalah …

4
C. Operasi Aljabar Pada matriks
1. Penjumlahan Matriks
Misalkan 𝐴 dan 𝐵 adalah matriks berordo 𝑚 × 𝑛 maka penjumlahan matriks 𝐴 dan 𝐵 dapat ditulis:
𝐴+𝐵
Penjumlahan dua matriks tersebut dapat dilakukan dengan syarat :
a) Ordo kedua matriks haruslah SAMA.
b) Elemen-elemen yang dijumlahkan haruslah SELETAK.
Pada penjumlahan matriks berlaku :
• Sifat komutatif : 𝐴 + 𝐵 = 𝐵 + 𝐴
• Sifat assosiatif : 𝐴 + (𝐵 + 𝐶) = (𝐴 + 𝐵) + 𝐶
• Terdapat sebuah matriks 𝑂 yang bersifat : 𝐴 + 𝑂 = 𝑂 + 𝐴 = 𝐴
• Semua matriks 𝐴 mempunyai lawan/negative −𝐴 yang bersifat : 𝐴 + (−𝐴) = 𝑂.
Matriks (−𝐴) sering kali disebut Invers Aditif atau Invers Penjumlahan.
Contoh soal:
1 −2 −3 4 5 −5
1) Diketahui matriks 𝐴 = ( 4 2 ) ; 𝐵 = ( −2 1 ) ; 𝐶 = ( −2 3 ) . Tentukan:
−1 1 3 6 1 −4
a. 𝐴 + 𝐵
b. 𝐴 + (𝐵 + 𝐶)
Penyelesaian:
1 −2 −3 4
a. 𝐴 + 𝐵 = ( 4 2 ) + (−2 1)
−1 1 3 6
1 + (−3) −2 + 4
= (4 + (−2) 2 + 1 )
−1 + 3 1+6
−2 2
= ( 2 3)
2 7
1 −2 −3 4 5 −5
b. 𝐴 + (𝐵 + 𝐶) = 4( 2 + [(−2 1 + −2 3 )]
) ) (
−1 1 3 6 1 −4
1 −2 −3 + 5 4 + (−5)
=( 4 2 ) + ( −2 + (−2) 1+3 )
−1 1 3+1 6 + (−4)
1 −2 2 −1
=( 4 2 ) + (−4 4 )
−1 1 4 2
1+2 −2 + (−1)
= (4 + (−4) 2+4 )
−1 + 4 1+2
3 −3
= (0 6 )
3 3
5
2. Pengurangan Matriks
Misalkan 𝐴 dan 𝐵 adalah matriks berordo 𝑚 × 𝑛 maka pengurangan matriks 𝐴 dan 𝐵 dapat ditulis:
𝐴−𝐵
Pengurangan dua matriks tersebut dapat dilakukan dengan syarat :
a) Ordo kedua matriks haruslah SAMA.
b) Elemen-elemen yang dikurangi haruslah SELETAK.

Contoh soal:
1 −2 −3 4 5 −5
2) Diketahui matriks 𝐴 = ( 4 2) ; 𝐵 = (−2 1) ; 𝐶 = (−2 3 ) . Tentukan:
−1 1 3 6 1 −4
a. 𝐴 − 𝐵
b. 𝐴 − (𝐵 − 𝐶)
Penyelesaian:
1 −2 −3 4
a. 𝐴 − 𝐵 = ( 4 2 ) − ( −2 1)
−1 1 3 6
1 − (−3) −2 − 4
= (4 − (−2) 2 − 1 )
−1 − 3 1−6
4 −6
=( 6 1)
−4 −5

1 −2 −3 4 5 −5
c. 𝐴 − (𝐵 − 𝐶) = ( 4 2 ) − [(−2 1) − (−2 3 )]
−1 1 3 6 1 −4
1 −2 −3 − 5 4 − (−5)
=( 4 2 ) − (−2 − (−2) 1−3 )
−1 1 3−1 6 − (−4)
1 −2 −8 9
=( 4 2 ) − ( 0 −2)
−1 1 2 10
1 − (−8) −2 − 9
= ( 4−0 2 − (−2))
−1 − 2 1 − 10
9 −11
=( 4 4 )
−3 −3

6
3. Perkalian Skalar dengan Matriks
Misalkan matriks 𝐴 berordo 𝑚 × 𝑛 dan 𝑘 bilangan real, maka hasil perkalian bilangan real 𝑘
dengan matriks 𝐴 ditulis :
𝑘∙𝐴
𝑘𝐴 adalah matriks berordo 𝑚 × 𝑛 juga dengan elemennya diperoleh dari perkalian setiap
elemenseletak dari matriks 𝐴 dengan 𝑘.
𝑎 𝑏
Jika matriks 𝐴 = ( ) maka :
𝑐 𝑑
𝑎 𝑏
𝑘𝐴 = 𝑘 ( )
𝑐 𝑑
𝑘𝑎 𝑘𝑏
=( )
𝑘𝑐 𝑘𝑑
Contoh:
1 6
Diketahui 𝐴 = ( ), tentukan matriks 2𝐴!
2 3
Jawab:
1 6
2𝐴 = 2 ( )
2 3
2×1 2×6
=( )
2×2 2×3
2 12
=( )
4 6
Sifat yang berlaku pada perkalian bilangan real(skalar) dengan matriks, yaitu:

Untuk matriks 𝐴, 𝐵 dan bilangan real 𝑘, 𝑘1 , 𝑘2 , berlaku sifat-sifat:

• (𝑘1 + 𝑘2 )𝐴 = 𝑘1 𝐴 + 𝑘2 𝐴
• 𝑘(𝐴 + 𝐵) = 𝑘𝐴 + 𝑘𝐵
• 𝑘1 (𝑘2 𝐴) = 𝑘1 𝑘2 𝐴
• 1∙𝐴=𝐴
Contoh soal:
−1 6 0 3
1. Diketahui matriks 𝐴 = ( ), 𝐵 = ( ). Tentukanlah :
5 2 1 7
a. 2𝐴 + 𝐵
b. 2(3𝐴)
c. 2(𝐴 + 𝐵)
1 2 5 6
2. Diketahui matriks 𝑃 = ( ) dan 𝑄 = ( ). Jika 𝐾 = 2𝑃 − 𝑄 𝑇 , maka matriks 𝐾 =…
5 3 1 3
3. Diketahui:
𝑥 −2 −1 3 𝑦 4
( ) +2( )=( )
−4 𝑦 4 𝑥 4 10
Nilai 𝑥 yang memenuhi adalah …

Anda mungkin juga menyukai