MATRIKS
A. DEFINISI MATRIKS
Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat dari suatu unsur-unsur pada
beberapa sistem aljabar.Unsur-unsur tersebut bisa berupa bilangan dan juga suatu peubah.
Nama matriks menggunakan huruf besar seperti A, B, C dst. Sedangkan anggota
(elemen) dari matriks yang berupa huruf dituliskan menggunakan huruf kecil.Tanda yang
digunakan untuk mengurung elemen-elemen matriks menggunakan tanda ( )atau[ ].
Contoh 1.1:
−√2 𝜋
−1 2 1 1
A=( ); B=[ 1 ]; C=(5)
3 5 4 2
0 0
Maple Code
Elemen-elemen matriks pada garis horizontal disebut dengan baris, dan elemen-elemen
pada garis vertikal disebut dengan kolom.Ukuran dari suatu matriks yang disebut dengan
Dimensi atau Ordo ditentukan oleh banyaknya baris di kali dengan banyaknya kolom
yang ada didalam suatu matriks.
Contoh 1.2:
2 3
E = ( 3 2) baris
−1 1
kolom
Tanda kurung matriks
Nama Matriks
Pada Matriks E mempunyai 3 baris dan dan 2 kolom yaitu (2 3) adalah baris pertama,
2
(3 2) adalah baris kedua dan (1 −1) adalah baris ketiga, sedangkan ( 3 ) adalah
−1
3
kolom pertama dan (2)adalah kolom kedua. Sehingga dimensi atau ordo dari matriks E
1
adalah 3x2 (dibaca: tiga kali dua).
Notasi A = (𝒂𝒊𝒋 ), untuk menyatakan matriks secara umum dan menunjukkan letak suatu
elemen matriks. Dengan i menunjukkan letak baris dan j menunjukkan letak kolom.
Contoh 1.3
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
A= (𝑎 𝑎33 )
31 𝑎32
𝑎41 𝑎42 𝑎43
Maple Code
Perhatikan matriks A, elemen 𝑎12 adalah elemen pada baris pertama kolom kedua;
sedangkan elemen𝑎23 adalah elemen pada baris kedua kolom ketiga, dan seterusnya.
Sehingga matriks A mempunyai 4 baris dan 3 kolom, dimensi dari A adalah 4x3 dapat
ditulis dengan A4x3.
Sehingga bentuk umum dari suatu matriks adalah sebagai berikut:
Maple Code
2. Matriks Persegi (Square Matriks)
Suatu matriks A = (𝑎𝑖𝑗 ) disebut sebagai matrik persegi (matriks bujur sangkar) bila i
= j = 1, 2, 3 ,… n. atau dengan kata lain banyaknya baris dan banyaknya kolom suatu
matriks sama. Matriks persegi mempunyai dimensi nxn.Bentuk umum dari matriks
persegi adalah sebagai berikut:
Pada matriks persegi A diatas elemen 𝑎11 , 𝑎22 , 𝑎33 , … , 𝑎𝑛𝑛 disebut sebagai diagonal
utama dari matriks A. jumlah dari semua elemen-elemen diagonal dari suatu matriks
persegi disebut dengan trace.
Sehingga trace A = (𝑎11 + 𝑎22 + 𝑎33 + … + 𝑎𝑛𝑛 ) = ∑𝑛𝑖=1 𝑎𝑖𝑖
0 0 0
O2x3 = ( ); O1x3 = (0 0 0)
0 0 0
Maple Code
atau
4. Matriks Identitas
Suatu matriks persegi yang semua elemen diagonalnya adalah 1 dan selain elemen
diagonal adalah 0 maka dinamakan matriks identitas.Matriks identitas biasanya
dinotasikan dengan I. Karena matriks I berdimensi n, sehingga dinotasikan dengan In.
1 0 0… 0
0 1 0… 0
Jadi, 𝐼𝑛 = 0 0 1…0
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
(0 0 0… 1 )
Maple Code
Contoh 1.7:
2 1 0
Andaikan matriks persegi Q= (−1 2 7). Menghilangkan vektor baris kedua
3 −1 6
2 0
dan kolom kedua diperoleh submatriks ( ). Menghilangkan vektor baris pertama
3 6
dan ketiga serta vektor kolom pertama dan ketiga diperoleh submatriks (2) dan
seterusnya.
2 1 0
Perhatikan bahwa diagonal matriks Q= (−1 2 7) tetap menjadi diagonal pada
3 −1 6
2 0
submatriks ( ) dan (2) .Submatriks yang diperoleh disebut dengan matriks
3 6
2 0
bagian utama (submatriks principal). Sehingga ( ) dan (2) disebut sebagai
3 6
submatriks principal. Submatriks principalyang lain dari matriks Q adalah
2 1 2 7
( ),( ) dan (6).
−1 2 −1 6
Maple Code
C. Operasi Matriks
1. Kesamaan Dua Matriks
Definisi: Dua matriks didefinisikan sama jika keduanya mempunyai ukuran atau
dimensi yang sama dan elemen-elemen yang berpadanan sama.
Dalam notasi matriks, jika A = (𝑎𝑖𝑗 )dan B = (𝑏𝑖𝑗 ) mempunyai ukuran yang sama
maka A=B jika dan hanya jika (𝐴)𝑖𝑗 = (𝐵)𝑖𝑗 , atau secara ekuivalen, 𝑎𝑖𝑗 = 𝑏𝑖𝑗 untuk
semua i dan j.
Contoh 1.8:
1 2 1 2 1 2 0
Diketahui matriks B= ( ), C= ( ), D= ( )
3 𝑥 3 5 3 4 0
Jika x = 5, maka B=C, tetapi untuk nilai x yang lainnya matriks B dan C tidak sama.
Tidak ada nilai x yang membuat B = D karena B dan D mempunyai ukuran atau
dimensi yang berbeda.
Contoh 1.9:
3 −1 2 −3
1 0 1
Andaikan A = (0 4 ), B= (2 −1), C= ( )
3 −1 2
2 2 1 4
3 −1 2 −3 3 + 2 −1 + (−3) 5 −4
A+B = (0 4 ) +(2 −1) = (0 + 2 4 + (−1) ) =(2 3 )
2 2 1 4 2+1 2+4 3 6
3 −1 2 −3 3−2 −1 − (−3) 1 2
A-B = (0 4 ) -(2 −1) = (0 − 2 4 − (−1) ) =(−2 5 )
2 2 1 4 2−1 2−4 1 −2
Maple Code
Andaikan dua buah matriks A = (𝑎𝑖𝑗 ), B = (𝑏𝑖𝑗 ) dan C = (𝑐𝑖𝑗 )yang dapat dilakukan
operasi penjumlahan memenuhi sifat-sifat:
a. Komutatif; A+B = B+A
b. Asosiatif; (A+B)+C = A + (B+C)
c. Identitas Penjumlahan
Untuk setiap matriks A = (𝑎𝑖𝑗 ) berdimensi mxn selalu ada matriks nol (0)
berdimensi mxn, demikian sehingga: A+0 = 0+A = A. matriks 0 ini disebut
matriks identitas penjumlahan.
d. Invers Aditif (invers penjumlahan)
Untuk setiap matriks A = (𝑎𝑖𝑗 ) berdimensi mxn selalu ada matriks -A = (-𝑎𝑖𝑗 )
sedemikian hingga A + (-A) = (-A) + (A) = 0, dimana 0 adalah matriks nol yang
berdimensi sama dengan matriks A. Matriks “-A” disebut dengan lawan atau
negatif dari matriks A, atau invers penjumlahan dari A.
Dari sifat yang terakhir ini, dapat dipahami bahwa jika dua matriks A dan B yang
mempunyai dimensi yang sama, maka: A-B = A + (-B). Jadi mengurangi matriks
A dengan matriks yang lain adalah sama saja menambah matriks A tersebut
dengan negatif dari matriks yang lain.
3. Perkalian Skalar
Definisi: jika A adalah sembarang matriks dan c adalah sembarang skalar, maka hasil
kali cA adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan setiap elemen A dengan c.
Contoh 1.10:
Untuk matriks-matriks:
2 −1 3 0 1 7 9 −6 3
A= ( ), B= ( ), C= ( )
3 −4 0 −1 −4 −5 3 0 12
2 −1 3 4 −2 6
2A = 2 ( )= ( )
3 −4 0 6 −8 0
0 1 7 0 −1 −7
(-1)B = (-1) ( )= ( )
−1 −4 −5 1 4 5
1 1 9 −6 3 3 −2 1
𝐶 = 3( )=( )
3 3 0 12 1 0 4
Maple Code
4. Perkalian Matriks
Definisi: jika A adalah sebuah matriks m x r dan B adalah sebuah matriks r x n, maka
hasil kali AB adalah matriks m x n yang elemen-elemennya didefinisikan sebagai
berikut. Untuk mencari elemen dalam baris i dan kolom j dari AB, pilih baris i dari
matriks A dan kolom j dari matriks B. Kalikan elemen-elemen yang bersesuaian dari
baris dan kolom secara bersama-sama dan kemudian jumlahkan hasil kalinya.
𝑏11
𝑏21
Andaikan matriks baris A = ( 𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛 ) dan matriks B = 𝑏31
⋮
𝑏
( 𝑛1 )
Jika AB = C, maka:
𝑏11
𝑏21
C = ( 𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛 ) 𝑏31
⋮
(𝑏𝑛1 )
= ( 𝑎11 𝑏11 + 𝑎12 𝑏21 + 𝑎13 𝑏31 + … + 𝑎1𝑛 𝑏𝑛1 )
C = AB = ∑𝑛𝑘=1 𝑎1𝑘 𝑏𝑘1 … (1.2)
Perhatikan bahwa dimensi matriks A adalah 1xn dan dimensi dari matriks kolom B
adalah nx1 sehingga matriks C= AB mempunyai dimensi 1x1.
Untuk matriks yang bukan matriks baris atau matriks kolom, operasinya adalah
sebagai berikut.
𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑝 𝑏11 𝑏12 𝑏13 … 𝑏1𝑛
𝑎21 𝑎22 𝑎23 … 𝑎2𝑝 𝑏21 𝑏22 𝑏23 … 𝑏2𝑛
Andaikan A= 𝑎31 𝑎32 𝑎33 … 𝑎3𝑝 , dan B= 𝑏31 𝑏32 𝑏33 … 𝑏3𝑛
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝑎
( 𝑚1 𝑎𝑚2 𝑎𝑚3 … 𝑎𝑚𝑝 ) ( 𝑏𝑝1 𝑏𝑝2 𝑏𝑝3 … 𝑏𝑝𝑛 )
Atau:
A = (𝑎𝑖𝑗 ) ; i = 1, 2, 3, …, m; j = 1, 2, 3, …,p
B = (𝑏𝑖𝑗 ) ; i = 1, 2, 3, … p; j= 1, 2, 3, … n
AB = C = (𝑐𝑖𝑗 ); i = 1, 2, 3, …, m; j= 1, 2, 3,…, n. Dimana:
𝑐𝑖𝑗 = 𝑎𝑖1 𝑏1𝑗 + 𝑎𝑖2 𝑏2𝑗 + 𝑎𝑖3 𝑏3𝑗 + ⋯ + 𝑎𝑖𝑝 𝑏𝑝𝑗
𝑐𝑖𝑗 = ∑𝑝𝑘=1 𝑎𝑖𝑘 𝑏𝑘𝑗 ; (𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖 = 1, 2, 3, … , 𝑚; 𝑗 = 1, 2, 3, … , 𝑛) … (1.3)
Dua matriks dapat dilakukan operasi perkalian jika banyaknya elemen dari matriks
baris A harus sama dengan banyaknya elemen dari matriks kolom B. Oleh karena itu
perkalian matriks sering juga disebut dengan perkalian baris kali kolom.
Contoh 1.11:
1 2
1 −1 2
Diketahui D= (−1 3), E= ( ) Hitunglah DE dan ED!
0 2 4
0 5
1 2
1 −1 2
DE = (−1 3) ( )
0 2 4
0 5
1(1) + 2(0) 1(−1) + 2(2) 1(2) + 2(4) 1 3 10
=(−1(1) + 3(0) −1(−1) + 3(2) −1(2) + 3(4)) = (−1 7 10)
0(1) + 5(0) 0(−1) + 5(2) 0(2) + 5(4) 0 10 20
1 2
1 −1 2
ED = ( ) (−1 3)
0 2 4
0 5
1(1) + (−1)(−1) + 2(0) 1(2) + (−1)3 + 2(5) 2 9
=( )= ( )
0(1) + (2)(−1) + 4(0) 0(2) + (2)3 + 4(5) −2 26
Elemen tidak nol pertama dari suatu baris disebut unsur utama atauelemen pivot.
Contoh 1.12:
1 2 −1 2 −3
A = (0 −2 1 ); B= (0 1 )
0 0 −1 0 0
2. Matriks Segitiga
a. Matriks Segitiga Atas
Matriks A, untuk A = (𝑎𝑖𝑗 ) berdimensi nxn dan elemen-elemen 𝑎𝑖𝑗 = 0 untuk i > j
disebut dengan matriks segitiga atas. Atau dengan kata lain Matriks segitiga
atas merupakan matriks persegi dengan semua elemen di bawah diagonalnya
adalah 0. Secara umum matriks segitiga atas berbentuk:
𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛
0 𝑎22 𝑎23 … 𝑎2𝑛
0 0 𝑎33 … 𝑎3𝑛
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
(0 0 0 … 𝑎𝑛𝑛 )
Contoh 1.13:
1 3 5
Misalkan 𝐴 = (0 2 0)
0 0 3
Maple Code
Contoh 1.14:
1 0 0
𝐵 = (3 2 0 )
5 0 3
Maple Code
3. Matriks Diagonal
Matriks A, untuk A = (𝑎𝑖𝑗 ) berdimensi nxn dan elemen-elemen 𝑎𝑖𝑗 = 0 untuk i > j dan
i < j disebut dengan matriks diagonal. Suatu matriks yang memenuhi sifat matriks
segitiga atas maupun segitiga bawah disebut matriks diagonal.Atau dengan kata
lainsuatu matriks persegi yang semua elemen selain diagonalnya adalah 0 dinamakan
matriks diagonal. Matriks Diagonal dinotasikan dengan D. Secara umum matriks
Diagonal berbentuk:
𝑎11 0 0 …0
0 𝑎22 0 … 0
𝐷𝑛𝑥𝑛 = 0 0 𝑎33 … 0
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
( 0 0 0 … 𝑎 𝑛𝑛 )
1 0 0
B= (0 −5 0)
0 0 4
Maple Code
4. Matriks Identitas
𝑎11 0 0 …0
0 𝑎22 0 … 0
Dari matriks diagonal D = 0 0 𝑎33 … 0 jika nilai 𝑎11 = 𝑎22 = 𝑎33 = ⋯ =
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
( 0 0 0 … 𝑎 𝑛𝑛 )
𝑎𝑛𝑛 = 𝑘, dimana k adalah sebuah skalar, maka matriks ini disebut matriks skalar.
Jika k= 1 maka matriks dinamakan matriks identitas.
Contoh 1.16:
𝑘 0 0 0
0 𝑘 0 0
S=( ), matriks skalar. Untuk k = 1
0 0 𝑘 0
0 0 0 𝑘
1 0 0 0
0 1 0 0
I= ( ), matriks identitas berdimensi 4
0 0 1 0
0 0 0 1
Maple Code
atau
Secara umum matriks I berdimensi n, dinotasikan dengan:
1 0 0… 0
0 1 0… 0
𝐼𝑛 = 0 0 1…0
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
(0 0 0… 1 )
Contoh 1.17:
1 −2 −6
1. Andaikan matriks B = (−3 2 9)
2 0 −3
1 −2 −6 1 −2 −6 −5 −6 −6
B2= (−3 2 9 ) (−3 2 9 ) = ( 9 10 9 )
2 0 −3 2 0 −3 −4 −4 −3
−5 −6 −6 1 −2 −6 1 −2 −6
B3=B2B=( 9 10 9 ) (−3 2 9 ) = (−3 2 9 ) =B
−4 −4 −3 2 0 −3 2 0 −3
Tampak bahwa B3= B2+1= B ini berarti matriks B adalah periodikdengan periode 2.
Maple Code
2 −2 −4
2. Matriks E = (−1 3 4)
1 −2 −3
2 −2 −4 2 −2 −4 2 −2 −4
E2= EE = (−1 3 4 ) (−1 3 4 )= (−1 3 4 )=E
1 −2 −3 1 −2 −3 1 −2 −3
Tampak bahwa E2= E, berarti matriks E adalah matriks idempoten.
1 1 3
3. Matriks F = ( 5 2 6)
−2 −1 −3
1 1 3 1 1 3 0 0 0
F2= FF = ( 5 2 6 )( 5 2 6 )=( 3 3 9)
−2 −1 −3 −2 −1 −3 −1 −1 −3
0 0 0 1 1 3 0 0 0
F3=F2F = ( 3 3 9 )( 5 2 6 )= (0 0 0) = O
−1 −1 −3 −2 −1 −3 0 0 0
Karena F3= O, maka F adalah nilpoten indeks 3
6. Matriks Invers
Andaikan A = (𝑎𝑖𝑗 ) dan B = (𝑏𝑖𝑗 )dua matriks persegi berdimensi sama sehingga
berlaku :
AB = BA = I, maka B disebut invers A ditulis dengan B = A-1. Atau A invers B
ditulis dengan A = B-1.
Dengan demikian bentuk:
AB = BA = I
AA-1= A-1A=I atau juga B-1B=BB-1=I
Suatu matriks yang mempunyai invers disebut matriks yang invertible atau
matriksnon singular.
Contoh 1.18:
1 2 3 6 −2 −3
Matriks (1 3 3) dan (−1 1 0 ) saling invers, sebab:
1 2 4 −1 0 1
1 2 3 6 −2 −3 1 0 0
(1 3 3) (−1 1 0 )= (0 1 0)= I
1 2 4 −1 0 1 0 0 1
Maple Code
Andaikan invers dari matriks A adalah A-1 dan invers dari matriks B adalah B-1 maka
berlaku sifat (AB)-1= B-1A-1.
7. Transpose Matriks
Transpose matriks diperoleh dengan menukar baris menjadi kolom seletak, atau
sebaliknya. Transpose dari matriks 𝐴biasanya dinotasikan dengan 𝐴𝑇 .
Dalam notasi adalah sebagai berikut:
A = (𝑎𝑖𝑗 ) AT = (𝑎′𝑖𝑗 ) dimana 𝑎′𝑖𝑗 = 𝑎𝑗𝑖
Misalkan 𝐴𝑚𝑥𝑛 dengan
𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 𝑎23 … 𝑎2𝑛
A = 𝑎31 𝑎32 𝑎33 … 𝑎3𝑛
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝑎
( 𝑚1 𝑎𝑚2 𝑎𝑚3 … 𝑎𝑚𝑛 )
Contoh 1.19:
1 4 5 1 2 3
𝑇
Misalkan A = (2 0 3), maka transpose dari 𝐴 adalah 𝐴 = (4 0 3)
3 3 2 5 3 2
Maple Code
Dari definisi transpose matriks tersebut diturunkan beberapa sifat yang berhubungan
dengan transpose matriks, yaitu:
1. (AT)T = A
2. (A + B)T = AT + BT
3. (AB)T = BT AT
Contoh 1.21 :
0 −2 3 0 2 −3 0 −2 3
C=( 2 0 −4); CT = (−2 0 4 )=-( 2 0 −4) = -C
−3 4 0 3 −4 0 −3 4 0
Karena CT= -C maka C adalah matriks simetri miring.
Maple Code
9. Conjugate Matriks
Misalkan 𝐴adalah matriks dengan elemen-elemen dalam matriksnya merupakan
bilangan kompleks. Untuk bilangan kompleks z = a+bi maka conjugate bilangan
kompleks z dinotasikan dengan 𝑧̅= ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑎 + 𝑏𝑖 = 𝑎 − 𝑏𝑖. Conjugate dari 𝑧̅adalah 𝑧̿ =
̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑎 − 𝑏𝑖 = 𝑎 + 𝑏𝑖 = 𝑧. Jadi conjugate dari conjugate bilangan kompleks adalah
dirinya sendiri.
Andaikan A adalah suatu matriks dengan elemen-elemen bilangan kompleks, maka
conjugate dari matriks dinotasikan dengan 𝐴̅ adalah suatu matriks yang diperoleh
dengan mencari conjugate dari setiap elemen-elemen matriks A.
Contoh 1.22:
1 − 2𝑖 −5𝑖 7 1 + 2𝑖 5𝑖 7
A=( ); 𝐴̅ = ( )
−2 + 𝑖 9 + 3𝑖 4 − 9𝑖 −2 − 𝑖 9 − 3𝑖 4 + 9𝑖
bilangan yang sama dengan conjugatenya. Jadi elemen diagonal dari matriks
hermitian adalah bilangan real.
Contoh 1.23:
−2 2 + 3𝑖 𝑖
Tunjukkan bahwa A = (2 − 3𝑖 3 −3 − 3𝑖 ) adalah hermitian!
−𝑖 −3 + 3𝑖 7
Solusi:
−2 2 − 3𝑖 −𝑖
𝐴̅ = (2 + 3𝑖 3 −3 + 3𝑖 )
𝑖 −3 − 3𝑖 7
−2 2 + 3𝑖 𝑖
(𝐴̅)𝑇 = 𝐴𝐻 = (2 − 3𝑖 3 −3 − 3𝑖 ) =A
−𝑖 −3 + 3𝑖 7
Jadi A adalah Hermitian.
bilangan yang sama dengan negatif conjugatenya. Jadi elemen diagonal dari matriks
hermitian adalah bilangan 0 atau bilangan imajiner.
Contoh 1.24:
2𝑖 −3 + 𝑖 5 − 4𝑖
Tunjukkan bahwa C = ( 3 + 𝑖 0 −2 − 7𝑖 ) adalah skew hermitian!
−5 − 4𝑖 2 − 7𝑖 −8𝑖
Solusi:
−2𝑖 −3 − 𝑖 5 + 4𝑖
̅
𝐴 = ( 3−𝑖 0 −2 + 7𝑖 )
−5 + 4𝑖 2 + 7𝑖 8𝑖
−2𝑖 3−𝑖 −5 + 4𝑖
(𝐶̅ )𝑇 = 𝐶 𝐻 = (−3 − 𝑖 0 2 + 7𝑖 ) = -C
5 + 4𝑖 −2 + 7𝑖 8𝑖
(√2 √2
Tunjukkan bahwa matriks C = 𝑖 −𝑖 ) adalah uniter!
√2 √2
Solusi:
1 1 1 −𝑖
(√2 √2
𝐶̅ = −𝑖 𝑖 ); CH = (√2
1
√2
𝑖
)
√2 √2 √2 √2
1 −𝑖 1 1
1 0
(√2 √2
CHC=(√2
1
√2
𝑖
) 𝑖 −𝑖 ) =( ) =I
0 1
√2 √2 √2 √2
Solusi:
2 3
AT= ( )
−3 2
2 −3 2 3 13 0
AAT= ( )( )= ( )
3 2 −3 2 0 13
2 3 2 −3 13 0
ATA = ( )( )= ( )
−3 2 3 2 0 13
Jadi, A adalah matriks normal.
Maple Code
LATIHAN SOAL!
2 3 0 −2
1. Diketahui matriks-matriks F = (1 3
−1 2); G = (3); H = ( 4 1 2 );
4 −5 7 −3
2 1 1 2 1 0 0 0
2 −1 1 3
3 −1 −3 1 0 1 0 0
K=( ); L = (1 1 1 2 ) ; I= ( )
4 4 5 −2 0 0 1 0
3 −3 2 −1
1 0 −1 2 0 0 0 1
Berturut-turut sebagai matriks F = (fij), G = (gij),H = (hij),K = (kij),L = (lij),I = (iij)
a. Tentukan elemen f13, g21, h32, k43, l34 dan i24.
b. Tentukan dimensi dari matriks F, G, H, I, K dan L tersebut!
c. Mana yang merupakan matriks persegi?
d. Mana saja vektor baris F, H dan K?
e. Mana saja vektor kolom H, I, K dan L?
3𝑏 0 2 0
2. Carilah nilai a, b, dan c jika matriks ( )=( )!
1 2𝑎 𝑎 𝑐
1 sin 0𝑜 0 𝑝+𝑞 1 0
3. Carilah nilai p, q dan r jika (sin 0𝑜 sin 0𝑜 1 )= ( 0 2𝑟 1) !
1
1 sin 0𝑜 𝑝−𝑞 1 3
√3 0
4. Diketahui matriks-mtriks
−1 2 0 −1 0 3 2 3 −1
K= ( 3 4 −1) ; L= ( 2 2 2) dan M = ( 1 2 −2)
2 0 1 1 0 1 −1 0 −4
Hitunglah:
a. K+L
b. L-M
c. 2K + 3 (L+M)
d. 2M – 3(K+L)
5. Diketahui matriks-matriks berikut:
3 0 1 5 2
4 −1 1 4 2
A = 1 2 ; B= ( ); C = ; D = 1 0 1 ;
0 2 3 1 5
1 1 3 2 4
6 1 3
E = 1 1 2
4 1 3
Hitunglah:
a. (2DT-E)A
b. (4B)C+2B
c. DTET- (ED)T
6. Tunjukkan bahwa:
a. Hasil kali dua matriks segitiga atas adalah matriks segitiga atas juga.
b. Hasil kali dua matriks segitiga bawah adalah matriks segitiga bawah juga.
7. a. Andaikan A matriks persegi, p dan q bilangan bulat positif, tunjukkan bahwa
ApAq = AqAp.
b. Tunjukkan juga bahwa ApAq = Ap+q
c. Jika A dan B commute, buktikan juga bahwa Ap dan Bq juga commute.
1 2
8. Diketahui matriks A =( )
0 1
1 𝑘
a. Andaikan S = ( ), hitunglah AS dan SA!
0 1
b. Berdasarkan hasil (a) tersebut berapakah An?
1 0 2
9. Tunjukkan bahwa matriks P =(2 −1 3) adalah invers dari matriks
4 1 8
−11 2 2
Q = ( −4 0 1 )!
6 −1 −1
10. Andaikan invers dari matriks A2 adalah B. Tunjukkan bahwa invers dari matriks
A adalah AB!
1
𝑥
11. Jika A = (√5
2 ) adalah orthogonal, carilah nilai x dan y!
𝑦
√5
12. Tunjukkan bahwa matriks B = kI + A adalah matriks normal, dimana k adalah
skalar serta A matriks simetri miring.